#5

Ada yang masih bangun jam segini? 👀






.
.
.

***

Desir angin menerpa dedaunan. Suara halus dari air mengalir membuat hati tenang. Matahari meninggi membuat suhu udara menghangat. Dihalaman luas yang diselimuti rumput hijau terlihat gadis bersurai legam berbaring diatasnya.

Matahari memang meninggi. Suhu udara juga hangat. Tetapi awan dengan setia menaungi sehingga cahaya menyengat tidak menyerang kulit. Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut.

Suasana damai yang didambakan akhirnya terjadi. Kedua kurva tertarik keatas. Menghiasi bibir manis dengan senyuman yang bisa membuat siapapun jatuh Cinta jika melihatnya. Dengan perlahan, manik yang menyembunyikan diri dibalik kelopak mata kini memperlihatkan pesonanya.

Semesta yang terkurung; terpancar dalam iris (e/c). Jemari lentik menyentuh permukaan tajam dan dingin dari rumput. Mata sayu menatap jernih kearah langit cerah. Kicauan burung terekam kedalam memori.

Tangan seputih salju menggenggam udara. Kekehan kecil lolos dari bibir manis. Pergerakannya gemulai; mendudukan diri diatas hamparan rumput. Menatap telapak tangan sembari berkata, "Aku berangkat sekarang... Ri."









.
.
.

***





"Semuanya sudah lengkap?"

Suara lembut menyapa indra pendengaran. Iris (e/c) tidak mengalihkan pandangan atau melirik untuk sekedar memberi tanggapan. Pandangannya terfokus pada barang-barang dihadapan. Kakak kelas cantik berkacamata dengan sabar menunggu gadis bersurai legam membuka mulut.

Jemari lentik memainkan bolpoin. Sesekali menggores warna hitam di lembar kertas polos. Kegaduhan yang terjadi dibelakang sana tidak memecah konsentrasi. AirPods terpasang dikedua sisi. Alunan melodi dari piano membuat hati damai.

Iris (e/c) melirik kesamping. Kakak kelas cantik memberikan atensi penuh pada gadis bersurai legam. Tangan yang terbalut jaket hitam besar memberikan sebuah kertas. Anggukan kecil dengan suara pelan memasuki indra pendengaran.

"Mmm... Semuanya sudah lengkap."

Kakak kelas cantik berkacamata tersenyum tipis. Berterima kasih dengan sedikit membungkuk. Setelah itu tidak ada pembicaraan lanjut. Keadaan diselimuti keheningan. Meski kegaduhan antara blueberry dan jeruk mendominasi, kehangatan yang terjadi membangun memori baru didalamnya.

"(L/n)-kun."

Mendengar namanya disebut, gadis bersurai legam mengangguk mengerti. Dengan langkah malas gadis itu berjalan mendekat kearah kegaduhan. Mereka masih ada di tempat penginapan. Sekitar 30 menit lagi mereka semua akan berangkat ke gedung olahraga Karasuno. Yang bisa dikatakan jauh lebih besar dari gedung yang biasa para anggota voli gunakan ketika berlatih.

Helaan nafas tak terelakkan. Pijitan kecil di pelipis tidak membantu meringankan beban. Untuk menghentikan kegaduhan yang terjadi, diperlukan tenaga yang besar. Tercatat, gadis manis bernama (Y/n) (l/n) adalah seseorang yang paling benci mengeluarkan tenaga atau usaha.

Dia tidak lemah. Hanya malas, begitulah kira-kira yang dikatakan gadis itu. Tetapi jika menyangkut makanan manis, rintangan apapun akan dilaluinya. Daripada berpura-pura bersikap baik atau sopan terhadap orang yang baru dikenal; gadis itu secara terang-terangan bersikap tidak suka jika memang dia tidak suka.

Lagipula dia tidak peduli jika tidak ada orang yang menyukainya. Toh dia tidak diciptakan untuk menghibur orang lain. - Oreki Houtarou (Quotes)

"Koushi-senpai, berikan ini pada kapten."

Pemuda bersurai kelabu terang sedikit tersentak. Dengan segera ia mengangguk walau canggung. Meski penasaran dengan isi kotak yang diberikan, Sugawara harus menahan rasa ingin tahu yang bersarang.

Terlepas kejadian dimana (y/n) tersenyum tulus padanya, berbagai macam hal terus menerus hinggap di benak. Tentu semuanya berkaitan dengan (y/n).

Potret dihari (y/n) tersenyum manis tersimpan jelas dalam memori pemuda surai kelabu. Bahkan setiap saat, ladang Mawar mekar sempurna menghiasi wajah pemuda rupawan itu. Sugawara menghela nafas. Dia pasti kelelahan. Pikirannya sedang kalut.

Sudahlah, lebih baik pemuda bersurai kelabu terang langsung menyerahkan sebuah kotak pada sang kapten. Lagipula sebentar lagi mereka harus segera pergi ke gedung utama untuk bertemu sahabat lama.






.
.
.

***





Ketika mereka sampai di gedung utama, ternyata sahabat lama sudah disana. Kedua sekolah saling berhadapan. Memberi hormat dan saling memohon bantuan untuk beberapa waktu kedepan.

Gadis bersurai legam akan sedikit terlambat untuk bertemu sahabat lama. Jika bukan karena makanan manis yang akan mendampingi tertinggal, gadis itu tidak akan repot-repot kembali ke penginapan.

Waktu yang termakan cukup banyak mengingat tempat penginapan dengan gedung utama cukup jauh. Yah, karena sudah seperti ini memang bisa apa.

Pemandangan asri menjadi santapan indah hari ini. Meski pepohonan sudah berwarna hijau; menggugurkan kelopak merah muda yang termakan waktu. Harumnya masih tercium memenuhi paru-paru.

Senandung lembut menjadi teman untuk mengisi kesunyian. Selama perjalanan hanya ada suara gemerisik dedaunan dan semilir angin. Prefektur yang ditinggali memang termasuk memiliki banyak penduduk. Namun karena tempat tinggalnya bukan diibu kota prefektur atau yang lebih dikenal sebagai Sendai, secara tidak langsung penduduknya tidak terlalu banyak.

"Koneko-chan?"












.
.
.








TBC



Halo... Apa kabar hehe...

//Kemana aja kok gk up up?!

Maaf hueee, Harumi baru bisa up sekarang :"

Book nya berdebu ditinggal satu bulan lebih//slaappp

Sekali lagi maaf:" sebelumnya Harumi sempet ngerasa gk puas sama tulisan sendiri makanya gk up up:" tpi alhamdulillah udh baikan jadi up nya bakal normal lagi.

Ini juga berlaku buat book lainnya.

See ya!

12 November 2020



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top