CHAPTER 20 : WHO IS PARK JIMIN?
Title: Bangtan Fear Street
Cast: Jin, Suga, Namjoon, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook
Lenght: Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95}
Semua visualisasi member Bangtan disini based on MV "Blood, Swet, Tears" ya.
CHAPTER 20 : WHO IS PARK JIMIN?
.
JIMIN POV
Tubuhku kembali terasa sangat kaku! Tubuhku membeku, tak bisa digerakkan.
Mulutku tak bisa kubuka sama sekali, dan keringat dingin kembali membasahi tubuhku.
Kelima sosok itu...
Berjalan...
Menghampiriku!
Dan kali ini aku bisa mendengar suara-suara rintihan mereka...
Seolah... Memperingatkanku.. Akan suatu hal...
"Menjauhlah... Dari... Min Yoongi..."
"Jangan berani-beraninya.. Menolak Taehyung..."
"Menjauhlah... Dari mereka semua..."
"Pergilah... Selagi kau bisa..."
Semua suara itu terus terdengar berulang-ulang di telingaku, diiringi dengan rintihan-rintihan kesakitan.
Mereka terus berjalan menghampiriku... Dan suara itu terus terdengar berulang-ulang di telingaku.
Ada apa sebenarnya?
Dan tiba-tiba saja Taehyung membuka pintu kamar Jimin, membuat kelima sosok mengerikan it menghilang seketika, dan tubuh Jimin kembali bisa digerakan.
Jimin menatap Taehyung dengan tatapan penuh ketakutan.
Taehyung, yang memang sudah dari tadi merasakan aura yang tidak enak dari dalam kamar Jimin, segera menghampiri Jimin dan memeluk tubuh Jimin yang sudah dibasahi keringat dingin.
"Tae.. Taehyung a... Ada apa sebenarnya... Dengan rumah ini?" sahut Jimin sambil berusaha mengatur nafasnya dalam pelukan Taehyung.
Taehyung memicingkan matanya. "Apa... Yang barusan saja kau lihat?"
Jimin menjelaskan kelima sosok yang dilhatnya barusan, membuat Taehyung membelalakan kedua bola matanya.
Deskripsi yang disebutkan Jimin cukup membuat Taehyung mengenali siapa saja yang barusan menghampiri Jimin!
"Mereka... Terus menatapku dengan tatapan yang mengerikan.. Dan aku bisa mendengar suara-suara mereka... Mengatakan sesuatu yang aneh..." sahut Jimin sambil mulai menangis dalam pelukan Taehyung.
"Apa... Yang mereka katakan?" tanya Taehyung.
"Agar aku... Menjauh darimu dan Yoongi hyeong... Mereka.. Seolah menyuruhku pergi.. Dari rumah ini..." sahut Jimin sambil terus terisak dalam tangisnya.
"Sialan!" gerutu batin Taehyung.
"Itu hanya halusinasimu, Jimin a... Tidak ada apa-apa dengan rumah ini.. Semua baik-baik saja..." sahut Taehyung.
Dan tak lama kemudian, Jimin tertidur pulas dan pelukan Taehyung.
Taehyung membaringkan tubuh Jimin di atas kasur dan menatap Jimin.
"Mengapa aku... Ataupun V... Tidak memiliki keinginan sama sekali untuk membunuhmu? Padahal kau sudah menolakku dan memilih bersama Yoongi hyeong..." gumam Taehyung sambil menatap tubuh Jimin yang terbaring di hadapannya.
Dan seketika itu juga aura keemasan kembali terlihat begitu jelas dari sekujur tubuh Jimin.
Membuat tubuh Taehyung terlonjak beberapa langkah ke belakang.
"Aura itu... Semakin kuat... Siapakah.. Park Jimin sebenarnya?" gumam Taehyung.
.
.
.
YOONGI POV
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.04 AM ketika pintu kamarku diketuk.
"Hyeong, boleh aku masuk?"
Suara psikopat itu.
"Masuk saja..." sahutku yang belum lama terbangun karena pianoku tiba-tiba berbunyi lagi, walau hanya sejenak.
Taehyung masuk ke dalam kamarku dan menataoku dengan tajam.
"Mereka.. Barusan mendatangi Jimin..." sahut Taehyung.
"Uh?" Aku memicingkan mataku menatap Taehyung.
"Kelima pelayan kita sebelumnya, baru saja mendatangi Jimin..." sahutnya.
"Bagaimana... Kau bisa tahu?" sahutku sambil terus memicingkan mataku.
"Aku terbangun karena tiba-tiba merasa ada sesuatu yang aneh.. Aku merasakan hawa yang begitu mencekam di lantai bawah, jadi aku ke bawah, dan benar saja, mereka berlima tengah mendatangi Jimin.." sahutnya.
"Mengapa aku tidak merasakan apa-apa?" sahutku.
"Karena kau selalu tertidur terlalu pulas, hyeong.. Cih..." sahut Taehyung dengan wajah meremehkanku. "Padahal kau bilang kau kekasihnya, tapi mengapa justru aku yang menolong Jimin kali ini?"
"Tutup mulutmu, imma.." gertakku.
"Dan satu hal lagi.. Jimin bilang, mereka memperingatkan Jimin untuk menjauhiku dan kau, hyeong.. Jimin bilang mereka menyuruh Jimin segera pergi dari rumah ini.." sahutnya.
Kedua bola mataku terbelalak. "Mereka... Bilang begitu?"
"Aku rasa... Mereka berusaha menyelamatkan Jimin, bukan mengganggunya..." sahut Taehyung.
"Mengapa mereka... Berusaha menyelamatkan Jimin?" Aku memiringkan kepalaku.
"Dan aura aneh itu... Kembali terpancar dari sekujur tubuhnya barusan..." sahut Taehyung.
"Aura? Ah... Aura keemasan yang mengelilingi tubuhnya? Kau juga... Menyadari hal itu ketika ia pertama kali datang kesini?" sahutku sambil terkejut.
Taehyung menganggukan kepalanya. "Kau juga menyadarinya? Berarti hanya kita berdua yang mengetahuinya karena setahuku, yang lain hanya berkata aura Jimin berbeda namun tak pernah menyebutkan aura keemasan itu.."
"Aura itu.. Muncul lagi?" tanyaku, diiringi anggukan kepala Taehyung.
"Dan anehnya... Aku sama sekali tidak berniat membunuhnya padahal ia sudah memilihmu dan menolakku..." sahut Taehyung.
Aku menatap Taehyung.
"Siapakah Park Jimin sesungguhnya?" sahut Taehyung sambil menatapku.
Aku menggelengkan kepalaku. "Aku... Juga penasaran..."
.
.
.
JUNGKOOK POV
Aku terbangun dengan tubuh yang dibasahi keringat dingin.
Aku bermimpi sangat buruk, lagi.
Aku bermimpi ada tiga sosok mengerikan yang mengejar-ngejarku... Dan ketiga sosok itu, adalah sosok ketiga pelayan kami yang ditemukan meninggal tak jauh dari rumah kami beberapa waktu yang lalu dengan sangat mengenaskan.
Dan aku sudah bermimpi dikejar mereka sejak beberapa bulan yang lalu.
Mengapa.. Mereka mengejarku dalam mimpi-mimpiku?
Apa kematian mereka... Ada hubungannya denganku?
Aku duduk di atas kasurku dan menghapus keringatku...
Kepada siapa seharusnya aku menceritakan hal ini? Aku sudah sejak lama ingin menceritakan hal ini kepada seseorang sebagai teman untuk kuajak bicara, namun aku tidak tahu harus kepada siapa aku harus bertanya.
Aku ingin menceritakan pada Yoongi hyeong, namun selalu tidak menemukan waktu yang tepat..
Dan sekarang... Aku bahkan sudah tidak berhak menceritakan hal ini kepada Yoongi hyeong.. Karena Yoongi hyeong. Sudah memiliki Jimin hyeong sekarang..
Dan aku.. Harus belajar melupakan Yoongi hyeong... Mulai detik ini...
Tiba-tiba terdengar suara dari depan kamarku.
"Jungkook a, kau sudah bangun? Ayo turun, sarapan..." sahut Jin hyeong dari depan kamarku.
"Oke, hyeong! Aku akan segera turun.." teriakku dari dalam kamar.
.
.
.
AUTHOR POV
Ketujuh pria itu sudah duduk di meja makan untuk sarapan.
Taehyung dan Yoongi menatap Jimin.
Wajah Jimin terlihat agak pucat pagi itu. Sepertinya ia masih syok karena didatangi kelima sosok mengerikan itu semalam.
"Jimin hyeong, kau tidak apa-apa?" tanya Jungkook tiba-tiba.
Jimin menatap Jungkook. "Uh? Waeyo, Jungkook a?"
Kini semua pandangan tertuju pada Jimin.
"Aku? Kenapa?" tanya Jimin dengan ekspresi polosnya.
"Wajahmu... Terlihat pucat, Jimin a..." sahut Hoseok.
"Majjayo.. Apa kau tidak enak badan lagi?" tanya Jin.
Namjoon menatap Jimin sambil memiringkan kepalanya.
"Apa Jungkook mulai mengganggunya semalam?" gumam batin Namjoon.
Jimin menatap Taehyung sekilas. Taehyung menatap Jimin.
"Semalam.. Jimin bermimpi buruk... Karena itu mungkin jadi ia seperti kelelahan..." sahut Taehyung.
Membuat semua pandangan kini tertuju ke arah Taehyung.
"Mengapa kau tahu, hyeong?" tanya Jungkook.
"Semalam ada yang ingin kutanyakan kepada Jimin, dan saat membuka pintu kamarnya, wajahnya sedang ketakutan.. Jadi aku bertanya dan ia menceritakan mimpi buruknya padaku.." sahut Taehyung.
"Benar juga, mengapa Taehyung semalam bisa masuk ke kamarku tiba-tiba?" gumam batin Jimin.
"Majjayo.. Aku baik-baik saja, hehehe..." sahut Jimin, berusaha tersenyum.
.
.
.
NAMJOON POV
Aku segera mengajak Taehyung ke kamarku untuk bicara setelah kami selesai sarapan.
"Mengapa kau tiba-tiba bisa ke kamar Jimin semalam? Apa yang diceritakan Jimin padamu?" tanyaku ketika sudah berada dalam kamarku bersama Taehyung.
Taehyung memiringkan kepalanya. "Aku juga bingung ada apa sebenarnya... Karena Jimin bilang semalam ia didatangi lima sosok mengerikan di kamarnya.."
"Lima.. Sosok.. Mengerikan? Apa semalam, kau membunuh lagi?" tanyaku.
Taehyung menggelengkan kepalanya. "Kau tahu siapa kelima sosok itu?"
Aku menggelengkan kepalaku.
"Kelima pelayan kita yang mati di tangan Jungkook dan di tanganku... Mereka mendatangi Jimin untuk memperingatkan Jimin agar segera pergi dari rumah ini dan menjauh dariku dan Yoongi hyeong..." sahutnya dengan tatapan tajamnya.
Aku membelalakan kedua mataku. "Jinjja?"
Taehyung menganggukan kepalanya. "Menurutmu... Apa maksud dari semua ini? Mereka, tidak berusaha mengganggu Jimin... Justru mereka berusaha menyelamatkan Jimin.. Bukankah ini terdengar.. Agak aneh?"
"Mengapa mereka.. Berusaha menolong Jimin? Seperti kita semua di rumah ini.. Yang selalu berusaha untuk melindunginya juga?" tanyaku.
"Itu yang menjadi pertanyaanku.. Mengapa semua roh yang kubunuhpun mendatangi Jimin sebelum mereka pergi ke alam maut? Mengapa kelima pelayan itu mencoba memperingati Jimin? Mengapa... Kita tidak ada yang bisa membencinya padahal kita baru mengenalnya?" sahut Taehyung.
Aku memiringkan kepalaku.
"Siapa... Park Jimin sebenarnya?" sahut Taehyung.
Aku menatap Taehyung.
"Betul... Siapakah Park Jimin itu.. Sebenarnya?" sahutku.
.
.
.
YOONGI POV
Aku mengajak Jimin berjalan-jalan pagi setelah selesai sarapan.
Berkencan tentu saja.. Sekaligus ingin mendengar darinya langsung apa yang terjadi semalam.
"Udaranya segar kan? Semoga bisa membuat kondisimu membaik.." sahutku sambil berjalan dan menggenggam erat tangan kanannya dengan tangan kiriku.
Jimin mengadahkan kepalanya ke atas dan memejamkan matanya, menghirup udara sebanyak-banyaknya.
"Udaranya sangat segar, hyeong.. Gumawo sudah mengajakku jalan pagi~" sahutnya.
Aku tersenyum menatap wajahnya. "Syukurlah kalau kau suka..."
Kami berbincang-bincang akan beberapa hal, dan akhirnya aku memulai pembicaraan itu.
"Jimin a, kudengar dari Taehyung.. Semalam kau bermimpi buruk... Mimpi apa?" tanyaku.
Jimin menatapku sekilas, seolah tengah berpikir harus bercerita padaku atau tidak.
Dan akhirnya ia menceritakan semua kejadian semalam, persis seperti apa yang Taehyung ceritakan padaku semalam.
"Hyeong... Sebenarnya... Ada apa dengan rumah itu? Entah mengapa aku merasa, semua bukan halusinasiku... Mana mungkin aku terus menerus berhalusinasi, hyeong? Apa itu masuk akal?" tanyanya sambil menatapku.
Aku bingung bagaimana harus menjawab pertanyaannya.
"Bukankah kau pernah janji akan menjawabku jika aku menjawab pertanyaanmu mengenai sosok bersayap itu?" sahutnya sambil memajukan bibirnya dan memainkan gelang berwarna hijau muda yang dikenakannya di pergelangan tangan kirinya..
Majjayo! Aku pernah berjanji padanya.
Jadi, apa yang harus kukatakan sekarang?
Dan tiba-tiba saja, aku bisa melihat dengan sangat jelas.
Aura keemasan itu... Mulai terlihat lagi, mengelilingi sekujur tubuh Jimin.
Membuatku menatap Jimin sambil memicingkan kedua bola mataku.
"Siapa sebenarnya Park Jimin ini?" gumam batinku.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top