CHAPTER 7 : YOU MAKE ME BEGIN, HYEONG!
Title: Bangtan Fear Street
Cast: Jin, Suga, Namjoon, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook
Lenght: Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95}
Semua visualisasi member Bangtan disini based on MV "Blood, Swet, Tears" ya.
CHAPTER 7 : YOU MAKE ME BEGIN, HYEONG!
.
JIMIN POV
Tiba-tiba Yoongi hyeong memiringkan kepalanya dan menempelkan bibirnya di bibirku.
DUAR! DUAR!
Petir bergemuruh sangat kencang dan seketika itu juga langit menjadi sangat gelap.
Yoongi hyeong melumat bibirku dan aku hanya bisa terdiam membeku.
Yoongi hyeong melepaskan ciumannya, lalu menatap kedua bola mata kecilku.
"Aku menyukaimu... Sejak pertama kali melihatmu masuk ke dalam rumah ini..." sahutnya.
Membuatku kehabisan kata-kata.
Yoongi hyeong tersenyum. Senyuman yang sangat cool di mataku.
Aku rasa aku sudah gila!
Mengapa... Detak jantungku jadi tidak karuan begini?
"Aku tidak memintamu menjawab perasaanku sekarang.. Kau butuh waktu untuk berpikir kan? Berpikirlah dulu... Tapi ingatlah satu hal, yaitu aku menyukaimu.. Park Jimin..." sahut Yoongi hyeong sambil mengacak pelan poniku.
Aku, dengan idiotnya, hanya bisa menganggukan kepalaku.
Dan aku merasa tiba-tiba sekujur tubuhku merinding. Mengapa langit tiba-tiba segelap ini?
"Ayo masuk, sebentar lagi hujan yang sangat deras akan turun..." sahut Yoongi hyeong sambil menarik tanganku.
Dan aku akhirnya pasrah, mengikutinya masuk ke dalam rumah, sambil tangan kanannya terus menggenggam tangan kiriku.
Yoongi hyeong membuka pintu, dan melepaskan genggamannya di tanganku.
"Ah... Apa yang kukatakan padamu ini, rahasiakan ya... Aku tak ingin keadaan kacau jika yang lain tahu.. Mereka akan membunuhku, karena diantara mereka, ada juga yang menyukaimu.. Aku ingin kau pastikan dulu perasaanmu padaku, baru kita bicarakan ini dengan mereka.." sahut Yoongi hyeong sambil menatap tajam ke arahku.
Tatapan yang memabukanku.
Aku menganggukan kepalaku. Seolah terhipnotis oleh aura dan pesona yang dimiliki pria berambut hitam pekat dihadapanku ini.
.
.
.
NAMJOON POV
"Kalian darimana saja?" sahut Jungkook ketika Yoongi hyeong dan Jimin berjalan masuk ke dalam rumah.
"Berkencan~" sahut Yoongi hyeong dengan santainya sambil berjalan menuju tangga.
"Uh?" Jimin menatap Yoongi hyeong dengan tatapan terkejut.
"Kalian berkencan?" tanya Jungkook dengan membulatkan kedua bola matanya.
"Bercanda.. Hahaha~" sahut Yoongi hyeong sambil berjalan menaiki anak tangga, kurasa ia berjalan menuju kamarnya.
"Ne~ Yoongi hyeong hanya bercanda~" sahut Jimin sambil tersenyum dan menatap ke arah Jungkook. "Kau sudah kembali?"
Jungkook tersenyum, menampilkan sederetan gigi kelincinya. "Aku kan sudah janji padamu akan menemanimu jika sore tiba~"
"Aigoo~ Gumawo, Jungkook a~" sahut Jimin sambil tersenyum.
"Ah~ Ayo kita bantu Jin hyeong menyiapkan makan malam, hyeong!" sahut Jungkook sambil berjalan menarik Jimin menuju dapur dengan senyuman di wajahnya.
Geu pabo Jeon Jungkook...
"Kau juga prihatin padanya?" sahut Hoseok tiba-tiba, entah sejak kapan ia berdiri disampingku.
"Kkamjakkiya!" sahutku karena terkejut.
"Waeyo, Namjoon a? Kau terkejut hanya karena ucapanku? Ah... Aku tahu kau pasti sedang melamun, memikirkan bocah itu kan?" sahut Hoseok.
Aku masih tidak habis pikir mengapa Hoseok selalu bisa membaca jalan pikiranku.
Apa karena kami sama-sama kelahiran 1994?
Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaan Hoseok.
"Mengapa tidak kau katakan lagi semua isi hatimu padanya?" sahut Hoseok. "Kau takut... Ditolak lagi olehnya?"
Aku menatap Hoseok. "Ini semua karena Yoongi hyeong... Hati Jungkook begitu dipenuhi oleh Yoongi hyeong... Bagaimana mungkin aku bisa berharap lebih darinya?"
"Cih~ Kau pria macam apa, menyerah sebelum berjuang..." sahut Hoseok sambil memukul pelan bahuku.
Aku menatap Hoseok dan tersenyum. "It's me, dude~ I am me~"
.
.
.
JIMIN POV
Jungkook menemaniku mengobrol malam ini.
Kami duduk di ruang menonton dan menonton televisi bersama.
"Aku ke kamar mandi sebentar ya, hyeong~" sahut Jungkook.
Aku menganggukan kepalaku.
Hujan masih turun dengan sangat deras di luar sana.
Petir terus bergemuruh. Dan tiba-tioba saja.
JLEP!
Listrik padam.
Dan kegelapan pekat mengelilingiku.
Aku kesulitan untuk melihat apapun, semua benar-benar kegelapan yang sangat pekat!
Dan tiba-tiba saja aku melihat sebuah sosok yang bercahaya berjalan menuju ke arahku!
Sosok itu begitu terang sehingga aku tak bisa melihat wajahnya, namun ia memiliki sepasang sayap hitam!
Sosok yang kulihat tadi siang di kaca kamarku?
Aku terdiam menatap sosok bersayap itu menghampiriku, dan tiba-tiba saja nafasku terasa sesak, sangat sesak.
Aku ingin berteriak, namun suaraku tak bisa keluar.
Aku berusaha kabur namun kakiku kaku dan tak bisa kugerakkan!
Aku berusaha melakukan berbagai cara untuk kabur namun sia-sia.
Aku membeku di tempat.
"Jangan berpikir untuk lari dariku..." sahut sosok itu dengan suara beratnya.
Suara yang tak asing di telingaku, namun dimana aku pernah mendengarnya?
Dadaku semakin sesak.
DUAR!
Petir bergemuruh begitu kencang.
Dan tiba-tiba saja lampu kembali menyala. Dan sosok bersayap itu menghilang.
Igo mwoya...?
Tak lama kemudian Jungkook berjalan kembali ke ruang nonton dan duduk disampingku.
Aku menatap Jungkook.
Jungkook menatapku dengan ekspresi polosnya. "Kenapa kau melihatku, hyeong?"
"Barusan mati listrik... Apa kau tidak ketakutan di kamar mandi?" tanyaku.
Jungkook membelalakan kedua matanya. "Mati listrik?"
Aku menganggukan kepalaku. "Barusan kan sempat mati listrik..."
Jungkook memiringkan kepalanya. "Daritadi aku di kamar mandi hingga kembali kesini, listriknya baik-baik saja..."
Mwoya igo? Aku menatap Jungkook. "Kau jangan bercanda, Jungkook a..."
"Jinjja, hyeong.. Memang kapan lampunya padam?" tanya Jungkook padaku.
"Tak lama kau ke kamar mandi... Dan barusan saja menyala!" Aku menatap dengan bingung ke arah Jungkook.
"Dan aku bahkan melihat... Sesosok makhluk bersayap... Disini..." sahutku.
Jungkook menatapku sejenak, lalu memeluk tubuhku. "Hyeong, aku rasa kau sangat kelelahan ya bekerja disini? Mengapa imajinasimu seaneh ini?"
"Imajinasi?" sahutku dalam pelukan Jungkook.
Jungkook melepaskan pelukannya. "Aku yakin kau barus saja berhalusinasi..."
Aku menatap Jungkook. "Haruskah aku beristirahat? Apa memang aku kelelahan?"
Jungkook menganggukan kepalanya. "Kembalilah ke kamarmu, hyeong~ Waktunya kau tertidur..."
Aku memilih untuk masuk ke dalam kamarku.
Dan lagi-lagi sosok mengerikan itu menggangguku.
Dengan bentuk yang berbeda.
Apakah ini mimpi lagi? Imajinasiku lagi? Haruskah aku... Mengabaikan semua yang kulihat saat ini?
Sesosok wanita dengan rambut panjang. Darah mengalir dari bola mata kirinya yang rusak seperti habis ditusuk-tusuk oleh benda tajam!
Kedua pipinya penuh sayatan dan mengalirkan darah juga. Tangannya buntung dua-duanya, dan wujud dihadapanku itu tidak memiliki kaki.
Tubuhnya hanya sampai pinggang, dan melayang, berada tepat di atas kasurku. Bajunya compang camping dan dipenuhi dengan banyak bercak darah.
Aku bahkan kini melihat dengan jelas bahwa perutnya sobek.
Dan wanita itu menatapku. Dengan tatapan memohon. Seolah mencoba meminta tolong padaku dengan tatapan nanarnya.
Aku lagi-lagi tidak bisa bernafas.
Tidak bisa menjerit, tidak bisa bergerak. Tubuhku kaku. Hanya ada keringat dingin yang terus menetes dari dahiku.
Kali ini sosok apa lagi yang muncul dihadapanku?
Apa ini lagi-lagi, imajinasiku?
Tapi mengapa semua terasa... Nyata?
Sosok wanita itu menghampiriku perlahan, melayang menghampiriku.
Aku sama sekali tak bisa bergerak.
DUAR!
Petir kembali bergemuruh dengan cahaya kilatnya.
Dan sosok itu menghilang.
Tubuhku langsung terjatuh duduk, sekujur tubuhku terasa lemas.
Air mataku kembali menetes.
Sebenarnya, apa yang sedang terjadi padaku akhir-akhir ini?
.
.
.
YOONGI POV
Aku menatap hujan yang lagi-lagi tak kunjung henti di luar sana dari jendela kamarku.
Psikopat itu, kembali berulah.
Aku bisa merasakan auranya. Begitu kuat.
Petir di langit kali ini menunjukkannya.
Bahwa lagi-lagi ia beraksi dengan kegilaannya!
Jungkook! Aku harus segera ke kamarnya sebelum sosok itu kembali menemuinya!
Aku segera berlari menuju kamar Jungkook dan mengetuk pintu kamarnya.
"Jungkook a, kau ada di dalam?" tanyaku sambil mengetuk pintu kamarnya.
Tak lama kemudian ia membuka pintu kamarnya dengan wajah lugunya itu. "Waeyo, hyeong?"
Aku berjalan masuk ke dalam kamarnya dan duduk di sofa yang ada di kamarnya.
"Psikopat itu berulah lagi... Aku akan menemanimu malam ini agar sosok mengerikan itu tidak mengganggumu... Bukankah kau bilang, ia hanya berani muncul dihadapanmu setiap kau sendirian saja?"
Jungkook menganggukan kepalanya. "Apa benar ia berulah lagi?"
"Sudah kukatakan, ikatan batin kami kuat.. Aku bisa merasakan aura psikopat itu setiap ia berulah... Entahlah, mungkin karena kami sama-sama berasal dari Daegu atau apa alasannya yang lebih tepatnya aku juga kurang mengerti..." sahutku sambil menatap Jungkook.
"Jadi, malam ini kau akan menemaniku tidur disini?" tanya Jungkook dengan tatapan penuh rasa terharu di kedua bola matanya.
Aku tersenyum sekilas sambil menganggukan kepalaku. "Dimana lagi kau bisa menemukan hyeong sebaik diriku, huh?"
.
.
.
JUNGKOOK POV
Aku mana bisa tidur jika Yoongi hyeong terbaring disampingku seperti ini?
Aku menatap wajahnya dari samping.
Yoongi hyeong sudah tertidur sangat lelap. Sementara detak jantungku begitu cepat sampai aku tak bisa tertidur.
Aku menatap wajahnya, dan lagu ciptaanku itu kembali melintas di benakku.
Lagu yang kuciptakan untuk pria mungil tampan bernama Min Yoongi.
Aku tahu persis, jika Yoongi hyeong sudah tertidur lelap, ia tidak akan bangun, jadi aku menatap wajahnya sambil berbaring disampingnya dan menyanyikan lagu itu.
Berharap agar ia bermimpi indah mendengar laguku untuknya ini.
"The fifteen year old me who didn't have anything
The world was so big, I was so small
Now I can't even imagine it
Now I can't even imagine myself
who used to have no scent, who used to be empty
Love you my brother, thanks to my brothers
I now have emotions I became me
So I'm me
Now I'm me
You make me begin
You make me begin
You make me begin
(Smile with me smile with me
smile with me)
You make me begin
(Smile with me smile with me)
I can't stand
you crying
I want to cry instead
Although I can't
You make me begin
You make me begin
You make me begin
(Cry with me cry with me
cry with me)
You make me begin
(Cry with me cry with me)
I feel like I'm going to die when hyung is sad
When hyung is in pain, it hurts more than when I'm in pain
Brother let's cry cry let's just cry
I don't know sadness well, but I'll just cry
Because because
You made me again
You made me again
You made me again
(Fly with me fly with me
fly with me)
You made me again
(Fly with me fly with me)
You make me begin
You made me again"
Dan ingatanku kembali ke empat tahun yang lalu, ketika aku berusia lima belas tahun.
Aku, yang tidak memiliki apapun dalam diriku. Aku, yang terlihat sangat kecil di dunia yang begitu besar ini.
Ketika pertama kali aku pindah ke tempat itu, sambil menangis karena merindukan appa dan eomma.
Dan sosok pria bertubuh mungil itu menghampiriku.
Menyapaku, berusaha menenangkanku, dan memberikan warna baru dalam hidupku.
Aku, seorang lima belas tahun Jeon Jungkook, yang tidak memiliki apapun.
I am, who used to have no scent, who used to be empty... Pada akhirnya menemukan duniaku yang baru. I find my own scent.
Semua karena pria bernama Min Yoongi.
Aku terus menatap wajah Yoongi hyeong, lalu berbisik di telinganya, walau aku tahu ia tidak mendengarnya.
"You make me begin... Promise to smile with me, hyeong..." bisikku di telinga Yoongi hyeong.
Dan tak lama kemudian aku tertidur, sangat lelap, sambil memeluk erat tubuh Yoongi hyeong.
.
.
.
NAMJOON POV
Jin hyeong masuk ke dalam kamarku.
Dan memintaku menemaninya karena ia tidak mau tidur sendirian dalam kamarnya.
"Ada apa lagi, hyeong? Apa statue di kamarmu itu... Kembali meneteskan air mata hijaunya?" tanyaku sambil menatap wajah Jin hyeong yang terlihat agak pucat.
Jin hyeong menggelengkan kepalanya. "Kulitnya seolah retak..."
"Cih! Ia melakukannya lagi? Pantas aku belum melihatnya semalaman ini..." sahutku sambil menatap Jin hyeong.
"Ia harus melakukan itu... Aku tahu ia harus melakukan itu... Jika tidak, maka ia tidak akan bisa hidup dengan tenang kan? Kau juga tahu itu Namjoon a..." sahut Jin hyeong.
"Dan kau... Masih bermimpi terus bersama dengannya?" sahutku sambil menatap wajah Jin hyeong.
"Aku bahkan tidak berniat bangun dari mimpiku..." sahut Jin hyeong sambil menundukkan kepalanya.
"Dan kau selalu memaksakan mendekatiku untuk menjadi pelampiasanmu, padahal kau tidak juga bisa berpaling darinya.. Aigoo~ Betapa malangnya nasibku ini, hehehe~" sahutku sambil mencoba tersenyum, menghibur Jin hyeong yang kutahu bagaimana perih perasaannya saat ini.
"Karena hanya kau yang paling mengerti perasaanku, hanya kau disini yang paling bisa memahami... Betapa menderitanya aku..." sahut Jin hyeong sambil merebahkan tubuhnya di kasurku, tepat disampingku.
"Tidurlah, hyeong~ Semoga pelukanku ini bisa menenangkanmu... Seperti biasanya.." sahutku sambil berbaring dan memeluk tubuh Jin hyeong.
"Gumawo, Namjoon a" sahut Jin hyeong sambil memejamkan kedua bola mata indahnya.
.
.
.
YOONGI POV
Aku berjalan turun ke dapur karena merasa sangat haus.
Jungkook kulihat tertidur sangat lelap, dan jarum jam sudah memukulkan pukul 02.07 AM.
Seharusnya ia akan baik-baik saja kan kalau aku tinggal sebentar ke bawah?
Lampu di lantai satu sudah padam semuanya, hanya kamar Jimin yang lampunya menyala.
Aku sudah terbiasa dikelilingi kegelapan, karena itu aku berjalan menuju dapur tanpa menyalakan lampu.
Aku takut jika aku menyalakan lampu dan Jimin sedang terbangun, ia akan terkejut dengan lampu yang tiba-tiba menyala.
Ah, mengapa aku jadi semakin sering memikirkannya? Apa ia benar-benar memiliki aura sekuat itu sampai membuatku sebegini menyukainya?
Hahaha... Aneh memang...
Aku pelan-pelan membuka kulkas agar Jimin tidak mendengarku, dan mengambil sekaleng soda.
Aku duduk sejenak di kursi meja makan, namun tiba-tiba sebuah cahaya yang menyilaukan muncul tepat dihadapanku, berjalan masuk dari ruang utama ke dalam dapur.
Aku memicingkan mataku.
Dan sosok itu kini berdiri dengan sangat jelas di depanku.
Sang psikopat dengan sayap hitamnya.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top