Prolog

07.33 AM

23 Mei 2023

Apa seseorang bisa mati karena bahagia?

Pertanyaan bagus.

Aku menumpukan dagu dengan tangan, menatapnya yang sedang menatap balik dengan tatapan netral. Ia mungkin sedang berbicara, karena kulihat bibirnya bergerak, tapi hanya itu. Inderaku yang lain seolah tidak berfungsi dan sebagai kompensasi, mataku melihat dengan sangat jelas. Sebenarnya hampir tidak perlu bagi sel-sel otakku di bagian belakang bekerja keras untuk mengaitkan ingatan lampau dengan apa yang mengenai retinaku. Karena aku yakin segala tentangnya menempati ruang ingatan yang sangat besar dalam kapasitas otakku.

Ia berbisik di telingaku, Aya, kau belum tidur.

Sungguh, aku tidak bisa mengingat hidupku sebelum ini. Ingatan-ingatan kelam itu mengendap dan berceceran di sudut yang paling tidak pernah kusentuh dalam benakku. Sekarang rasanya masa lampau sangat abu-abu.

Tangannya di bahuku.

Satu-satunya yang kutahu adalah kebahagiaanku kini tidak dapat tertakar oleh apa pun.

Suaranya menarasikan bayangan masa depan.

Menemukannya ada di sini.

Dan bayangan tentang menua bersama, kehilangan satu sama lain.

Bernapas.

Salju di rambutnya.

Senyata udara yang kuhela.

Dan senyumnya yang menjadi sauhku di dunia.

Raka-ku.

Tidak ada lagi yang kuinginkan.

Hidup.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top