-' ── trois ᭡࿔

ꪶ┊Shy  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

Sang bulan telah merangkak naik ke angkasa. Bersamaan dengan angin malam yang berhembus dari arah utara. Berhenti ketika hujan turun membasahi Bumi. Beserta dengan orang-orang yang mulai panik menghindari sang hujan.

Berbeda dengan keadaan di luar sana, di dalam ruangan itu justru tampak tenang. (Y/n) tengah duduk di depan televisi. Duduknya tidak terlihat santai meskipun televisi di depannya tengah menayangkan tentang berita baru-baru ini.

Sesekali wanita itu mengecek ponselnya. Barangkali terdapat pesan baru yang masuk di sana. Namun, nihil. Itu hanyalah harapannya semata. Ponselnya tidak menunjukkan adanya keberadaan pesan yang baru masuk.

Suara pintu yang dibuka dari luar mengambil alih atensi (Y/n) ke sana. Ia pun mematikan televisi dan mendekati pintu. Berniat untuk menyapa seseorang yang sudah ia tunggu sejak tadi.

Namun, niatnya itu digagalkan oleh orang yang yang ia tunggu. Pria bersurai lilac itu langsung menghambur mendekap (Y/n). Memeluknya erat hingga tidak membiarkan (Y/n) untuk sekedar menarik napas panjang.

"Ran...?"

Yang dipanggil hanya bergeming. Ia melepaskan pelukan itu. Kemudian, manik violet itu pun bertabrakan dengan manik (e/c) milik (Y/n). Ran terdiam, lagi. Ia hanya menatap (Y/n) lurus-lurus hingga yang ditatap pun mulai merasa salah tingkah.

"Aku merindukanmu, (Y/n)."

Sebuah senyum mengembang di wajah (Y/n). Sudah tepat satu minggu mereka tidak bertemu. Pasalnya ialah Ran yang sedang pergi ke Hokkaido karena pekerjaan kantornya. Wajar saja jika mereka saling merindukan satu sama lain, bukan?

"Um, aku pun sangat merindukanmu, Anata."

Tanpa berpikir panjang, Ran mendekati wajah (Y/n). Ia mengecup bibir wanita itu dengan lembut. Melumatnya pelan, juga memaksa lidah miliknya masuk ke dalam. (Y/n) tidak bisa menahan suaranya kala tangan milik Ran mendadak menyentuh bagian pinggangnya. Sekaligus menjadi titik yang paling terasa menggelikan jika disentuh.

Tidak hanya pada pinggangnya saja, Ran pun menyentuh dirinya di bagian-bagian lain. Sementara bibir mereka masih saling bertemu. Tanpa ada niat untuk saling menciptakan jarak di sana.

Karena hal yang akan mereka sudah tidak bisa dilakukan di ruang tengah, dengan sigap Ran mengangkat tubuh (Y/n). Membawanya ke kamar mereka dan melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda di ruangan itu seusai Ran menyalakan lampu di atas meja nakas.

"You look cute and sexy at the same time right now, Honey."

Komentar yang Ran lontarkan itu membuat (Y/n) merasa benar-benar malu. Wanita itu sontak menutup wajahnya dengan kedua tangan. Jika ia melihat sebuah lubang di depan matanya saat ini, maka tanpa segan (Y/n) akan melompat ke dalam sana. Sungguh.

"Jangan menutupi wajahmu, (Y/n). Aku tidak bisa melihat bagaimana reaksimu itu," protes Ran seraya menarik tangan (Y/n) dari sana.

"Aku sungguh merasa malu saat ini."

"Mengapa kau merasa malu? Aku sudah melihat semua bagian tubuhmu berkali-kali," jawab Ran santai.

"Jangan mengatakannya semudah itu, Anata," tukas (Y/n) seraya memalingkan wajahnya ke arah lain. Beruntung cahaya di kamar mereka hanya berasal dari lampu di atas meja nakas. Sehingga wajah mereka tidak terlihat terlalu jelas.

"Aku mencintaimu, (Y/n)."

Lampu di atas meja nakas pun dimatikan. Keadaan di dalam ruangan itu saat ini benar-benar gelap total. Tentu saja, hal itu dilakukan untuk sebuah tujuan tertentu.

Kalian pasti sudah mengetahui apa hal itu, 'kan?

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top