Empat belas

Yeah, I know you care,

I see it in the way you stare,

As if there was trouble ahead and you knew it,

I'll be saving myself from the ruin,

And I know you care..

(I KNOW YOU CARE – Ellie Goulding)

▽△▽△▽

Kemungkinan utama yang melintas di kepala agen Hazley mengenai apa yang menyebabkan Alondra berhalusinasi adalah Skizofrenia, yaitu gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku.

"but i hate hospital." Ujar Alondra sambil mengeluarkan puppy face yang menjadi andalannya.

Sejak dulu ia tidak pernah memiliki hal baik mengenai rumah sakit. Tempat itu begitu dingin, begitu datar, begitu suram dan tak ada kesenangan sama sekali di dalamnya. Orang-orang sakit berkeliaran di dalam sana, dengan berbagai macam obat diberikan untuk mereka dan berbagai selang infus yang mengalirkan berbagai macam cairan ke dalam tubuh mereka.

Hal itu membuat Alondra tak pernah ingin menginjakkan kaki ke rumah sakit setelah pernah sekali ke tempat itu ketika umurnya sepuluh tahun. Setelahnya, ia memastikan dirinya tak akan masuk tempat itu kecuali benar-benar dibutuhkan.

"kami tidak peduli kebencianmu akan rumah sakit, kami peduli pada dirimu." Jawab agen Hazley dengan tegas.

Kali ini Rama ikut berdiri, mengulurkan tangannya untuk membantu Alondra berdiri. Gadis itu menatap kedua lelaki di hadapannya dan mendengus kesal sambil meraih tangan Rama. mereka bergerak menuju rumah sakit dengan mengendarai mobil milik agen Hazley.

Ketiganya larut dalam diam. Tak ingin memecah keheningan. Alondra menatap mobil yang bergerak melewati mereka dari balik kaca, Rama sibuk membaca berkas-berkas tugasnya sementara agen Hazley yang duduk di sebelah Rama sedang fokus mengemudi. Hubungan antara Rama dan agen Hazley terjalin sejak tujuh tahun yang lalu ketika dirinya masih remaja.

Ketika itu Rama sedang berjualan koran di negara tempat asalnya, Indonesia, ketika ada pencopet yang ternyata diam-diam sedang beraksi dengan meraih dompet yang ada di dalam tas sandang Hazley yang terbuka.

Rama memiliki orangtua yang pekerjaanya tidak tetap sehingga ia harus bersekolah sambil bekerja agar bisa terus melanjutkan pendidikannya. Melihat betapa besar perjuangan Rama yang kala itu ternyata cukup pintar dibanding rata-rata anak seusianya membuat Hazley akhirnya menerbangkannya ke markas utama PHRCS dan mendaftarkannya sebagai Trainee setelah mendapat izin dari kedua orang tua Rama.

Bertahun-tahun berlatih dan belajar di PHRCS, Rama mungkin bukan trainee terpintar yang pernah dikenal Hazley, namun semangat dan kegigihannya untuk belajar membuat Hazley diam-diam kagum pada Rama. Ia bisa melihat sebagian dari dirinya ada di dalam diri Rama. berkali-kali Rama mengatakan pada Hazley bahwa ia ingin pulang dan ingin berhenti saja berlatih di PHRCS karna kerasnya latihan dan pembelajaran yang diberikan.

Bisa dibilang, pelatihan di PHRCS waktu itu nyaris membuatnya menyerah dan keluar di detik-detik terakhir, tapi pada akhirnya ia tetap menjalani pelatihan dan dengan bayaran yang ia dapat sekarang, ia merasa bahwa keputusannya untuk bertahan tak sia-sia.

Kedua laki-laki ini memiliki hubungan kuat yang orang lain tak pernah sadari. Hubungan itu terus semakin erat dan semakin tak terlihat dari orang-orang di seeliling mereka seiring berjalannya waktu. Bahkan Alondra tak dapat melihat hubungan erat itu.

"jadi apa kata Raven?" tanya Rama pada agen Hazley tanpa menoleh dari berkas-berkas di pangkuannya.

"tindak pendisiplinannya dihentikan."

Kedua alis Rama terangkat mendengar hal itu. Raven tidak akan dengan mudah mengubah rencana. Apapun yang wanita itu katakan harus dilaksanakan dengan tepat. Rama mengalihkan pandangannya ke agen Hazley. "dia bisa pulang?"

"apa wanita itu sedang mabuk ketika mengatakan hal itu?" potong Alondra.

"diam, Alondra." ujar Rama dan agen Hazley secara bersamaan. Kedua laki-laki itu tidak biasanya berada dalam mood serius, hal itu membuat Alondra tertawa kecil.

"Rama, can i borrow your phone?" tanya Alondra, tangannya terulur ke depan di antara Rama dan Hazley. Rama mengangguk kemudian berputar ke belakang untuk memberikan Alondra handphone miliknya. Ia tak tahu apa yang akan dilakukan Alondra namun ia juga tidak curiga.

Agen Hazley melirik Alondra yang kini terfokus pada handphone Rama.

"apa yang barusan kau lakukan?" tanya agen Hazley pada Alondra ketika ia mengembalikan handphone Rama. Rama baru saja hendak memasukkan handphone itu ke dalam saku jaketnya ketika agen Hazley merampas handphone itu dari tangannya.

"hanya mengirim pesan singkat. kau tidak akan bisa melihatnya sudah kuhapus pesan itu setelah terkirim." Ujar Alondra pada agen Hazley yang sedang memeriksa handphone Rama.

Hazley telah cukup mengenal Alondra untuk mengetahui bahwa gadis itu setidaknya merencanakan sesuatu. Alondra bukan tipe orang yang akan mengirim pesan duluan pada orang lain. Pada akhirnya Hazley mengembalikan handphone Rama setelah tak menemukan apapun. Ia kembali berkonsentrasi pada jalan di depannya.

Pukul 11 mereka telah sampai di rumah sakit terbesar di Vancouver. Dengan Black Pass yang dimiliki agen Hazley, ia berhak mendapatkan pelayanan tingkat tinggi mulai dari dokter yang menangani hingga ruang rawat inap yang hanya bisa didapatkan oleh ilmuwan khusus dari PHRCS. Black Pass itu sebagai tanda bahwa mereka yang memilikinya adalah salah satu orang yang berkontribusi bagi dunia medis dan kesehatan dalam bidang alat-alat medis.

Pukul 12 kurang beberapa menit, hasil pemeriksaan scan dan tes Alondra sudah berada di tangan dokter. Seorang suster mengintruksikan agen Hazley dan Alondra untuk masuk sementara Rama pergi menuju toko terdekat untuk membeli makanan dan beberapa pakaian baru untuk Alondra.

Sesaat setelah masuk ke dalam ruangan itu Alondra menyadari bahwa ruangan dokter ini sedikit berbeda dari ruang dokter pada umumnya. Dengan dekorasi bernuansa putih, mulai dari lemari, meja kerja, papan tulis kecil berisi tulisan-tulisan dan post note, papan jadwal, tempat sampah, rak file, kursi, jam dinding, ruangan ini tampak bersih, rapi dan datar.

Tidak ada manekin dengan rongga perut dan dada terbuka menampakkan organ-organ di dalamnya, tidak ada poster-poster kesehatan, tidak ada apapun mengenai kesehatan.

Ruangan ini tentu bukan ruangan seorang dokter pemula.

Bayarannya pasti mahal.

"hello." sapa sang dokter dengan senyum ramah di wajahnya. Alondra menghela nafas ketika ia menyadari bahwa dokter ini adalah dokter kedua yang ia temui dalam sehari.

Dokter ini sudah cukup berumur. Ada rambut putih yang muncul di sisi kiri dan kanan kepalanya. Matanya tampak lelah namun ia dengan baik menyembunyikannya melalui senyum yang sudah pasti dapat mengelabui siapapun yang melihatnya, menutupi guratan lelah mata di balik kaca mata berbingkai putih itu. Tak banyak yang dapat Alondra pelajari karna ia juga tak ingin melakukan deduction lebih jauh pada dokter yang mungkin saja hanya sekali akan ia temui.

"jadi Ms. Tarion dan Mr. Skylight, dari hasil tes menunjukkan bahwa adikmu ini tidak mengindap Scizofrenia seperti yang kau duga sebelumnya. tapi, aku yakin penyebab dari halusinasi yang terjadi belakangan ini adalah karna cedera di otak."

"apa halusinasinya bisa memburuk?"

"tidak jika ia memulai proses pengobatan. Saranku jangan biarkan nona ini kesepian dan sendirian terlalu lama karna akan membuat halusinasi itu datang kembali. Mulailah mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang cepat dan juga berada dalam lingkungan yang baik. Jangan terlalu menguras energimu dengan berpikir berat."

"jujur saja obat terbaik untuk tubuh adalah asupan nutrisi, kau tidak akan terkena penyakit apapun jika asupan nutrisimu sudah cukup baik," mendengar ucapan sang dokter Alondra teringat bahwa akhir-akhir ini pola makannya memang sedang hancur.

"jadi yang akan kami lakukan adalah memonitor aktifitas oktakmu selama kurang lebih tiga jam untuk mengetahui apakah ada kemungkinan tersembunyi lain yang menyebabkanmu mengalami halusinasi, setelah itu kami akan mempelajarinya dan untuk selanjutnya aku akan meresepkan sejumlah jenis obat yang akan membantunya pulih lebih cepat."

"sounds good," ujar agen Hazley sambil mengangguk setuju.

Alondra memiringkan tubuhnya ke arah agen Hazley yang duduk di sampingnya kemudian berbisik, "bisakah kita tidak udah menebus obatnya?"

Hazley memberikannya tatapan dingin.

"ini," Dokter itu menyerahkan secarik kertas yang kemudian di ambil dan disimpan dengan aman oleh Hazley, "aku akan menjadwalkan pertemuan lanjutan untuk memonitor perkembangan jaringan yang ada di otakmu. Jika halusinasi itu terjadi lagi setelah keluar dari sini, segera menuju rumah sakit oke?"

▽△▽△▽

"kau harus belajar melepaskan diri dari borgol ini, penting bagimu untuk mengetahui caranya dan penting bagimu untuk memiliki alatnya. dengan logam ini kau bisa membuka pintu apapun, borgol jenis apapun, bahkan menghidupkan mobil apapun," ujar agen Hazley setelah memborgol tangan kanan Alondra ke besi pinggiran tempat tidur rumah sakit.

Dalam dua jam ini ia telah berpindah ke sebuah ruangan perawaatan mewah dengan tempat tidur yang besar dan kamar mandi yang dilengkapi bath tub, ia juga telah mandi dan berganti baju pasien berwarna baby pink yang membuatnya meringis ngeri.

Di kepalanya sudah dipasang alat monitor otak. Satu-satunya hal yang membuatnya nyaman di rumah sakit ini adalah keberadaan kulkas besar di ruangannya yang bisa dengan mudah ia minta untuk diisi sesuai keinginannya. Dalam hati ia berterima kasih agen Hazley memiliki Black Pass.

Sekarang laki-laki itu mengacungkan sebuah balok Logam berukuran kecil. Mereka berdua tak mengantuk meski jam di dinding ruangan elah menunjukkan waktu pukul tiga pagi. Tangan kiri Alondra yang terbebas meraih balok logam itu, memandanginya selama beberapa saat.

"tempelkan saja balok ini pada lubang kunci, maka sensornya akan mendeteksi bagian dalam dari lubang kunci iu dan membentuk kunci yang pas untuk membukanya dalam waktu yang singkat. aku mempercayaimu untuk memiliki salah satu dari dua logam ini. tidak mudah untuk membuatnnya tapi aku rasa kau pasti membutuhkannya mulai dari sekarang dan di masa depan." Agen Hazley menjelaskan sambil mempraktekkannya, dan benar saja, borgol di tangan Alondra terbuka tanpa menimbulkan suara.

"bagaimana dengan tempat yang kuncinya menggunakan sidik jari?" tanya Alondra.

"sayangnya logam ini belum kukembangkan hingga sejauh itu. Tapi tetap saja, jangan hilangan benda ini dan jangan biarkan ini jatuh ke tangan orang yang mungkin menyalahgunakannya. jika kau menyalahgunakan pemberianku ini maka aku akan mengasingkanmu ke Iran, Suriah, atau Yemen," ancaman ini cukup membuat Alondra memikirkan lagi kemungkinan untuk menjual alat itu ke sekutunya yang mungkin mau membeli alat itu dengan harga tinggi.

"jadi menggunakan benda inilah kau bisa masuk ke dalam apartemen dan kamarku untuk meletakkan album bersampul merah itu."

Agen Hazley terhenyak.

"aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," ujar Hazley sambil mengalihkan pandangannya ke televisi yang tergantung di atas pintu menuju balkon.

"terima kasih... agen Hazley. Aku akan mengisi sisa halaman kosongnya dengan kenangan-kenangan yang menurutku cukup bagus." ujar Alondra. gambaran buku bersampul merah itu kembali muncul di ingatannya. Ada foto dirinya yang diambil secara diam-diam ketika ia tak melihat. Foto-foto itu diurutkan sesuai dengan umurnya. Ketika ia berusia tiga tahun, hingga delapan belas tahun. Jadi totalnya ada lima belas foto dirinya di dalam album merah itu. Masih ada beberapa tempat kosong yang bisa ia tambahkan foto di dalamnya.

Sebenarnya sesaat setelah ia membuka album yang ia kira buku itu ia telah mengetahui bahwa yang meletakkan album itu di kamarnya adalah agen Hazley, namun ia tak mengetahui bagaimana cara agen Hazley bisa masuk melewati pintunya yang terkunci tanpa sedikitpun jejak pintu itu dipaksa terbuka.

Ternyata hari ini ia tahu caranya.

Bagi Alondra, makna dari album itu sangat dalam. Hanya album itulah yang dapat mengingatkannya agan masa kecil yang dulu sempat pernah ia lupakan.

"bagaimana nomor yang kuberikan padamu waktu itu? Sudah kau hubungi?" agen Hazley mengalihkan pembicaraan. Bukan karna ia merasa tak ingin membicarakannya, namun karna ia tak mau menangis di hadapan Alondra akibat rasa sedih yang telah menumpuk di hatinya.

Alondra mengangguk, "tidak di angkat. Saat aku kembali ke apartemen nanti akan kuhubungi lagi."

"hubungi pemiliknya secepat yang kau bisa. karna kau akan mendapat petunjuk penting darinya."

"kau mengenal pemilik nomor itu?"

"ya, aku mengenalnya. Ia membawaku dapat menemui kedua adik perempuanku setelah kami bertahun-tahun tak dapat bertemu."

Alis Alondra terangkat, ternyata banyak hal yang ia tidak tahu dari agen Hazley. "really? Dia terdengar seperti orang yang baik."

Agen Hazley menunduk dan tersenyum. "dia memang orang yang baik."

Pintu terbuka mengalihkan pandangan Alondra dari balok logam pemberian agen Hazley. Ada dua kantung plastik besar bertuliskan 'Vegan Mammas' dan satu kantung kertas yang berisi pakaian di tanganya. "i'm back guys!"

"with the foods?"

"with the foods and fresh clothes,"

"yaaayy!" Alondra bersorak sambil menegakkan badannya dari posisi tidur. Senyum lebar menghiasi wajahnya sementara kerlap kerlip di matanya menari-nari.

Baik Hazley maupun Rama saling bertukar pandang dan sempat terdiam selama beberapa saat. Alondra tidak pernah bersorak sebelumnya. jadi melihat Alondra bersorak seperti itu membuat keduanya menyadari, Alondra pagi ini buka Alondra yang biasanya. Mungkin benar kata orang-orang, kita menjadi orang yang berbeda saat melewati tengah malam. Tapi terkhusus Alondra, ia akan menjadi orang yang berbeda ketika berada di dekat makanan.

"ternyata ada restauran vegan tak jauh dari sini. Mereka buka 24 jam," ujar Rama sambil melepas mantelnya.

"benarkah?"

"yep. Jadi aku membeli green vonana smoothie, yang merupakan campuran dari pisang, alpukat dan sayur-sayuran hijau untuk kita bertiga, satu vegan pizza besar, beberapa ons kentang goreng sebagai cemilan, tiga porsi tahu pedas, dan tiga porsi vegan noodle soup."

Semua makanan itu di letakkan di atas meja lipat yang terpasang di samping tempat tidur Alondra. Meja itu cukup mudah untuk di lepas pasang, dan cukup besar untuk dapat menampung banyaknya makanan yang Rama beli.

"food party at three in the morning," Alondra bersenandung pelan sambil mengunyah makanannya. Sementara itu, Rama dan Hazley berhenti mengunyah, keduanya saling bertukar pandang.

"bersama dua orang idiot." lanjut Alondra sambil tertawa terbahak-bahak. Agen Hazley dan Rama hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum dan melanjutkan makan mereka. Hal ini adalah hal yang baru karena selama mereka mengenal Alondra, tak pernah sekalipun mereka mendengar Alondra bersenandung.

Ketiganya kemudian larut dalam makanan masing-masing. Mengisi perut mereka yang telah protes berjam jam sebelumnya. Tak butuh waktu lama hingga makanan-makanan dan minuman itu akhirnya terlah ditransfer ke perut ketiganya.

Seiring waktu berjalan, akhirnya agen Hazley pun menyerah pada kantuk yang terus menggodanya. Sementara jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi, Alondra dan Rama masih terjaga. Alat monitor aktivitas otak di kepala Alondra telah dilepas dan kini mereka hanya tinggal menunggu intruksi lanjut dari dokter.

Alunan lagu lembut mengisi kekosongan di udara ketika Rama memutar lagu Calum Scott – Dancing On My Own. Tentu saja lagu ini diam-diam ia tujukan pada Alondra. Ada sesuatu di dalam diri gadis itu yang membuatnya tetap mempertahankan perasaan yang ada di hatinya, walaupun ia yakin perasaan itu tak akan pernah terbalas.

Sesekali di sela matanya yang menelusuri berkas-berkas tugas di tangannya, ia melirik Alondra. tentu saja ia marah pada comander Esteel, pada Raven, pada orang-orang yang melukai Alondra, namun sama seperti Alondra dan agen Hazley, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Ada sebersit rasa penyesalan bahwa dirinya bahkan tak dapat melindungi gadis yang ia sukai.

"is there something in your mind, Rama?"

"huh? No. Nothing."

"aku tahu kau memperhatikanku. Ada kaca disana," Alondra menunjuk kaca yang memantulkan bayangan mereka berdua, bahkan juga agen Hazley, "tak usah sungkan, katakan saja semuanya sejujur yang kau mau."

Sejujur yang kau mau..

Kata-kata itu terngiang di kepalanya. Membujuknya untuk menumpahkan seluruh isi hatinya.

Ada bayak yang ingin aku katakan padamu, Alondra, tapi aku tak pernah bisa mengeluarkannya dari dalam dadaku. You feel like home to me. Kau amat jarang tersenyum dan membutuhkan banyak waktu bagiku untuk akhirnya bisa membuatmu tertawa. Dan sungguh, degup jantungku tak pernah secepat saat mengetahui bahwa kau tertawa karna leluconku.

You're like a buglar to me, you stole my heart in silence. Kurasa perasaan takut akan kehilanganmu menahanku untuk menyatakan perasaan ini padamu. I feel so high everytime you look at my eyes. I want to hold your hands, to protect you, to keep your hands warm. Aku ingin memelukmu, mengatakan bahwa kau tidak sendiri, you don't have to face your problems by your self. I'm here for you.

I love you..

Rama menggeleng, "tidak ada.. tidak ada yang ingin aku katakan."

"aku tahu kau peduli, Rama. aku tahu kau peduli padaku. Hal itu terlihat setiap mata kita bertemu," Alondra tersenyum, ia masih ingat semua bentuk kepedulian yang dilakukan Rama untuknya, "aku mungkin saja tidak berperasaan, namun aku tidak buta, Rama. it feel nice to have someone who care about you."

Alondra bergerak turun untuk memeluk Rama, kemudian berbisik, "thank you, Rama."

▽△▽△▽

Pagi yang cerah hari ini menyambut orang-orang yang mulai digeluti dalam kesibukan mereka masing-masing.

Setelah Alondra berhasil mendapatkan beberapa waktu tidur di rumah sakit, akhirnya ia dibolehkan pulang pukul 7 pagi ini. ia memutuskan untuk menyuruh Rama dan Hazley pulang dan beristirahat karna ia tahu kedua orang itu telah berada dalam kondisi yang tidak prima akibat kelelahan dan kurang tidur.

Alondra mengenakan jaket kulit hitam milik Rama di balik kaos putih yang masih baru. Rama lupa membelikan gadis itu jaket semalam dan salju masih turun diluar jadilah ia memberikan jaket itu pada Alondra. lagipula, Rama masih memiliki mantel untuk dikenakan.

"ingat, kau harus minum obatmu dan tak melakukan hal-hal yang akan memicu halusinasimu untuk kembali," ujar agen Hazley dalam perjalanan menuju bagian depan rumah sakit.

"okay.." balas Alondra dengan malas.

"kau juga harus makan, akhir-akhir ini kau lebih terlihat seperti tengkorak berjalan."

"okay.."

"akan kukirim pesan pada Logan tentang hal ini sehingga ia bisa mengerti kondisimu dan membantumu untuk sembuh lebih cepat," ujar Rama.

"jika kau mengalami halusinasi lagi hubungi salah satu dari kami berdua," ujar agen Hazley lagi.

"okay guys okay."

"ingat jika kau mengalami halusinasi hubungi salah satu dari kami," ulang Rama.

"oh God.." Alondra memutar bola matanya.

"langsung pulang ke apartemen. kau mendengarku kan, Agen 143?" tanya agen Hazley, membuat Alondra berbalik menghadap dirinya dan Rama.

"yeeeeees, now piss off..." Alondra melambaikan tangannya sambil bergumam 'hus hus'.

Ia membuka pintu dan naik ke dalam taksi hitam yang telah menunggunya sejak tadi. Hingga taksi bergerak keluar dari rumah sakit, baik Rama maupun Hazley tetap berada di posisi mereka berdiri. Keduanya tak yakin Alondra akan langsung pulang tanpa 'tersangkut'di suatu tempat.

Taksi yang mengangkut Alondra di dalamnya berhenti di Stanley Park, taman yang menjadi tempat Alondra untuk menjernihkan pikiran. Alondra mengulurkan beberapa lembar uang untuk membayar sang supir taksi, uang yang ia dapat dari agen Hazley.

Dingin.

Hal itu yang dirasakan Alondra ketika menginjakkan kaki di tumpukan salju. Ia bisa merasakan dingin itu menelusup mengusir hangat yang berusaha dipertahankan Alondra. Salju masih betah berlama-lama menghabiskan waktu bersama ranting-ranting dan dedaunan pohon, bahkan masih banyak lagi yang berjatuhan dari langit. Pipi Alondra mulai memerah karna suhu dingin yang langsung dirasakannya setelah selama ini berhangat-hangat di dalam ruangan. Gadis itu meringis ketika rasa dingin itu menyakitinya di bagian wajah yang masih memar.

Alondra melangkah masuk ke dalam deretan pepohonan.

Ia terus berjalan dan berjalan, melewati pepohonan besar dan kecil hingga sampai di sebuah jembatan lengkung kecil, dimana seseorang telah menunggunya sejak beberapa menit yang lalu. Di bawah jembatan itu ada sungai kecil yang jernih, sungai yang membeku saat musim dingin.

Sudut bibir Alondra tertarik ke atas. Hangatnya matahari menyentuh wajahnya, membuatnya merasa lebih tenang. Alondra terus melangkah mendekat ke laki-laki itu, dan berhenti tepat di belakangnya. Laki-laki itu kemudian berbalik, menghalangi sinar matahari pagi untuk terus menghangatkan wajahnya. Senyum Alondra semakin melebar.

"hey batgirl.."

~ ~

haaaaii guysss, semoga sukaa so far yaaa. thank you buat yang udah vote. something exciting coming in a few more chapter! btw check out lagunya Ellie Goulding - I Know You Care ya ^^ lagunya enak banget kalo menurutku. lagu ini yang nemenin fal nulis chapter ini :D thanks for reading guys! me loaff youu <3 xx

- Fal

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top