CHAPTER 19

Title: BANGTAN BLOODY SCHOOL

Cast: Jin, Namjoon, Jungkook, Taehyung, Jimin, Hoseok, Yoongi - #NamJin #YoonMin #VHope FF

Lenght: Mini Chapter

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

CHAPTER 19

.

23 OKTOBER 2016

Dan...

Layar laptop itu...

Membuka sebuah halaman dari sebuah situs internet.

Taehyung membelalakan kedua matanya ketika melihat headline dari halaman internet yang terbuka itu.

"Jeon Jungkook, siswa SMP dari Galmaegi (갈매기) School, menghilang tanpa kabar sejak setahun yang lalu."

Dan foto itu, foto Jeon Jungkook yang selama ini selalu menghantui keenam bocah itu, terpampang dengan sangat jelas di halaman internet itu.

Seketika itu juga kamar Taehyung kembali normal.

Kegelapan itu menghilang seketika.

Taehyung segera men-scroll down halaman web itu dan membaca berita hilangnya Jeon Jungkook itu dengan seksama.

"1 Agustus 2016.

Jeon Jungkook, siswa SMP dari Galmaegi (갈매기) School, menghilang tanpa kabar sejak setahun yang lalu.

Menurut keterangan sahabat-sahabat terdekatnya, iswa kelas 1 SMP Galmaegi School ini sering mengikuti banyak kompetisi pertandingan basket dan sepak bola antar sekolah.

Memiliki tubuh yang atletis membuatnya banyak dilirik oleh sekolah-sekolah jurusan olahraga untuk merekrutnya menjadi siswa ketika ia bernajak SMA kelak, namun semua tawaran terdengar ditolaknya karena ia mengatakan bahwa cita-citanya adalah ingin masuk ke sekolah yang terkenal cukup elit di Seoul, yaitu Bangtan School.

Kedua orang tuanya berkata, terakhir kali mereka melihat Jungkook adalah tanggal 3 Agustus 2015. Hari itu hujan cukup deras, namun Jungkook bersikeras ingin keluar rumah pada malam hari sekitar pukul delapan malam.

Jungkook sama sekali tidak memberitahukan kepada kedua orang tuanya kemana ia akan pergi, namun setelah hari itu, Jungkook belum juga kembali hingga kini.

Banyak dugaan yang beredar bahwa kemungkinan besar Jungkook sudah meninggal karena dibunuh seseorang, namun masih menjadi tanda tanya hingga saat ini, dimanakah sebenarnya mayatnya berada jika ia memang sudah meninggal?"

"Mwoya igo?" Taehyung membelalakan kedua bola matanya, mulutnya terbuka cukup lebar.

"Jadi... Kematiannya... Belum diketahui secara pasti? Dan... Mayatnya... Belum ditemukan hingga saat ini?" gumam Taehyung.

Taehyung mengernyitkan dahinya. "Sekarang aku tahu mengapa ia terus menghantui kami! Pasti ia ingin meminta tolong agar kami menemukan mayatnya dan mengembalikan mayatnya kepada kedua orang tuanya!"

Taehyung memandang berkeliling, berharap Jungkook akan muncul lagi disana, namun tidak ada siapapun disana.

"Pertanyaanku adalah... Mengapa arwahnya... Bergentayangan di sekolahan ini?" gumam Taehyung lagi sambil mengernyitkan dahinya. "Apa.. Mayatnya.. Ada disini? Apa ia... Juga dibunuh disini?"

.

.

.

Siang itu, keempat bocah itu berkumpul untuk makan siang di kantin.

"Yoongi hyeong dan Jimin.. Dimana mereka sebenarnya? Mengapa.. Tak ada kabar apapun?" tanya Namjoon dengan ekspresi khawatir.

"Kurasa mereka sedang asik berduaan..." sahut Jin dengan senyuman nakalnya.

"Imajinasimu benar-benar mengarah kesana, hyeong?" tanya Namjoon.

Jin tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

"Haruskah setelah ini, kita berdua juga melakukannya?" goda Namjoon.

"Call!" sahut Jin sambil tersenyum menggoda balik Namjoon.

"Kalian memang sudah gila..." sahut Hoseok sambil menggelengkan kepalanya.

Kali ini Taehyung nyaris tidak bicara sama sekali, benaknya terus dipenuhi berbagai pertanyaan mengenai penampakan arwah Jungkook di sekolah itu serta misteri kematiannya.

"Chagi, kau kenapa?" tanya Hoseok. Ia mulai cemas karena kekasihnya itu tadi pagi tidak mau sarapan, dan saat makan siang hanya diam saja.

"Gwenchana..." sahut Taehyung, singkat.

"Waeyo, Taehyung ah? Apa yang terjadi padamu? Ada masalah?" tanya Namjoon.

Taehyung hanya menggelengkan kepalanya sambil ogah-ogahan memakan makan siangnya.

"Fase depresinya kumat kurasa.." sahut Jin.

Tiba-tiba Taehyung berdiri. "Aku pergi duluan.." sahutnya sambil berjalan.

"Chagiiii~ Kau mau kemana?" teriak Hoseok, namun Taehyung mengacuhkan panggilan kekasihnya itu.

Taehyung segera berlari ke ruangan Eric-ssaem, karena sejak tadi Eric-ssaem tidak ada di kantin sama sekali.

.

.

.

TOK TOK!

Eric-ssaem yang tengah terlihat cemas dalam ruangannya tiba-tiba mendengar pintu ruangannya diketuk.

"Masuk.." sahut Eric-ssaem.

Taehyung segera berjalan masuk ke dalam ruangan Eric-ssaem. Dengan tatapan yang sangat serius.

"Waeyo, haksaeng?" tanya Eric-ssaem.

Taehyung menatap tajam ke arah Eric-ssaem.

"Ada apa kau menatapku begitu?" tanya Eric-ssaem sambil mengerutkan dahinya dan memiringkan kepalanya.

"Jawab aku sekarang, ssaem... Dimana kau sembunyikan?" tanya Taehyung.

"Apa yang kusembunyikan?" tanya Eric-ssaem.

Taehyung memicingkan matanya. "Mayat... Jeon Jungkook..."

Eric-ssaem membelalakan kedua bola matanya dengan sangat lebar.

.

.

.

Sore hari pun tiba.

"Taehyung kemana, hyeong?" tanya Hoseok ketika ia masuk ke dalam kamar Jin.

Setelah makan siang, Jin dan Namjoon segera masuk ke dalam kamar Jin, tentu saja untuk bercinta.

Sementara Hoseok terus menunggu kedatangan Taehyung hingga sore hari, namun Taehyung tidak juga terlihat keberadaannya.

Hoseok segera memutuskan untuk ke kamar Jin dan menanyakan keberadaan Taehyung.

Jin tengah tertidur dalam pelukan Namjoon ketika Hoseok masuk ke kamar itu.

"Ssssttt... Jangan berisik, Jin hyeong sedang tidur.." sahut Namjoon.

"Ah.. Mian.." sahut Hoseok. Hoseok segera berjalan dan duduk di kursi dekat kasur yang tengah ditiduri Jin dan Namjoon.

"Namjoon ah, apa Taehyung tidak kesini sama sekali?" tanya Hoseok.

Namjoon menggelengkan kepalanya. "Kukira ia sedang bersamamu.."

Hoseok menggelengkan kepalanya dengan cemas. "Yoongi hyeong.. Jimin.. Sekarang Taehyung... Ada apa dengan mereka sebenarnya? Mengapa feelingku... Tidak enak?"

"Haruskah kita melaporkannya ke guru piket?" tanya Namjoon.

"Kita tunggu hingga sore hari.. Kalau sampai jam makan malam berakhir dan mereka belum kembali, kita laporkan pada guru piket..." sahut Hoseok.

.

.

.

Hoseok berjalan ke toilet di lantai enam pukul setengah enam sore.

Tepat ketika Hoseok memasuki toilet lantai enam itu, ia merasakan tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Ia merasa merinding tiba-tiba.

"Tolong jangan ganggu aku..." gumam Hoseok sambil ketakutan.

Tepat ketika Hoseok masuk ke dalam bilik toilet, suara-suara langkah kaki berlarian terdengar menggema dalam toilet itu. Suara langkah kaki berlarian, dan suara rintihan.

Hoseok mulai ketakutan. Ia cepat-cepat buang air dan keluar dari bilik toilet.

Tepat ketika ia selesai mencuci tangannya di wastafel kamar mandi, tepat di cermin dihadapannya muncul sosok Jungkook, dengan wajah yang dipenuhi darah dan luka sayatan di sekujur tubuhnya.

"Kyaaaaaaaaaaaa!" Hoseok berteriak.

Hoseok menoleh ke belakang namun tidak ada apa-apa disana. Hoseok kembali melihat ke cermin, dan sudah tidak ada apa-apa disana.

Hoseok segera membalik tubuhnya untuk berjalan keluar, namun tiba-tiba sosok Jungkook sudah berada tepat di hadapannya.

"Kyaaaaaaaaaa!" Hoseok segera berjongkok sambil menutupi wajahnya dan mulai menangis ketakutan.

"Jangan ganggu aku... Jangan ganggu aku..." rintih Hoseok.

"Hoseok ah, kau kenapa?" sahut sebuah suara.

Hoseok mengangkat kepalanya dan melihat Namjoon berdiri dihadapannya.

Sosok Jungkook sudah menghilang.

Hoseok segera bangun dan memeluk Namjoon sambil menangis ketakutan.

Namjoon menepuk pelan bahu Hoseok untuk menenangkan roommatenya itu.

.

.

.

Youngmin dan Kwangmin yang tinggal di dorm lantai tiga, sore itu berduaan masuk ke toilet lantai tiga.

Tidak seperti biasanya, suasana sore itu sangat mendung.

"Aku takut.. Mengapa suasananya jadi agak gelap menyeramkan begini.." gerutu Youngmin.

"Gwenchana, kan kau sudah kutemani.. Ayo masuk.." sahut Kwangmin di depan toilet.

Tepat ketika mereka masuk ke bilik toilet yang ada, lampu tolet tiba-tiba bergoyang-goyang sendiri.

"Igo mwoyaaaaa..." gumam Youngmin sambil ketakutan.

Kwangmin, yang sudah selesai buang air dan tengah meresleting celananya, tiba-tiba merasakan hawa dingin di belakangnya.

Kwangmin menoleh dan tiba-tiba di belakangnya sudah berdiri sesosok hantu yang sangat menyeramkan.

Seorang pria mengenakan seragam SMA Bangtan School. Wajahnya hancur penuh luka sayatan, bahkan bibirnya bawahnya terbelah dua seperti habis disayat dengan benda tajam. Darah memenuhi wajah hantu itu.

"Kyaaaaaaaaaaaaa!" Kwangmin berteriak ketakutan.

"Ada apa?" teriak Youngmin, yang berada di bilik tolet tepat disampingnya.

BRUK!

Tiba-tiba tubuh Kwangmin tergeletak ke lantai. Pingsan karena ketakutan.

Youngmin, yang menyadari tubuh saudara kembarnya itu tergeletak di lantai bilik sebelah, segera kleluar dari biliknya.

Namun tepat ketika ia membuka pintu bilik toilet itu, sosok hantu tanpa kepala sudah berdiri tepat di hadapannya.

Sosok arwah menggunakan seragam SMA Bangtan School yang dipenuhi darah, kedua tangannya yang berlumuran darah tengah memegang kepalanya yang putus itu, dimana wajah kepala itu juga hancur dipenuhi luka dan darah.

Youngmin segera jatuh pingsan saat itu juga.

.

.

.

Jam makan malam tiba.

Semua siswa berkumpul di kantin.

Tiba-tiba saja Choi Seungcheol, siswa kelas 1-2 yang juga tinggal di dorm lantai tiga, berlari masuk dan membuat kehebohan kembali terjadi di dalam kantin.

"Si kembar Kwangmin dan Youngmin ditemukan pingsan dalam toilet lantai tiga.." sahut Seungcheol.

Seketika itu juga keadaan menjadi ramai dalam kantin.

"Mwoya?"

"Apa mereka melihat penampakan yang mengerikan?"

"Sepertinya mereka diganggu arwah-arwah gentayangan itu!"

"Eommaaaaaaa... Aku takut..."

"Kyaaaaaa!"

"Untunglah bukan aku yang melihatnya!"

"Kasihan mereka..."

Hoseok, Namjoon, dan Jin segera menoleh ke arah Seungcheol.

"Bukan hanya kita saja yang diganggu terus menerus rupanya..." sahut Jin.

"Aku juga pasti akan ditemukan pingsan di toilet jika Namjoon tidak masuk ke toilet tadi..." sahut Hoseok.

Namjoon tersenyum bangga. "Aku.. Teman yang berguna kan? Hehehe~"

.

.

.

Taehyung duduk sendrian dalam ruangan itu.

Berbagai pertanyaan terus berputar di benaknya.

Memikirkan bagaimana cara yang tepat...

Untuk segera menemukan keberadaan Yoongi dan Jimin...

Dan bagaimana cara untuk bisa menyelamatkan mereka sebelum terlambat...

.

-TBC-


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top