16. Kabar Baik Namun Juga Buruk
'Pada dasarnya hanya perlu percaya, janji Allah itu pasti, seorang hamba hanya perlu bersabar. Allah selalu punya cara untuk membuat hambanya bahagia.'
Elshanum & Albirru
~Thierogiara
***
Kemarin keluarga Ibra kembali datang dengan membawa seserahan dan melamar Shanum secara resmi, sungguh rasanya tak karuan, Shanum sangat bahagia dan merasa sangat bersyukur karena Allah menghadirkan sosok Ibra dalam hidupnya. Allah memberikan harapan baru untuk Shanum menjalani hidup dengan lebih baik. Dengan keyakinan kalau Ibra akan bisa membimbingnya menuju jannah yang Allah janjikan, Shanum menerima lamaran tersebut dengan penuh suka cita, persiapan pernikahan pun akan langsung dilkukan, seminggu lagi, satu minggu lagi adalah waktu yang disepakati kedua belah pihak keluarga untuk dijadikan hari bahagia Shanum dan Ibra.
Berbagai persiapan sudah dilakukan, semua yang berkaitan untuk akad dan resepsi sudah dipesan, Shanum bahkan sudah mengajukan surat pengunduran diri di ke pihak sekolah tempatnya mengajar karena setelah ini dia akan ikut Ibra pindah ke Pekanbaru Riau, kebetulan Ibra akan pindah tugas ke sana.
Kini Shanum dengan motornya tengah menuju ke klinik tempat Karina—sepupunya—praktek, dia akan melakukan facial pada wajahnya agar terlihat lebih cantik di mata Ibra nantinya, selain melakukan perawatan pada wajah, Shanum juga akan melakukan perawatan pada tubuhnya, Shanum akan melakukan segala perawatan tubuh agar terlihat cantik ketika menjadi istri Ibra nanti.
"Yang mau nikah, nggak nyangka Kakak," ujar Kartika menyambut Shanum.
"Hehe, Shanum juga nggak nyangka Kak," balas Shanum tersenyum manis, dia juga tidak menyangka kalau di umurnya yang ke dua puluh tiga tahun ini akan datang sosok seperti Ibra yang akan menikahinya.
Dalu Shanum selalu ragu dengan seseorang yang mungkin menjadi jodohnya, Shanum selalu takut karena pakaiannya yang syar'I laki-laki jadi takut atau sungkan mendekatinya, belum lagi terkadang Shanum berpikiran buruk kalau-kalau dia mungkin mendapatkan suami yang temperamental, kasar atau sejenisnya, karena Shanum memang tidak ingin pacaran, takutnya karena tak begitu kenal dia jadi salah pilih. Bersyukur ternyata janji Allah selalu benar, laki-laki yang baik untuk perempuan baik begitu juga sebaliknya dan benar saja Allah menghadirkan Ibra, menghilangkan segala kekhawatiran Shanum soal pernikahan, sekarang gambaran-gambaran pernikahan yang menyeramkan berganti menjadi gambaran pernikahan yang bahagia di kacamata Shanum. Gadis itu teramat yakin kalau dengan Ibra dia akan mencapai sebuah pernikahan yang sakinah, mawaddah, warahmah. Sebauh pernikahan yang berlandaskan agama dan cinta pada Allah, menjalankan berbagai sunnah Rasulullah bersama-sama.
Baru membayangkannya saja Shanum sudah merasa berbunga-bunga apalagi menjalaninya, dia sudah sangat siap sehidup sesurga bersama Ibra.
"Yuk lah kita mulai aja," ajak Karina membawa Shanum ke ruangan di mana perawatan akan dilakukan. Hanya menampilkan kecantikan di hadapan suami memang sudah menjadi cita-cita Shanum sejak lama, sejak ia memutuskan menutup aurat sepenuhnya, sejak Shanum memutuskan untuk mencintai Allah sedalam-dalamnya.
Jadi sebenarnya dalam kisah Shanum dan Ibra ini bukan hanya Shanum yang beruntung karena akan dipersunting oleh sosok saleh seperti Ibra, namun Ibra juga beruntung karena dia memilih wanita yang tepat, wanita yang benar-benar bisa menjadi ibu dari anak-anaknya kelak.
***
Shanum salat ashar di klinik Karina, selesai salat dia berjalan ke depan untuk menemui Karina.
"Kak bang Danias buka nggak hari ini?" tanya Shanum.
Karina melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Buka sih, tapi habis magrib jam jaganya udah habis, mending kamu ke sana sekarang," ujar Karina.
"Gitu ya, oke deh pamit ya assalamualaikum," pamit Shanum yang lantas menyambar helmnya dan keluar dari klinik tempat praktek Karina itu.
"Waalaikumsalam," jawab Karina. Wanita dengan kerudung bermotif itu tersenyum, dia tak menyangka kalau adik sepupu yang dulu sering bermain masak-masakan dengan sudah akan menikah, lebih-lebih tak menyangka lagi dirinya sendiri pun akan menjadi seorang ibu dalam kurun waktu kurang dari satu tahun lagi.
Shanum memacu motornya menuju ke klinik Danias, karena sudah kenal jadi Shanum terlalu malas mencari dokter lain, untuk saja sepupunya itu menikah dengan dokter gigi, jadinya sepaket, Shanum bisa perawatan sekaligus di keduanya, Karina sendiri adalah dokter kecantikan.
Sekitar sepuluh menit di atas motor Shanum akhirnya sampai di klinik Danias, tanpa membaca plang yang ada di depan klinik Shanum langsung masuk ke dalam dan menemui perawat, perawat langsung mencatat nama dan keluhan Shanum, setelah itu mengantri sekitar dua puluh menit barulah perawat tersebut mengantar Shanum bertemu dengan Danias.
"Shanum? Udah lama? Kenapa nggak nelepon Abang dulu tadi malam, kan bisa Abang kosongin jamnya," ujar Danias ketika Shanum masuk ke ruang pemeriksaan.
"Nggak apa-apa Bang, nggak lama kok ngantrinya," kata Shanum tersenyum, menurutnya semua pasien memiliki hak yang sama, dia juga tak sedang sakit gigi, jadi masih aman jika harus menunggu.
"Mau ngapain?" tanya Danias.
"Membersihkan karang gigi dan tambal gigi Dok." Bukan Shanum yang menjawab namun perawat yang sedang bertugas.
"Oh oke, silakan." Biru meminta Shanum merebahkan diri di kursi pemeriksaan.
Sekitar tiga puluh menit kemudian Shanum selesai, mulutnya terasa berbeda, jadi Shanum tak bisa banyak omong, setelah menyelesaikan administrasi, tepat saat Shanum menarik pintu kaca untuk keluar dari klinik tersebut, Biru juga sedang ada di depan pintu untuk masuk.
Sepersekian detik keduanya sama-sama diam, Biru menatap Shanum, sementara Shanum menatap lantai di belakang tubuh Biru, Shanum berusaha sekuat tenaga untuk tak menatap Biru.
"Shanum..." Baru saja Biru mengeluarkan satu kata itu, Shanum sudah kembali melangkahkan kakinya pergi menjauh dari Biru, dia tidak mau berursan dengan Biru barang sedikitpun.
Shanum ingin memutus segala interaksi dengan Biru, Shanum ingin menyudahi semuanya, cukuplah sakit hatinya sekali ia rasakan, Shanum tak mau sakit hati untuk yang kedua kalinya karena orang yang sama. Dengan Biru sudah cukup, Shanum ingin menata hati dan membiarkan hanya Ibra yang ada di sana.
Naik ke atas motornya, Shanum mengabaikan Biru yang masih menatapnya, begitu motornya berbalik arah menuju jalan besar, dia langsung memacu motornya meninggalkan klinik tempat praktik Danias. Sekarang Biru sudah menjadi bagian dari masa lalu Shanum, Shanum ingin menguburnya dan ingin memulai hidup seperti semula, seperti saat dia tak mengenal Biru.
Sementara Biru masih berdiri di tempatnya, memandang punggung Shanum yang kian menjauh dan perlahan menghilang. Biru menelan ludahnya getir, semuanya salahnya yang telah membuat keadaan serumit ini, semuanya karena kelemahan Biru, semuanya karena ketakutan tak beralasan Biru soal pernikahan.
Danias menghampiri Biru kemudian menepuk pundaknya. "Kayaknya lo emang bener-bener harus ikhlas, Shanum bakal nikah seminggu lagi," ujar Danias menguatkan dengan remasan tangan di bahu Biru.
Biru terkejut lantas menoleh kea rah Danias.
"Nggak usah bercanda." Biru memukul perut Danias kemudian berjalan mesuk ke dalam klinik.
"Gue nggak bercanda." Danias langsung membuka ponselnya lalu menunjukkan undangan virtual yang sudah Shanum sebar di grup-grup watsapp.
Pesta pernikahan Shanum mengusung konsep minimalis, jadi undangannya sengaja disebar secara online agar tak boros kertas.
Biru membaca nama yang ada di undangan tersebut. Elshanum Syaqueena Pratama S.pd & Muhammad Ibrahim Pramudya S.STP.
Biru terdiam, secepat itukah?
"Sama siapa?" tanya Biru yang pada akhirnya penasaran juga.
"Itu Ibra, temennya abang Shanum, temen gue juga sih," kata Danias.
"Mending lo mundur, Shanum berhak dapet yang baik seperti Ibra," ujar Danias, sebagai suami dari sepupu Shanum, Danias juga bertanggung jawab memastikan kebaikan hidup untuk Shanum. Ibra adalah laki-laki baik, Shanum juga perempuan baik, keduanya pantas bersatu, Biru mungkin memang harus mempertimbangkan Delina.
***
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibra baik ya, apa Ibra buat aku aja? Terus Shanum sama Biru?
Wkwkwkw andai dunia sesederhana kisah yang kuciptakan.
Ya udah deh nggak usah galau-galau. Semoga suka ya kalian my daebak readers, cintakuuuu😘😘😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top