CHAPTER 3
Title: BANGTAN BLOODY SCHOOL
Cast: Jin, Namjoon, Jungkook, Taehyung, Jimin, Hoseok, Yoongi - #NamJin #YoonMin #VHope FF
Lenght: Mini Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]
CHAPTER 3
.
2 MONTHS AGO, AGUSTUS 2016
Dan tiba-tiba saja anak SMP itu membalikkan tubuhnya menghadap ke mereka berenam.
Membuat Jin dan Hoseok berteriak sekencang-kencangnya.
Membuat Jimin merasa sesak nafas beberapa saat lamanya.
Membuat Namjoon, Yoongi, dan Taehyung membelalakan kedua bola mata mereka.
Wajah anak SMA itu terlihat sangat pucat. Darah mengalir dari ujung kepalanya, membasahi wajah sebelah kirinya dengan darah segar.
Air mata berwarna kehijauan menetes keluar dari mata kanannya.
Dan ia tersenyum dengan seringai mengerikan ke arah mereka berenam, membuat sederetan gigi kelinci miliknya terlihat jelas.
Sementara sekujur tubuhnya dipenuhi luka sayatan yang mengalirkan darah
"KYAAAAAAAAAAAAAAAA!" Jin dan Hoseok berteriak sekencang-kencangnya, dan tiba-tiba saja sebuah cahaya menyorot mereka.
"Kalian! Mengapa jam segini belum tidur? Mengapa membuat keributan di tengah lorong?" teriak sebuah suara.
Sosok bocah SMP mengerikan itu menghilang, dan sang guru piket sudah berdiri dihadapan mereka berenam.
Membuat mereka berenam terpaksa dibawa ke lantai satu menggunakan lift, ke ruang office guru piket.
Mereka berenam menceritakan apa yang mereka lihat namun sang guru piket tetap tidak percaya dan berkata itu hanya akal-akalan mereka untuk bisa kabur dari hukuman.
Akhirnya malamnya karena ketakutan, mereka tidur berkumpul berenam di kamar Jin dan Yoongi.
Dan sejak saat itulah kedekatan mereka semakin menjadi, karena mereka sama-sama menyaksikan penampakan mengerikan itu.
Keesokan harinya, mereka dihukum membersihkan seluruh toilet di setiap lantai setelah kelas mereka berakhir pada jam tiga sore.
Gedung dorm mereka terdiri dari tujuh lantai, namun mereka hanya perlu membersihkan semua toilet hingga lantai enam, karena katanya lantai tujuh hanya gudang dan tidak perlu dibersihkan toiletnya.
Mereka berenam menceritakan apa yang mereka lihat kepada anak-anak di kelas mereka masing-masing keesokan paginya sebelum mereka melaksanakan hukuman mereka sorenya, dan mereka baru menyadari satu hal, mengapa semua siswa disini begitu mematuhi peraturan untuk masuk kamar tepat pukul sembilan malam paling lambat...
Karena memang banyak siswa yang melihat penampakan, baik di dorm maupun di gedung sekolah, pada malam hari.
"Yaishhh! Mengapa tidak kau ceritakan padaku!" sahut Namjoon kepada Jackson Wang, teman sekelasnya yang duduk tepat di belakangnya, siswa pertukaran pelajar dari Hongkong.
"Kita baru kenal seminggu... Mana mungkin aku menceritakan hal begini padamu? Aku bisa dimaki para guru jika ketahuan menceritakan hal-hal semacam ini.." bisik Jackson.
"Apa para guru tahu? Bahwa sekolah kita ini menyeramkan?" tanya Hoseok sambil ikut berbisik.
Jackson menganggukan kepalanya. "Tapi mereka selalu menolak setiap kami tanya! Bahkan mereka memperingatkan kami semua agar tidak menceritakan apapun mengenai hal ini kepada siapapun..."
"Karena mereka takut reputasi sekolah ini menurun?" tanya Namjoon.
"Sepertinya begitu..." sahut Jackson.
Sementara di kelas Yoongi dan Jin, ketua kelas mereka yang bernama Lee Taemin juga memperingatkan kepada Jin dan Yoongi agar tidak membahas masalah penampakan itu lebih lanjut.
"Kalau kalian diganggu seperti itu, kalian boleh bercerita kepada kami, tapi kupastikan jangan pernah menceritakan apapun pada para guru, mereka selalu membuat semua tertutup-tutupi..." sahut Taemin.
"Apa mereka tahu sesuatu?" tanya Jin.
"Kurasa seharusnya mereka mengetahui sesuatu, namun mereka selalu berusaha menutup-nutupinya dari kita semua..." sahut Taemin.
"Lalu.. Apa kau juga pernah melihat sosok mengerikan itu?" tanya Yoongi.
Taemin terlihat berpikir sejenak, lalu menjawab, "Bocah SMP? ini pertama kalinya kudengar ada hantu menggunakan seragam SMP... Yang jelas, aku sering mendengar suara denting piano berbunyi sendiri setiap aku merapikan ruang seni musik setelah klub seni musik selesai setiap Selasa sore..."
"Jinjja?" Jin membelalakan kedua bola matanya.
Taemin menganggukan kepalanya. "Aku selalu bergegas kabur setiap mendengarnya..."
Yoongi memiringkan kepalanya.
"Mengapa sekolah ini terdengar begitu mengerikan?" gumamnya.
Sore harinya, keenam bocah itu segera mengganti seragam mereka dengan kaos dan celana pendek, bersiap menjalani hukuman mereka, yaitu membersihkan semua toilet di keenam lantai.
Sementara para siswa lainnya berkumpul di aula gedung sekolah untuk mengikuti acara senam rutin setiap sore, dan keenam bocah itu harus sudah selesai membersihkan toilet sebelum siswa-siswa lainnya kembali ke dorm.
Setiap lantai terdiri dari dua toilet, di ujung bangunan paling kanan dan di ujung bangunan paling kiri.
"Biar cepat selesai, bagaimana jika kita berbagi tugas? Satu orang bertugas di satu lantai..." sahut Namjoon.
"Andwe! Aku mana berani sendirian..." sahut Jin dengan wajah ketakutan.
"Nado.." sahut Hoseok sambil mengerucutkan bibirnya.
"Yaishhh~ Kalian semua penakut, ckckck~" gerutu Yoongi.
"Lalu, kau tidak takut, hyeong?" tanya Taehyung sambil menatap Yoongi.
"Biasa saja.." sahut Yoongi dengan gaya swagnya.
"Kau keren, hyeong~ Jjang!" sahut Jimin sambil mengacungkan dua ibu jarinya ke arah Yoongi.
"Aigoo~" gumam Taehyung sambil mengacak pelan rambut Jimin.
"Kalau begitu dua orang bertugas bersamaan membersihkan dua lantai, otte?" sahut Namjoon.
"Ide cemerlang!" sahut Jimin.
"Briliiant!" sahut Hoseok.
"Kau memang yang terbaik, Namjoon ah~" sahut Jin sambil tersenyum.
"Oke, kalau begitu Jin hyeong dan Namjoon hyeong membersihkan toilet lantai satu dan dua..." sahut Yoongi.
"Mengapa kami berdua?" tanya Jin.
"Sepertinya kau begitu menyukai Namjoon, hyeong.. Senyumanmu barusan menunjukkan betapa kau menyukai Namjoon.." sahut Yoongi.
"Yaaa~ Mwoya~~" sahut Jin sambil memukul pelan bahu Yoongi, sementara Namjoon hanya tersenyum.
"Nah, kalau begitu Jimin dan Yoongi hyeong membersihkan lantai tiga dan empat.." sahut Taehyung.
"Mengapa kami berdua?" tanya Yoongi.
"Kau tidak lihat tadi Jimin mengacungkan dua jempolnya untukmu? Itu artinya ia begitu suka padamu, hyeong... Benar kan, Jimin ah?" sahut Taehyung sambil menggoda Jimin.
"Yaishhh, i saram!" gerutu Jimin sambil menendang pelan betis Taehyung.
"Araseo.. Kalau begitu kau dan Hoseok membersihkan lantai lima dan enam, call?" tanya Yoongi sambil menatap Taehyung.
Taehyung menganggukan kepalanya.
"Araseo~ Otte, hyeong?" tanya Taehyung sambil menatap Hoseok.
"Oke~" sahut Hoseok.
Dan mereka pun berpencar untuk mulai menjalankan hukuman mereka.
"Namjoon ah~ Kau tahu, kata ketua kelasku, sekolah ini memang mengerikan.. Maksudku, sudah ada beberapa cerita horor yang beredar, namun para guru berusaha menahan agar jangan ada pihak luar yang mendengar masalah kisah horor di sekolah ini..." sahut Jin ketika ia berdua dengan Namjoon membersihkan toilet di lantai satu.
"Teman-teman sekeasku juga berkata begitu..." sahut Namjoon.
"Aku jadi takut..." sahut Jin sambil memajukan bibirnya dan terus mengepel lantai toilet.
Namjoon yang tengah membersihkan wastafel dalam toilet itu menatap Jin, dan tiba-tiba sebuah senyuman terbentuk di wajahnya.
Di lantai tiga, Jimin tengah sibuk menatap Yoongi yang sedang fokus mengelap kaca kamar mandi dengan kain.
Jimin memegang tongkat kain pel itu dan berdiri memperhatikan Yoongi dari samping, kepalanya diletakkan di ujung atas gagang kain pel.
Yoongi, yang mulai sadar tengah diperhatikan Jimin, menghentikan kegiatan yang sedang dilakukannya dan menatap ke arah Jimin. "Waeyo? Ada yang aneh dengan wajahku?"
Jimin tersenyum. "Aniya~ Hyeong... Setelah memperhatikanmu begitu fokus mengerjakan sesuatu seperti ini, aku rasa kau benar-benar terlihat sangat keren..."
"Mwoya... Cepat kerjakan tugasmu atau kita akan jadi yang terakhir menyelesaikan hukuman ini.." sahut Yoongi dengan gaya coolnya.
"Araseo~" sahut Jimin sambil mulai mengepel lantai kamar mandi itu.
Yoongi diam-diam menoleh ke arah Jimin, lalu tersenyum simpul sambil bergumam, "Ada apa dengan bocah itu?"
"Taehyung ah~ Kau... Mengapa terlahir begitu tampan?" sahut Hoseok sambil mengepel lantai kamar mandi lantai lima, sementara Taehyung sedang sibuk melap wastafel yang sudah dicucinya dengan sabun tadi.
Taehyung menatap Hoseok. "Kau kenapa, hyeong? Kau.. Baik-baik saja?"
Hoseok menganggukan kepalanya dengan ekspresi polos di wajahnya. "Iya~ Waeyo, Taehyung ah?"
Taehyung tertawa kecil. "Kukira kau kesurupan, hyeong..."
"Kyaaa!" Hoseok langsung berteriak dan refleks memeluk Taehyung dari belakang.
"Waeyo?" Taehyung membelalakan kedua bola matanya.
"Kau jangan mengatakan hal-hal yang mengerikan, Taehyung ah... Aku takut... Jinjja..." sahut Hoseok.
"Aaaah~ Karena aku mengatakan mengenai kesurupan? Mian.. Mian... Aku tak tahu kau sepenakut ini, hehehe.." sahut Taehyung.
Hoseok melepaskan pelukannya dan mulai mengepel lagi. "Ishhhh~" gerutunya sambil terus mengepel.
Taehyung memiringkan kepalanya dan menatap Hoseok. "Hyeong... Apa benar kau setakut itu? Pada hantu?"
"Yaaaaa~~ Kau memang tidak takut? Setelah melihat penampakan itu semalam?" sahut Hoseok.
Taehyung menganggukan pelan kepalanya. "Aku agak takut... Tapi, aku lebih merasa penasaran... Mengapa tubuhnya... Mengenaskan seperti itu?"
"Yaaaa, Kim Taehyung! Kau tidak waras? Kau ini psikopat atau apa? Jalan pikiranmu mengerikan, jinjja..." sahut Hoseok sambil membelalakan kedua bola matanya.
Taehyung tertawa melihat reaksi Hoseok yang begitu terkejut.
Dan tiba-tiba saja, Taehyung melihat, tepat di jendela toilet yang ada dihadapannya, sesosok bayangan hitam melintas, tidak cepat dan tidak pelan, seolah memang ingin menunjukkan keberadaannya disana.
"Hyeong.. Jangan menoleh ke belakang..." sahut Taehyung ketika Hoseok berniat membalikan badannya untuk lanjut mengepel lantai.
"Waeyo?" tanya Hoseok dengan ekspresi polosnya.
"Geunyang..." sahut Taehyung, tidak ingin membuat Hoseok semakin ketakutan.
Beberapa detik kemudian, bayangan hitam itu menghilang.
"Ayo kita lanjut ke toilet di ujung satunyaaaaaa!" sahut Taehyung sambil mendorong tubuh Hoseok agar berjalan keluar dari toilet itu.
"Tapi ini belum selesai.." sahut Hoseok.
"Sudah cukup bersih.. Lagipula jangan terlalu bersih, hyeong... Nanti mereka keenakan dan terus menyuruh kita membersihkannya kalau hasil kerja kita terlalu bagus, hehehe..." sahut Taehyung sambil mendorong tubuh Hoseok menuju pintu keluar.
Sebelum berjalan meninggalkan kamar mandi itu, Taehyung menoleh ke arah jendela itu, dan sebuah wajah yang mengerikan terlihat dengan jelas di jendela itu, seolah menatap Taehyung.
Wajah itu... Wajah bocah SMP yang semalam dilihat keenam bocah itu!
Taehyung segera mendorong tubuh Hoseok agar bergegas meninggalkan toilet itu.
Jimin dan Yoongi sudah menyelesaikan pekerjaan mereka di lantai tiga, dan kini mereka masuk ke toilet di lantai empat.
"Sebentar lagi selesai~" sahut Jimin dengan senyum cerianya, sementara Yoongi mulai terlihat kelelahan.
"Bisakah kita istirahat sebentar? Aku merasa lelah..." sahut Yoongi.
"Hyeong... Kau masih muda, mengapa selemah ini? Aigoo~" sahut Jimin.
"Keep silent, please.." sahut Yoongi dengan wajah yang menunjukkan betapa lelahnya seorang Min Yoongi.
"Cepat kerjakan tugasmu atau kita akan jadi yang terakhir menyelesaikan hukuman ini, hyeong.." sahut Jimin, menggoda Yoongi atas teguran Yoongi tadi padanya.
Yoongi tersenyum simpul. "Cih~ Dasar bocah~ Araseo~ Araseo~"
Yoongi mulai bersiap membersihkan wastafel disana, namun tiba-tiba wastafel itu meneteskan air berwarna kemerahan.
"Igo mwoya?" gumam Yoongi.
"Warna merah dan bau amis ini... Seperti darah..." gumam Yoongi lagi, dan tiba-tiba saja Jimin berteriak. "Kyaaaaaaaaa!"
Jimin refleks memeluk tubuh Yoongi. "Darah! Darah!"
Yoongi kembali melihat wastafel itu, dan tidak ada tetesan apapun lagi disana.
"Kau... Barusan juga melihatnya?" tanya Yoongi.
Jimin melepaskan pelukannya. "Mian, hyeong.. Karena tiba-tiba memelukmu..."
Yoongi berusaha menjaga agar ekspresi wajahnya tetap cool. Ia hanya menganggukan kepalanya dengan ekspresi datar sambil berkata, "Gwenchana~"
Min Yoongi's poker face.
"Kau... Juga melihatnya, hyeong?" tanya Jimin sambil menatap Yoongi, berusaha menutupi kalau ia tengah ketakutan.
"Mungkin hanya halusinasi kita.. Ayo cepat bersihkan.." sahut Yoongi.
Dan setelah mereka menyelesaikan tugas mereka di lantai empat itu, mereka berjalan menuju pintu keluar toilet.
Namun, tiba-tiba, terdengar sebuah suara yang begitu memilukan. "Tooooloooong aaaakuuuu~"
Suara rintihan minta tolong yang begitu mengerikan.
"Toooolooong aaaakuuuuu~"
Jimin dan Yoongi segera berlari menuju lantai enam untuk berkumpul dengan sahabat-sahabat mereka lainnya.
Namjoon dan Jin juga sudah menyelesaikan tugas mereka di lantai dua, dan tiba-tiba saja lampu kamar mandi berkedip-kedip tepat ketika mereka hendak beranjak keluar.
"Ada apa? Apa lampunya rusak?" gumam Namjoon sambil menoleh dan menatap ke arah lampu kamar mandi, dan tiba-tiba saja sebuah tulisan "HELP ME" berwarna merah pekat tertulis tepat di langit-langit disamping lampu tergantung.
Jin yang juga melihatnya segera berteriak dan berlari keluar dari kamar mandi.
Dan ketika Namjoon membalikkan tubuhnya hendak berlari keluar dari kamar mandi, sosok itu melintas tepat disamping Namjoon, melintas sekilas lalu menghilang.
Sang bocah SMP yang dilihatnya semalam.
"Igo mwoya?" gumam Namjoon sambil segera berlari menyusul Jin.
Keenam bocah itu berkumpul di lantai enam dan saling menceritakan apa saja yang mereka lihat.
Hanya Taehyung yang diam. Tidak menceritakan apapun mengenai sosok bocah SMP yang dilihatnya tadi di kamar mandi.
Hoseok menatap Taehyung. "Apa kau melihat sesuatu, Taehyung ah? Mengapa aku tidak melihat apa-apa?"
Taehyung menatap Hoseok dengan wajah innocentnya. "Aku juga tak melihat apa-apa..."
"Jadi, hanya kalian berdua yang tidak diganggu?" sahut Jin sambil terus berusaha mengatur nafasnya yang masih belum normal karena berlari dari lantai dua ke lantai enam secepat kilat.
Malamnya, keenam bocah itu sudah berbaring di atas kasur mereka sebelum jam sembilan malam.
Dan Taehyung tiba-tiba tersenyum mengingat semua ekspresi wajah Hoseok ketika bersamanya tadi.
Ekspresi wajah Hoseok ketika ketakutan dan memeluk Taehyung tadi, ekspresi wajah Hoseok ketika menggerutu sambil mengepel lantai tadi, ekspresi terkejut di wajah Hoseok ketika mengetahui bahwa Taehyung menyukai hal-hal berbau psikopat.
Semua terlihat... Sangat manis... Di mata Taehyung...
Begitu juga dengan Yoongi, yang tersenyum sambil memejamkan kedua matanya, mengingat apa saja yang Jimin katakan padanya, mengingat apa saja yang tadi sore ia dan Jimin kerjakan berdua ketika membersihkan toilet.
Di kamar satunya pun sama.
Namjoon, juga tengah tertidur sambil tersenyum, membayangkan betapa lucu dan manisnya wajah Jin ketika ketakutan sambil memajukan bibirnya ketika mengepel lantai dilantai satu tadi.
.
.
.
1 MONTHS AGO, SEPTEMBER 2016
Tak terasa sudah sebulan keenam bocah itu bersekolah di Bangtan School.
Mereka sudah semakin mengenal dengan baik karakter mereka satu sama lain, dan hubungan mereka semakin dekat.
Sebulan sudah berlalu, dan mereka sama sekali tidak pernah lagi diganggu oleh penampakan-penampakan menyeramkan itu.
"Mungkin mereka hanya menggangu kita karena kita baru menempati tempat ini, ya kan?" sahut Jimin, berusaha terlihat berani dihadapan kelima sahabatnya.
Kelima sahabatnya menganggukan kepalanya.
"Ucapanmu masuk akal.." sahut Yoongi.
"Tentu saja, hyeong~" sahut Jimin sambil tersenyum.
"Kalian berdua cepat sana berpacaran, aigoo~" sahut Taehyung yang tidak tahan melihat betapa dekatnya Jimin dan Yoongi akhir-akhir ini setiap mereka berenam berkumpul.
"Kau... Cemburu, Kim Taehyung?" sahut Jimin, dan tentu saja berakhir dengan sebuah kepalan tangan Taehyung di kepalanya.
"Ouch~ Sakit, imma~" gerutu Jimin, membuat keempat sahabatnya tertawa melihat pertengkaran dua sahabat masa kecil itu.
Dan di pertengahan bulan, tiba-tiba saja sekolah mereka kedatangan seorang guru baru yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah sekaligus mengajar untuk mata pelajaran sastra inggris.
Eric Moon Jung Hyuk.
Mengapa guru baru bisa langsung menjadi wakil kepala sekolah? Karena Eric-ssaem ini masih merupakan keluarga dari sang pemilik Bangtan School.
Eric-ssaem memperkenalkan dirinya di aula sekolah pagi itu ketika semua siswa berkumpul untuk menghadiri acara serah terima jabatan antara wakil kepala sekolah yang lama kepada Eric-ssaem.
Choi Siwon, wakil kepala sekolah yang lama, mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak bisa dijelaskannya kepada para siswa yang bertanya mengapa ia harus mengundrukan diri.
Siwon-ssaem hanya mengatakan ada hal yang harus dikerjakannya di Itali, dan ia akan langsung terbang ke Itali sore nanti setelah acara pesta perpisahannya dengan para guru di Bangtan School.
"Semoga kalian bisa menjalin hubungan baik dengan Eric-ssaem..." sahut Siwon-ssaem saat berpamitan kepada semua ssiwa yang berkumpul disana.
Cukup banyak siswa yang merasa sedih dengan pengunduran diri Siwon-ssaem karena Siwon-ssaem memiliki kepribadian yang baik dan selalu bisa berkomunikasi dengan baik dengan para siswa disana.
"Eric-ssaem terlihat cukup tampan..." bisik Jimin di telinga Taehyung.
"Dibandingkan Yoongi hyeong, mana yang lebih tampan?" sahut Taehyung, menggoda Jimin.
"Yaishhh~" gerutu Jimin sambil memukul pelan kepala Taehyung.
Hoseok, yang duduk tepat di belakang Jimin dan Taehyung, ikut buka suara, "Kalau aku sih tetap lebih suka Woobin-ssaem~ Tubuhnya lebih bagus dan lebih maskulin~"
Membuat bibir Taehyung mengerucut karena kesal mendengar Hoseok memuji Woobin-ssaem, guru mata pelajaran olahraga mereka.
"Hyeong.. Taehyung cemburu, lihat saja bibirnya sampai maju begitu, hehehe~" sahut Jimin kepada Hoseok.
"Mian, chagi ya~" sahut Hoseok sambil menepuk pelan bahu Taehyung dan tertawa kecil.
Taehyung dan Hoseok sudah resmi berpacaran sejak awal bulan September, ketika Taehyung tidak sengaja mengutarakan perasaannya kepada Hoseok karena Hoseok selalu saja memuji Woobin-ssaem setiap mereka berenam berkumpul.
"Yaishhh! Berhenti membicarakan Woobin-ssaem! Aku... Menyukaimu, Hoseok hyeong! Tidak bisakah kau memahami perasaanku? Cih~" gerutu Taehyung saat itu.
Dan langsung saja keempat sahabatnya tercengang, sementara Hoseok menatap Taehyung dengan ekspresi tidak percaya.
Terkejut, karena ternyata Hoseok juga sudah menyukai Taehyung sejak pertama kali mereka berkenalan di hari pertama mereka bersekolah disana. Dan saat itu juga mereka resmi berkencan.
Malamnya, ketika jam makan malam tiba, kantin dorm menjadi ricuh seketika karena mendengar sebuah kabar yang mengatakan bahwa Siwon-ssaem meninggal dalam sebuah kecelakaan sore itu ketika ia dalam perjalanan dari Bangtan School menuju bandara.
"Siwon-ssaem meninggal dengan sangat mengerikan pada kecelakaan mobilnya tadi sore!" sahut Kim Jong In ketika ia masuk ke dalam kantin.
Dan suasana berubah menjadi ricuh karena semua siswa sangat terkejut dan merasa berduka.
Eric-ssaem, yang baru saja masuk ke kantin untuk menikmati makan malam pertamanya dengan para siswa disana, menatap Jong In dari kejauhan sambil memicingkan kedua matanya.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top