-' ── un ᭡࿔

ꪶ┊We Can Continue It Tonight ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

"Kepada mempelai pria silakan mencium mempelai wanita."

Kedua insan saling memandang. Salah satunya tampak gugup. Sementara yang lainnya terlihat percaya diri.

Sang mempelai pria menyentuh bahu wanita di hadapannya. Seorang wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya baik di mata Tuhan maupun di mata hukum. Sejak tadi, tatapannya tertuju ke arah wanita itu. Belum ia alihkan barang sedetik pun. Sekaligus menciptakan ketegangan di antara para hadirin di ruangan itu.

Wedding veil yang sejak tadi menutupi paras ayunya kini dibuka dengan perlahan namun pasti. Bersamaan dengan darah yang berdesir serta detak jantung yang berdebar-debar. Si pemilik netra (e/c) itu hanya bisa menyelami dalamnya danau berwarna orchid di hadapannya.

Tampak indah, sekaligus memabukkan bagi siapapun yang melihatnya. Sungguh menghipnotis (Y/n) di detik pertama ia bersitatap dengan netra orchid itu. Kini, perlahan ia mendekat. Menghapus jarak di antara mereka, memejamkan mata, dan melekatkan kedua bibir mereka sesaat setelahnya.

Saling menempel satu sama lain. Hingga perlahan sang pria berinisiatif lebih dahulu. Melumatnya, menggigitnya pelan, menekan tengkuk sang wanita. Lenguhan yang tertahan pun terdengar kala bibir mereka masih saling bertautan.

Tepuk tangan yang ricuh di belakang mereka menghentikan ciuman itu. Mereka melepaskan diri satu sama lain. Seolah melupakan dunia, sebelumnya mereka hanya saling menikmati yang awalnya berupa kecupan namun berubah menjadi ciuman yang ganas di detik selanjutnya.

"Kita bisa melanjutkannya nanti malam, Sayang."

Perkataan itu bukanlah apa yang (Y/n) harapkan. Justru wanita itu menoleh dan mengernyit heran. Melihat reaksi yang diberikan oleh (Y/n), Izana pun menaikkan sebelas alisnya. Tampak bertanya-tanya mengapa reaksi yang (Y/n) tunjukan demikian.

"Ada apa?"

"Tidak, bukan apa-apa."

Izana melirik (Y/n) sekali lagi. Ia menatapnya lurus dan lama. Membuat yang ditatap akhirnya menoleh dan memberikan tatapan heran serta bingung. Namun, di saat yang bersamaan, kesempatan pun datang.

Secepat kilat, Izana mencuri ciuman dari (Y/n). Menghasilkan tatapan terkejut dilontarkan untuk dirinya. Ditambah dengan sorakan yang menyoraki mereka. Yang justru membuat (Y/n) semakin merona malu.

Dua sukma disatukan oleh benang merah. Tak dapat dipungkiri, kedua insan itu memang saling mencintai.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top