-' ── deux ᭡࿔

ꪶ┊Stay with Me  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

Festival kembang api atau hanabi merupakan hal yang wajib dihadiri kala musim panas sedang berlangsung. Biasanya orang-orang mengenakan yukata ketika pergi ke sana.

"Kau sudah siap?"

Ketika mendengar pertanyaan itu, (Y/n) sontak mengangguk. Sebuah yukata berwarna merah dengan motif bunga sakura dengan berbagai macam ukuran sudah ia kenakan. Wakasa seketika terdiam melihat istrinya dalam balutan yukata.

"Hm? Ada apa?" Spontan (Y/n) pun bertanya karena Wakasa hanya diam setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya sendiri.

"Bukan apa-apa," jawab pria itu sambil memandang ke arah lain.

Dikarenakan (Y/n) ingin mengenakan yukata bersamaan tahun ini, maka Wakasa pun demikian. Pria itu memakai sebuah yukata berwarna biru navy dengan motif garis-garis vertikal putih.

"Kalau begitu, lebih baik kita pergi sekarang, bukan?"

***

Suasana yang ramai menyambut (Y/n) dan Wakasa ketika mereka tiba di festival. Kerumunan orang yang tampak sesak itu tidak membuat (Y/n) merasa tidak bersemangat. Justru ia sangat antusias. Berbanding terbalik dengan Wakasa yang hanya mengikuti ke mana wanita itu pergi.

"Aku mau itu!"

(Y/n) menunjuk ke arah permen lollipop yang disusun berjajar. Mereka pun mendekati si penjual. (Y/n) mengambil lollipop dengan bentuk hati. Sementara Wakasa mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikannya kepada si penjual.

Tidak hanya permen lollipop yang (Y/n) beli. Wanita itu memang maniak makanan manis. Makanan apapun yang rasanya manis, ia pasti akan membelinya. Oleh karena itu, Wakasa terus menggenggam tangannya. Berjaga-jaga jika (Y/n) tiba-tiba pergi seorang diri.

"Tetaplah bersamaku. Jangan pergi seorang diri."

Itulah kalimat yang Wakasa katakan beberapa saat yang lalu. Namun, apa yang terjadi sekarang? (Y/n) justru tidak berada bersamanya. Wanita itu menghilang entah ke mana. Ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Membuat Wakasa merasa semakin khawatir.

Pria itu memutuskan untuk mencarinya. Selama beberapa saat ia mencari. Berharap dapat menemukan (Y/n) di antara lautan manusia yang ia lihat.

Seseorang yang sedang berjongkok jauh dari keramaian menarik perhatian Wakasa. Ia terlihat menunduk dan menenggelamkan kepalanya di antara kedua lutut.

Menyadari keberadaan orang lain di hadapannya, ia pun menengadahkan kepalanya. Melihat Wakasa-lah yang berdiri di sana, (Y/n) sontak berdiri dan langsung memeluknya erat. Pelukannya itu pun dibalas oleh Wakasa.

(Y/n) merasa lega. Lega karena ia bisa bertemu dengan Wakasa kembali. Sebelumnya, dirinya merasa sangat takut ketika tersesat. Namun, kala ia melihat wajah suaminya itu yang tersirat kekhawatiran di sana, seketika (Y/n) pun menghela napas lega.

"Mengapa kau tidak menjawab panggilan teleponku?" tanya Wakasa heran.

"Sepertinya... ponselku hilang," jawab (Y/n) sambil menyengir. Tanpa menunjukkan rasa bersalah.

Wakasa hanya bisa menghela napas kala melihat istrinya itu yang tampak bahagia meski ponselnya menghilang. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Apakah data-data di dalam ponselnya tidak begitu penting sehingga ketika ponselnya itu hilang sekalipun tidak akan menjadi masalah yang besar?

"Yang terpenting kau baik-baik saja, (Y/n)." Sekali lagi, Wakasa memeluk wanita itu. Ia mengusap kepala bagian belakang milik (Y/n) sebanyak beberapa kali.

"Um."

Kini (Y/n) tahu, hanya dengan bersama Wakasa saja, ia bisa merasa aman. Juga merasakan hal yang dinamakan kebahagiaan.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top