CHAPTER 16 : LOVE AND HURT

Title: Bangtan Fear Street

Cast: Jin, Suga, Namjoon, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook

Lenght: Chapter

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95}

Semua visualisasi member Bangtan disini based on MV "Blood, Swet, Tears" ya.

CHAPTER 16 : LOVE AND HURT

.

YOONGI POV

"Apa kau... Sering bercinta.. Dengan sosok bersayap hitam akhir-akhir ini?" tanyaku sambil menatap serius ke arah Jimin.

Aku bisa melihat ekspresi wajahnya yang begitu terkejut, seolah berkata, "Bagaimana ia bisa tahu?"

Aku menatap wajah Jimin. "Jawab saja dengan jujur, aku tidak akan marah.. Tapi kau harus siap-siap terkejut jika mengetahui siapa sosok itu sebenarnya..."

Jimin menatapku. Antara ketakutan, kebingungan, dan panik.

"Gwenchana, jinjja.. Aku tidak akan marah padamu... Aku hanya ingin... Mulai saat ini kau belajar untuk jujur padaku, akan semua hal... Bukankah kau kini kekasihku? Aku berharap kau bisa berkata jujur padaku akan semua hal yang kau alami..." sahutku.

"Hyeong..." Wajah Jimin menunjukkan rasa bersalah yang begitu dalam.

Aku menepuk pundaknya sambil menganggukan kepalaku. "Gwenchana..."

Jimin menganggukan kepalanya.

"Aku... Awalnya dipaksa oleh sosok bersayap itu untuk bercinta dengannya.. Aku tidak bohong! Aku selalu berusaha memberontak dan menolak, namun tenaganya... Terlalu kuat... Dan aku... Selalu disetubuhi dengan paksa olehnya... Namun, lama kelamaan, aku... Menikmati.. Semua sensai ketika berhubungan badan dengannya... Mianhae, hyeong..." sahutnya sambil berlinang air mata.

Aku memeluk tubuhnya yang bergetar karena menangis itu. Aku bisa melihat betapa ia sangat takut jika aku akan marah kepadanya.

Tenang saja, imma.. Aku tidak akan marah padamu...

Namun, aku marah, sangat marah, kepada si psikopat sialan itu.

Aku melepaskan pelukanku ketika tangis Jimin mulai mereda.

Aku menatap Jimin, matanya masih terlihat merah karena menangis.

Aku memegang kedua pipinya dengan kedua telapak tanganku, lalu aku memiringkan kepalaku, dan tanpa melihat sekitarku, aku langsung mencium bibirnya.

Bibir tebal yang selalu menggoda gairahku itu.

Aku melumat bibirnya dan aku bisa merasakan lumatan balik dari Jimin atas bibirku.

Kami berciuman, saling melumat, di kebun belakang rumah, melupakan bahwa selain kami, masih ada orang lain di rumah yang mungkin bisa saja dengan tidak sengaja melihat kami berciuman.

.

.

.

JUNGKOOK POV

Aku nyaris menjatuhkan gelas yang kupegang, ketika aku tak sengaja.. Melihat...

Yoongi hyeong tengah mencium bibir Jimin hyeong..

Di kebun belakang...

Saat itu aku hendak mencari Jimin hyeong, aku ingin memintanya menemaniku erbelanja ke mini market.

Aku tak menemukannya di kamarnya, jadi aku mencoba mencarinya ke kebun belakang.

Dan benar saja, ia memang ada disana...

Dengan Yoongi hyeong..

Tengah... Berciuman...

Seketika itu juga dadaku terasa sesak.

Nafasku terasa berhenti beberapa saat lamanya.

Aku... Tahu bahwa Yoongi hyeong menyukai Jimin hyeong...

Aku... Sudah mempersiapkan hatiku untuk merelakan Yoongi hyeong jika Jimin hyeong memang menyukainya juga...

Namun... Melihat mereka berciuman.. Tepat dihadapanku begini... Benar-benar membuat hatiku terasa seperti disayat-sayat oleh pisau milik Taehyung hyeong...

Aku segera berlari ke kamarku, dan aku berpapasan dengan Jin hyeong di tangga.

Ia baru saja turun ke bawah sementara aku baru saja mau naik ke atas.

Jin hyeong sepertinya menyadari air mataku.

"Jungkook a, waeyo?" tanya Jin hyeong sambil menatapku.

Aku mengabaikan ucapannya dan berlari sekencangnya menuju kamarku.

Aku menutup pintu kamarku dan langsung berbaring di atas kasurku.

Aku menangis sejadi-jadinya sambil memeluk erat bantal dalam pelukanmu.

Dan semua bayangan itu melintas dalam benakku.

Ingatanku kembali ke empat tahun yang lalu.

Ketika kedua orang tuaku menyadari, bahwa aku terlahir dengan keanehan..

Aku sering tertidur dengan tubuh mengambang di atas kasurku...

Aku baru menyadari, aku memiliki kekuatan aneh ini ketika aku pertama kali masuk SMP, namun aku menyembunyikannya dari kedua orang tuaku dan dari siapapun karena aku takut mereka akan menjauhiku dan menganggapku aneh.

Namun, malam itu, empat tahun yang lalu, ibu dan ayahku masuk ke kamarku tengah malam karena ingin memberikan kejutan ulang tahun kepadaku, dan tololnya aku lupa mengunci kamarku malam itu.

Mereka menemukan tubuhku tengah tertidur, melayang di udara tepat di atas kasurku.

Kedua orang tuaku berteriak dengan sangat kencang, dan karena ayahku memang memiliki penyakit jantung, saat itu juga serangan jantungnya kambuh karena terkejut melihat tubuhku melayang di udara, dan ayahku meninggal saat itu juga.

Ibuku sangat ketakutan dan menatapku dengan tatapan sangat penuh kebencian.

"Kau bukan anakku! Anakku sudah meninggal! Kau ini monster! Kau monster yang membunuh suamiku!" bentaknya kepadaku saat aku memanggilnya eomma dan memintanya memelukku karena aku sangat sedih dengan meninggalnya ayahku.

Saat itu juga aku mengetahui satu hal.. Yaitu.. Aku sudah dibuang... Oleh keluargaku...

Keesokan harinya aku dibawa ke tempat itu.

Aku terus menangis dan meronta, menolak ditempatkan disana..

Aku ingat betul, Jin hyeong sedang sibuk berkencan dengan Taehyung hyeong di sudut ruangan saat aku pertama kali masuk kesana.

Namjoon hyeong dan Hoseok hyeong menatapku dengan bingung karena aku terus meronta dan menangis, meminta agar aku dibebaskan dari tempat itu.

Namun, satu-satunya sosok bertubuh mungil di ruangan itu justru menghampiriku.

Yoongi hyeong... Ia yang pertama kali menghampiriku, menyapaku, menenangkanku, dan memelukku.

Itulah pelukan yang pertama kali kurasakan setelah meninggalnya appa.

Sebuah pelukan yang sangat ingin kuperoleh dari eomma, namun eomma justru membuangku ke tempat itu, dan Yoongi hyeong datang kepadaku, memelukku, menyambutku, dan semua perhatiannya memberikan warna baru dalam hidupku.

Yoongi hyeong yang menjelaskan padaku, akan semua keadaan kami disana...

Membuatku, merasa bahwa aku terhitung normal jika dibandingkan dengan kelima hyeong itu.

Yoongi hyeong bahkan sering memainkan pianonya untukku agar aku bisa tertidur lelap ketika aku masih sulit beradaptasi dengan lingkungan baruku di tempat itu.

Sejak detik itu, aku yakin, aku telah jatuh cinta sepenuhnya kepada Yoongi hyeong...

Tapi, kenyataannya... Cintaku untuknya selama empat tahun ini sia-sia...

Karena Yoongi hyeong justru memilih bersama Jimin hyeong yang baru dikenalnya, bukan memilih bersamaku yang sudah menemaninya selama empat tahun ini...

Aku benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan sekarang...

Tiba-tiba, aku berharap... Aku memiliki sosok V dalam tubuhku...

Agar aku bisa memutilasi orang-orang dengan seenaknya untuk melampiaskan emosi dan kekesalanku...

Ketimbang hanya bisa menangis sendirian seperti ini...

.

.

.

JIN POV

Ada apa dengan Jungkook?

Mengapa ia menangis?

Aku memiringkan kepalaku, dan tanpa sengaja aku melihat Yoongi dan Jimin tengah berjalan berduaan, masuk ke dalam kamar Jimin.

Apa yang sedang mereka berdua lakukan?

Sepertinya mereka baru saja masuk dari kebun belakang..

Apa Jungkook... Melihat.. Yoongi berduaan dengan Jimin di kebun belakang?

Pantas saja ia menangis seperti itu!

Aigoo~ Yoongi hyeong benar-benar tidak peka!

Apa ia sama sekali tidak sadar kalau Jungkook begitu mencintainya? Cih...

Semoga saja kali ini Suga sama sekali tidak berulah!

Jika emosi Jungkook meluap, dan jika ternyata Suga memang sudah kembali ke rumah ini, maka Suga akan memasuki tubuh Jungkook untuk menghabisi Jimin, seperti yang sudah-sudah...

Aigoo! Aku sudah tidak habis pikir lagi bagaimana jika nasib Jimin... Seperti mereka yang sudah-sudah sebelumnya?

Aku bergidik... Sekujur tubuhku merinding jika harus mengingat semua kejadian yang terjadi selama kami tinggal di rumah ini...

Semoga saja suara piano waktu itu hanya kebetulan, bukan karena Suga sudah kembali ke rumah ini...

Aku harus segera mencari Namjoon agar Namjoon bisa menenangkan Jungkook sebelum Suga merasuki dirinya...

.

.

.

JIMIN POV

Aku berjalan masuk ke dalam kamarku bersama Yoongi hyeong setelah kami berciuman di kebun belakang.

Aku bisa merasakan betapa kuat hawa nafsu dan gairah Yoongi hyeong..

Apakah ini semua sebagai pelampiasan kekesalannya karena mengetahui aku sudah berkali-kali disetubuhi oleh sosok bersayap hitam itu?

Apakah ia tidak terima aku bersetubuh dengan orang lain padahal aku kekasihnya, makanya ia begitu ingin menyetubuhiku juga?

Namun, aku pasrah kali ini..

Bukankah, ia kekasihku? Sudah seharusnya... Tubuhku ini dinikmati olehnya, kan?

Tepat ketika aku menutup pintu kamarku, Yoongi hyeong langsung mendorong tubuhku ke pojok kamar.

Kedua tangannya memegang kedua tanganku. Kedua tanganku diangkat ke atas dan ditempelkan ke tembok belakangku, sementara bibirnya terus melumat ganas bibirku.

Bibirnya terus melumat bibirku dengan nafasnya yang memburu, menandakan betapa besar nafsunya untuk menghabisiku.

Bibirnya mulai bermain di leherku, sementara aku terus mendesah menikmati semua sensasi yang diberikan Yoongi hyeong.

Yoongi hyeong melepaskan tangannya dari tanganku, lalu tangan kanannya melingkar erat di pinggangku, sementara tangan kirinya mulai meraba-raba tubuhku dan bibirnya terus menjilati dan menghisap leherku.

Aku memejamkan kedua mataku dan terus mendesah, menikmati semua yang Yoongi lakukan padaku.

Tubuhku mulai didorongnya mendekat ke kasurku sementara tangan dan bibirnya terus menjelajahi setiap sudut tubuhku.

Tangan Yoongi hyeong membuka kaos yang kukenakan, membuat dadaku terpampang jelas di hadapannya.

Yoongi hyeong mendorong tubuhku hingga terbaring di atas kasurku, lalu ia menindih tubuhku dan duduk di atasku.

Tatapannya begitu dipenuhi hawa nafsu yang menggebu-gebu.

Dan ia juga ikut membuka kaos yang dikenakannya.

Dan permainan kami pun dimulai.

Sebuah permainan, yang ternyata jauh lebih nikmat daripada gaya bercinta yang pernah kurasakan dengan sosok bersayap itu.

Aku baru tahu, bahwa di balik tubuh kecil Yoongi hyeong, ia memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memuaskan gairahku.

Karena setelah kami selesai berhubungan, aku benar-benar merasakan.. Sebuah kenikmatan yang sebenar-benarnya...

Aku rasa, aku tidak salah memilihnya menjadi kekasihku, ya kan?

"Mulai detik ini juga, kau hanya milikku seorang... Araseo?" bisiknya di telingaku setelah ia juga merasa puas dengan permainan kami.

Aku tersenyum dan menganggukan kepalaku.

Kami tengah berbaring bersebelahan di atas kasurku, masih tanpa busana sama sekali.

Aku menatap matanya dan tersenyum. "I'm yours, hyeong~"

CUP!

Sebuah kecupan mendarat di keningku.

Aku memejamkan sejenak mataku, menikmati cinta yang diberikan Yoongi hyeong kepadaku.

Aku membuka mataku, lalu mengecup lembut bibir Yoongi hyeong..

Kami terus berciuman sambil berbaring dan berpelukan...

Aku rasa, ini adalah hal terindah yang pernah kualami sejak kepindahanku ke rumah ini...

.

.

.

HOSEOK POV

Aku masuk ke kamar Taehyung, dan mendapatinya sedang berbaring di atas kasurnya.

"Kau sedang apa, Taehyung a?" tanyaku.

"Menunggu kedatanganmu.. Mengapa kau begitu tahu kalau aku sedang sangat bergairah saat ini?" sahutnya sambil menatapku dengan senyuman menyeringainya.

Cih, si brengsek satu itu.

Aku padahal sudah berusaha menahan keinginan dan nafsuku beberapa waktu belakangan ini karena aku berusaha melepaskan diriku darinya..

Aku lelah hanya menjadi budak sexnya tanpa pernah bisa mendapatkan dirinya seutuhnya.

Tapi, melihatnya menatapku begini, semua benteng pertahanan yang kubangun selama beberapa hari ini runtuh seketika.

Taehyung bangun dari kasurnya dan berjalan menghampiriku dengan senyuman mengerikan itu di wajahnya.

Aku memejamkan kedua mataku, dan seketika itu juga aku bisa merasakan lumatan bibirnya di bibirku.

Aku membalas lumatan-lumatannya, dan seketika itu juga petir mulai bergemuruh di langit.

DUAR!

Aku bisa mendengar dengan jels suara petir itu.

Petir yang menandakan bahwa V sudah merasuki lagi tubuh Taehyung, dan siap untuk menghabisi tubuhku siang ini.

Lumatan-lumatan itu menjadi semakin ganas di bibirku, dan tangannya mulai menggerayangi sekujur tubuhku.

"Nghhhhhh~ Mmppphhhhhh~ Ahhhhh~" Aku hanya bisa mendesah, pasrah dan menikmati semua permainannya di tubuhku.

Tubuhku dihempaskannya ke atas kasur, dan permainan kami pun dimulai.

Sia-sia sudah semua usahaku untuk terlepas dari jerat nafsunya.

.

.

.

NAMJOON POV

Jin hyeong menyuruhku masuk ke kamarnya.

Dan baru saja aku duduk di sofa di kamarnya, terdengar suara petir.

Apa ia berulah lagi?

Dan benar saja, patung dalam kamar Jin hyeong kembali meneteskan air mata hijaunya.

Aku langsung menatap Jin hyeong.

Wajahnya kembali terlihat sangat sedih.

"Hoseok lagi?" tanyaku.

Jin hyeong menganggukan kepalanya. "Siapa lagi kalau bukan Hoseok?"

"Kau... Baik-baik saja, hyeong?" tanyaku.

Jin hyeong menganggukan kepalanya.

"Aku rasa setelah V tidak pernah lagi muncul dalam mimpi-mimpiku, lambat laun aku mulai semakin terbiasa dengan ini semua Namjoon a.." sahutnya.

Jin hyeong menatapku.

Dengan tatapan sangat lembut.

"Bukankah kini sudah ada kau yang selalu siap menemaniku, Namjoon a?" tanyanya.

"Uh? Aku membelalakan kedua bola mataku.

"Ah... Aku lupa... Masih ada Jungkook dalam hatimu.." sahutnya lagi sambil menganggukan pelan kepalanya.

"Hyeong..." sahutku sambil menatap Jin hyeong.

"Ah, aku lupa! Ada yang ingin kukatakan makanya aku memanggilmu kesini, Namjoon a..." sahutnya.

"Waeyo, hyeong?" tanyaku.

"Jungkook... Tadi sepertinya ia melihat Yoongi bersama dengan Jimin... Aku berpapasan dengannya di tangga, dan aku bisa melihat wajahnya tengah menangis... Bisakah kumohon kau tenangkan dia? Aku takut... Jika Suga benar-benar sudah kembali.. Dan Suga merasuki tubuh Jungkook lagi seperti sebelum-sebelumnya... Bagaimana dengan nasib Jimin jika Suga kembali merasuki tubuh Jungkook?" sahut Jin hyeong.

"Jungkook? Menangis? Melihat Yoongi hyeong bersama Jimin?" tanyaku sambil membelalakan kedua bola mataku.

.

-TBC-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top