CHAPTER 6
Title: BANGTAN BLOODY SCHOOL
Cast: Jin, Namjoon, Jungkook, Taehyung, Jimin, Hoseok, Yoongi - #NamJin #YoonMin #VHope FF
Lenght: Mini Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]
CHAPTER 6
.
3 OKTOBER 2016
Hari Senin adalah hari yang paling dibeci semua siswa, karena harus kembali belajar setelah libur di weekend.
Namun berbeda dengan Namjoon. Namjoon sangat menyukai hari Senin.
Karena hari Senin adalah hari dimana mata pelajaran favoritnya ada dalam jadwal kelas.
Sastra inggris.
"Kau sih enak, sastra inggris keahlianmu, dan kelas sastra inggrismu dimulai jam sepuluh... Aku dan Jimin yang nyaris pingsan setiap Senin pagi, karena kelas sastra inggris kami mulai jam setengah delapan.." gerutu Taehyung kepada Namjoon ketika keenam bocah itu berjalan menuju gedung utama.
"Masih mending pagi-pagi, kelasku dan Yoongi baru mulai pelajaran sastra inggris jam satu siang, jam paling mengantuk..." sahut Jin sambil merangkul pundak Taehyung.
"Aku yang mendapatkan pelajaran sastra inggris jam sepuluh saja tetap merasa mengantuk setiap pelajaran dimulai.." gerutu Hoseok.
"Karena kemampuan bahasa inggrismu lemah, Hoseok ah.. Hahaha..." sahut Namjoon sambil terus mendorong kursi roda Hoseok.
"Jadi.. Kalian bertukar pasangan pagi ini?" sahut Yoongi yang menyadari bahwa tangan Jin merangkul pundak Taehyung sementara tangan Namjoon berada di pegangan kursi roda Hoseok.
"Ishhh!" Mereka berempat mengangkat kaki ke arah Yoongi, berpura-pura mau menendang Yoongi.
"Kakimu sudah sembuh, Hoseok ah? Kalau begitu sana jalan, tidak usah duduk di kursi roda itu.." sahut Yoongi dengan ekspresi coolnya.
Jimin tertawa cukup keras.
"Hahaha~ Baguslah kalian membuatku tertawa begini sebelum kelas Eric-ssaem dimulai.." sahut Jimin sambil merapikan poni rambutnya.
"Tapi, ngomong-ngomong, apa gosip yang beredar itu sungguhan, Jimin ah?" tanya Jin lagi.
Jimin mengangkat kedua bahunya sambil memajukan bibirnya. "Molla~~"
.
.
.
"Good morning, students.." sahut Eric-ssaem pagi itu ketika masuk untuk mengajar di kelas 1-1.
"Good morning, Sir..." sahut semua siswa kelas 1-1.
"Aigoo~ Mataku mulai mengantuk..." gerutu Taehyung.
Jimin, yang duduk disamping Taehyung, tertawa kecil. "Dasar~ Kau ketularan Yoongi hyeong rupanya? Mudah mengantuk.."
"Apa hanya Yoongi hyeong yang ada di otakmu itu, Jimin ah?" bisik Taehyung, menggoda Jimin.
"Yaishh!" Kaki Jimin menendang pelan betis Taehyung.
Kelas pun dimulai.
Eric-ssaem mengajar dengan penuh wibawa dan membuat beberapa siswa selalu terkagum dengan caranya mengajar.
Tapi tidak dengan Jimin. Entah sudah berapa kali Jimin menguap di kelasnya pagi itu karena tidak mengerti pelajaran bahasa inggris yang tengah diterangkan Eric-ssaem sedikitpun.
Sementara Taehyung, mulai asik dalam dunianya sendiri.
Taehyung terus memicingkan matanya, memiringkan kepalanya, dan memutar-mutar pulpen di tangan kanannya, sambil terus memperhatikan Eric-ssaem yang tengah mengajar.
Apa Taehyung mendengarkan pelajaran yang tengah diajarkan Eric-ssam? Tidak, tentu saja!
Taehyung mulai asik dalam dunianya, dunia psikopatnya.
Taehyung mulai memperhatikan Eric-ssaem dengan seksama, berusaha mencari tahu lebih lanjut apakah semua tuduhan yang digunjingkan para siswa disana kepada Eric-ssaem masuk akal.
Jimin menutup mulutnya lagi agar tidak kelihatan sedang mengantuk oleh Eric-ssaem, dan Jimin menoleh ke arah Taehyung, memperhatikan Taehyung yang terlihat seolah tengah serius mendengarkan pelajaran pagi ini.
Tapi Jimin tahu betul sahabatnya satu itu tidak mungkin belajar dengan serius.
"Cih~ Ia mulai asik dalam dunianya sendiri..." gumam batin Jimin sambil kembali melihat ke arah papan tulis.
.
.
.
Jam sepuluh kurang lima belas menit, bel berbunyi, menandakan kelas satra inggris di kelas 1-1 telah berakhir.
"Akhirnya!" sahut Jimin pelan ketika bel berbunyi.
Jimin menatap Taehyung, namun sahabatnya itu ternyata masih asik dalam dunianya.
"Kau ini detektif atau apa, imma?" gerutu Jimin sambil memukul pelan bahu Taehyung.
"Ssssst.. Jangan ganggu aku!" sahut Taehyung sambil mencoret-coret kertas dihadapannya dengan berbagai teori yang ada di otaknya. Coret-coretan yang Jimin bahkan tidak bisa membaca apa yang tengah ditulis Taehyung disana.
"Kau memang alien, Kim Taehyung.." gerutu Jimin sambil memasukkan buku inggrisnya ke dalam tas dan bersiap untuk mata pelajaran selanjutnya.
.
.
.
"Yoongi ya~ Temani aku ke toilet..." sahut Jin.
"Yaishhh, ini kan masih pagi, hyeong.. Kau sudah ketakutan jam segini?" gerutu Yoongi.
"Ayolaaaah~" rengek Jin sambil menarik-narik lengan kanan Yoongi.
"Araseo.. Araseo..." gerutu Yoongi sambil bangun dari kursinya.
"Kau memang yang terbaik, Yoongi ya~ Jjang!" sahut Jin sambil tersenyum.
"Aigoo..." gerutu Yoongi sambil berjalan menemani Jin ke toilet.
Setelah Jin selesai buang air kecil, mereka berjalan kembali ke kelas karena sebentar lagi kelas berikutnya akan dimulai.
Yoongi melihat dari kejauhan, Eric-ssaem tengah berbincang-bincang dengan Kim Jongin di ujung lorong sana, wajah Jongin kelihatan agak aneh.
Seperti.. Agak ketakutan...
"Ada apa dengan mereka?" gumam Yoongi.
"Uh? Apa yang kau katakan, Yoongi ya?" tanya Jin yang sedang asik memakan lolipop di mulutnya.
Yoongi menggelengkan kepalanya. "Aniya... Gwenchana, hyeong.."
Mereka pun berjalan masuk ke dalam kelas, bersiap untuk mata pelajaran selanjutnya.
.
.
.
Eric-ssaem masuk ke dalam kelas 2-1, bersiap memulai kelasnya disana.
Namjoon tersenyum senang karena mata pelajaran kesukaannya akan dimulai, sementara Hoseok yang duduk disamping Namjoon mulai menunjukkan ekspresi bosan di wajahnya.
"Kelas penyiksaan akan segera dimulaiiiii..." gumam Hoseok pelan.
Kelas sastra inggris di kelas 2-1 pun dimulai.
Namjoon terus asik memperhatikan semua pelajaran yang diterangkan Eric-ssaem, sementara Hoseok sudah nyaris muntah mendengar bahasa-bahasa yang tidak dimengertinya itu.
"Uh, Hoseok-haksaeng.. Mengapa kau duduk di kursi roda? Apa kau cidera?" tanya Eric-ssaem, yang beru menyadari bahwa Hoseok duduk di kursi roda.
"Ia cidera saat pelajaran tambahan olahraga Sabtu kemarin, ssaem.." sahut Jackson yang duduk di belakang Namjoon dan Hoseok.
"Majjayo, ssaem.." sahut Namjoon.
"Aaaah... Pasti rasanya sakit sekali, benar kan?" tanya Eric-ssaem.
"Lumayan, ssaem.. Hehehe~" sahut Hoseok sambil berusaha tertawa.
Dan pelajaranpun dilanjutkan.
"Ia cukup perhatian juga rupanya.." bisik Hoseok.
"Kau mulai tertarik padanya, Hoseok ah?" bisik Namjoon sambil tersenyum.
"Aniya~ Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Woobin-ssaem bagiku.." bisik Hoseok.
"Aigoo~ Seleramu terlalu tinggi..." bisik Namjoon.
.
.
.
Jam istirahat tiba.
Taehyung segera berlari ke depan kelas 2-1 bersama Jimin.
"Sini, hyeong... Gantian aku yang mendorong kursi rodanya.." sahut Taehyung kepada Namjoon.
"Oooh, Kim Taehyung! Kau kekasih yang cukup keren rupanya..." sahut Namjoon sambil melepaskan genggamannya di kursi roda Hoseok.
"Gumawo, chagi ya~" sahut Hoseok sambil tersenyum.
Taehyung tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Mana Jin hyeong dan Yoongi hyeong?" sahut Namjoon sambil menatap Jimin.
Jimin mengangkat kedua bahunya. "Molla~ Sepertinya kelas mereka belum selesai..."
Dan tak lama kemudian terdengar suara di belakang mereka berempat.
"Mengapa harus ada mata pelajaran matematika di dunia ini? Mengapa aku harus mencari jawaban X? Mengapa X dan Y harus eksis di dunia ini? Tidak bisakah Y saja yang mencari sendiri jawaban untuk X?" gerutu sebuah suara.
Siapa lagi kalau bukan si cerewet Kim Seokjin.
"Yaaaaa.. Aku mulai terbiasakah dengan semua ocehanmu, hyeong? Biasanya aku selalu merasa terganggu dengan semua ocehanmu akan X dan Y, tapi akhir-akhir ini setiap kau mengoceh, aku seperti tidak mendengar apa-apa.." sahut Yoongi.
"Matematika memang menyebalkan, hyeong.." sahut Jimin sambil menganggukan kepalanya. "Sastra inggris juga menyebalkan..."
"Aku nyaris muntah mendengar bahasa asing itu di telingaku tadi di kelas, Jimin ah~" sahut Hoseok.
"Kau tak mengerti sepatah katapun yang diterangkan Eric-ssaem, benar kan?" tanya Yoongi sambil menatap Hoseok.
Hoseok menganggukan kepalanya.
"Aku merasa baik-baik saja dengan kelas sastra inggris kali ini.." sahut Taehyung.
"Jinjja?" Namjoon dan Jin berucap bersamaan sambil menatap Taehyung.
"Whoaaa~ Kalian memang ditakdirkan berjodoh, sampai bicarapun bisa bersamaan begini.." sahut Taehyung.
"Apa ia benar tidak mengantuk selama pelajaran tadi, Jimin ah?" tanya Yoongi kepada Jimin.
"Tanyakan padaku langsung, hyeong.. Mengapa kau bertanya pada Jimin? Aaaaah~ Pendekatan?" sahut Taehyung, lagi-lagi menggoda Yoongi.
"Yaish!" gerutu Yoongi sambil mengangkat tangannya, berpura-pura mau memukul Taehyung.
"Tentu saja ia tidak mengantuk.. Ia asik dalam dunia psikopatnya..." sahut Jimin.
"Maksudmu?" tanya Hoseok.
"Ia menatap Eric-ssaem dengan sangat seksama sejak awal kelas hingga kelas berakhir... Bukunya dipenuhi coret-coretan tulisan yang tak kumengerti.. Bahasa aliennya kumat.." sahut Jimin.
"Aku hanya berpikir, apa benar tuduhan yang dikatakan siswa-siswa disini padanya masuk akal atau tidak.." sahut Taehyung dengan wajah polosnya.
"Kau mau menjadi detektif?" tanya Namjoon sambil menatap Taehyung.
"Dia mau belajar menjadi psikopat, bukan detektif..." sahut Yoongi.
Membuat keempat sahabatnya tertawa, sementara Taehyung terus menggerutu.
.
.
.
Keenam sahabat itu asik menyantap menu makan siang mereka sambil terus bercanda, membuat kehebohan di sudut kantin.
"Apa mereka selalu seberisik itu?" tanya Eric-ssaem kepada Donghae-ssaem ketika mereka tengah makan siang bersama di kantin.
Donghae-ssaem menganggukan kepalanya. "Bahkan ketika Hoseok kemarin terkilir, kelima sahabatnya ikut berlari ke UKS menemaninya."
"Persahabatan yang menarik.." sahut Eric-ssaem sambil menyendok makanan di piringnya.
"Mereka berenam sangat kompak... Aaaaah~ Aku jadi rindu masa-masa sekolahku..." sahut Donghae-ssaem sambil menghela nafasnya.
Setelah selesai makan, mereka segera kembali ke ruangan mereka masing-masing.
"Aku ke toilet dulu..." sahut Taehyung sambil bangun dari kursinya.
"Hati-hati ada penampakan.." goda Jimin.
"Aku tidak penakut sepertimu, Jimin ah.." sahut Taehyung sambil berjalan, membuat keempat sahabatnya tertawa.
"Yaissshhh~" gerutu Jimin.
Taehyung berjalan menuju toilet yang ada tak jauh dari kantin.
Toilet itu dalam keadaan kosong.
Taehyung masuk ke dalam bilik toilet paling ujung kanan, dan tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki, tapi hanya empat langkah.
TUK TUK TUK TUK!
Dan keadaan kembali hening.
Sunyi.
Senyap.
Taehyung memiringkan kepalanya, lalu membuka resleting celananya. "Mwoya..."
Setelah selesai buang air, Taehyung menaikan resleting celananya, dan tiba-tiba terdengar suara rintihan kesakitan.
"Tooooloooong... Akuuuuuuu... Toooolooooong..."
Taehyung memicingkan kedua matanya, berusaha mendengarkan suara itu dengan jelas.
"Tooooloooong..."
Taehyung segera membuka pintu bilik toilet, namun tidak ada siapapun disana.
Tiba-tiba bayangan hitam sekelebatan melintas disampingnya. Taehyung langsung menoleh ke samping namun tidak ada siapapun disana.
Dan tiba-tiba Taehyung merasakan ada sesuatu di atasnya.
Taehyung mendongak, dan tepat di atasnya terdapat sebuah kepala tengah menggantung, kepala yang dipenuhi darah.
"Yaish! Kau mengagetkanku saja!" bentak Taehyung.
Dan tiba-tiba saja kepala yang penuh dengan darah itu menghilang.
"Dasar setan kurang kerjaan... Aku tidak takut, jadi, jangan pernah mencoba menggangguku lagi, araseo?" bentak Taehyung, entah kepada siapa ia berbicara kali itu.
Taehyung mencuci tangannya di wastafel.
Dan tiba-tiba saja sosok Hoseok berjalan masuk ke dalam toilet.
"Hyeong? Mengapa kau kesini juga? Kakimu sudah baik-baik saja?" tanya Taehyung.
Hoseok tidak menjawab, ia segera masuk ke dalam bilik toilet paling tengah dan memnutup pintunya.
Taehyung memiringkan kepalanya. "Mwoya? Kau mengacuhkanku? Araseo, aku akan kembali ke kantin, selamat ketakutan sendirian..."
Taehyung segera keluar dari toilet dan masuk ke kantin.
Dan kedua bola matanya terbelalak lebar.
Jung Hoseok, sang kekasihnya itu, ada disana. Masih duduk di kursi rodanya. Tepat disamping kursinya.
Taehyung segera duduk di kursinya.
"Hyeong.. Sejak kapan kau kembali?" tanya Taehyung dengan kebingungan.
"Uh? Kembali darimana?" tanya Hoseok yang juga kebingungan.
"Kau mengigau, Taehyung ah?" tanya Namjoon.
"Jiwa aliennya kumat..." sahut Yoongi.
"Bukannya kau dari toilet barusan?" tanya Taehyung sambil terus menatap Hoseok.
Taehyung menceritakan apa saja yang terjadi barusan di toilet.
"Kyaaa!" Jin langsung memeluk Namjoon dan Hoseok langsung memeluk Taehyung karena takut mendengar cerita Taehyung.
Sementara kedua tangan Jimin mencengkram celana seragamnya, berusaha menutupi kalau ia juga takut mendengar cerita Taehyung.
"Jinjja?" tanya Namjoon sambil menatap Taehyung.
"Untuk apa aku berbohong pada kalian?" sahut Taehyung.
"Hoseok... Ia menyerupai Hoseok?" tanya Jin. Bulu kuduknya mulai berdiri karena merinding ketakutan.
"Kalau begitu, lain kali kita harus lebih berhati-hati... Siapa tahu yang ada disamping kita ini bukan sahabat kita tapi para hantu yang berubah wujud itu." sahut Yoongi.
"Yaiiiishhh, Min Yoongi! Jangan menakut-nakuti begitu!" gerutu Jin.
"Kasus ini jadi semakin menarik..." sahut Taehyung.
"Dasar alien psikopat.." gerutu Jimin.
"Kalau aku yang melihat penampakan kepala buntung itu, aku rasa aku sudah pingsan..." sahut Hoseok, wajahnya seperti mau menangis.
"Aigoo~ Ada aku yang akan selalu menemanimu, hyeong.." sahut Taehyung sambil mengusap pelan rambut Hoseok.
Dan tiba-tiba saja sebuah keributan terjadi di kantin.
Gong Chansik berlari masuk ke kantin, lalu berteriak. "Kim Jongin bunuh diri! Ia lompat dari lantai enam dorm!"
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top