-' ── cinq ᭡࿔
ꪶ┊Around The World ݇-
▬▭▬▭▬▭▬▭▬
Kesibukan menyelimuti keduanya. Beberapa potong pakaian dimasukkan ke dalam koper. Bersamaan dengan perlengkapan lain yang pastinya akan mereka butuhkan nantinya. Entah kapan, namun pasti.
Suara ritsleting yang tertutup membuat (Y/n) menoleh ke arah Kokonoi di sebelahnya. Wanita itu menatap koper milik suaminya itu selama beberapa saat. Tampak sedang memikirkan sesuatu. Barulah bibirnya bertanya setelahnya.
"Kau sudah menyiapkan semuanya?" tanyanya memastikan.
Dianggukkan kepalanya. "Ya, sudah."
Anggukan kepala Kokonoi serta jawaban pria itu tidak membuat (Y/n) merasa yakin. Wanita itu hendak mengecek apakah semua barang-barang yang dibutuhkan pria itu sudah dibawa semua itu atau belum. Namun, melihat sorot keyakinan yang terpancar dari balik netranya, seketika (Y/n) pun mengurungkan niatnya. Ia memilih untuk mempercayai pria itu.
"Baiklah," balasnya singkat.
"Tenang saja. Jika kita merasa kekurangan sesuatu nanti, kita bisa membelinya di sana," ujar Kokonoi dengan santai.
(Y/n) hanya mendengus pelan. Namun, sesaat setelahnya sebuah senyum terbentuk pada bibirnya. Menjadi seorang istri dari orang yang bisa dikategorikan sebagai mapan memang inilah konsekuensinya. Atau kelebihannya. Semuanya mendadak menjadi mudah.
Namun, tetap saja (Y/n) tidak boleh terbiasa dengan hal itu.
"Bagaimana denganmu? Apakah kau sudah selesai packing?" tanya Kokonoi balik. Ia melirik ke arah (Y/n) yang masih sibuk dengan koper beserta isinya.
Ritsleting koper yang ditutup menjadi jawavan atas pertanyaan Kokonoi tadi. Pria itu menatap kegiatan apa yang sedang (Y/n) lakukan saat ini. Termasuk mengecek kopernya apakah terdapat sebuah lecet atau tidak.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Kokonoi heran serta bingung.
"Aku hanya sedang mengecek keamanan koper ini," sahut wanita itu.
Jawaban (Y/n) seketika membuat Kokonoi tersenyum. "Tenang saja. Aku sudah melakukannya beberapa hari yang lalu sebelum kita pergi hari ini," ujarnya menenangkan.
Mendengar perkataan Kokonoi, setidaknya (Y/n) merasa lega. "Um, baiklah. Terima kasih sudah melakukannya, Anata."
Sekali lagi, (Y/n) mengecek isi rumahnya. Mengecek kompor, lampu-lampu, serta listrik. Memastikan apakah semuanya baik-baik saja sebelum mereka tinggalkan selama satu bulan ke depan.
Melihat (Y/n) yang keluar dari dalam rumah, Kokonoi pun sontak bertanya, "Kau sudah mengecek semuanya?"
"Aku yakin sudah semuanya," jawab (Y/n) tanpa sangsi.
Koper terakhir milik (Y/n) pun dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Sebelum pintu bagasi ditutup, sekali lagi Kokonoi memastikan jika semuanya telah masuk di dalam sana. Dirasa yakin setelah mengecek semuanya, pintu bagasi pun ditutup.
Pria itu beranjak ke kursi untuk pemudi. Di sebelahnya (Y/n) sudah duduk dengan manis. Telah siap untuk melakukan perjalanan yang akan menjadi sangat panjang ini.
"Kau sudah siap, bukan?" tanya Kokonoi.
"Aku sudah sangat siap," sahut (Y/n) seraya meremas pakaiannya dengan erat karena terlalu bersemangat.
Mesin mobil pun dinyalakan. Membelah jalan raya kota Tokyo menuju ke bandar udara Narita. Sekaligus memulai perjalanan keliling dunia mereka.
***
Hai, pren.
Jadiii, Anata Series ini akhirnya sudah kelar.
Meskipun sudah tamat, nyatanya aku gak merasa lega karena sebelum series ini di-publish, aku sudah ngetik sampe tamat. Jadi rasanya kek, kek makan nasi pake steak. Enak, tapi aneh + gak nyambung🚶♀️
Terima kasih juga kuucapkan kepada kalian yang sudah membaca hingga series ini berakhir. Aku benar-benar berterima kasih atas hal itu (ू•ᴗ•ू❁)
Oh ya, jangan lupa cek juga book-ku yang lainnya! <3
Untuk saat ini aku mungkin belum publish cerita apapun. Karena aku sedang dalam fase Ujian Mencintai Dia yang Gak Nyata.ggg
Canda, aku lagi dalam fase uprak ges.
Itu sj yang ingin aku katakan. Yang ada nanti kepanjangan. Toh gak ada yang baca juga awoakwoakaok—
Babaii di ceritaku yang selanjutnya shshshs(*´˘'*)♡
I luv ya!
Wina🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top