30

Damian dan Alee duduk bersebelahan, keduanya saat ini sedang minum teh bersama.

"Tuan Ingelbert, apakah kau melakukan sesuatu terhadap perusahaan Maleec Demitrio?" tanya Alee. Ia hanya ingin memastikan satu hal, bahwa orang itu bukan Damian.

Damian menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan melakukannya tanpa persetujuan darimu, Alee."

Jika bukan Damian lalu siapa? Orang itu jelas orang yang sama dengan yang menyebarkan artikel mengenai perselingkuhan Maleec dan Cathleen.

Apa mungkin Ell? Pikiran Alee sampai pada satu titik ini.

"Apa yang kau pikirkan Alee?" tanya Damian.

"Tidak ada." Alee menggelengkan kepalanya.

"Ell mengundurkan diri dari perusahaan."

Alee meletakan cangkirnya ke meja. "Kenapa Ell mundur?"

"Dia tidak mengatakan alasannya," balas Damian.

Alee mengerutkan keningnya. Apakah keinginan Alee untuk menyingkirkannya dari hidup Damian sudah lenyap? Apa pria itu menyerah?

"Alee, aku rasa kau harus memberi Ell kesempatan kedua." Damian akhirnya ikut campur dalam urusan Ell dan Alee. Ia tahu apa saja yang sudah Ell lakukan untuk Alee, dan itu membuktikan bahwa Ell sangat mempedulikan Alee.

"Ell akan menikah dengan Estella. Dan aku tidak ingin menjadi perusak hubungan orang lain."

"Ell tidak mencintai Estella."

"Dan dia juga tidak mencintaiku."

"Alee, berhenti membohongi diri sendiri. Kau tahu Ell sangat mencintaimu. Aku tidak tahu apa yang Ell lakukan padamu di masa lalu, tapi aku benar-benar yakin Ell tidak akan pernah menyakitimu lagi." Damian tahu Ell bertunangan dengan Estella hanya karena Zara. Sejak kecil Ell tidak suka Estella berada di sekitarnya.

Alee menarik napas pelan. Apakah ia harus memberi Ell kesempatan kedua? Melawan prinsipnya sendiri tentang sebuah pengkhianatan? Bagaimana jika ia terluka lagi? Bagaimana jika Ell hanya mempermainkannya lagi? Bagaimana jika harapannya dihancurkan lagi?

Berbagai ketakutan menghantui kepala Alee. Ia tidak ingin berangan-angan bahagia lagi. Alee lebih memilih untuk berpikir tentang hal buruk yang akan terjadi nanti.

"Ell tidak pernah meminta kembali denganku."

"Itu karena semua kesalahpahaman yang terjadi. Jika Ell tahu yang sebenarnya dia pasti akan meminta kau kembali padanya. Jika kau mau aku akan menjelaskannya pada Ell." Damian sudah tidak ingin memikirkan tentang perasaan Zara lagi.

Ell mungkin akan terpukul mengetahui kebenaran tentang perselingkuhan Zara, tapi dengan kebenaran yang terungkap Ell bisa bersama dengan Alee. Tidak hanya itu, Ell akan tahu bahwa ia memiliki Sky.

"Tidak. Jangan lakukan itu." Alee bersuara cepat. Ia masih belum ingin Ell tahu tentang Sky. Tidak sebelum ia yakin bahwa Ell memang menginginkannya tanpa motif tersembunyi.

Damian menghela napas. "Bagaimana kalian bisa bersama lagi jika hal ini terus berjalan, Alee? Sky membutuhkan seorang ayah."

"Sky memiliki aku, ibu sekaligus ayahnya." Alee menjawab keras kepala.

"Aku tahu kau mampu menyayangi Sky dengan baik, Alee. Hanya saja, sosok seorang ayah penting untuk perkembangan Sky."

"Selama lima tahun ini, Sky baik-baik saja dengan itu."

"Itu karena Sky anak yang baik," balas Damian. "Aku tahu kau mengerti ucapanku, Alee."

Alee kini tidak menjawab lagi. Apa yang Damian katakan memang benar. Sky tidak pernah membicarakan tentang ayahnya karena Sky tidak ingin membuatnya sedih.

Alee jelas tahu Sky membutuhkan sosok seorang ayah yang bisa menjadi sosok pahlawannya. Sosok yang bisa ia banggakan pada semua orang. Seperti dirinya dahulu.

"Pikirkan ini baik-baik, Alee. Aku tahu kau masih mencintai Ell, dan begitu juga dengan Ell. Kalian hanya perlu saling memperjuangkan. Dengar, Alee, tidak semua hubungan kedua berakhir sama." Damian menasehati Alee. Ia benar-benar berharap Alee dan Ell bisa bersama lagi.

"Aku akan memikirkannya," sahut Alee singkat.

"Lusa, aku akan memperkenalkan kau pada semua orang. Setelah perangkat lunakmu selesai, kau akan mengikuti ke mana pun aku pergi untuk pekerjaan," seru Damian beralih ke hal lain.

"Baik."

Karena Ell mundur, maka Alee masih tetap menjadi pengganti Damian. Di acara itu nanti tokoh-tokoh terkemuka akan hadir, tidak hanya dari kalangan pengusaha, dari bidang politik, militer, komersial, dan media akan hadir di sana.

Ell memegang seuntai kalung berbentuk potongan hati di tangannya. Kalung itu diberikan oleh Alee padanya ketika mereka sedang berpacaran. Dahulu Ell tidak pernah memakai kalung itu, ia pikir terlalu konyol mengenakan kalung pasangan. Namun, meski ia tidak memakainya, ia selalu menyimpan rapi kalung itu.

Keputusannya memang tepat menyimpan barang pemberian dari Alee, karena saat ia merindukan wanita itu. Ia akan mengenang Alee dari seuntai kalung yang ada di tangannya.

Hari ini ia merindukan Alee, tapi ia tidak bisa berlari ke wanita itu untuk sekedar melihat wajahnya. Kali ini Ell tidak memiliki pilihan lain selain berhenti melangkah menuju Alee. Meski tidak bisa ia harus melakukannya. Ini semua Ell lakukan untuk ibunya.

Nyaris saja ia kehilangan ibunya karena tidak bisa menahan diri. Setelah mengetahui ia dan Alee bersama di villa, ibunya mencoba untuk bunuh diri. Jika saja ia tidak datang tepat waktu, mungkin ibunya saat ini sudah tiada.

Ell tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika sampai ibunya benar-benar tewas hari itu. Ell mengorbankan kebahagiaannya demi sang ibu.

Tidak ada gunanya bagi ia meneruskan kegilaannya, karena pada akhirnya tidak akan ada yang bisa ia dapatkan selain kehilangan semata.

Ell memang berhasil berhenti melangkah menuju Alee selama beberapa hari ini, tapi pikirannya masih tetap pada wanita itu. Tidak akan ada yang tahu apa isi pikirannya.

Kemarin Ell memilih mundur dari perusahaan, itu adalah langkah awal agar ia tidak bertemu dengan Alee lagi. Niat awalnya datang ke perusahaan adalah untuk menyingkirkan Alee, tapi yang terjadi ia malah semakin terjerat oleh Alee.

Tidak ada hal yang benar-benar bisa ia lakukan terhadap Alee, selain mencintai wanita itu dengan cara yang salah. Apapun yang sudah Alee lakukan, seberapa murahan Alee, baginya Alee tetap istimewa. Ya, cinta yang ia miliki memang sebuta itu.

Menekan perusahaan Maleec Demitrio merupakan upaya terakhir yang bisa Ell lakukan untuk Alee. Ia pikir jika hanya menghancurkan karir Jennifer saja, dengan bantuan Maleec, Jennifer bisa kembali bangkit. Namun, jika sumber kekuasaan Maleec juga dihancurkan, maka tidak ada yang bisa pria itu lakukan untuk menyelamatkan Jennifer.

Meski Ell hanya seorang pengusaha muda, tapi ia bisa melakukannya, tapi tidak bisa Ell bohongi hal itu juga bisa terjadi karena nama besar keluarga ayahnya.

Tidak akan ada perusahaan yang mau bermasalah dengan Damian Ingelbert, kecuali mereka siap menerima krisis keuangan atau mungkin kebangkrutan.

Jemari tangan Ell, menyentuh liontin berbentuk setengah hati yang terdapat ukiran nama Alee. Seperti liontin itu, begitu juga dengan hatinya. Nama Alee terukir indah di sana, tidak akan bisa terhapuskan atau tergantikan.

"Ell!" Suara halus itu terdengar dari belakang Ell.

Pria itu segera melihat ke belakang, ia menemukan ibunya kini melangkah mendekat ke arahnya. Ell menyembunyikan kalungnya, lalu menghadap sang ibu.

"Ada apa, Mom?" tanya Ell.

Sejak kejadian ibunya mencoba untuk bunuh diri, Ell harus tinggal di rumah ibunya. Ia takut jika ibunya akan melakukan sesuatu yang berbahaya lagi. Di tambah saat ini tidak ada bibinya, yang memperhatikan sang ibu.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Zara. "Mom memanggilmu beberapa kali, tapi kau tidak menjawab Mom," tambahnya.

"Aku hanya memikirkan tentang pekerjaan, Mom." Ell berbohong.

"Makan malam sudah siap, ayo makan sekarang." Zara tahu apa yang Ell pikirkan, tapi ia tidak mencerca Ell. Cara terbaik menghadapi Ell adalah dengan menekannya secara halus. Sejauh ini Zara berhasil melakukannya, dan ia yakin Ell tidak akan berani lagi berhubungan dengan Alee setelah kejadian beberapa hari lalu.

"Aku akan turun sebentar lagi, Mom," jawab Ell.

"Baiklah, Mom menunggumu di meja makan."

"Ya, Mom."

Zara pergi. Ell menyimpan kalung pemberian Alee kembali ke tempatnya. Sama seperti kalung itu, ia akan menyimpan perasaannya pada Alee dengan rapat.





tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top