✨ | Adiwarna Netra Solar

Hari itu, Station TAPOPS dalam keadaan damai dan tiada sembarang kegaduhan.

Juga Solar yang baru saja keluar dari lab, seperti biasa ia sudah melakukan eksperimen sampai begadang. Rautnya tampak lelah dengan kantong mata yang tipis mulai terlihat.

Ugh ...” Solar melepaskan kacamata visornya lalu mengosok pelan matanya. “Mataku lelah ....”

“Haruskah aku bertanya?” imbuh Gempa dengan perempatan siku di dahi. Naluri untuk khawatir pun tidak elak datang dari pemuda elemen tanah tersebut.

Yaya terhenti sejenak, saat mulanya ingin mencari Ying justru jadi menghentikan langkahnya dan memperhatikan Gempa. Persona dengan kekuatan tanah itu tampak mengomeli persona paling muda BoBoiBoy, tidak lain ialah Solar.

“Itu karena kamu begadang semalaman! Bisakah kamu tidur dengan nyenyak?” Sekarang Gempa benar-benar sudah masuk mode garang. Dia bahkan menunjuk-nunjuk jari telunjuknya dengan perasaan kesal pada Solar.

“Oh, ayolah, bisakah kamu berhenti mengomel seperti seorang ibu? Kamu enggak capek apa?” kata Solar, lalu ia menguap panjang. Menganggap omelan dari Gempa bukanlah sesuatu yang penting.

Keduanya tidak sadar jika Yaya sedari tadi melihat perbedabatan mereka.

‘Sungguh pemandangan yang langka. Aku belum pernah melihatnya tanpa kacamata ...,’ batin Yaya yang masih mengamati interaksi antara Gempa dan Solar. Alih-alih memperhatikan Solar yang dimarahi Gempa, perhatian gadis itu justru terfokus pada Solar yang tanpa lensa. ‘… Tunggu sebentar!’

“Apa yang baru saja kaukatakan, hah?” ucap Gempa, menjewer telinga Solar dengan gemas, “kau itu tidak tahu berterima kasih.”

***

Jujur saja hasil jeweran dari Gempa itu sakit dan masih terasa berdenyut. Kemungkinan telinga Solar jadi merah karenanya.

“Memangnya harus sampai menjewerku segala?” keluh Solar seraya mengusap telinga bekas jeweran Gempa tersebut.

Yaya melayang mendekati Solar, di saat pemuda itu masih mengeluhkan sakitnya telinga yang merah karena dipilin Gempa.

“Hm?!” Solar terkesiap kaget, tiba-tiba saja Yaya mendekat padanya. Terlampau dekat malah.

“Ya-Yaya ...?”

Gadis berkerudung merah jambu itu menatap begitu intens kedua manik Solar. Binaran dari mata cokelat madunya tidak bisa tertutupi. Tentu saja yang ditatap jadi begitu gugup. Meski dalam benak pemuda itu bertanya-tanya, mengapa pula Yaya jadi senekat itu?

‘Matanya bukan oranye atau jingga?’ batin Yaya penasaran.

Mata keperakan Solar beradu pandang dengan mata cokelat madu Yaya.

“Umm ... halo?” Suara Solar sama sekali tidak digubris Yaya.

Begitu ... jadi jingganya itu hanya dari warna kacamatanya.’

“Yaya?” Sekali lagi Solar menyadarkan pun, Yaya masih saja sibuk mengamati mata Solar. Seolah terhipnotis dan tidak mau mengalihkan pandangannya.

‘Warna mata Solar yang sebenarnya sangat … unik ….  Mereka berkilauan saat tersorot cahaya.’

Gadis dengan kekuatan manipulasi gravitasi tersebut perhatiannya sudah terkunci, rasa penasaran yang begitu kuat mengenai warna dari alat penglihatan Solar tersebut.

‘Kurasa aku belum pernah melihat ada orang yang memiliki warna mata seperti ini. Netra punya Solar itu seperti ... seperti ... perak murni.’

“Apa ada orang di sini?” tanya seseorang yang mengintip ke dalam ruangan.

Yaya sungguhan memperkikis jarak di antaranya dengan Solar.

Sedangkan Solar jadi kelabakan. Keringat mengucur dari dahinya. “Ya ... Yaya?! Hey! Ta—”

Solar segera merebut tangan Yaya, ketika sang gadis mulai ingin meraih wajahnya.

“—TAHANLAH! YAYA, KAU TERLALU DEKAT!” seru Solar.

Yaya berkedip. Tersentak dengan suara keras Solar, lalu akhirnya sadar apa yang barusan ia perbuat.

“Semua orang ... melihat ke sini ...,” kata Solar.

Benarlah apa yang dikatakan Solar, ruangan yang tadinya sepi kini menjadi ramai. Beberapa wajah dikenali, di antaranya ada Shielda, Gopal, Fang, Gempa, Ying, dan Sai. Sisanya itu para anggota TAPOPS lainnya.

Bising-bising suara komentar dilemparkan untuk Solar dan Yaya. Dengan topik panas: ‘Yaya dengan agresif mendekatkan wajahnya pada superhero Bumi, BoBoiBoy Solar.’

“Apa itu?”

“Hei, kenapa berhenti?!” Gopal memanasi keadaan dengan HP yang sudah siap di tangan. Romannya dia memang ingin atau memang sedang merekam Yaya dan Solar.

“Menarik!” kata Fang seraya bersedekap tangan.

“Mau nembak, ya?”

“Apa mereka berdua mau ciuman?” Tidak tahu ini keluar dari mulut siapa.

“Yaya …?” Ying tercengang dan Gempa yang hanya berkedip, tidak berekspresi.

“Wow, apa semua gadis Bumi seberani ini?” ucap Sai dengan siulan di akhir.

Sesaat Yaya melongo, perlu beberapa waktu untuk ia memproses apa yang tengah berlaku sekarang. Sampailah otaknya bekerja dengan benar, jeritan langsung keluar dari mulut Yaya.

“KY-KYAAAAAA!” jerit Yaya karena rasa malu tak tertahan. Yaya refleks mengeluarkan kekuatannya, sehingga Station TAPOPS berguncang hebat.

“YAYA, TENANGLAH! Kamu bisa menghancurkan Station!”

Salah tingkah bisa membuat celaka. Apalagi yang punya kekuatan lebih, bencana siap datang kalau begini!

Setelah getaran berhenti, orang-orang dan para alien membubarkan diri. Menyisakan beberapa orang saja.

“Wow, Yaya berani sekali~” goda Gopal.

“ENGGAK, IH!” tolak Yaya.

“Hanya matanya! Pertama kali lihat! Indah!” Kalimat yang keluar dari Yaya jadi tidak begitu jelas karena tertutup rasa malu dan gugup. Wajahnya benar-benar merah meski sudah ditutupi oleh tangannya.

“Oh~ Maksudmu matanya sangat indah sehingga Yaya kita ini kehilangan kawalan dirinya sendiri, heh~” Bahkan Ying ikut menggoda habis-habisan sahabat karibnya itu.

“YA! Tidak …!  Maksudku, ya— tidak— aku ... aku ...!” gagap Yaya. Berusaha menyangkal terus. Yaya sudah tidak sanggup mengelak dari godaan teman-teman laknatnya.

Ketika yang lain asyik menggoda Yaya. “Emm … aku akan pergi minum kopi dulu, ya?” kata Solar menepi dari tempat kejadian, tapi sayangnya tidak ada yang mengindahkan pemuda itu lantaran mereka keasyikan menjahili Yaya terus.

Sampai Solar keluar pun, Gopal serta Ying masih menggoda Yaya.

“BERHENTI MENGGODAKU!  Bukan salahku matanya indah!” Terdengar seruan Yaya menampik segala gurauan Ying dan Gopal.

Tidak ada yang tahu jika pengakuan dan pujian terang-terangan dari Yaya tersebut berhasil membuat Solar ikut salah tingkah juga.

Sampai pintu tergeser dan tertutup total. Badan Solar mendadak lemas lalu terduduk. Membenamkan wajahnya di atas lutut pada lipatan tangan.

“Indah, ya?”

Pipi dan telinga Solar memerah. Degup jantung yang saling berpacu, terasa lebih cepat dari biasanya.

“Dasar, dia tidak tahu saja, netra cokelat madu miliknyalah yang paling indah ....”

.

.

.

× BONUS ×

Selepas mendapatkan segelas kopi hangat, Solar pun menemui pecahan Elemental lain. Namun, entah efek masih mengantuk atau apa, Elemental lain serempak memakai kacamata hitam.

“Oke, apa cuma aku yang salah lihat atau ... kalian marah padaku?” heran Solar.

“ENGGAK, TUH,” jawab mereka berbarengan.

“Terus kenapa kompakan pakai kacamata hitam?”

Solar sweatdrop dengan kelakuan nyeleneh dari persona BoBoiBoy lainnya.

“CUMA PENGIN SAJA.” Sekali lagi mereka jawab secara bersamaan.

“Kalian semua kelihatan konyol tahu,” ejek Solar.

“Bahkan kau juga, Gempa? Yang benar saja,” kata Solar tidak habis pikir. Karena ia pikir Gempa tidak ikut-ikutan pakai kacamata hitam seperti yang lain.

Pemuda bertopi terbalik itu membuang mukanya. Namun, di mata Solar seperti menghindar dari pertanyaannya. “Aku … cuma lagi mau pakai. Itu saja, kok. ”

——— ✨✨✨ ———

Gegayaan pakai kacamata hitam, pasti supaya di-notice sama Yaya juga, nih XD

____________
20 Mei 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top