Gompa

"Chijou, lihat! Gompa sudah datang!"

Suara Brian yang terlalu bersemangat membangunkanku. Aku menggeliat lalu mencakar-cakar sofa.

Sudah dua bulan aku di sini.

Awalnya, aku sedikit takut. Bersiap untuk kabur lagi. Tapi, ternyata Brian tetaplah Brian. Dia manusia baik.

"Mungkin tidak terlalu mirip," Brian duduk di sisi sofa kosong tempatku berbaring, mengelus Gompa, "tapi ini cukup. Setidaknya aku bisa melihatnya di daftar-kucing-yang-harus-diingat seumur hidupku.

Di hari kau ditemukan Liana juga bersamaan dengan aku menemukan Gompa. Dia korban tabrak lari. Lukanya terlalu parah. Hanya bertahan dua hari di shelter." Brian mengusap sudut matanya yang basah, tertawa kecil. "Dia kucing yang tegar ...."

Aku menatap Gompa di pangkuan Brian. Warnanya dominan oranye. Tubuhnya mungkin sekurus aku saat ditemukan Brian pertama kali.

Brian mengelus kepalaku, lalu berdiri. Berjalan pelan ke landasan tangga. Aku mengekori.

"Setelah kematian Nora, aku tidak mau memelihara kucing lagi. Kehilangan itu rasanya sesak sekali. Tapi, setelah kepergian orangtuaku, aku sadar. Kematian itu suatu hal yang pasti. Daripada menghindar, lebih baik menciptakan banyak kenangan indah sebelum perpisahan itu tiba.

"Jadi, aku membangun shelter, rumah untuk kucing-kucing yang bernasib kurang baik. Mengingat mereka akan segera dilupakan, rasanya menyedihkan sekali. Jadi, aku membuat replika mereka agar bisa diingat oleh setidaknya satu orang saja. Aku."

Brian membuka pintu ruangan paling ujung di lantai tiga. Ruangan yang dulu membuatku ketakutan dan kabur dari rumah. Brian masuk ke dalam. Aku tetap mengekori.

"Bukan hanya sekali aku berpikir untuk mengawetkan mereka. Namun, tiap membayangkan prosesnya membuatku tidak tega. Mereka sudah menderita di saat hidup. Rasanya aku akan menjadi makhluk jahat jika mengawetkan mereka."

Jika diperhatikan dari dekat, kucing-kucing ini bukan kucing. Semuanya seperti Gompa. Tidak asli.

Brian menggeser salah satu pintu rak kaca. Meletakkan Gompa di sana. Brian mengelus Gompa untuk yang terakhir kali sebelum menguncinya kembali.

"Rest in peace, Gompa."

"Meong!" Semoga kau tenang di sana.

300 kata.

Kisah si ucing, tamat(?)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top