Prolog
Surai legam nampak bersinar kala tersentuh sinar matahari. Rambut super pendek dengan style comma hair asal negara ginseng sangat cocok untuk parasnya yang sangat tampan menyerupai tokoh dewa-dewa Yunani kuno. Pipi tirus, mata sayu namun besar nan tajam juga bulu mata yang lentik.
Badan yang terbilang tinggi juga kulit mulus seputih susu dan sebening embun//bukan film// memperkuat keyakinan setiap orang bahwa ia adalah utusan langit. Setiapkali ia pergi ke suatu tempat, dapat dipastikan dirinya akan menjadi sorotan utama.
"Tampan sekali~~ kuharap aku bisa menjadi kekasihnya!"
"Dia model ya?"
"Lihat seragamnya! Karasuno!"
"Kyaaa kita satu sekolah dengannya~~!"
"Kau seharusnya datang ke Shiratorizawa."
Ok yang terakhir abaikan saja.
Tas sekolah bertengger di bahu, memainkan gawai tanpa memperhatikan jalan. Kaki yang terbalut celana panjang itu terus melangkah. Tak sadar akan dirinya menjadi pusat perhatian.
"A-ano!"
Langkahnya terhenti. Pandangannya beralih dari gawai ke gadis mungil yang ada didepannya. Nampak si gadis malu-malu. Dilihat dari pakaiannya, dia juga bersekolah di SMA Karasuno.
"Ada yang bisa kubantu?"
Suara serak namun menggoda itu lolos dari bibir. Membuat sang gadis semakin memerah. Menatap bingung sembari memasukkan gawai kedalam kantung almamater. Menunggu sang gadis melanjutkan kata-katanya.
Dibelakang sana, terlihat beberapa gadis tengah menyemangati. Manik (e/c) menyapu sekeliling. Ah.. Mereka menjadi pusat perhatian. Beralih pada gadis didepannya. Tangan mungil gadis itu tengah memegang sebuah surat berwarna merah muda. Membungkuk sambil menyerahkannya.
"Aku menyukaimu! Berkencan lah denganku!" serunya.
Rambut yang tertata rapi seketika berantakan ketika ia menyelipkan jari-jarinya. Menambah kesan menggoda. Angin membawa kelopak sakura menari-nari. Tangan si gadis nampak gemeteran ketika surat ditangannya diambil. Kecanggungan melanda membuat hati gelisah.
Detik berikutnya, senyum tipis terlukis dibibir. Setiap orang yang melihatnya terdiam terpana. Bak lukisan antik di museum museum internasional. Bahkan lukisan Mona Lisa akan kalah harga dengan senyumannya. Memasukkan surat kedalam tas. Bibir nampak bergerak mengucapkan sesuatu.
"Terima kasih, aku menghargainya. Tapi aku perempuan sama sepertimu, tidak mungkin kan aku berkencan dengan sesama perempuan?"
Yap benar sekali. Orang yang kalian puja itu adalah perempuan tulen!
.
.
.
TBC
Serius Harumi gabut sambil ngeliat foto-foto Jungkook wkwk. Ehh tau-taunya ide buat cerita ini langsung terlintas.
Oiya comma hair style itu bisa kalian cari di gugel ya. Pokoknya dabest lah;')
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top