CHAPTER 17
Title: BANGTAN BLOODY SCHOOL
Cast: Jin, Namjoon, Jungkook, Taehyung, Jimin, Hoseok, Yoongi - #NamJin #YoonMin #VHope FF
Lenght: Mini Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]
CHAPTER 17
.
19 OKTOBER 2016
Hari ini sekolah diliburkan.
Tubuh Kyungsoo yang semalam ditemukan tengah gantung diri di dalam gedung olahraga indoor sudah dibawa ke rumah sakit semalam untuk diautopsi.
Keenam bocah itu sedang berkumpul di kamar Jin dan Yoongi untuk membahas mengenai kemungkinan-kemungkinan yang mereka dengar mengenai kematian Kyungsoo semalam.
"Aku dengar ada yang bilang ia memang bunuh diri karena trauma melihat penampakan arwah ketiga orang itu kemarinan di lantai enam ini..." sahut Jimin.
"Ada juga yang bilang, Kyungsoo sunbae nunuh diri karena sering dihantui arwah Chansik sunbae di kamarnya.. Ia sering tengah malam mendengar suara tangisan Chansik sunbae di dalam kamarnya.." sahut Hoseok.
"Ada yang bilang.. Kemungkinan ia dibunuh..." sahut Taehyung sambil memicingkan matanya.
"J... B... Aku masih penasaran clue ada yang diberikan hantu bernama Jungkook itu padaku..." sahut Yoongi.
Jin menatap Yoongi. "Aku.. Takut, Yoongi ya..."
"Jaebum? Ada apa dengan Jaebum?" sahut Namjoon.
Yoongi menggelengkan kepalanya.
.
.
.
Jimin dan Yoongi berjalan ke kamar mandi di lantai enam.
"Hyeong.. Ada apa dengan J dan B itu sebenarnya? Apa benar Jaebum sunbae yang dimaksudnya? Atau ada.. Maksud lain?" tanya Jimin.
"Molla.. Aku juga penasaran... Mengapa hantu bernama Jungkook itu terus menunjukkan wujudnya dihadapanku, seolah ingin membicarakan sesuatu padaku.." sahut Yoongi.
"Ada yang bilang, jika sesosok hantu terus menghantui kita, ada dua kemungkinan.. Satu, ia ingin mengganggu kita.. Kedua... Ia ingin.. Meminta tolong..." sahut Jimin.
Yoongi menganggukan kepalanya. "Majjayo.. Aku rasa... Jungkook seolah meminta tolong kepada kita... Bukan berniat menjahati kita..."
Yoongi masuk ke dalam bilik toilet tengah, sementara Jimin masuk ke dalam bilik toilet paling kanan.
Tepat ketika mereka masuk ke dalam bilik toilet, lampu toilet tiba-tiba berkedip-kedip.
Hawa dingin berhembus di dalam kamar mandi, membuat Jimin segera meneriakan nama Yoongi.
"Yoongi hyeong, ada apa hyeong?" teriak Jimin.
"Molla nado.." sahut Yoongi.
Mereka segera keluar dari dalam bilik toilet, dan nafas mereka seketika itu juga nyaris berhenti melihat apa yang ada di hadapan mereka.
Tubuh Kyungsoo tergantung tepat di bawah lampu toilet, lidahnya menjulur panjang keluar dari mulutnya, wajahnya sangat pucat dan kedua matanya mengeluarkan darah yang sangat banyak.
Persis seperti apa yang mereka lihat ketika mayat Kyungsoo ditemukan tergantung di dalam gedung olahraga indoor.
"Kyaaaaaaaaaaa!" Jimin segera terjatuh duduk di depan pintu bilik toilet, sementara Yoongi menatap penampakan mayat Kyungsoo itu.
Bola mata Kyungsoo yang sangat besar itu tengah menatap Yoongi, dengan darah mengalir dari kedua bola matanya, seolah memohon Yoongi untuk menolongnya.
Dan saat itu juga arwah bocah SMP bernama Jungkook itu melintas tepat di depan Yoongi, dan juga menatap Yoongi seolah memohon Yoongi untuk menolongnya.
Jimin semakin berteriak histeris melihat kedua penampakan itu di hadapannya, dan ia pun jatuh pingsan.
"Apa.. Yang kalian inginkan dariku?" tanya Yoongi, tanpa rasa takut.
"Tolooooong... Akuuuuuu..." suara sangat lirij itu terdengar tiba-tiba. Entah itu suara Kyungsoo atau Jungkook.
"Toloooong... Aaaakuuuuuuu..."
Yoongi memicingkan kedua bola matanya, dan tiba-tiba saja semua sosok dihadapannya menghilang, tepat ketika suara Jin dan Taehyung terdengar ak jauh dari depan toilet.
Jin dan Taehyung tak lamakemudian berjalan masuk ke dalam toilet, dan menemukan tubuh Jimin tergeletak pingsan di lantai sementara Yoongi tengah berdiri membeku menatap ke arah Jin dan Taehyung.
"Ada apa, hyeong? Jimin kenapa?" tanya Taehyung dengan ekspresi sangat terkejut.
"Yoongi ah.. Ada apa?" tanya Jin, wajahnya sedikit pucat melihat Jimin tergeletak pingsan.
"Arwah Kyungsoo.. Dan bocah SMP itu... Barusan saja muncul... DI hadapan kami..." sahut Yoongi.
Tiba-tiba saja Yoongi tersadar, Jimin tengah jatuh pingsan.
Yoongi segera menggendong tubuh Jimin. "Aku akan membawanya ke UKS..."
Yoongi segera berlari menuju UKS sambil menggendong tubuh Jimin, sementara Jin terlihat seolah mau menangis.
"Gwenchana, hyeong... Gwenchana..." Taehyung berusaha menenangkan Jin.
.
.
.
Dua jam kemudian, Jimin sudah tersadar.
Jimin duduk dengan wajah pucat, masih ketakutan mengingat apa yang dilihatnya tadi di dalam kamar mandi, sementara Yoongi dibawa ke kantor Eric-ssaem untuk memberikan penjelasan mengapa Jimin jatuh pingsan seperti itu.
Yoongi dan Eric-ssaem duduk berhadapan, hanya mereka berdua yang berada di dalam ruangan itu.
"Ceritakan padaku secara detail, apa yang kau lihat sampai Jimin-haksaeng terjatuh pingsan seperti itu?" sahut Eric-ssaem.
Yoongi tidak menjawab, ia hanya menatap Eric-ssaem sambil mengernyitkan keningnya.
"Penampakan apa yang kalian lihat kali ini sampai-sampai Jimin-haksaeng pingsan seperti itu?" tanya Eric-ssaem.
Yoongi memiringkan kepalanya. "Ssaem.. Mengapa kau tahu... Bahwa kami melihat penampakan? Setahuku, yang mengetahui hal ini baru aku dan kelima sahabatku itu... Dan juga Donghae-ssaem..."
Eric-ssaem menatap Yoongi. "Kau... Terdengar tengah mencurigaiku, Yoongi-haksaeng..."
.
.
.
Keenam bocah itu berkumpul di dalam kantin untuk makan malam.
Kondisi Jimin sudah jauh lebih baik, dan ia sudah menceritakan semua yang dilihatnya dengan Yoongi tadi di toilet lantai enam ketika keempat sahabatnya itu menemaninya di UKS.
"Apa.. Yang dikatakan Eric-ssaem padamu tadi, hyeong? Apa yang kalian bicarakan? Kau belum menceritakan apapun pada kami.." sahut Hoseok.
Yoongi hanya menggelengkan kepalanya. "Gwenchana..."
"Hyeong? Kau menutup-nutupi sesuatu dari kami?" tanya Namjoon.
"Aniya.. Geunyang.." sahut Yoongi dengan gaya coolnya sambil memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.
Jin memperhatikan Yoongi. "Ada apa sebenarnya?" gumam Jin.
"Benar tidak ada apa-apa?" tanya Taehyung.
Yoongi menganggukan kepalanya. "Majjayo... Pembicaraan kami hanya begitu saja, tidak ada yang penting.."
Jimin menatap Yoongi. "Tidak biasanya ia tiba-tiba tutup mulut begini.. Wajahnya juga.. Terlihat cukup tegang.." gumam batin Jimin.
Taehyung juga menatap Yoongi. "Apa yang disembunyikannya dari kami?" gumam hati kecil Taehyung.
.
.
.
Setelah makan malam, Yoongi mengajak Jimin jalan-jalan berdua di taman sekolah, sementara Jin tengah menemani Namjoon membeli earphone di toko buku yang berada tepat di seberang Bangtan School.
Taehyung dan Hoseok bilang ingin kencan hanya berdua dan meminta agar keempat sahabatnya jangan ada yang berani masuk ke dalam kamar Taehyung dan Jimin.
Keempat sahabatnya tahu betul apa yang akan dilakukan Taehyung dan Hoseok di dalam kamar itu. Makanya, Yoongi sengaja mengajak Jimin menemaninya mencari angin malam di taman sekolah.
"Hyeong... Sebenarnya.. Ada yang kau sembunyikan dariku, ya kan?" tanya Jimin.
"Uh? Apa maksudmu?" tanya Yoongi.
"Ah.. Bukan dariku, tapi dari kami berlima..." sahut Jimin, mengoreksi ucapannya.
Yoongi menatap Jimin lekat-lekat.
"Kenapa menatapku begitu, hyeong?" Jimin memiringkan kepalanya.
"Jimin ah..." sahut Yoongi, masih terus menatap Jimin lekat-lekat.
"Waeyoooo?" sahut Jimin sambil mengernyitkan dahinya.
"Saranghae..." sahut Yoongi tiba-tiba.
"Uh?" Jimin membelalakan kedua bola matanya. Terkejut dengan pernyataan cinta Yoongi yang sangat tiba-tiba itu.
"Aku... Sudah mencintaimu sejak lama... Tapi.. Aku terus berpikir.. Kapankah waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaanku padamu? Apakah aku... Layak menjadi kekasihmu? Apakah aku... Yakin bisa membahagiakanmu dengan sifatku yang dingin dan pendiam ini?" sahut Yoongi.
Jimin menatap Yoongi. "Lalu.. Mengapa kau memberitahuku sekarang? Apa ini.. Waktu yang tepat menurutmu? Apa kau.. Sudah yakin bisa membahagiakanku?"
Yoongi terdiam beberapa saat. Wajahnya seolah menunjukkan sebuah kecemasan.
"Jawab aku, hyeong..." sahut Jimin.
"Aku... Takut... Aku tidak sempat mengatakan padamu... Bahwa aku mencintaimu... Tiba-tiba aku takut, aku tak punya cukup waktu untuk mengutarakan perasaanku padamu kedepannya, makanya kuputuskan untuk mengatakannya sekarang..." sahut Yoongi.
Jimin menatap Yoongi. "Mengapa kau bilang begitu, hyeong? Apa kau mau pergi jauh? Apa kau akan pindah jauh setelah lulus dari sini? Mengapa kau... Seolah tidak akan punya banyak waktu bersamaku?"
Yoongi tersenyum. Sebuah senyuman yang terpaksa. "Kita.. Tidak akan pernah tahu usia seseorang kan?"
"Uh?" Jimin membelalakan kedua bola matanya.
"Aniya... Dweso... Anggap saja kau tidak pernah mendengar apapun yang kukatakan barusan.." sahut Yoongi dengan salah tingkah.
"Nado... Saranghae, hyeong..." sahut Jimin tiba-tiba, membuat Yoongi membelalakan kedua mata kecilnya.
"Aku.. Juga menyukaimu sejak lama.. Namun, aku menunggu kau yang mengatakannya padaku terlebih dulu.." sahut Jimin sambl tersenyum.
"Jinjja?" tanya Yoongi dengan ekspresi terkejut.
Jimin menganggukan kepalanya. "Jinjja, hyeong..."
Dan tiba-tiba saja.
CUP!
Sebuah kecupan kilat mendarat di bibir Yoongi.
Jimin mencium sekilas bibir Yoongi. "Itu buktinya.. Bahwa aku juga mencintaimu..."
Tangan kanan Yoongi segera memeluk pinggang Jimin, membuat tubuh Jimin semakin menempel dengan tubuhnya.
Kedua mata mereka saling beradu pandang.
Angin malam yang berhembus menyibakkan rambut keduanya.
Kini tatapan mata Yoongi terkunci ke bibir tebal milik Jimin.
Dan Yoongi mulai memiringkan kepalanya, sementara Jimin memejamkan kedua matanya.
Mereka berciuman dan saling melumat dengan lembut.
Kedua tangan Jimin dilingkarkan di pinggang Yoongi, memeluk pinggang kecil milik Yoongi.
Bibir mereka terus bertautan, saling melumat.
Jimin sangat menikmati setiap lumatan lembut Yoongi di bibirnya.
Dan tiba-tiba saja sebuah suara terdengar.
CEKREK!
Sebuah blitz membuat keduanya melepaskan ciuman mereka karena silau.
Mereka berdua menolah ke arah blitz itu berasal, dan mereka melihat Jin dan Namjoon berada tak jauh dari mereka, keduanya tersenyum sangat lebar.
"Ciuman kalian benar-benar seperti sebuah karya seni!" goda Namjoon.
"Sejak kapan kalian mulai berkencan? Mengapa kami tidak tahu?" sahut Jin.
"Hyeooooong!" Jimin menggerutu karena Jin dan Namjoon mengganggu moment romatisnya bersama Yoongi.
Sementara Yoongi, dengan gaya coolnya menjawab, "Baru saja kami resmi berkencan.."
"Whoaaaa! Chukkae, hyeong! Akhirnya, kalian resmi berkencan.." sahut Namjoon sambil menepuk bahu Yoongi.
"Chukkae, kalian!" sahut Jin sambil tersenyum.
"Bagaimana caranya menyatakan perasaannya padamu?" tanya Jin kepada Jimin.
"Rahasia, hehehe..." sahut Jimin sambil tersenyum.
Mereka berempat berbincang-bincang sejenak disana, dan tiba-tiba terdengar suara.
"Whoaaaa! Chukkae kalian berdua!" teriak Hoseok.
Mereka berempat menoleh ke arah suara itu dan melihat Hoseok dan Taehyung tengah berlari menghampiri mereka berempat.
"Bagaimana kalian tahu?" Yoongi menatap bingung ke arah Taehyung.
"Namjoon hyeong mengirimkan ke kakaotalk ku...Foto kalian tengah berciuman..." sahut Taehyung.
"Yaishhhh, Kim Namjoon!" bentak Yoongi sambil memukuli punggung Namjoon.
Keempat sahabatnya tertawa melihat kelakuan Yoongi yang tengah memukuli Namjoon.
.
.
.
22 OKTOBER 2016
Tiga hari sudah Jimin resmi berpacaran dengan Yoongi.
Keadaan Bangtan School juga mulai kembali tenang, tidak ada kasus bunuh diri atau sebagainya selama tiga hari itu.
Namun, hari Kamis malam, Taehyung sempat didatangi oleh arwah Jungkook ketika malam itu Taehyung tengah ke kamar mandi untuk buang air.
Ketika Taehyung sedang mencuci tangan dan menatap ke wastafel di hadapannya, penampakan hantu bernama Jungkook itu muncul tepat di belakangnya.
"Apa.. Maumu sebenarnya? Mengapa kau... Terus muncul dihadapanku dan Yoongi hyeong, juga Namjoon hyeong?" tanya Taehyung, tanpa rasa takut sedikitpun.
Dan tiba-tiba saja tepat di belakang Jungkook, arwah Jongin, Jaebum, Chansik, dan Kyungsoo bermunculan.
Taehyung membalikkan badannya, menatap lima sosok mengerikan itu dihadapannya.
"A.. Apa yang kalian inginkan sebenarnya?" tanya Taehyung.
Dan suara - suara itu terdengar dengan jelas di telinga Taehyung.
"Toooolooooong... Aaaaku..."
"Tooolooooongggg Aaaaakkkuuuuuuu..."
Dan saat itu juga, wastafel yang sudah dimatikan Taehyung tiba-tiba menyala.
Taehyung menoleh ke wastafel di belakangnya, dan air berwarna darah mengalir dari keran itu.
Dan saat itu juga.. Tepat di cermin dihadapan Taehyung, dua buah huruf tertulis dengan darah..
J... Dan B...
Taehyung membelalakan kedua bola matanya sambil bergumam, "J... B..."
Taehyung sama sekali tidak menceritakan hal itu kepada siapapun. Ia berpikir, Yoongi saja menyembunyikan rahasia darinya, mengapa ia harus memberitahukan kepada sahabat-sahabatnya mengenai apa yang dilihatnya itu?
Jiwa keingintahuan Taehyung semakin menguat, karena itu selama tiga hari ini ia diam-diam terus menelusuri internet, mencoba mencari tahu sebenarnya apa penyebab kematian anak SMP bernama Jungkook itu.
Namun, ia tetap belum bisa menemukan kasus Jeon Jungkook yang dicarinya.
.
.
.
Pelajaran olahraga tambahan sudah berakhir.
Namun, Yoongi masih ingin bermain basket sendirian disana.
"Kau kembali duluan saja, aku ingin bermain basket sendirian sejenak." sahut Yoongi kepada Jimin.
Jimin menganggukan kepalanya dan berjalan bersama keempat sahabatnya untuk kembali ke dorm.
"Ssaem, aku pinjam ruangan sebentar ya.. Aku ingin bermain basket sendirian.. Sebentar saja.." sahut Yoongi, meminta ijin kepada Woobin-ssaem.
Woobin-ssaem memperhatikan Yoongi sejenak, lalu menganggukan kepalanya. "Jangan lupa kau rapikan nanti ya!"
"Ne, ssaem!" sahut Yoongi.
Jimin berjalan sendirian di belakang.
Taehyung dan Hoseok berjalan di depan Jimin sambil bergandengan tangan dan bermesraan, begitu juga dengan Namjoon yang tengah merangkul pundak Jin dan tertawa bersama membicarakan beberapa hal bersama.
Sejujurnya, setelah malam itu Yoongi menyatakan perasaan padanya, Jimin memikirkan semua ucapan Yoongi. Mengapa ia berkata, takut tidak memiliki waktu kedepannya untuk menyatakan perasaannya pada Jimin.
Mengapa Yoongi... Terlihat sering melamun, seperti tengah berpikir sendirian belakangan ini?
Bahkan kali ini, Yoongi ingin bermain basket sendirian tanpa diganggu siapapun...
.
.
.
Kini lapangan itu sudah kosong. Hanya tinggal Yoongi sendirian disana.
Yoongi berkeliling di dalam lapangan indoor itu, seperti mencari sesuatu.
Setelah berusaha mencari sesuatu namun tidak ada yang bisa ditemukannya, ia mengambil bola basket itu dan mulai bermain basket sendirian.
"Haruskah aku sepuasnya bermain basket? Selama aku masih hidup dan bisa bermain sepuasku?" gumam Yoongi sambil melakukan tembakan three point nya.
Yoongi berjalan menghampiri bola basket itu dan memandang sekelilingnya.
Dan tiba-tiba saja wajah dan senyuman Jimin melintas di benaknya.
"Iklaskah aku... Jika harus meninggalkan Jimin sendirian?" gumamnya lagi.
Dan tiba-tiba saja suara pintu dibuka terdengar.
Yoongi menoleh ke arah pintu masuk.
"Yoongi-haksaeng, apa kau tidak bosan bermain sendirian?" sahut sebuah suara disana.
Yoongi menatap tubuh pria dihadapannya itu sambil memicingkan kedua matanya.
"Haruskah aku... Menemanimu bermain?" sahut pria itu, sambil tersenyum.
Senyuman yang... Mengerikan...
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top