You In My Dream (End)
"Maksudmu? Gadis dalam mimpimu?" tanya Samatoki sambil menaikkan sebelah alisnya.
Jyuto menutup mulutnya lalu memalingkan wajahnya yang seketika memerah itu, "Ah, bukan apa-apa. Sebenarnya ini hanya hal yang sepele."
Di tengah keributan tadi, pamanku yang dari tadi sibuk di dapur memanggil kami semua, "Hei kalian, sedang apa di sini?"
"Ah, paman. Tidak ada apa-apa kok."
"Kenapa kalian semua di luar? Ayo masuk ke dalam."
"Baik paman."
Pamanku kembali masuk, aku mengajak mereka untuk ke dalam restoran karena masalah tersebut sudah bisa diselesaikan dengan tenang tanpa ada kekerasan. Samatoki tampaknya sudah tak terlalu memikirkan hal tersebut dan memilih untuk duduk di meja makan saja, menunggu untuk makan bersama Rio. Sementara Jyuto mendekatiku, "Nanti akan kuceritakan. Sekarang bekerjalah yang baik dulu." katanya sambil menepuk kepalaku.
"Baiklah." jawabku.
Jyuto menghampiri kedua temannya itu, aku kembali memasak di dapur bersama Nemu. Kala itu Nemu hanya diam, tak banyak bicara dan fokus melayani beberapa tamu yang datang berkunjung. Kegiatan sibuk itu berlangsung hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 21.00 malam, waktu yang bisa membuatku mengantuk lebih cepat daripada biasanya karena lelah. Mereka tampak sedang berbincang-bincang ringan untuk menghilangkan bosan yang melanda.
Aku menghampiri Jyuto yang ingin menyampaikan sesuatu tadi, matanya melihat ke arahku sambil jarinya menunjuk ke arah belakang. Aku mengangguk dan mengikutinya hingga sampailah kami di belakang restoran.
"Ada yang ingin aku bicarakan."
"Sama, aku juga." kataku.
"Apa itu?" tanyanya.
"Eumm, sepertinya Jyuto-san saja dulu yang bicara. Tak sopan bila aku bicara lebih dulu."
"Tidak apa. Ladies first."
Aku menundukkan kepalaku sedikit kemudian mulai berbicara, "Sebenarnya ini hanya mimpi. Aku agak malu membicarakannya. Tapi, akan kuceritakan," dia mulai menatapku lembut sambil mulai menyimak.
"Mimpiku waktu itu, aku sedang berjalan dengan seorang lelaki di taman bunga. Tapi entah dengan siapa, wajahnya tak jelas. Aku dan dia kemudian duduk di sebuah bangku taman, laki-laki itu kemudian tertidur di pangkuanku sambil kuusap rambutnya ..."
"Aku juga pernah mimpi seperti itu." katanya tiba-tiba.
"Oh ya? Seperti apa mimpimu Jyuto-san?"
"Sama persis dengan mimpi yang kau ceritakan, dan anehnya .... gadis itu adalah dirimu."
"Apa?!" aku terkejut mendengarnya, "Tidak mungkin."
"Aku benar kok. Gadis di dalam mimpiku mengelus rambutku saat aku tiduran di pangkuannya."
Aku hanya menutupi wajahku saja sambil terus bergumam, "Mimpi apaan ini?"
Dia kemudian menggenggam tanganku dengan lembut sambil berbisik, "Hei. Bukankah mimpi ini adalah tanda bahwa kita berjodoh? Juga, tadi kau bilang kau suka denganku."
"Apa mungkin?" tanyaku malu-malu.
"Kalau iya?" tanyanya lagi.
Aku tak dapat menahannya lagi, kupeluk tubuhnya dengan erat hingga membuatnya hampir terjatuh, Jyuto kemudian memeluk tubuhku sebagai balasannya. Tanpa sadar aku mencium pipi sang pemuda itu, "Apa yang kau lakukan gadis manis?" tanyanya sambil tersenyum.
"Tidak tahu .... tapi, aku menyukaimu Jyuto-san."
"Sejak kapan kau menyukaiku?"
"Sejak kita bertukar pandang. Di restoran ini."
Jyuto mulai memelukku dengan eratnya dan mencium keningku, "Aku juga mencintaimu. (Y/n) chan."
"Aku lebih mencintaimu, Jyuto-san."
Malam itu, pelukan kami sangat erat dan rasanya tak ingin lepas. Aku telah jatuh cinta dengan seorang polisi muda dan ternyata dia juga mencintaiku. Rasanya bagaikan takdir, seperti putri yang menunggu pangerannya pulang saja.
***
"Jadi, kalian pacaran sekarang?!" tanya Nemu dan Samatoki secara berbarengan dengan nada terkejut.
"Iya .... begitulah." jawabku sambil terus memeluk lengannya.
"Duh, jadi nggak enak kan aku udah nuduh. Ah, tapi kan aku cuma memberitahukan saja."
"Iya iya Nemu-nee. Jyuto-san juga tidak marah kok soal itu."
"Oi Jyuto, kau tak melakukan hal macam-macam padanya kan?" tanya Samatoki.
"Apaan? Memang aku akan melakukan apa untuk gadis manisku ini?"
"Jangan sampai bikin dia nangis, kalau dia nangis maka hadapi aku!" kata Samatoki sambil menatap tajam ke arah Jyuto.
"Aduh onii-chan. Mana berani rekanmu melakukan hal seperti itu." kata Nemu.
"Selamat ya (Y/n)-chan, Jyuto-san, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan hari ini? Untuk merayakan hari jadianmu." usul Rio.
"Boleh juga. Aku ingin menikmati momen ini dengan spesial." jawabku.
"Baiklah. Ayo langsung bersiap saja, kita akan merayakan hari spesial teman kita ini." kata Samatoki yang langsung bergegas ke mobilnya.
"Ayo, (Y/n) chan." ajak Nemu.
"Hng." anggukku.
Angin siang itu berhembus lembut di musim panas, beberapa kelopak daun sakura berguguran. Di sebuah taman bunga yang indah dan terdapat pohon sakura besar di tengahnya. Suasana di sana tidak terlalu ramai karena hanya beberapa orang saja yang datang ke sana, Nemu bertemu dengan beberapa teman lamanya, sementara Samatoki dan Rio memilih untuk bersantai saja sambil menikmati udara tersebut dengan damai.
Jyuto mengajakku untuk duduk di bangku dekat pohon sakura itu, aku mengangguk dan mulai berjalan bersamanya. Rasanya mimpi indah itu menjadi kenyataan, berjalan di taman bunga dan kemudian terduduk di bawah pohon. Jyuto menyandarkan kepalanya di pangkuanku dengan damainya. Kuusap rambutnya perlahan hingga dirinya tertidur pulas, sungguh ini adalah hal yang sangat indah untukku. Air mata haru mulai menetes di pipiku dengan pelan.
Tapi saat aku sedang menyeka air mataku, laki-laki itu terbangun sambil bertanya, "Kenapa kau menangis?"
"Aku ..... aku hanya terharu saja ..."
"Aku juga begitu." ucapnya sambil mengusap air mataku.
"Aku sangat berterima kasih padamu. Berkatmu hidupku menjadi lebih damai." lanjutnya.
"Aku juga Jyuto-san, aku sangat bahagia."
Tubuhku mulai dipeluk olehnya dengan erat, aku membalasnya pula sambil terus mengatakan, "Aku cinta padamu. Jyuto-san."
"Begitu juga aku, (Y/n) chan."
Ya, kami berdua berpelukan di bawah pohon bunga sakura yang bermekaran dengan indahnya. Bunga sakura ini menjadi saksi atas cinta kami yang tulus dan penuh kasih sayang. Aku akan terus mencintainya dan selalu berada di sampingnya hingga akhir hayat memisahkan kami berdua.
FIN
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yo minna, konnichiwa!!
Gimana dengan ceritanya? Apa kalian suka? Ya, ini cerita pertama dengan fandom Hypmic sih dan cuma pengen bilang, kenapa sih Jyuto kok ganteng banget?! Pak polisi tangkep saya pak!! //Digetok Doppo. Ehehehehe canda ygy.
Oke lah segitu aja dulu ceritanya dari saya. Arigatou gozaimasu to matta ne 👋👋👋👋
For my beloved readers and my bapak polisi ganteng /ehe. Arigatou gozaimasu 💐
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top