-' ── deux ᭡࿔
ꪶ┊Morning Kiss? ݇-
▬▭▬▭▬▭▬▭▬
Suasana di hari Minggu pagi ini terasa menenangkan. Kamar yang didominasi oleh nuansa putih itu masih berada dalam keadaan gelap. Tanpa sinar dari lampu. Hanya cahaya matahari yang memaksa masuk melalui celah tirai jendela yang tertutup.
Seorang wanita yang berbaring di atas tempat tidur perlahan membuka matanya. Tatapannya sontak tertuju ke arah jam dinding yang berada beberapa meter di hadapannya itu. Pukul sembilan pagi.
Melirik ke sebelahnya, di sana ia melihat wajah seorang pria yang tampak masih tertidur pulas. Bermain-main di alam mimpinya tanpa ada niat untuk membuka matanya.
Melihat wajah Ran di sebelahnya, pikiran (Y/n) sontak teringat dengan kejadian semalam. Di mana mereka melakukan suatu hal yang memang wajar untuk dilakukan sepasang suami dan istri. Ditambah mereka melakukannya hingga pagi dan (Y/n) jatuh tertidur karena terlalu lelah. Tentu saja, rona merah serta rasa panas yang menjalar di atas pipinya masih tidak dapat dihindari begitu saja.
"Kau baru saja bangun?"
Kalimat itu pun ditanyakan. Dengan nada suara yang terdengar serak khas orang yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Ran membuka matanya perlahan. Mendapati (Y/n) yang rupanya tengah menatap wajahnya dengan semburat merah yang samar pada kedua pipinya.
"Um, a-aku baru saja bangun," jawab (Y/n) setelah berhasil menenangkan detak jantungnya. Seharusnya melihat wajah Ran di setiap pagi kala ia membuka matanya terasa normal. Namun, saat ini tidaklah demikian.
"Morning kiss?"
(Y/n) seketika tergugu. Ia hanya menatap manik violet milik Ran dengan lurus.
"Tidak, Ran. Aku belum menggosok gigiku," tolak (Y/n) halus.
Tanpa menunggu jawaban apapun dari Ran, (Y/n) berusaha bangkit dari atas tempat tidur. Ia berniat untuk melakukan rutinitasnya di kamar mandi seperti biasa. Namun, sepertinya Ran tidak mengizinkannya semudah itu. Ia justru menarik tangan (Y/n) hingga wanita itu terjatuh ke atas tempat tidur. Berada tepat di bawah kurungan tangannya.
Tentu saja (Y/n) terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka jika Ran akan menarik dirinya. Pasalnya, wanita itu tidak mengenakan apapun saat ini sehingga memudahkan Ran untuk melancarkan niatnya.
Mencium, menggigit, serta menjilat dilakukan oleh Ran dengan sangat lembut. Bagaikan menyentuh sebuah kaca yang rapuh dan mudah pecah. Tentu saja hal itu tidaklah membuat (Y/n) merasa sakit, justru rasa nikmatlah yang dirasakan olehnya saat ini.
"Ran..."
"Hm?"
Masih sambil bermain di lekukan leher (Y/n), Ran menjawab panggilan (Y/n). Setelahnya ia pun menggigit di bagian yang sama. Membuat (Y/n) tersentak dan mengeluarkan suara yang tidak ia inginkan. Serta meninggalkan sebuah tanda berwarna kemerahan di sana. Seolah-olah semua tanda yang telah tersebar di tubuh (Y/n) masih belum cukup untuk menunjukkan bahwa (Y/n) adalah miliknya.
"Hari ini kita harus pergi belanja bulanan," ujar (Y/n) yang secara spontan menghentikan kegiatan yang sedang dilakukan oleh Ran.
"Baiklah. Kau bersiaplah, (Y/n). Aku pun akan melakukan hal yang serupa." Ran menanggapi perkataan (Y/n) seraya menyudahi kegiatan yang sedang dilakukan olehnya sebelumnya.
Ia berjalan ke kamar mandi lebih dahulu. Mungkin pria itu ingin menyelesaikan hal yang sempat tertunda terlebih dahulu di sana.
Sementara (Y/n) hanya menutupi wajah dengan kedua tangannya. Rasa malu akan apa saja yang baru terjadi masih meliputi dirinya. Serta merta dengan rona merah dari wajahnya hingga ke telinga.
"Astaga, mengapa aku merasa hari ini terasa sangat panas?"
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top