CHAPTER 18

Title: BANGTAN BLOODY SCHOOL

Cast: Jin, Namjoon, Jungkook, Taehyung, Jimin, Hoseok, Yoongi - #NamJin #YoonMin #VHope FF

Lenght: Mini Chapter

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

CHAPTER 18

.

22 OKTOBER 2016

Jarum jam sudah menunjukkan pukul enam sore.

Kelima bocah itu sudah berkumpul di kantin untuk makan malam, namun sosok Yoongi belum juga bisa mereka temukan.

"Yoongi belum kembali?" tanya Jin.

Jimin menganggukan kepalanya. "Aku belum melihatnya sejak tadi..."

"Kemana ia sebenarnya? Masa ia masih bermain basket?" tanya Namjoon.

"Apa yang terjadi padanya sebenarnya?" sahut Hoseok.

Taehyung mengernyitkan dahinya. "Aku curiga... Sejak ia dipanggil Eric-ssaem waktu itu, ia terlihat lebih sering diam..."

Jimin tiba-tiba teringat semua ucapan Yoongi ketika ia menyatakan perasaannya.

Dan tiba-tiba saja feeling Jimin tidak enak!

"Apa maksudnya... Eric-ssaem... Mengancam akan membunuhnya? Seperti yang dilakukannya selama ini kepada siswa-siswa lainnya?" gumam batin Jimin.

Jimin tiba-tiba merasa dadanya sangat sesak.

Jimin, tanpa berbicara sepatah katapun, segera berlari keluar dari kantin, berlari menuju gedung olahraga indoor itu.

"Yaaaa, Park Jimin! Kau mau kemana?" teriak Taehyung, namun tentu saja Jimin terus berlari dan tidak menjawab.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Hoseok.

"Haruskah kita.. Mengejarnya?" tanya Namjoon.

Jin memegang tangan Namjoon. "Ku rasa ia sangat merindukan Yoongi dan berencana menemui Yoongi... Biarkan saja mereka berduaan... Bukankah pasangan baru seperti mereka sedang hot-hotnya dalam bercinta? Hehehe~"

"Yaishhhh, neo..." sahut Namjoon sambil menyentil pelan kening kekasihnya itu.

Jin tertawa, sementara Taehyung membentuk ekspresi wajah pura-pura muak karena melihat Namjoon dan Jin tiba-tiba bermesraan dihadapannya.

.

.

.

Jimin segera membuka pintu gedung olahraga indoor itu, dan kegelapan menyelimuti gedung itu.

"Hyeong? Yoongi hyeong?" Jimin berteriak kecil memanggil nama kekasihnya, namun tak ada jawaban sama sekali.

"Hyeong?" Jimin berusaha berjalan pelan sambil meraba-raba tembok untuk mencari dimanakah tombol untuk menyalakan lampu itu berada, dan tiba-tiba saja ada seseorang yang membekapnya dari belakang.

"Mmmmppppppp! Arghhhhhhh!"

Jimin terus berusaha meronta, namun apa daya, tubuh kecilnya tidak bisa melawan pria bertubuh tinggi yang membekapnya.

Dan tak lama kemudian, kesadaran Jimin menghilang, karena sapu tangan yang digunakan untuk membekapnya sudah dibubuhi obat bius.

"Akhirnya... Aku berhasil mendapatkanmu... Park Jimin..." sahut suara pria yang membekap Jimin itu.

.

.

.

Keempat bocah itu sudah selesai makan malam dan mereka memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing karena Jimin dan Yoongi tak terlihat tengah kembali ke kantin.

"Kurasa mereka sedang asik berduaan, hehehe..." sahut Jin sambil tersenyum.

Namjoon menganggukan kepalanya sambil mengusap pelan kepala kekasihnya itu.

Sementara Taehyung juga tengah merangkul bahu Hoseok. "Ayo, kita kembali ke lantai enam..."

Keempat bocah itu masuk ke dalam lift, hanya mereka berempat.

Dan tiba-tiba, tepat di lantai empat, lift itu kembali berhenti.

"Mwoya?" gumam Taehyung.

Hoseok segera menyembunyikan wajahnya di punggung Taehyung, begitu juga Jin yang segera menyembunyikan wajahnya di dada Namjoon.

Dan lampu lift kembali berkedip-kedip, kali ini kedipan lampu itu sangat cepat.

Nyala, lalu mati, kemudian nyala lagi, dan langsung mati lagi. Terus begitu hingga tiga menit lamanya.

Hoseok mulai menangis ketakutan dalam pelukan Taehyung, air mata Jin juga mulai menetes ke baju Namjoon.

Dan tiba-tiba, suara tangisan seorang wanita kembali terdengar.

Tangisan, rintihan kesakitan, menggema dalam lift itu.

"Chagi yaaaa, aku takut..." rengek Hoseok dalam pelukan Taehyung.

Dan tiba-tiba saja pintu lift terbuka dan sesosok hantu wanita setengah baya berdiri tepat di depan pintu lift itu.

Seorang ahjumma berwajah tirus, wajahnya sangat pucat, dan wajahnya dipenuhi luka-luka sayatan yang mengeluarkan darah. Bahkan leher, lengan, dan kakinya dipenuhi sayatan-sayatan yang mengeluarkan darah juga.

Namjoon dan Taehyung menahan nafas sejenak karena terkejut, sementara Hoseok dan Jin yang juga menoleh ke arah pintu lift yang terbuka itu segera menangis sejadi-jadinya karena ketakutan.

Hantu wanita itu menatap Taehyung dan Namjoon dengan tatapan seolah meminta pertolongan.

Dan terdengar suara, "Tooooolooooongggg... Aaaaaakkkuuuuuuu..."

"Tooooloooong... Aaaakkkuuuuuuuu..."

"Kau... Siapa sebenarnya?" tanya Taehyung.

"Tooooolooooonggg... Aaaakkkuuuuuuu..."

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki para siswa yang naik ke lantai empat, dan sosok itu segera menghilang.

Pintu lift segera tertutup dan langsung naik ke lantai enam.

Setibanya di lantai enam, Hoseok dan Jin terus menangis, sementara Taehyung dan Namjoon berusaha menenangkan mereka.

Setelah tangis mereka mereda, mereka tertidur di kamar masing-masing, lalu Taehyung dan Namjoon juga kembali ke kamar mereka masing-masing.

.

.

.

Sudah nyaris pukul dua belas malam, namun Jimin belum juga kembali ke kamarnya.

Taehyung duduk di atas kasurnya sambil bertanya-tanya, kemana Jimin sebenarnya?

Taehyung mencoba mengetuk pintu kamar Jin dan Yoongi namun tak ada jawaban, jadi Taehyung mencoba membuka pintu kamar itu dan ternyata tidak terkunci.

Taehyung melihat Jin tengah tertidur sangat lelap di kasurnya, sementara kasur Yoongi masih juga kosong.

"Yoongi hyeong juga belum kembali? Kemana mereka sebenarnya?" gumam Taehyung sambil mengerutkan keningnya.

Taehyung menutup pintu kamar Jin dan Yoongi, dan ketika ia membalikkan tubuhnya untuk menuju kamarnya, tiba-tiba sosok hantu bernama Jungkook itu sudah berdiri di belakang Taehyung.

"Yaish! Kkamjagiya!" sahut Taehyung karena terkejut.

Sosok Jungkook yang berlumuran darah itu tengah menatap Taehyung, seolah berusaha menyampaikan sesuatu.

"Untuk apa... Kau.. Menemuiku saat ini?" tanya Taehyung.

Hantu bernama Jungkook itu terus menatap Taehyung, dan Taehyung melihat bahwa raut muka Jungkook terlihat sangat sedih.

"Ada... Apa... Sebenarnya?" tanya Taehyung.

Jungkook mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah lift yang ada di ujung lorong lantai enam.

"Lift? Ada apa dengan lift?" tanya Taehyung.

Dan tiba-tiba saja mulut hantu bernama Jungkook itu terbuka, tanpa suara.

"Mwoya?" Taehyung berusaha menangkap apa yang tengah diucapkan Jungkook.

"A? A?" sahut Taehyung sambil membuka mulutnya mengikuti gerakan Jungkook.

Jungkook menggelengkan kepalanya, lalu kembali membuka mulutnya.

Taehyung kembali mengikuti gerakan mulut Jungkook. "A? A?"

Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Ka? Ka? (Pergi? Pergi?)" sahut Taehyung.

Jungkook menganggukan kepalanya.

"Kau.. Menyuruhku pergi? Dengan lift itu? Kemana?" tanya Taehyung.

Dan tiba-tiba saja suara langkah kaki terdengar di tangga.

Sosok Jungkook segera menghilang.

"Apa itu guru piket?" gumam Taehyung.

Taehyung segera berlari masuk ke dalam kamarnya sebelum terlihat masih berada di lorong oleh sang guru piket.

Dan sesampainya Taehyung dalam kamarnya, ia kembali mendengar suara langkah kaki menapaki anak tangga.

"Uh? Guru piket itu langsung turun lagi?" gumam Taehyung.

.

.

.

23 OKTOBER 2016

Matahari pagi sudah bersinar, namun Jimin dan Yoongi belum juga kembali ke kamar mereka.

Taehyung, yang belum tidur semalaman karena memikirkan apa yang tengah Jungkook sampaikan padanya itu, mulai merasa ngantuk mendatanginya.

TOK! TOK!

Suara pintu kamar Taehyung diketuk.

"Masuk.." sahut Taehyung, yang memang sengaja tidak mengunci kamarnya karena menunggu siapa tahu Jimin kembali.

Namjoon, Hoseok, dan Jin berjalan masuk.

"Ayo turun, waktunya sarapan.." sahut Jin.

"Uh? Wajahmu terlihat sangat mengantuk, Taehyung ah.." sahut Hoseok.

"Apa Jimin... Juga belum kembali?" tanya Namjoon.

Taehyung menganggukan kepalanya. "Ia belum kembali..."

"Kemana mereka?" tanya Namjoon.

"Yoongi hyeong juga belum kembali, hyeong?" tanya Taehyung sambil menatap Jin.

Jin menganggukan kepalanya. "Aku tidak tahu semalam ia kembali atau tidak, tapi tadi pagi ketika aku bangun, kasurnya kosong.."

Hoseok memiringkan kepalanya. "Kemana mereka sebenarnya?"

"Kalian sarapan duluan saja, aku masih ingin tidur..." sahut Taehyung.

"Araseo.. Tapi, kau baik-baik saja kan?" tanya Namjoon.

Taehyung menganggukan kepalanya..

.

.

.

Setelah tertidur tiga jam lamanya, Taehyung terbangun pukul sepuluh pagi.

Dan tiba-tiba saja sesuatu membesit di benaknya.

Taehyung segera berjalan menuju mejanya, mengabaikan semua rasa laparnya, dan segera menyalakan laptopnya untuk kembali mencari tahu informasi mengenai kematian Jungkook.

"Mungkin berita kematiannya bisa kujadikan petunjuk atas apa yang ingin dikatakannya padaku..." gumam Taehyung.

Taehyung terus men-searching internet, namun berita mengenai Jeon Jungkook yang dicarinya belum juga ditemukan.

Jarum jam menunjukkan pukul setengah dua belas siang, namun Taehyung belum juga menemukan petunjuk apa-apa.

"Aigooooo~ Perutku sangat lapaaaaaar!" gerutu Taehyung.

Taehyung meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku akibat duduk selama satu setengah jam itu.

Dan tiba-tiba saja kamar itu mendadak menjadi gelap gulita.

"Mwoya? Igo mwoya?" gumam Taehyung sambil memandang ke sekelilingnya.

"Jika mati listrik, bukankah seharusnya kamar ini tetap terang? Ini kan jam setengah dua belas siang?" gumam Taehyung sambil kebingungan.

Dan tiba-tiba saja layar laptopnya bergerak sendiri.

"Mwoya?" gumam Taehyung lagi.

Dan...

Layar laptop itu...

Membuka sebuah halaman dari sebuah situs internet.

Taehyung membelalakan kedua matanya ketika melihat headline dari halaman internet yang terbuka itu.

"Jeon Jungkook, siswa SMP dari Galmaegi (갈매기) School, menghilang tanpa kabar sejak setahun yang lalu."

Dan foto itu, foto Jeon Jungkook yang selama ini selalu menghantui keenam bocah itu, terpampang dengan sangat jelas di halaman internet itu.

.

-TBC-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top