Ibu
Pengumuman peringkat semester lalu sudah keluar.
Hasilnya ... sudah kuduga.
Tepuk tangan riuh dan tatapan kagum terarah padaku. Meski ada juga yang diam-diam memandang iri.
Sudah biasa. Aku mengalaminya selama sembilan tahun aku bersekolah.
"Hebat. Kata orang, kecerdasan seorang anak menurun dari ibu. Karena juara kelas terus, berarti ibumu pintar, ya?" tanya temanku dari belakang. Berbinar-binar.
Hah? Kesimpulan dari mana itu? Aku menggeleng.
"Eh, kenapa? Mau bilang ibumu enggak pintar? Nanti durhaka loh."
Aku menggeleng lagi. "Aku besar di panti asuhan. Enggak pernah kenal ibuku." Aku menoleh ke arahnya, berkata serius. "Dan juga ... mana ada perempuan pintar yang tega membuang anaknya?"
100 kata
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top