Dua puluh delapan - Final

So let the light guide your way,

Hold every memory as you go,

And every road you take,

Will always lead you home, home...

(SEE YOU AGAIN – Wiz Khalifa ft. Charlie Puth)

▽△▽△▽

"well..."

"terkejut?" sebelah alis Alondra terangkat.

"kukira harusnya aku yang menghampirimu,"

"I guess you were wrong." Jawab Alondra dengan suara yang rendah.

Ia telah memikirkan rencana ini matang-matang. Semalaman suntuk. Memprediksi tiap hal yang mungkin terjadi diluar dari rencana yang telah ia susun dan bagaimana menanggulanginya. Jadi suara rendah itu menandakan bahwa ia yakin, rencana kali ini tidak mungkin gagal.

Selama beberapa saat raven hanya memandangi gadis dihadapannya. Sejujurnya ia tidak siap dengan apa yang sedang terjadi. Ia telah memerintahkan pencarian terhadap gadis itu, namun kini gadis itu muncul di hadapannya.

Dengan sukarela.

Raven melirik ponsel yang berjarak kurang dari setengah meter di sebelahnya.

"apa yang membuatmu datang kemari?"

"kau."

Raven meraih sebuah pulpen yang berjarak tak jauh dari tangan kirinya, kemudian menekan sebuah tombol yang ada di bagian atas pulpen untuk memberikan sinyal pada bagian darurat dari Gedung tersebut. Namun sayangnya, sinyal itu telah terhalang pemutus jaringan yang dibawa oleh Alondra. "apa yang kau inginkan?"

Walaupun begitu, Raven tidak bisa membiarkan rasa panik muncul dalam dirinya.

"yang mulia, Raven, sepertinya kita berdua tahu apa yang aku inginkan."

"give me the last barcode."

Alondra memberikan senyum termanisnya pada Raven. "can't, I don't have it."

"benarkah? Apa barkode itu sudah kau berikan pada pacarmu?"

"jika ya, apa yang akan kau lakukan?" Alondra memiringkan kepalanya kemudian melanjutkan, "memburunya? Membunuhnya?"

Tawa dingin menggema di ruangan serba putih milik Raven.

"I've been with him all this time and just for your information, my boyfriend is untouchable." Ujar Alondra sambil mengedipkan sebelah matanya pada Raven. Olokan itu tentu saja mengingatkan Raven pada banyak misi pengejaran terhadap Tion yang pada akhirnya berujung pada kegagalan dan membunuh lebih dari belasan agen terlatih dari PHRCS. Karena kejadian itu pula, emosi mulai terpercik dari dalam dirinya.

"berikan barkode terakhir, lalu kau bisa mendapatkan kebebasanmu. Kau bisa pergi kemanapun, kapanpun tanpa perlu berurusan dengan PHRCS. Kau bisa mendapatkan kehidupan bahagiamu Bersama Tion dan kau bisa berkumpul Kembali dengan orangtua asuhmu itu."

Untuk sejenak, Alondra tampak menimbang-nimbang perkataan Raven. Tapi kemudian ia menggeleng pelan.

"can't, its not with me." Ujarnya sambil mencondongkan badan. "by the way Mr. dan Mrs. Thiago belum resmi menjadi orangtua asuhku."

Sepertinya kesabaran Raven sudah habis karena kini sebuah pistol berpeluru telah teracung kea rah Alondra. Siap untuk ditembakkan. "berhenti bercanda."

Ia kira bisa menggertak Alondra dengan cara itu. Sedikit lagi maka dunia akan ada dalam genggamannya. Seluruh pengorbanannya akan terbayaran Hanya dibutuhkan satu barcode saja maka ia akan menaklukan siapapun dan mendapatkan apapun yang ia inginkan, menjadikannya orang paling berbahaya di muka bumi. Ia hanya perlu barkode terakhir.

Namun Alondra tidak menyerah begitu saja sebab sekarang ia telah menggerakkan pion terakhir dalam permainan catur mereka, membuat Raven berada pada posisi skak mat.

"I die, you die."

5 jam sebelumnya...

"jangan coba-coba berpikir untuk menyelamatkanku kali ini."

Tion menatap Alondra lama. Entah apa yang laki-laki itu pikirkan, tapi Alondra tahu betul bahwa laki-laki itu sangat tidak setuju dengan rencana yang akan ia lakukan beberapa jam lagi.

"I don't want you to die,"

"aku juga tidak ingin mati," jawab Alondra enteng.

"but you put your life on risk," sedikit lagi Alondra salah berucap, maka laki-laki itu sudah pasti akan memuntahkan lahar kemarahannya pada barang-barang disekitar mereka. "katakan saja kau perlu batuanku maka wanita itu akan mati besok."

Alondra tersenyum lalu menggeleng. "itu membuat P.H.R.C.S memiliki alasan untuk memburumu lebih cepat, dunia juga tidak akan tahu apa yang sudah wanita itu lakukan selama ini."

"kenapa baru sekarang kau beritahu hal ini?"

"karna jika aku beritahu hal ini saat kita baru saling mengenal, aku tahu Raven sudah tentu akan kau buru."

"apa masalahnya jika aku memburu wanita yang telah mencelakaimu ribuan kali?"

"aku tidak ingin memiliki dendam, Tion." Alondra menyentuh jemari Tion dengan lembut.

"dan aku ingin menyelesaikannya dengan caraku sendiri."

Tion menatap Alondra dalam-dalam untuk mencari setitik saja keraguan di mata gadis itu, namun nihil.

Yang ada hanya ketulusan.

Tion membuka sebuah peti silver berkuran sedang di hadapan mereka dengan hati-hati, kemudian beralih menatap Alondra. "seperti yang kau inginkan, bom ini akan meledak apabila detak jantungmu menghilang. Yang sangat sulit adalah menjaga detak jantungmu untuk tetap stabil. Bisa kusempurnakan sistemnya apabila kau memberikanku sedikit lebih banyak waktu. Tapi permintaanmu terlalu mendadak."

"thank you, ini sudah cukup bagiku. I owe you."

"anything for my love."

"jika aku tidak berhasil, tolong jaga mr. dan mrs. Thiago untukku, dan pak tua itu juga."

"I will." Sebelum Tion membuka pintu mobil yang akan mengantarkan Alondra ke lokasi penyamaran, ia meraih Alondra kedalam pelukannya. "Alondra, Jangan mati disana."

Entah kekuatan apa yang ada dalam kalimat yang baru saja diucapkan tion, namun kini hatinya menghangat. Senyum cantik terukir di bibir Alondra. "aku tidak akan lama."

*present time*

Tersambung dari depan hingga ke belakang tubuhnya, sebuah bom yang dirancang khusus untuk dipakai Alondra dalam perang terakhirnya. Ia tidak bercanda dengan mengatakan bahwa bom ini akan meledak apabila ia mati, menyebabkan lawannya otomatis terbunuh dalam waktu kurang dari satu menit.

Bom tersebut tidak begitu kentara. Seakan memang sudah sewajarnya melingkari perut Alondra seperti ikat pinggang yang baru saja diluncurkan chan*el. Sudah tentu buatan tangan Tion langsung, sang ahli desain senjata.

Alondra selalu percaya, tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan.

Raven terpana. Wajahnya begitu kosong. Untuk pertama kalinya ia terlihat takut di hadapan gadis yang sejak dulu selalu ada dalam genggamannya, gadis yang sejak dulu sudah menjadi bonekanya. Kini boneka itu tidak ingin memiliki tuan, ia ingin bebas.

"jadi kau sudah tidak takut mati?"

"lucunya, aku sudah mati rasa sejak dulu, jadi apa yang perlu aku takuti?"

"kau sudah siap untuk meninggalkan semuanya? Termasuk Tion?"

"kami bisa bertemu di kehidupan berikutnya."

"bahkan orangtuamu?"

Senyum di wajah Alondra menghilang secepat matanya berkedip. "they are dead."

Raven tertegun.

Alondra sebenarnya sudah mencurigai hal ini sejak awal, bahwa raven sebenarnya juga tidak mengetahui keberadaan kedua orangtuanya. Raven menggunakan hal itu untuk membuatnya bersedia melakukan misi yang agen lain tidak bisa lakukan dengan baik. Jadi kini raven dibuat tidak memiliki alasan lain untuk mengancam Alondra.

"menyerahlah, akui semua niat busuk yang sudah kau rencanakan."

"..."

"lagipula anakmu pasti akan membutuhkanmu. Mungkin pensiun dini akan menghiburnya."

Raven mendekat kearah Alondra, mencengkram kerah bajunya. "apa yang kau-"

"tidak, aku tidak memakai cara kotormu dengan menculik atau melukai anakmu. Saat ini," Alondra melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. "putrimu itu sedang mengadakan pesta minum teh dengan teman-temannya di halaman belakang rumah ibu asuhnya."

Raven tidak bisa membayangkan kehilangan satu-satunya harta berharga yang ia miliki. Harta yang selalu ia jaga agar jauh dari tangan-tangan kotor, agar jauh dari hal-hal jahat. Harta yang baginya tidak ternilai oleh apapun. Ia akan hancur apabila kehilangan putrinya.

"baiklah," Raven melepaskan cengkramannya kemudian berjalan mundur untuk bersandar di meja kerjanya. Kepalanya tertunduk sejenak, berusaha mencari jalan keluar lain yang tidak bisa ia temukan. "apa yang kau inginkan?"

Ia sudah benar-benar kalah.

"akhirnya aku mendengar hal itu terucap darimu," senyum manis muncul di bibir Alondra. "aku ingin seluruh data tentang diriku dihapus dari system manapun. Baik pemerintahan maupun swasta. Foto wajahku dihapus dari database. Aku ingin tidak terlihat dan tidak dapat dikenali di system keamanan negara manapun. aku ingin indentitas yang bersih."

Sesungguhnya ia juga ingin meminta data Tion untuk dihapuskan. Namun Tion sudah berada di banyak database pemerintahan di seluruh dunia sehingga akan sangat mencurigakan jika amerika memilih untuk menghapus buronan sepenting Tion dari database mereka.

"ada lagi?"

"ah sorry, yang tadi itu sebenarnya permintaanku untuk Agen Hazley."

"WOULD YOU PLEASE-" Raven berusaha mengendalikan kemarahan yang sudah sejak tadi melingkupinya. "-stop fucking playing?"

"setelah ini sesungguhnya aku tidak bisa melepaskanmu keluar begitu saja dan mempercayai bahwa kau akan pergi jauh dari PHRCS tanpa mengusikku atau oranglain," Alondra meraih sebuah kamera kecil dari saku mantelnya. "so lets make a little press conference."

▽△▽△▽

"Raven yang telah berkarir selama lebih dari sebelas tahun membuat press release yang mengejutkan pagi ini,"

"diketahui bahwa ternyata pejabat tinggi PHRCS yang telah memumpin PHRCS selama hampir lima tahun ini telah memutuskan mundur dari jabatannya."

"untuk saat ini posisi Raven sendiri masih belum diketahui,"

"dengan tersebarnya press conference tersebut, maka kemungkinan besar Raven akan dicopot dari jabatannya atas korupsi besar yang sudah ia lakukan."

"seriously? Korupsi? Dia bahkan melakukan hal yang lebih besar daripada itu." Logan menjadi komentator yang sangat cerewet belakangan ini setiap ia melihat berita mengenai penahanan Raven.

"jika Raven menyatakan bahwa dirinya membuat percobaan manusia, akan ada banyak orang yang ingin membunuhnya. Sementara tujuan Alondra sejak awal adalah untuk menghapus kekuasaan yang Raven miliki di organisasi tersebut." Jelas Agen Hazley.

Ketiganya sudah dua hari ini menghabiskan waktu Bersama di apartemen. Mereka bahkan mengirim Mr. dan Mrs. Thiago berlibur ke Hawaii untuk melindungi dari ancaman nyawa yang mungkin diterima Alondra dari musuh-musuhnya.

"jadi maksudmu, apabila ia mengaku telah melakukan korupsi maka yang publik pikirkan Raven telah merugikan PHRCS saja?"

"yep."

Logan berpaling kea rah Alondra yang sedang berbicara ke Turty dengan suara rendah. "kukira kau tidak memiliki sisi kemanusiaan."

"aku masih belajar untuk memilikinya."

"lalu setelah ini apa?"

"holiday." Alondra menyentuh kepala Turty dengan lembut sambil tersenyum. "setelah misi-misi yang panjang ini, aku hanya ingin berlibur. Memulihkan fisikku dan menikmati keindahan-keindahan yang ada di sekelilingku."

"aku juga berpikir sepertinya itu hal baik untukmu." Ujar Agen Hazley yang selama empat puluh delapan jam ini masih terus mengawasi Alondra dan lingkungan tempat Alondra dengan radius 5 kilometer disekelilingnya.

Agen Hazley masih dihantui pemikiran bahwa kapan saja, Alondra bisa di bom nuklir atau ditembak dari jauh oleh orang suruhan Raven atas apa yang sudah gadis itu lakukan pada Raven dan terus saja ingin melindunginya. Padahal Alondra telah berusaha meyakinkan agen itu bahwa Tion telah memberikan perlindungan padanya.

"bumi ini luas, dan aku akan menjelajahi setiap incinya. Aku akan terus mengabarimu."

"kau masih akan bekerja sebagai agen?"

"hanya konsultan detektif, untuk sementara waktu."

Setelah chip yang berada di punggung Alondra dikeluarkan, PHRCS dipimpin oleh Alfred Bucherio. Alondra tidak mengenalnya dan ia juga tidak ingin mengenal siapapun di PHRCS selain Hazley dan XXX

"Aku tetap perlu uang untuk menjelajah. Kau kira penginapan mana yang mau memberikan pelayanan gratis?"

"bukankah kau punya pacar yang kaya raya?" tanya agen hazley minta dihajar. "apakah pacarmu pelit?"

"kukira kau terbiasa tidur di jalanan." Kali ini Logan yang ingin dihajar.

"yah bisa jadi opsi sampingan jika aku tidak sanggup lagi membayar sewa apartemen."

"yang benar saja." Logan tergelak. "kuharap suatu hari kami akan melihatmu di apartemen lagi."

"we will see."

- TAMAT -

Hai guys. Masih akan ada epilog setelah ini tapi seperti biasa tidak akan update dalam waktu singkat yaaa. Terima kasih untuk para supporter dan para pembaca Emotionless yang gak pernah capek ngasih semangat serta gak pernah bosen baca sampai ending ini. I love you guys!- Fal

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top