CHAPTER 11

Title: BANGTAN BLOODY SCHOOL

Cast: Jin, Namjoon, Jungkook, Taehyung, Jimin, Hoseok, Yoongi - #NamJin #YoonMin #VHope FF

Lenght: Mini Chapter

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

CHAPTER 11

.

6 OKTOBER 2016

Dengan tubuh lemas, mereka berjalan menuju kamar mereka masing-masing, namun ada sesuatu yang terlihat sangat aneh.

Mengapa ada cahaya terang yang terlihat dari kamar 1302?

Pintu kamar itu terbuka lebar, dan cahaya lampu kamar menerangi lorong lantai enam yang agak gelap karena lampu lorong mereka agak redup.

Mereka berenam berjalan menghampiri kamar itu, dan langsung saja mereka berenam berteriak melihat apa yang ada di dalam kamar itu!

Tubuh Jaebum tergantung di sebuah tali yang berada tepat di tengah ruangan kamar.

Darah bercucuran dari sekujur tubuhnya yang dipenuhi luka sayatan.

Matanya juga mengeluarkan darah yang sangat banyak, kedua matanya terlihat sangat hancur seperti habis ditusuk-tusuk oleh pulpen yang sangat tajam.

Kulitnya pucat akibat terlalu lama tergantung disana, membuat darah yang mengalir di sekujur tubuhnya terlihat menjadi sangat merah karena mengaliri sekujur tubuhnya yang pucat itu.

Jimin, Jin, dan Hoseok berteriak histeris sambil terus menangis, sementara Yoongi segera berlari ke bawah untuk mengabari guru piket yang ada di dalam ruang office guru di lantai satu.

Pihak kepolisian segera berdatangan, dan kehebohan yang sangat luar biasa kembali terdengar di gedung dorm.

Sementara Jimin, Jin, dan Hoseok, masih terus menangis dalam kamar Hoseok. Namjoon dan Yoongi berusaha menenangkan mereka, dan Taehyung diinterogasi pihak kepolisian sebagai perwakilan saksi mata yang menemukan mayat Jaebum.

.

.

.

"Taehyung-haksaeng, apa yang kau lihat ketika kau dan kelima sahabatmu menemukan mayat Jaebum-haksaeng tergantung disana?" tanya sang polisi.

"Aku dan kelima sahabatku baru saja kembali dari lantai satu, dan menuju kamar kami di lantai enam... Kami bingung mengapa pintu kamar Jaebum sunbae terbuka, jadi kami berjalan kesana dan ketika kami melihat ke dalam, tubuhnya sudah tergantung seperti itu..." sahut Taehyung.

Sang polisi menatap Taehyung, lalu memiringkan kepalanya.

"Kuperhatikan tadi, kelima sahabatmu terlihat cukup syok setelah melihat mayat itu tergantung di kamarnya. Tapi... Mengapa kau terlihat tenang-tenang saja?" tanya sang polisi, kebingungan melihat betapa tenangnya Taehyung padahal ia baru saja melihat adegan mengerikan dihadapan kedua matanya.

Taehyung tersenyum. Lalu menjawab pertanyaan sang polisi, membuat sang polisi mengernyit terkejut mendengar jawaban Taehyung.

"Aku suka dengan hal-hal berbau psikopat... Aku suka menonton film-film tentang pembunuhan... Jadi melihat mayat Jaebum sunbae tidak menjadi masalah besar untukku.." sahut Taehyung.

Dan tiba-tiba anggota kepolisian lainnya berlari ke dalam ruangan tempat Taehyung dimintai keterangan itu.

"Aku menemukan secarik surat ini di atas mejanya!" sahut anggota kepolisian lainnya itu, menyerahkan secarik kertas pada sang polisi yang tengah menginterogasi Taehyung.

Sang polisi yang menginterogasi Taehyung segera mengambil surat itu dan membacanya.

"Kepada siapapun yang menemukan tubuhku yang sudah tergantung mati dengan mengenaskan di dalam kamar ini...

Aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah menemukan mayatku..

Tolong kuburkan aku dengan cara yang layak..

Sampaikan salam penuh cinta untuk ibu dan ayahku, katakan pada mereka betapa aku mencintai mereka.

Maafkan aku, harus memutuskan mengakhiri hidupku dengan cara seperti ini...

Sejujurnya, akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur dengan nyenyak..

Karena arwah Jongin... Terus menerus menggangguku... Setiap malam...

Aku berusaha menutup mulutku dan tidak bercerita kepada siapapun..

Namun, aku depresi.. Aku stres.. Aku ketakutan... Dan aku tak berani menceritakan ini pada siapapun karena aku takut kalian tidak mempercayaiku dan aku tersingkir dari kalian karena kalian menganggapku aneh...

Aku selalu didatangi arwah Jongin setiap malam.. Dengan wujudnya yang mengerikan itu..

Ia selalu berbisik di telingaku.. Mengatakan bahwa aku harus menyusulnya, menemaninya di alam sana..

Ia selalu berkata, bukankah kami sahabat dekat? Maka dari itu, ia terus mendatangiku, berusaha mengajakku menemaninya ke alam sana...

Aku selalu menolak namun ia selalu saja memaksaku dengan wujudnya yang mengerikan itu.

Aku selalu ketakutan, namun aku tak berani bercerita kepada siapapun..

Aku lelah dengan semua ini...

Jadi kuputuskan bahwa aku akan mengakhiri hidupku dengan menggantung diriku dalam kamar.

Namun, Jongin terus saja mendatangiku dan memintaku agar mati dengan cara yang tak kalah tragis dengan kematiannya.

Ia bilang, ia tak ingin arwahku tampil dengan wujud biasa saja karena aku mati hanya dengan menggantung diriku.

Jadi, ia terus mendatangiku dan menatapku dengan wajah mengerikannya itu.. Memintaku.. Menyiksa diriku sendiri..

Meminta agar aku.. Juga mati dengan mengenaskan...

Agar wujud mayatku, tak kalah mengerikan dari wujud mayatnya yang ditemukan terkapar hancur setelah loncat dari lantai enam kemarin.

Aku depresi! Aku sudah tidak tahan lagi harus terus menerus dihantui seperti ini oleh Jongin..

Jadi kuputuskan, aku akan menyiksa tubuhku terlebih dulu sebelum menggantungkan diriku di tali yang sudah kupasang di kamarku..

Maafkan aku jika wujudku sangat menyeramkan ketika kalian menemukan mayatku tergantung di dalam kamarku...

Aku sayang kalian semua... Bangtan School...

Atau haruskah kini kusebut sebagai... Bangtan Bloody School?"

"Apa ini tulisan tangan Jaebum-haksaeng?" tanya sang polisi kepada rekannya.

"Iya, Sir! Saya sudah mengecek tulisan tangan di surat ini dengan tulisan yang tertera di semua buku pelajaran milik Jaebum-haksaeng yang ada di dalam kamarnya, dan tulisannya sama persis..." sahut sang polisi yang menemukan surat itu.

Sang polisi yang menginterogasi Taehyung kembali mengernyitkan dahinya sambil terus memperhatikan surat itu.

"Apa ia bunuh diri?" tanya Taehyung kepada sang polisi.

"Kalau melihat surat ini, terlihat begitu.. Tapi, kami harus menyelidiki lebih detail... Ah! Mengapa di gedung sekolah kalian sama sekali tidak diletakkan CCTV? CCTV akan mempermudah kami dalam menyelidiki suatu kasus!" gerutu sang polisi.

Ya, memang salah satu kekurangan Bangtan School adalah, tidak ada satupun CCTV disana.

Karena menurut para guru dan pihak petinggi di Bangtan School, para siswa membutuhkan privacy mereka terjaga, dan CCTV bukanlah hal yang baik untuk memantau masa remaja mereka.

Taehyung menatap sang polisi yang terlihat tengah frustasi itu, dan sebuah senyuman diam-diam terbentuk di wajahnya.

.

.

.

8 OKTOBER 2016

Sabtu yang cerah pagi itu, dimanfaatkan para guru untuk meniadakan kelas tambahan olahraga.

Dan sebagai gantinya, mereka mendirikan banyak kemah-kemah di lapangan sepak bola dan disekitaran kebun sekolah.

Hari Jumat kemarin, sekolah diliburkan karena keadaan sangat tidak kondusif untuk kegiatan belajar mengajar, karena para siswa dan guru masih merasa trauma akan mayat Jaebum yang ditemukan gantung diri dalam kamarnya pada Kamis malam.

"Yaishhhh! Earphoneku rusak lagi!" gerutu Namjoon pagi itu ketika mereka berenam sedang berkumpul di kantin untuk sarapan.

Setelah sarapan, mereka harus bersiap untuk mengikuti acara camping yang diadakan pihak Bangtan School dengan tujuan merefreshing pikiran semua penghuni Bangtan School dari semua pikiran menakutkan yang membebani mereka akibat meninggalnya dua siswa disana dengan mengerikan.

"Nanti sebelum mulai camping, kau akan kutemani ke toko buku di depan.. Mereka menjual earphone juga kan?" sahut Jin.

Namjoon menganggukan kepalanya. "Aku kan sudah tiga kali membeli earphone disana..."

"Pantas saja wajahmu kusut saat keluar dari kamarmu tadi.." sahut Yoongi.

"Uang sakuku harus terbuang percuma lagi demi membeli earphone sialan itu.." gerutu Namjoon.

"Kalau begitu, tidak usah membeli earphone lagi saja, hyeong.." sahut Jimin.

"Aku bisa mati jika sehari saja tidak tidur sambil mendengarkan lagu, imma.." sahut Namjoon.

"Yang penting aku sudah terlepas dari kursi roda sialan itu... Hehehe~" sahut Hoseok sambil tersenyum sangat ceria, karena memang kemarin sore setelah diperiksa Donghae-ssaem, keadaan kakinya sudah membaik dan sudah bisa berjalan dengan normal tanpa perlu menggunakan kursi roda.

Taehyung mengusap pelan kepala Hoseok. "Kau terlihat sangat senang terlepas dari kursi rodamu..."

"Karena kini ia bisa kembali menggoda Woobin-ssaem dengan senyum cerianya..." sahut Yoongi sambil menyendok makanan di piringnya.

"Majjayo~" sahut Hoseok sambil mengeluarkan aegyonya.

"Yaishhh!" gerutu Taehyung sambil menimpuk Yoongi dengan tissue.

"Hari ini hari yang sangat indah dan menyenangkan~" sahut Hoseok.

"Dan aku sudah lama tidak menjalani kegiatan camping.." sahut Yoongi sambil tersenyum.

"Dan cuaca hari ini sangat cerah~" sahut Hoseok lagi sambil tersenyum.

"Membuat kita teringat akan sebuah lagu, benar kan, Hoseok ah?" sahut Yoongi.

Hoseok dan Yoongi saling beradu pandang, dan seketika itu juga keberisikan yang luar biasa kembali terjadi.

Yoongi dan Hoseok langsung berdiri, satu tangan mereka digenggam dan diletakkan di depan mulut mereka, seolah mereka sedang memegang mic di tangan mereka, dan bernyanyi sekencang-kencangnya, dengan nada setinggi-tingginya, membuat suara mereka yang sedikit fals itu terdengar memenuhi ruangan kantin.

Hoseok dan Yoongi menyanyikan sebuah lagu favorit mereka.

I Was Able To Eat Well - HOMME.

"Sarangi tteonagado gaseume meongi deureodo
Han sungan ppunideora bapman jal meokdeora
Jokneun geotdo anideora
Nunmuleun mudeodweora dangbun ganeun ilman haja
Jugeul mankkeum saranghan geunyeoreul aratdan
Geu sashile gamsahaja

(Even when love leaves, even when the heart is bruised
It's just the moment, I was able to eat well
It wasn't like I was going to die
Bury the tears, just focus on work for now
Be thankful for the fact that
I knew her, who I loved to death)"

Membuat seisi kantin tertawa terbahak-bahak melihat keabsurdan kedua bocah itu.

Jin dan Namjoon tertawa keras. Jimin tersenyum geli melihat betapa drastis perubahan sikap Yoongi, yang terkadang terlihat sangat cool namun bisa juga terlihat absurd seperti itu.

Sementara Taehyung menutup kedua kupingnya dengan ekspresi sangat kesal. "Kalian sangat berisik.."

.

.

.

Namjoon dan Jin bergandengan tangan sambil berjalan menuju toko buku yang berada tepat di seberang jalan di depan Bangtan School.

"Sudah lama rasanya kita tidak berduaan saja begini, Namjoon ah~ Hehehe~" sahut Jin sambil tersenyum sangat manis.

"Majjayo, hyeong... Kita selalu saja terjebak diantara keempat bocah menggelikan itu, hahaha.." sahut Namjoon sambil tertawa, menampilkan kedua lesung pipinya.

Mereka memilih earphone, dan kembali memasuki gerbang Bangtan School.

Dan Namjoon terbelalak ketika berjalan masuk ke dalam, karena sosok hantu bocah SMP bernama Jungkook itu kembali muncul dihadapannya.

Berdiri di tengah jalan yang menghubungkan gerbang sekolah menuju gedung utama.

Dengan wajah penuh darah dan sayatan di sekujur tubuhnya itu.

Menatap ke arah Jin dengan tatapan seolah ingin membunuh Jin.

"Hyeong! Kau lihat itu?" tanya Namjoon sambil menunjuk ke arah Jungkook berdiri.

Jin menatap kesana, namun Jin tidak melihat ada apapun disana.

"Tidak ada apa-apa, Namjoon ah..." sahut Jin.

Namjoon melihat kesana, dan sosok itu memang menghilang, dan tiba-tiba muncul lagi disana ketika Jin sedang menunduk mengecek pesan yang masuk ke handphonenya.

Jungkook terus menatap Jin, dan Namjoon, dengan tatapan mengerikan.

Dan tiba-tiba saja Woobin-ssaem berjalan keluar dari gedung utama dan melihat ke arah Namjoon dan Jin.

"Haksaeng! Ayo cepat berkumpul di lapangan sepak bola utama!" teriak Woobin-ssaem.

"Kajja, Namjoon ah~" sahut Jin sambil menggandeng lengan Namjoon.

Mereka berjalan menuju lapangan sepak bola yang berada di samping gedung utama, dan tiba-tiba saja sebuah angin yang sangat dingin berhembus tepat di belakang telinga kanan Namjoon.

Membuat Namjoon bergidik.

Dan tiba-tiba sebuah suara terdengar di telinga Namjoon. "Toooooloooooong... Aaaakuuuu..."

"Kau mendengar itu, hyeong?" tanya Namjoon sambil menatap Jin.

"Uh? Mendengar apa?" tanya Jin.

Namjoon menatap Jin. "Aniya~ Gwenchana..."

.

.

.

Acara camping itu berlangsung dengan sangat menyenangkan.

Para siswa dan guru sangat menikmati acara camping tersebut.

Tak terasa malam tiba.

Saatnya acara api unggun dan barbeque dimulai.

Jimin berjalan menuju toilet yang berada di samping lapangan sepak bola utama, ditemani oleh Yoongi. Untung saja Yoongi bersedia menemani Jimin. Kalau tida, bisa-bisa Jimin buang air kecil di celananya.

Toilet itu satu-satunya toilet yang terletak di luar gedung, sengaja didirikan disana agar para siswa bisa mandi disana setelah berkeringat sehabis olahraga di lapangan outdoor itu.

Sebenarnya di pagi hingga siang hari, toilet itu terlihat biasa, dan cukup sejuk karena dikelilingi beberapa pepohonan di sekitarnya. Namun, jika langit mulai gelap, toilet itu jadi terlihat agak mengerikan.

Dan ketika Jimin bersama Yoongi masuk ke dalam toilet itu, hawa dingin tiba-tiba menyelimuti mereka.

"Hyeong... Mengapa hawanya terasa sangat dingin?" tanya Jimin.

"Molla..." sahut Yoongi sambil memicingkan matanya.

Jimin masuk ke dalam salah satu bilik toilet itu, dan tiba-tiba saja sebuah rintihan dan tangisan kembali terdengar.

"Hyeoooong.. Aku takut..." sahut Jimin dari dalam bilik toilet.

"Aku disini, gwenchana, Jimin ah.." sahut Yoongi yang tengah berdiri di depan wastafel.

Tangisan itu terdengar semakin keras.. Dan menakutkan...

Jimin segera keluar dari dalam bilik toilet dan mencuci tangannya di wastafel.

Dan ketika mereka hendak berjalan keluar dari toilet, sebuah tulisan berwarna merah, menyerupai darah yang menetes, terlihat di tembok toilet itu.

Mulai dari sebuah tetesan darah, hingga membentuk dua buah huruf...

J...B...

.

-TBC-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top