Dua puluh empat

God, tell us the reason youth is wasted on the young,

It's hunting season and the lambs are on the run,

Searching for meaning,

But are we all lost stars, trying to light up the dark?

(LOST STARS – Adam Levine)

▽△▽△▽

"apa itu?"

"WHOH!" Alondra tersentak kedepan akibat logan yang secara tiba-tiba sudah berada di belakangnya. "Logan! Kau mengagetkanku!"

"kau terlalu lama di bawah, aku dan Sheal curiga kau menghabiskan pizzanya," mata laki-laki itu jatuh ke surat yang ada di tangan Alondra, dengan segera keingintahuannya berubah menjadi . "angka-angka apa itu? Siapa Maelynn?"

Alondra menghela nafas. Sedikit mempertimbangkan apakah harus jujur pada Logan atau tidak mengenai apa isi dari surat itu karena ia tahu pasti bahwa satu pertanyaan tidak cukup bagi Logan. Akan ada pertanyaan-pertanyaan lain yang mengakar dari satu pertanyaan induk barusan.

Tapi kalaupun Logan mengetahui hal itu, ia tidak akan ikut campur. Akhirnya Alondra memutuskan untuk memberitahunya saja.

"angka-angka ini adalah titik kordinat,"

Logan mengangguk mendengar jawaban Alondra.

"kau tahu titik itu mengarah kemana?"

"kurasa ini mengarah ke Amerika bagian selatan. Aku harus memerlukan komputerku untuk tahu dimana tepatnya angka ini berada. Bagi mereka, katakanlah ini semacam ajakan untuk bertemu."

"siapa Maelynn?"

Alondra memiliki kebiasaan buruk lain yang agak unik. Ketika orang sedang berbicara padanya, ia memikirkan hal lain yang mungkin bisa ia pikirkan di lain waktu. Fokusnya tidak pada apa yang sedang berlangsung di sekitarnya. Namun berada di dunia lain yang hanya ada di pikirannya.

Jadi alih alih menjawab pertanyaan Logan, ia menyodorkan kotak-kotak pizza itu ke arah laki-laki itu dan mengulurkan tangan kanannya.

"berikan ponselmu padaku,"

"untuk apa?"

"berikan saja,"

Logan menghujamkan tatapan curiganya pada Alondra. "memangnya kau tahu cara mengoperasikan smartphone?"

Alondra menghela nafas panjang dan memejamkan matanya sejenak.

"kau ingin mati muda ya?"

Satu kalimat itu saja sudah berhasil membuat Logan merogoh saku celananya dan menyodorkan handphone miliknya ke Alondra.

Dengan cepat jemari gadis itu bergerak di atas layar sentuh yang menampakkan aplikasi Gugel Maps dan mengetikkan angka di surat ke bagian pencarian yang tersedia. Tak butuh waktu lama bagi aplikasi tersebut untuk menemukan lokasi titik kordinat berada.

"ayo lihat kemana titik kordisebuah bangunan tanpa nama di Chile.."

"kau tahu bangunan itu?"

"tidak, bagaimana denganmu?"

"tidak," Logan menggeleng. "kau akan pergi kesana?"

"tentu saja,"

Logan bergerak maju selangkah. "aku ikut."

Ternyata perkiraannya tentang logan yang tak akan ikut campur salah. Tentu saja alondra menolak perkataan Logan dengan sigap.

"tidak."

"aku ingin ikut."

"aku bilang tidak."

"kenapa?"

"karena ini urusan pribadi, Logan."

"menyangkut dengan laki-laki yang kau bilang dekat denganmu itu?"

"well, ya."

"kalau begitu aku ikut."

"tidak boleh!"

"kenapa kau keras kepala sekali?"

"kau pikir dirimu tidak?"

"baiklah terserah padamu. Kalau sesuatu yang buruk terjadi pada dirimu, rasakan sendiri karena firasatku tidak enak."

"jangan dimakan kalau tidak enak," ujar Alondra sambil merebut kembali dua kotak pizza di tangan Logan dan mengembalikan handphonenya. Kakinya bergerak berbalik menuju kembali ke apartemennya. Sebuah teriakan terdengar ketika gadis itu sampai di depan pintu. "YOLO!"

Ucapan Alondra membuat laki-laki itu berdiri cukup lama dan menggelengkan kepala memandang kepergiannya ke atas.

Lelucon gadis itu buruk sekali.

▽△▽△▽

"jadi.. kau ingin aku mulai dari mana?"

"tentu saja dari awal."

"oke, jadi begini," Logan berdehem, kemudian menatap gadis didepannya dengan tatapan tajam. "tujuh belas tahun yang lalu, ada sebuah organisasi kecil beranggotakan lima orang yang membuat sebuah alat yang nantinya jika berhasil berfungsi dan jatuh ke tangan yang salah, maka dapat memecah beberapa negara dan memicu perang dunia."

"..."

"tiap anggota dipanggil berdasarkan nama tengah mereka," Logan membuka sebuah amplop berukuran sedang berwarna hitam yang entah darimana sudah berada di atas meja bersama dua kotak pizza dan kentang goreng. "dua anggotanya adalah orangtuamu, satu anggota berasal dari Indonesia, satu anggota lain berasal dari Filipina dan anggota terakhir berasal dari Venezuela."

"..."

"setelah ratusan kali mencoba, mereka berhasil membuat benda itu berfungsi, awalnya mereka ingin menjual benda itu ke black market, informasi tersebut diketahui oleh sebuah badan intelijen rahasia milik Cina yang tentu saja sebagai pesaing utama Amerika menginginkan benda tersebut untuk mengalahkan the USA. Penawaran terjadi di sebuah laman terkunci yang dibuat khusus untuk penjualan benda itu. Laman yang memiliki firewall yang sulit untuk di tembus. Hanya orang-orang dari golongan underworld yang dapat mengakses laman itu dengan mudah,"

"..." walaupun ini kali kedua Sheal mendengarkan logan menjelaskan mengenai hal ini, namun ia tetap menyimak untuk memastikan tak ada informasi yang terlewatkan olehnya.

"di sela penawaran dilakukan, sebuah badan intelijen Amerika telah ikut bergabung. Mereka menyamar menjadi salah satu teroris bagian timur. Mereka terus tarik ulur penawaran untuk memepertahankan transaksi tersebut agar dapat melacak tempat dimana kelima orang ini berada."

"..."

"sayangnya, salah satu orang sudah mencurigai mereka dan memutus transaksi tanpa menjual benda tersebut. Badan intellijen seluruh dunia gagal, namun tentu saja demi chip itu mereka tak menyerah."

"..."

"butuh waktu bertahun-tahun bagi banyak gabungan badan intelijen dunia untuk dapat berhasil melacak kelima orang yang dijuluki Genios ini. Bisa diakui keahlian mereka dalam melarikan diri sangat hebat. Sampai akhirnya diketahui bahwa dua orang di organisasi ini memiliki anak berkat sebuah berkas yang muncul dari rumah sakit terpencil di Jerman. Melalui berkas itu juga lah, akhirnya badan intelijen Amerika berhasil menemukan kelima orang beserta satu anak yang masih berusia empat tahun."

"kurasa kelima orang ini tidak mengira bahwa benda yang mereka ciptakan akan menjadi sebesar ini." Ujar Sheal.

Logan mengangguk setuju. "ya, aku curiga waktu itu mereka masih sangat polos namun jenius."

"lanjutkan." Alondra membelokkan kembali arah pembicaraan ke jalur yang benar sebelum melenceng terlalu jauh. Mengingat kedua orang di hadapannya ini terkadang menjadi idiot, ia tidak bisa membiarkan pembicaraan bergeser sedikit saja.

"sebuah rumah yang di sewa atas nama seorang pengusaha perjalanan wisata di kepulauan Bahama menjadi target CIA malam itu, malam dimana misi untuk menangkap kelima orang ini dilaksanakan. Mereka putus asa, tidak tahu lagi harus pergi kemana karena kali ini pengepungan dilakukan lebih besar dari biasanya."

"malam itu, dua orang tewas, satu koma, satu kehilangan kesadaran akibat peluru yang mengenai leher, dan ibu beserta anak kecil itu menghilang."

Logan tak melanjutkan ucapannya, melainkan menunduk dan menarik nafas panjang. Sheal yang tahu bahwa Logan tak akan dapat melanjutkan pembicaraannya untuk sementara waktu mengambil alih perhatian Alondra dengan berdehem pelan.

"anak kecil yang menjadi kunci utama kejadian malam itu bernama Alondra Tarion.." Diraihnya amplop yang ada di pangkuan Logan dan menarik satu kertas di dalamnya kemudian menyerahkan kertas itu ke Alondra.. "..she is you."

Keterkejutan yang dialami Alondra berhasil tertutupi oleh kesadaran lain akan beberapa hal yang selama ini menjadi pertanyaan terbesar baginya.

Yang pertama adalah sebuah mimpi buruk yang ia dapatkan sehari sebelum misi ketiga, dimana setelah penjelasan logan dan sheal barusan, ia rasa cocok dengan adegan di dalam mimpinya.

Yang kedua adalah hal-hal yang terjadi di PHRCS, yang kemungkinan besar bertahun-tahun setelah ia tertangkap.

Ia tidak polos waktu itu, saat dimana dirinya dijadwalkan untuk melakukan operasi uji coba ketiga yang memaksanya untuk merelakan rambutnya dicukur habis dari kepalanya. Alondra tahu bahwa apapun yang dilakukan padanya sejak umurnya masih sepuluh tahun adalah untuk membuat sebuah informasi muncul dari dalam dirinya.

Kesadaran kedua adalah pada saat PHRCS menyuntikkan obliviaTBMX ke dalam nadinya, yang bertujuan untuk menghapuskan segala memori mengenai masa lalunya, dan secara perlahan juga mungkin melumpuhkan otaknya untuk mengerti tentang perasaan. Membuatnya menjadi emotionless, membuatnya lebih mudah untuk di jadikan bahan uji coba lain.

Membuatnya lebih mudah untuk di kontrol.

Informasi yang Logan berikan seperti menyatukan semua serpihan teka-teki yang hilang. Meski tidak ada detail yang berarti, Alondra yakin ia bisa mendapatkan detail penting lainnya dalam waktu dekat.

Tapi kepulauan bahama sangat dekat dengan amerika, dan meninggikan kemungkinan bahwa mereka akan tertangkap. Mengapa para Genios ada disitu hari itu?

Mungkinkah mereka dijebak?

Tangan Sheal meraih sebuah foto lain di dalam amplop dan mendorongnya ke arah Alondra. "dan orang yang lehernya tertembak itu adalah ibu kandung Logan."

Foto itu adalah foto yang diambil di sebuah ruangan di rumah sakit. Seorang wanita yang mirip dengan Logan terbaring bersama selang-selang dan kabel yang memonitor kinerja organ-organ wanita itu. Sebuah benda aneh terpasang di lehernya menjaga agar wanita itu tak sembarangan menggerakkan kepalanya. Wanita yang ia kenali sebagai ibu Logan dari pencarian yang ia lakukan beberapa hari setelah Logan menjadi flatmate nya.

"it was all me," bisik Alondra tanpa mengalihkan pandangan matanya dari dua foto dan riwayat hidup yang berjejer di hadapannya. "semua itu berkaitan denganku.."

"awalnya aku juga terkejut apalagi saat mengetahui hal itu langsung dari mulut ayahku." Ujar Logan, mengalihkan perhatian Alondra.

"jika itu memang benar maka ayahmu terlibat dalam pengejaran grup orang tua kita."

"exactly," Logan mengangguk menyetujui ucapan Alondra barusan. "entah bagaimana caranya, ayahku terus mencoba mengulur waktu para intelijen agar tak mengejar the Genios namun pada akhirnya tetap saja mereka tertangkap. Ibuku hendak dibawa ke sebuah penjara rahasia milik intel Amerika namun berhasil digagalkan ayahku karena ia menginginkan ibuku untuk dikarantina di sebuah panti rehabilitasi bagi mereka yang tak dapat berbicara lagi."

"wait, bagaimana ibu dan ayahmu bisa menikah jika mereka saja berada pada dua posisi yang saling berlawanan?" Tanya Alondra lagi. Hal tersebut memang wajar ditanyakan oleh gadis itu mengingat jarang sekali sebuah buronan kelas atas dapat menjalin suatu hubungan dengan agen pemerintah yang juga kelas atas.

Bahkan kemungkinannya mencapai level minus.

Logan menjentikkan jarinya sebagai reaksi atas pertanyaan Alondra yang juga sempat melintasi kepalanya ketika cerita itu keluar dari muluh ayahnya. "itu yang aku tidak mengerti, hal yang tidak mungkin terjadi bisa saja terjadi karena kekuatan cinta."

Ada hening yang lama diantara ketiga manusia dengan pizza di tangan mereka.

Ya, membicarakan hal mengenai percintaan sangat canggung diantara ketiganya. Jika Leton masih ada di ruangan ini, mungkin ia sudah tertawa.

"apa ibumu baik-baik saja?"

"ya, ibunya baik-baik saja dan ia sendiri yang memberitahuku bahwa ada sesuatu yang disembunyikan ayah Logan." Sheal menjawab pertanyaan Alondra dengan mulut yang masih penuh dengan kentang goreng.

"hei selesaikan makanmu dahulu baru berbicara," tegur Logan pada kakak tirinnya yang dibalas dengan tendangan dari Sheal.

Terkadang gadis itu bisa menjadi sangat sadis.

"untungnya ayahku telah pensiun dan mendapatkan semacam kekebalan hukum sehingga menceritakan semua ini padaku tidak akan membuat hal buruk terjadi padanya," Logan kembali mengingat pembicaraan antara dirinya dan ayahnya di taman waktu itu. "padahal sebelumnya ia sempat memberitahuku bahwa ia bisa saja terbunuh dengan membocorkan informasi itu tapi ternyata ia lupa bahwa dirinya memiliki imunitas hukum."

"ayah dan anak sama saja." Bisik Alondra yang kemudian disetujui oleh Sheal.

"shut up." Kali ini Logan memberikan tatapan datarnya pada Alondra, sementara Sheal hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepala.

"berarti karena ayahku dan satu temannya telah meninggal dalam kejadian, ditambah ibuku yang masih belum ditemukan keberadaannya, kita masih memiliki dua saksi hidup yaitu ibumu dan salah seorang yang koma?" ujar Alondra, membuat kesimpulan atas percakapan mereka sebelumnya.

"benar sekali."

Sheal menegakkan badannya kemudian menghadap Logan. "apa ibumu tidak pernah berusaha untuk membicarakan hal ini padamu? Maksudku dari cara ibumu berkomunikasi waktu itu membuatku yakin bahwa ingatannya masih bagus."

Logan sempat berpikir sejanak sebelum akhirnya menggeleng dan mengedikkan bahu. "ia tidak pernah menunjukan tanda-tanda itu. Tapi secara logika jika memang dirinya mengetahui perihal mengenai keberadaan teman-temannya, ia pasti sudah berbicara lebih banyak padamu karena ia yakin bahwa kau akan segera menghubungiku dan memberitahu semua yang ibuku beritahu padamu."

"benar juga."

"pencarian orangtuamu mungkin bukan hal yang mudah untuk dilakukan Alondra, mengingat semakin lama semakin banyak hal besar yang terbongkar dan semakin banyak pula orang yang terlibat."

"aku tahu," Alondra mengelap jarinya di sebuah tisu yang tersedia di bagian bawah meja. "aku tahu sejak awal bahwa PHRCS sengaja menghambat pencarianku terhadap orangtuaku dengan memberikanku clue yang sangat tidak berguna. Tapi aku tidak ingin melakukan pencarian ini dengan tergesa-gesa karena itu bukanlah hal yang baik untuk dilakukan ditengah kekacauan misi ketiga."

"kekacauan apa yang kau maksud?"

"I am busted," tiga kata itu berhasil membuat Logan mengangguk mengerti akan apa yang dimaksudkan Alondra. "dan kali ini kurasa setiap langkah yang harus ku ambil akan membawaku entah itu lebih jauh atau lebih dekat pada kematian."

"jangan khawatir alondra, kami akan melindungimu." Sheal menepuk pelan punggung Alondra, memberikan support gesture yang sudah Alondra prediksi akan dilakukan gadis itu. Tapi tetap saja, kata-kata apapun yang mereka ucapkan tak akan bisa mengubah situasi yang telah terjadi dan membuat semuanya menjadi lebih baik.

Segala kondisi yang ada pada alondra kini semakin kompleks.

"yang aku khawatirkan bukanlah diriku, namun kalian." Alondra menatap Logan dan Sheal secara bergantian sebelum melanjutkan bicaranya. "jika para musuh mengetahui bahwa kalian adalah orang-orang terdekatku maka kalian juga akan menjadi sasaran dan tentu saja aku tak ingin hal itu terjadi."

"apa yang kau pikirkan?" tanya Logan. Walaupun sebenarnya ia sudah tahu jawaban dari pertanyaan itu mengingat bagaimana karakter dari seorang Alondra Tarion, ia ingin memastikannya kembali.

"aku akan menghilang," tatapan Alondra kembali beralih ke jendela apartemen yang terbuka, membiarkan angin berhembus masuk menggerakkan tirai transparan yang terpapar oleh cahaya dari luar. "aku harus menghilang. Tidak boleh ada lagi orang terdekatku yang mati karena aku."

Sheal dan Logan tak mengucapkan sepatah katapun.

"aku butuh Turty," pandangan Alondra kini mencari ke seluruh ruangan. "dimana dia? Aku membutuhkannya."

Ketika matanya menemukan kotak kaca tempat tinggal Turty, Alondra segera bangkit dan mengangkut kotak itu ke tempatnya duduk beberapa saat lalu.

"ada apa dengannya dan Turty?" bisik Sheal pada Logan dengan mulut penuh pizza dan tatapan yang tak lepas dari Alondra.

Logan baru saja hendak memarahi gadis itu lagi karena makan sambil berbicara, tapi ia mengurungkan hal itu karena bisa saja kali ini bukan tendangan yang dihadiahkan Sheal pada dirinya. "Turty adalah satu-satunya hal yang bisa mengalihkan kerumitan pikirannya.. untuk sesaat."

"ahh.." Sheal mengangguk mengerti, masih sedikit takjub dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Sementara itu Alondra asik mencolek-colek Turty, berusaha membangunkan kura-kura mungil itu dari tidur damainya.

Logan menatap alondra dalam-dalam. Ada banyak yang muncul di pikirannya dan ia berusaha keras untuk menyampaikan hal itu dalam bentuk ucapan. Butuh waktu sesaat sampai akhirnya Logan bisa menyusun kata-kata yang ia utarakan selanjutnya.

"Alondra, apapun keputusanmu kami tidak akan menentangnya. Jika memang hal itu adalah yang terbaik bagimu dan bagi banyak orang maka lakukanlah. Yang aku dan Sheal ingin kau tahu adalah bahwa kita masih tetap keluarga, walaupun tak sedarah, tapi beberapa bulan ini aku telah jujur padamu lebih banyak dari kejujuran yang aku utarakan pada orang lain sebelumnya. Jika ada rencana lain yang tidak mengharuskanmu untuk pergi, lakukan rencana itu."

"yeah aku setuju. Karena ini pertamakalinya bagiku untuk dapat bertemu orang aneh sepertimu. Maksudku, aneh dalam arti yang baik." Kali ini Sheal angkat bicara.

Alondra menganggukkan kepalanya dengan pelan tanpa menoleh ke arah Logan dan Sheal.

"omong-omong pembicaraan awal kita tadi belum selesai." Logan menghabiskan latte nya sebelum melanjutkan. "ada hal yang menarik mengenai wanita yang koma malam itu. Kau ingin tahu siapa dia?"

Alondra tetap terkesima oleh gerak gerik Turty yang bagaikan siput. "siapa?"

Logan menarik selembar kertas terakhir dari dalam amplop berisikan foto dan riwayat hidup wanita tersebut kemudian menyerahkannya pada Alondra yang diterimanya tanpa menoleh ke Logan. Mata gadis itu melebar ketika otaknya berhasil memproses nama dan foto yang tertera pada kertas.

"Alana."

▽△▽△▽

"Alana?"

"ya," Neil menatap sahabatnya itu dengan tatapan yang meyakinkan. "aku tahu kau mungkin berpikir bahwa aku bisa saja salah orang, tapi pesan ini sungguh jelas, dengan gaya bahasa yang biasa dipakai Alana. Kau tahu apa yang membuatku yakin tentang pengirim email ini?"

"apa?"

Dengan cepat Neil memutas laptop yang ada di hadapannya ke arah Hazley, menampakkan sebuah email dari seseorang yang dulunya sangat mereka kenal. "emailnya ter enkripsi penuh. Aku baru bisa membukanya setelah melalui prosesi Tanya jawab mengenai hal-hal yang hanya kita bertiga yang tahu, terutama mengenai misi bawah laut bersama amy dan billy beberapa belas tahun yang lalu."

Tentu saja hazley tidak membuang-buang banyak waktu dan langsung membaca isi email itu.

-

Dear Neil dan Hazley..

Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali kita berbincang sambil melahap beberapa snack dan secangkir Latte di tangan. Aku baik-baik saja saat ini dan semoga kalian juga. Bagaimana Alondra? Apakah ia tumbuh menjadi gadis yang tangguh? Dulu kita pernah bertaruh mengenai berhasilkah Alondra bertahan hingga ia keluar dari PHRCS atau tidak. Jika ia berhasil bertahan, kalian harus membawa $100 untuk membayar kekalahan masing-masing saat kita saling bertatapan nanti, oke?

Ayo bertemu, di tempat misi Deepsea berawal dua hari dari sekarang. Pastikan tidak ada seorangpun yang mengikuti kalian terutama nenek sihir itu.

Until then, stay safe.

With love,

Alana

-

--------------

haiii semuanyaaa.. akhirnya Fal update jugaa. Maaf ya baru bisa update karena beberapa minggu ini Fal kaya kehabisan ide gitu buat ngisi tambahan percakapan mereka dan ngerampungin plot-plot nya... setelah ngumpulin bahan-bahan akhirnya rampung juga. ini uploadnya terniat banget di tempat kerja T.T  ga terasa sebentar lagi Emotionless bakal nyampe ke chapter akhir.. semoga kalian suka chapter yang dibuat sepenuh hati ini yaaa. Terima kasih buat support dan komentar serta vote dari kalian! Setiap vote dan Komen itu berarti banget buat Fal :) THANKS AGAIN GUYS! ME LUVV EVERY SINGLE ONE OF YOU xx Have a wonderful sunday!!

- Fal

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top