Dua
So, baby, pull me closer
In the back seat of your Rover
(CLOSER - The Chainsmokers ft. Halsey)
▽△▽△▽
December 29th, 08:32 Am.
Pagi ini Logan bangun terlebih dulu daripada Alondra. Seperti hari-hari biasanya, Logan mencuci muka dan menyikat gigi sebelum mulai membuat sarapan untuk Alondra dan dirinya. Ia melirik ke arah jendela saat ia merasakan ada angin yang menerpanya. Alisnya mengerut, menandakan bahwa Logan sedang bingung.
"Alondra," panggil Logan dari dapur.
"ay,"
"apa kau membuka jendela?"
"nope." jawab Alondra. Ia baru saja bangun dari tidurnya dan belum keluar dari kamar jadi Alondra yakin bukan dirinya lah yang membuka jendela pagi ini. Kecuali jika dirinya baru saja tidur sambil berjalan.
"aneh karna jendelanya baru saja terbuka sendiri." ujar Logan. Beberapa menit yang lalu saat ia keluar dari toilet, jendelanya masih tertutup rapat.
"mungkin Mrs. Thiago." teriak Alondra dari kamarnya. Memang biasanya jika sampai jam sembilan pagi Alondra belum membuka jendelanya, maka Mrs. Thiago sendiri yang akan naik untuk membukanya.
Alondra berjalan dari kamarnya menuju dapur sambil menguap. Membuka kulkas dan meraih sebotol susu segar.
"toast?" Logan menawarkan roti panggang yang baru ia buat ke Alondra.
"no thanks." tolak Alondra sambil kemudian menuangkan susu dari botol yang ia ambil ke dalam cangkir besar kesayangannya.
Logan berjalan ke arah sofa mendahului Alondra, namun langkahnya terhenti tatkala tatapannya jatuh pada sesuatu yang sudah bertengger cantik di atas kursi tempat dimana Alondra sering menghabiskan waktu berjam-jam membaca buku yang sering ia bawa pulang dari toko buku kecil di seberang jalan.
"Alondra, apa kau berulang tahun hari ini?" tanya Logan. Ia meraih kotak berwarna hitam bergaris neon pink tersebut.
"ulang tahunku masih lama, why?" tanya Alondra dari dapur.
"ada paket yang secara misterius berada di kursimu," jawab Logan. Ia mengukur berat kotak itu, menerka apa kira-kira yang ada di dalamnya. Jemarinya meraih sebuah kartu hitam kecil yang terikat di pita hitam besar.
"dan ada kartu kecil bertuliskan 'a new toy for my little cherry'," Logan dengan cepat mengalihkan pandangan ke Alondra yang kini terbatuk-batuk akibat tersedak susu yang diminumnya, "the hell Alondra, this is creepy."
"let me see it." ujar Alondra.
Alondra segera berjalan menuju sofa dan duduk di sebelah Logan setelah sebelumnya mengenakan sarung tangan berwarna putih yang biasa dikenakannya ketika menyentuh barang bukti dari TKP. Dengan cepat ia memindahkan kotak paket itu ke atas pangkuannya dan menarik kartu kecil yang terikat di atas pita hitam di atasnya.
Alondra membaca tulisan itu berulang-ulang, ia tau pasti siapa yang mengirimkan ini. Membaca tulisan itu membuatnya merasakan suatu hal yang menggelitik di perutnya. Ia bisa merasakan jantungnya berdegup semakin kencang tatkala jemarinya menyusuri pinggiran kotak dan membuka tutupnya.
Di dalam kotak hitam bergaris pink itu, terdapat sesuatu yang tertutupi kain putih halus. Alondra mengangkat kain putih tersebut dan nampaklah satu pistol yang memukau tidak hanya Logan namun juga Alondra
"whoah," gumam Logan dengan tatapan yang masih terpaku pada pistol di depannya.
Pistol yang terlihat berbahaya namun juga indah, dengan hampir 60% badan yang terbuat dari emas dan beberapa bagian yang ter cat hitam lengkap dengan satu set peluru di sebelahnya. Alondra meraih pistol tersebut.
"kau mau memberitahuku siapa yang mengirimkan ini? karna ekspresimu memberitahuku bahwa kau mengetahuinya."
"bukan dari siapa-siapa," jawab Alondra pelan. Tanpa sadar, kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk senyuman yang indah, yang juga jarang dilihat oleh orang-orang disekitarnya.
▽△▽△▽
Sejak Logan mulai tinggal di apartemennya, pandangan Alondra tidak pernah lepas dari teman baru yang dibawa Logan. Sebelumnya ia tidak pernah memiliki teman seperti yang Logan miliki jadi ia amat bingung dan tertarik dengan tingkah teman Logan yang ini.
"Logan, sampai kapan teman mu ini berada disini?" tanya Alondra. Matanya masih mengamati hewan bercangkang di hadapannya.
"Alondra, first aku sudah memberitahumu namanya Turty, dan ia akan berada disini selama aku berada disini."
"kura-kura ini menganggu pekerjaanku." ujar Alondra yang mendapat respon tatapan datar dari Logan.
"Alondra, kura-kura itu di dalam akuarium. Bagaimana bisa ia mengganggumu?""
"he's distracting me."
"well, kau hanya perlu untuk tidak menatapnya." Logan memberikan tatapan datar pada Alondra.
"aku tidak bisa."
"kenapa kau tidak bisa?"
"ia terlalu mengemaskan" Alondra kembali menatap kura-kura kecil di dalam akuarium di depannya. Kemudian pandangannya jatuh pada kerangka manusia yang ada di sudut ruangan, "selama ini aku memiliki Leton sebagai temanku."
Logan mulai yakin bahwa ini mungkin kali pertama Alondra melihat kura-kura yang hidup. Kini pandangan Logan juga beralih ke kerangka manusia yang ada di sudut ruangan. Sejak ia pertama kali menginjakkan kaki ke dalam ruangan ini, rangka manusia itu sudah lebih dulu menarik perhatiannya.
"yeah, rangka imitasi ini juga sangat keren." ujar Logan.
Mata Alondra melebar mendengar apa yang barusan diucapkan logan, ia lupa memberitahu Logan tentang Leton.
"eeerrr, Logan, itu... rangka manusia sungguhan."
Mata Logan kontan melebar, mulutnya terbuka menunjukkan ekspresi tidak percaya pada Alondra. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke kerangka yang di panggil Alondra dengan sebutan Leton.
"...UNTUK APA KAU MENYIMPAN RANGKA MANUSIA SUNGGUHAN?!"
"aku kesepian," jawab Alondra, ia kira itu sudah sangat obvious bahwa Leton adalah kerangka sungguhan.
"aku tidak percaya Mrs. dan Mr. Thiago membiarkanmu meletakkan rangka manusia sungguhan di gedung ini." Logan yang terlihat frustasi merupakan hal terlucu yang pernah Alondra lihat. Jadilah ia tertawa terbahak-bahak.
"they was pretty chill about it," Alondra mengedikkan bahunya dan berusaha untuk berhenti tertawa.
Memang saat ia memberitahu Mrs.dan Mr. Thiago mengenai Leton, Mrs. Thiago jatuh pingsan. Namun akhirnya mereka mengizinkan Alondra menyimpannya karna itu tidak membahayakan mereka.
"Alondra, kita harus benar-benar mengembalikannya ke kuburan,"
"hey aku tidak mencurinya dari kuburan siapapun." hardik Alondra.
"lalu dari mana kau mendapatkannya?" tanya Logan berkacak pinggang.
"ini adalah mayat yang tidak memiliki identitas jadi kuminta rumah sakit menyimpannya hingga tinggal kerangka saja." Jelas Alondra.
"whatever, kerangka itu harus mendapatkan penguburan yang layak sekarang juga,"
"this is my apartement, Logan."
"this is my apartement too, Alondra. Aku membayar setengah dari biaya sewanya,"
Alondra terdiam sebentar.
"he's my friend...." ujar Alondra pelan sambil mengeluarkan puppy face nya berharap Logan akan luluh dan membiarkan Leton tinggal di sini.
"i'm your friend too now, jadi mari kita berikan dia peristirahatan yang layak."
Setelah seharian mengatur urusan pemakaman Leton, keesokan harinya Alondra dan Logan sudah berdiri di kuburan tempat pemakaman Leton.
"kau tahu ia sudah lebih dari satu tahun menjadi temanku, dan kau membunuhnya Logan. Leton adalah kerangka yang baik." Alondra masih menatap peti mati di depannya. Hanya ada mereka berdua disana.
"secara teknis Leton sudah mati sejak kau pertama berteman dengannya Alondra. Don't be dramatic."
"jika kau nanti tidak tinggal di apartemenku lagi, akan kupastikan Leton kembali bersamaku."
"whatever."
Selanjutnya mereka pergi ke supermarket terdekat untuk membeli bahan-bahan makanan untuk pesta tahun baru esok hari. Mrs Thiago juga memberikan list barang-barang yang mereka butuhkan sehingga tidak akan ada yang terlupakan.
"jadi apakah kau berniat untuk melanjutkan pendidikanmu?" tanya Logan secara tiba-tiba yang membuat Alondra membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya.
"um... mungkin nanti. Tidak tahun depan but later for sure." jawab Alondra. Tangannya bergerak meraih tiga kotak cereal dan meletakkannya ke dalam troli.
Sebelumnya Alondra memaksa unduk duduk di dalam troli dan Logan yang mendorongnya, Logan yang telah menyerah menghadapi sikap Alondra hanya menggeleng dengan pasrah. Pada akhirnya disinilah mereka, di rak bagian cereal.
"jurusan apa yang menarik minatmu?" Logan mengeluarkan pertanyaan itu secara tiba-tiba sehingga membutuhkan waktu lama bagi Alondra untuk menjawabnya.
"aku tidak tahu, banyak hal yang ingin aku pelajari lebih dalam mengenai psikologi."
"kau memiliki bakat alami, mungkin jurusan itu tepat untukmu." ujar Logan. Ia memang terpukau pada deduction skill yang dimiliki Alondra. Selama ini ia belum pernah melihat perempuan yang memiliki personality plus attitude seperti yang dimiliki Alondra.
"we'll see what the future holds for me. Next is, milk." ujar Alondra. Logan mendorong troli yang tidak terlalu berat itu menuju tempat pendingin besar yang memanjang berisikan berbagai macam minuman, selai, sirup, maupun yoghurt.
Alondra memiliki tubuh yang tingginya di atas rata-rata, sekitar 170 cm jika ia ukur dengan perkiraannya. Proposi badannya juga termasuk ke dalam kategori kurus, jadi ia tidak terlalu berat bagi Logan.
"aku ingin mengenal lebih jauh tentangmu," ujar Logan, melenceng jauh dari topik yang barusan mereka bicarakan.
Alondra membalasnya dengan menatap Logan dengan tatapan aneh.
"what?"
"m-maksudku, bu-bukan tentang, y-you know, kita adalah flatmate jadi flatmate harus saling mengenal satu sama lain,"
"aku tahu, tapi bukankah kau sudah mengorek informasi dari Mrs. Thiago,"
Bukannya Alondra tidak tahu sehari setelah Logan pindah ke apartemennya, Logan berbincang-bincang bersama Mrs. Thiago, mencoba tau lebih jauh tentang pribadi Alondra.
"i did?" tanya Logan pura-pura tidak tahu. Alondra memberikan tatapan datar sebagai balasannya.
"baiklah, karna kita belum pernah saling memperkenalkan diri dengan baik dan benar, jadi kurasa ini saat yang tepat. Akan kumulai dengan, hai, namaku Logan Leto. Umurku 21 tahun bulan juli tahun depan. Seperti yang kau tahu, awalnya aku kuliah jurusan IT namun memutuskan untuk pindah jurusan ke kedokteran. Aku memiliki hewan peliharaan berumur enam bulan bernama Turty. Aku tidak memiliki saudara kandung maupun tiri. Asalku dari, Washington DC Amerika Serikat."
"whoah nice to meet you, Logan Leto." Alondra membalas jabatan tangan Logan yang sebelumnya terulur.
"nice to meet you too, sekarang giliranmu."
"namaku Alondra Tarion, umurku 19 tahun bulan agustus tahun depan. Aku bekerja sebagai detektif swasta bagi siapapun yang membutuhkan bantuanku. Apparently, aku bekerja sama dengan polisi terkadang. Aku tidak tahu apakah aku memiliki saudara atau orang tua,"
"care to explain what happened?" tanya Logan. Kedua alisnya terangkat menandakan ia tidak tahu hal ini sebelumnya.
"selama ini aku hidup dengan orang tua yang mengadopsiku," Alondra meraih dua liter susu dan meletakkannya ke di atas pangkuannya. Barang-barang belanjaan mereka sudah hampir menutupi kaki Alondra yang sedang dalam posisi bersila di dalam troli. "jadi aku tidak tahu dimana atau siapa orang tua kandungku dan atau apakah aku memiliki saudara kandung atau tidak."
"dilihat dari bagaimana cerdasnya dirimu dalam hal penyelidikan, bisa kutebak kau tidak memiliki petunjuk apapun tentang orangtua kandungmu karna kau belum menemui mereka hingga sekarang." ujar Logan.
"yeah, itu sedikit menghambatku. I don't really like talk about my feelings or how i look at the world around me. Jadi apapun yang Mrs. Thiago katakan tentangku, itu semua benar." Kata-kata Alondra membuat Logan teringat tentang pembicaraannya bersama Mrs. Thiago tentang keadaan Alondra yang 'emotionless'.
"really? Jadi mengenai kau pernah pulang dengan darah di sekujur tubuhmu juga benar?" tanya Logan.
"yeah, but thats not my blood."
"semua orang memiliki sisi kelam di kehidupan mereka, begitu juga aku." Logan menghentikan laju troli mereka untuk meraih dua botol besar minuman bersoda kemudian memberikannya ke Alondra.
"beritahu aku."
"dulu saat aku kelas 11, seseorang pernah menjebakku atas pembunuhan dan narkoba," Logan menarik nafas panjang sebelum akhirnya melanjutkan,
"tentu saja ayahku marah besar karna ia ada di dalam komunitas kepolisian amerika tingkat tinggi. Ia mengurungku di ruang rahasia di rumah kami dan menginterogasiku selama satu hari satu malam tanpa memberikanku makan."
"..."
"untungnya karna aku selalu jujur pada kedua orang tuaku, mereka mempercayaiku begitu aku ceritakan kisah aslinya.. dimana temanku, aku ralat, dimana mantan sahabatku sendiri menjebakku dalam pembunuhan berencana yang melibatkan narkoba. jadi ayahku membereskan semuanya, ia berhasil menjebloskan mantan sahabatku itu ke penjara setelah penyelidikan selama berbulan-bulan lamanya."
"..."
"yang mereka berdua tidak tahu yaitu bagaimana menderitanya aku satu setengah tahun kemudian. Di sekolah tidak ada yang berani berbicara denganku, mereka masih percaya bahwa akulah pembunuh sebenarnya, mereka pikir karna ayahku petinggi kepolisian jadi aku bisa melimpahkan kesalahan itu pada orang lain. Satu setengah tahun sampai aku lulus dari sekolah itu, hidupku benar benar seperti berada di neraka."
Sebelum Logan dapat melanjutkan ceritanya, Alondra memotong.
"jadi itulah alasannya kenapa kau mulai merokok dan berpindah haluan dari IT ke kedokteran, karena kejadian itu masih menghantuimu. Kau ingin belajar mengenai forensik agar dapat menyelidiki mengenai penyebab kematian seseorang, right?" Alondra tersenyum senang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang ada di kepalanya selama ini.
"yep. Kau benar." Jawab Logan. Mereka mulai memasuki area take out. Alondra masih tersenyum. Tangannya dan tangan Logan mulai memindahkan barang-barang belanjaan mereka untuk di scan oleh wanita yang ada di kasir.
Saat barang terakhir sudah ada di atas meja kasir dan Alondra sudah melompat keluar dari troli, ia menatap Logan tepat di mata.
"its okay Logan. You're doing good now. You're at a better place." Ujarnya.
Logan tersenyum, ia tahu ia sudah ada di tempat yang lebih baik.
"thanks Al,"
▽△▽△▽
what do you guys think about part dua ???? real shit about to happen ! kira-kira siapa yang ngirim kado itu ya?
guess who *wink*
kasih tau film fav all time kalian dong ^^
thanks for reading xo
- FAL
COLE SPROUSE as Logan Leto
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top