CHAPTER 12 : BOY MEETS EVIL
Title: Bangtan Fear Street
Cast: Jin, Suga, Namjoon, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook
Lenght: Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95}
Semua visualisasi member Bangtan disini based on MV "Blood, Swet, Tears" ya.
CHAPTER 12 : BOY MEETS EVIL
.
JIMIN POV
Aku yakin kali ini aku tidak salah dengar!
Dan rasanya...
Suara serak ini...
Sudah sering kudengar dengan sangat jelas..
Di telingaku!
Dan sepertinya suara serak yang tengah bernyanyi ini... Suara ini sudah begitu akrab di telingaku!
Suara.. Yoongi hyeong!
Benar! Aku yakin sekarang! Ini suara Yoongi hyeong! Suara seraknya yang sedari tadi sore ada disampingku!
Mengapa aku baru mengenali bahwa ini suaranya?
Apa aku terlalu bodoh atau bagaimana?
Lalu... Suara pianonya?
Yoongi hyeong yang memainkan piano itu? Atau siapa? Bukankah kata Jin hyeong tidak ada piano di rumah ini?
Aku segera membuka pintu kamarku dan berjalan perlahan menuju tangga.
Aku teringat ucapan mereka bahwa aku dilarang masuk ke kamar mereka berenam.. Sebenarnya ada apa dengan kamar mereka?
Apa ada piano... Di kamar Yoongi hyeong?
Lalu, kalau ada, mengapa harus dirahasiakan? Bukankah piano sesuai yang indah? Mengapa harus dirahasiakan?
Haruskah aku berlari ke atas dan bertanya pada Yoongi hyeong? Atau.. Aku harus diam dulu dan bertanya ketika kami hanya sedang berdua saja?
Tapi, entah mengapa ketika aku berusaha naik ke lantai atas, sekujur tubuhku terasa sangat merinding.
Dadaku terasa sangat sesak.
Aku seperti merasakan aura yang sangat tidak enak menyelimuti tubuhku.
Dan tiba-tiba... Terdengar suara pintu kamar dibuka.
Aku segera berlari kembali ke kamarku dan duduk sambil terengah-engah di atas kasurku.
Aku mengatur nafasku yang sempat terasa sesak tadi saat aku berusaha menaiki tangga.
Ada apa dengan kamar-kamar mereka sebenarnya?
DUAR!
Petir tiba-tiba bergemuruh dengan cukup kencang.
Membuatku sangat terkejut.
DUAR!
Aku tiba-tiba kembali merasakan sesak nafas.
Seseorang... Tolong... Aku...
.
.
.
NAMJOON POV
Aku segera menuju kamar Taehyung untuk memastikan ucapan Jungkook.
Dan aku masuk di saat yang kurang tepat.
Karena aku buru-buru berniat menanyakan sesuat yang penting pada Taehyung, aku lupa mengetuk pintu kamarnya.
Aku melihat pemandangan menggelikan itu ketika aku membuka pintu kamar Taehyung.
Taehyung, dan Hoseok, sedang berada di pojokan kamar Taehyung.
Sedang saling melumat bibir mereka satu sama lain.
"Ehem..." Aku segera berdeham karena bingung harus bersikap bagaimana.
Dan mereka berdua menghentikan ciuman mereka lalu menoleh ke arahku.
Hoseok segera mendorong tubuh Taehyung agar menjauh darinya, sementara Taehyung menatapku sambil memicingkan kedua bola matanya.
"Siapa yang mengijinkanmu masuk tanpa mengetuk?" tanyanya dengan tatapan yang cukup menyeramkan menurutku.
"Mian, Taehyung a.. Aku lupa mengetuk karena ada hal sangat penting yang harus kutanyakan padamu.. Aku tak tahu ada Hoseok juga disini..." sahutku sambil menggaruk kepalaku.
"Gwenchana..." sahut Hoseok, berbisik di telinga Taehyung, namun aku bisa mendengarnya.
"Ada hal sangat penting yang harus kutanyakan padamu, Taehyung a.. Apa kau ada waktu?" tanyaku.
Taehyung menatapku, seperti tidak iklas waktu bercintanya dengan Hoseok kuganggu.
"Atau.. Kalian lanjutkan dulu.. Nanti hubungi aku jika kalian sudah selesai bermain..." sahutku.
"Aniya~ Jinjja, gwenchana..." sahut Hoseok sambil menyikut lengan Taehyung.
"Kalau kau bilang ini penting, berarti memang sangat penting, hyeong..." sahut Hoseok lagi. sambil menatapku.
"Araseo..." sahut Taehyung.
Hoseok berpamitan dan keluar dari kamar, meninggalkanku hanya berdua dengan psikopat ini dalam kamarnya.
"Ada apa?" tanya Taehyung dengan tatapan menyeramkannya.
"Apa yang kau lakukan semalam? Ah... Bukan apa yang kau lakukan, tapi.. Apa yang V lakukan? Semalam..." sahutku sambil menatap tajam ke arah Taehyung.
"V?" Taehyung mrnatapku dengan tajam.
"Kau tahu? Mengapa Jimin pucat seharian ini? Ia bercerita pada Jungkook dan Jungkook memberitahuku... Semalam Jimin bermimpi... Bercinta dengan sosok pria bersayap hitam... Apa kau mau mengelak.. Itu bukan V?" sahutku.
Kedua bola mata Taehyung membelalak dengan sempurna.
Aku yakin, melihat ekspresi terkejutnya, berarti memang selama ini apapun yang dilakukan V tidak semuanya diketahui Taehyung.
"Jin hyeong... Mencium patung itu semalam... Namun ia sama sekali tidak bermimpi apapun... Anehnya.. Justru Jimin yang bermimpi bercinta dengan V... Apa maksud dari ini semua?" tanyaku sambil menatap semakin tajam ke arah Taehyung.
"Apa benar yang kau katakan?" tanyanya sambil menatap balik ke arahku.
Aku menganggukan kepalaku.
"Jin hyeong... Ia masih terus menyimpan patung itu?" tanya Taehyung.
Ah! Aku kelepasan bicara padanya! Mianhae, Jin hyeong..
"Jangan alihkan pembicaraan... Mengapa V mendatangi Jimin bukan Jin hyeong semalam?" tanyaku.
Taehyung memiringkan kepalanya. "Aku justru ingin bertanya juga.. Mengapa Jimin.. Yang dihampirinya lewat mimpi..."
Aku menatap Taehyung. Ku rasa ia memang tidak tahu juga mengenai hal ini, jadi aku memutuskan untuk keluar dari kamarnya.
.
.
.
JIN POV
Aku segera berlari ke kamar Jimin ketika menyadari patung itu meneteskan air mata hijaunya.
Dan benar saja.
Tepat seperti dugaanku.
Jimin tergeletak tak berdaya di lantai.
Aku segera menelepon handphone Yoongi agar Yoongi segera membantuku ke kamar Jimin.
Tak lama kemudian Yoongi tiba di kamar Jimin.
"Jimin kenapa, hyeong?" tanyanya.
"Taehyung.. Sepertinya ia tadi melakukan itu dengan Hoseok... Seperti pengalamanku yang sudah-sudah... Jika aku kelelahan setelah bercinta dengan sosok V dalam mimpiku, dan Taehyung bercinta dengan pria lain, dadaku akan terasa sangat sesak... Kepalaku akan terasa sangat pusing dan harus segera beristirahat... Makanya ketika melihat patung itu meneteskan air mata hijaunya, aku curiga, jangan-jangan Jimin merasakan hal yang sama dengan yang biasanya kurasakan.." sahutku.
"Lalu? Apa yang terjadi dengannya?" tanya Yoongi sambil menggendong tubuh Jimin dan dibaringkan ke kasur.
"Aku juga tak tahu.. Ketika aku masuk, ia sudah terbaring tergeletak di lantai seperti ini.." sahutku.
Aku menatap Jimin yang terbaring lemah itu.
Keringat dingin membasahi wajah dan sekujur tubuhnya.
"Pasti sangat sakit rasanya..." sahutku.
"Apa rasanya.. Sangat sakit, hyeong?" tanya Yoongi sambil menatapku.
Aku menganggukan kepalaku. "Tapi aku bisa menahannya dengan baik.. Kau tahu betul kan siapa jati diriku sebenarnya? Makanya, aku bisa tahan atas semua kesakitan itu.. Tapi, Jimin manusia biasa! Ia pasti begitu tersiksa tadi..."
"Hyeong, ambilkan baskom dan air dingin... Tubuh Jimin demam tinggi..." sahut Yoongi ketika ia memegang dahi Jimin.
Aku segera berlari dan mempersiapkan semua yang diminta Yoongi, lalu masuk ke kamar Jimin dan memberikannya kepada Yoongi.
Yoongi terlihat sangat panik dengan keadaan Jimin.
Aku menatap Yoongi yang terus berusaha mengompres dahi Jimin agar paansnya turun.
Aku menatap Yoongi yang begitu cemas melihat Jimin terbaring seperti ini.
Apa Yoongi... Benar-benar mencintai Jimin?
.
.
.
JIMIN POV
Sinar matahari masuk ke kamarku dari celah jendela.
Menyorot tepat ke wajahku.
Membuatku segera membuka kedua bola mataku yang terasa agak berat.
Entah mengapa kepalaku terasa sangat pusing.
Aku mencoba memandang sekelilingku, dan aku sangat terkejut melihat Yoongi hyeong yang tertidur di tepi kasurku!
Kepalanya berbaring di atas kedua tangannya yang dilipat di tepi kasurku sementara tubuhnya terduduk di kursi kecil disamping kasurku.
Mengapa ia ada disini?
Aku merasakan ada sesuatu di keningku.
Aku memegang keningku, ternyata ada sapu tangan di keningku.
Aku melihat di meja yang ada disamping kasurku. Ada sebuah baskom berisi air.
Ada apa denganku sebenarnya? Apa aku demam? Hingga dikompres seperti ini?
Dan tiba-tiba aku ingat semua kejadian semalam!
Ketika dadaku terasa sangat sesak, sekujur tubuhku sangat dingin namun di dalam tubuhku rasanya seperti panas terbakar...
Ada apa denganku sebenarnya?
Aku menatap wajah Yoongi hyeong yang tertidur sangat lelap di tepi kasurku.
Dan entah mengapa detak jantungku menjadi semakin tidak karuan.
Apa aku... Memang menyukainya?
Aku tiba-tiba berpikir, apa ia menjagaku dari semalam? Mengapa ia bisa tahu aku sakit?
Apa ia begitu cemas hingga menjagaku semalaman?
Tanpa sadar aku tersenyum sambil menatap wajahnya.
Ia terlihat sangat tampan... Dan menarik.. Di mataku...
.
.
.
AUHTOR POV
Seisi rumah itu dipenuhi kehebohan saat makan pagi bersama.
Mereka hanya sarapan berlima, karena Jimin masih tertidur saat sarapan di kamarnya, sementara Yoongi juga tengah tertidur di kamar Jimin.
Jin menceritakan bagaimana semalam ia menemukan Jimin yang pingsan di lantai kamarnya, dan Jungkook menceritakan mengenai bagaimana kini sosok V tidak lagi menemui Jin namun justru menemui Jimin.
Jin langsung menghindari kontak mata dengan Taehyung, karena Taehyung terus menatapnya dengan tatapan tajam.
Setelah selesai sarapan, Hoseok menemani Jungkook mencuci piring di dapur, sementara Namjoon segera mengajak Jin ke kamarnya, sebelum Taehyung menghampiri Jin untuk mengajak Jin bicara.
Namjoon tahu betul bagaimana sifat Taehyung, jadi demi melindungi Jin, Namjoon segera menarik lengan Jin dan mengajak Jin ke kamarnya.
.
.
.
HOSEOK POV
"Jungkook a... Aku tahu betul bagaimana perasaanmu saat ini ketika tahu Yoongi hyeong semalaman menjaga Jimin..." sahut Hoseok.
Jungkook terlihat acuh tak acuh, namun aku tahu betul betapa hatinya sangat sedih melihat Yoongi hyeong begitu mencemaskan keadaan Jimin.
Belum lagi, Jimin sudah dianggap Jungkook sebagai sahabatnya sendiri.
Dan aku sangat mengerti betapa sakitnya perasaan Jungkook...
Karena aku juga sangat mencintai Taehyung, sementara aku tahu betul bahwa Taehyung juga begitu mencintai Jimin. Sementara aku juga mulai menganggap Jimin sebagai sahabat terbaikku dan aku merasa sangat nyaman bersahabat dengan Jimin.
"Aku hanya cemas... Bagaimana kondisi Jimin hyeong..." sahut Jungkook, aku tahu ia berusaha mengelak.
"Mengapa kau tak masuk ke kamarnya? Karena tidak siap melihat Yoongi hyeong menjaga Jimin, ya kan?" tanyaku.
Jungkook hanya diam dan terus mencuci piring-piring itu, namun aku tahu betul apa yang tengah dirasakannya.
"Jungkook a... Menurutmu, mengapa kita harus menjalani hidup dengan perasaan tersiksa seperti ini?" tanyaku.
Jungkook menatapku, lalu menggelengkan kepalanya. "Molla..."
"Aku sudah berkali-kali berusaha melepaskan diri dari Taehyung... Namun aku tak pernah bisa... Menghapus peraaanku untuknya... Dan aku selalu saja pasrah dengan apapun yang dilakukan Taehyung padaku..." sahutku sambil menundukan kepalaku.
Jungkook menatapku. "Setidaknya, ia juga bilang ia menyukaimu kan hyeong? Sementara Yoongi hyeong? Sedikitpun ia tidak pernah menanggapi perasaanku padanya.. Entah ia memang tidak sadar, atau ia berpura-pura bodoh..."
"Taehyung? Ia tidak pernah berkata menyukaiku... Ia hanya berkata, bahwa aku ini miliknya.. Itu saja..." sahutku sambil menghela nafas.
.
.
.
JIMIN POV
Sudah hampir dua jam berlalu, namun Yoongi hyeong masih tetap tertidur pulas.
Aku tidak ingin membangunkannya, karena aku yakin ia butuh istirahat.
Jadi aku memutuskan untuk tetap diam berbaring di kasurku sambil terus tersenyum menatap betapa tampannya Yoongi hyeong yang tengah tertidur seperti itu.
Aku teringat akan pertemuan pertama kami. Ketika Yoongi hyeong turun dari tangga dengan sangat kerennya saat semua sudah menungguku sementara ia terlambat menyambut kedatanganku.
Aku teringat ketika Yoongi hyeong merasa kesal karena aku dan Jin hyeong pergi berbelanja tanpa mengajaknya.
Aku teringat ketika Yoongi hyeong mengajakku berjalan-jalan untuk pertama kalinya dan menciumku...
Aku teringat ketika ia selalu berusaha menjaga dan mencemaskanku.
Aku teringat genggaman tangan dan kecupannya di bibirku saat kami jalan-jalan berdua kemarin sore.
Dan entah mengapa aku terus tersenyum mengingat itu semua.
Membuatku semakin yakin... Bahwa aku.. Menyukai Yoongi hyeong..
Dan tiba-tiba... Aku bisa melihat dari jendela kamarku yang menghadap ke kebun belakang.
Langit seketika menjadi sangat gelap!
Sinar matahari yang masuk ke kamarku lenyap, dan semua menjadi agak gelap, seperti langit sore hari ketika matahari hampir terbenam.
Angin tiba-tiba berhembus sangat kencang di dalam kamarku!
Membuat rambut Yoongi hyeong berantakan, membuat rambutku juga berantakan, membuat kertas yang ada di mejaku berterbangan.
Aku membelalakan kedua bola mataku.
Karena tepat di belakang Yoongi hyeong, tiba-tiba bermunculan... Sosok-sosok aneh... Yang mengerikan...
Aku bisa melihat, sesosok pria muda... Kemeja putihnya bersimbah darah... Ada sayatan - sayatan penuh darah di wajahnya, dan bola mata kirinya hilang! Batok kepalanya juga hancur dan terlihat sangat mengerikan..
Disebelahnya, ada sesosok pria muda lainnya... Wajahnya sangat hancur dan penuh darah! Seperti habis telindas kendaraan... Kepalanya terlihat nyaris putus dari lehernya!
Disebelahnya, ada juga sesosok pria muda, tanpa kedua kuping di wajahnya.. Darah menetes dari tempat dimata seharusnya kuping itu berada... Matanya hancur tersayat-sayat pisau... Hidungnya juga terlihat hancur, dan tangan kanannya tidak ada!
Dibelakang ketika sosok itu, ada pula pria muda... Dengan sebuah kampak menancap di ujung atas kepalanya. Darah menetes dari tancapan kampak itu, dan wajahnya juga hancur penuh sayatan-sayatan dan luka lebam.
Disampingnya, ada sesosok pria muda tanpa bola mata di kedua matanya... Hanya darah yang terus menetes dari kedua matanya... Bibirnya telihat hancur akibat sayatan-sayatan cutter yang dipenuhi darah, dan tubuhnya juga terlihat sangat hancur dipenuhi luka bakar dan sayatan.
Kelima sosok itu...
Berjalan...
Menghampiriku!
Aku berusaha membangunkan Yoongi hyeong, namun tubuhku lagi-lagi tidak bisa digerakkan!
Aku berusaha berteriak namun tidak bisa, aku berusaha menggerakan tubuhku namun tidak bisa.
Dadaku berdebar kencang karena ketakutan, keringat dingin membanjiri tubuhku.. Namun aku tidak bisa melakukan apapun!
Dan lagu aneh itu kembali terdengar di telingaku, bersamaan dengan semakin mendekatnya kelima sosok menyeramkan itu ke arahku.
"Boy Meets Evil
The light of my future is dimming
Because of my childish love, I lost my way on a path of dream
The venom of my ambition, I sharpened my knife every day
But because of my uncontrollable greed,
My knife became dull
I know it all
This love is another name for the devil
Don't hold her hand
I shouted but turned away from my conscience
I feel the sharp reality more every day
There's red blood from being torn apart by reality
I never thought that
The greed would become the trumpet heralding hell
Breathe
My breath is getting shorter
I close my eyes every night from twisted reality
The music box of tragedy echoes
But in order to be free from this crime
It's impossible to forget and give up
Because those lips were too sweet
I threw my future away because I was drunk on dating
When I woke up, I was surrounded by land mines
Surrounded by people's stares that can't be touched
I shout for a miracle in this reality
(Rewind)
It was crazy good
I was an idiot addicted to sweetness
Yeah an idiot
I didn't want to let go of the devil's hand
Too bad but it's too sweet
It's too sweet it's too sweet
Too bad but it's too sweet
It's too sweet it's too sweet
Too bad but it's too sweet
It's too sweet it's too sweet
Too bad but it's too sweet
It's too sweet it's too sweet
It's too evil
It's too evil
It's too evil
Yeah it's evil"
.
-TBC-
Note: Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin ya all :) /sungkem/
Btw, saya ijin hiatus 1,5 mingguan ya, see u all in next chapter :)
Have a long holiday all :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top