22

Ebook dah ready, Gaes. Kata kuncinya 'Elle' ya. Harga 66rb.

********

Seperti sebelumnya, Alee tidak meminta Damian untuk membalas Jennifer, tapi jangan pikir kali ini Alee akan diam saja. Jennifer sudah mengusiknya terlalu jauh. Satu kali ia biarkan, tapi kali ini ia pasti akan membuat Jenni membayar perbuatan wanita itu.

Ponsel Alee berdering. Lagi-lagi panggilan dari Justin. Entah sudah berapa kali Alee menerima panggilan dari pria itu, tapi ia tidak menjawabnya sama sekali.

Namun, kali ini Alee menjawab panggilan itu. Ia benci terus diganggu seperti ini.

"Akhirnya kau menjawab panggilanku, Alee." Justin bersuara lega. "Aku benar-benar minta maaf atas pemberitaan yang terjadi di luar sana."

"Wanitamu membuat kekacauan yang tidak perlu, Justin. Itu membuatku sangat muak. Sekarang, berhenti menghubungiku karena aku benci terlibat dalam permasalahan seperti ini." Alee tidak begitu peduli tentang apa yang orang sebutkan mengenai dirinya, tapi terus terlibat dalam masalah seperti ini tidak menyenangkan untuknya.

Apa lagi Justin adalah mantan kekasih Jennifer. Sedikit pun ia tidak tertarik pada bekas Jennifer. Apa lagi berniat untuk merusak hubungan Justin dan Jennifer, itu lelucon paling tidak lucu yang pernah ada di hidupnya.

Alee jelas bukan ibu Jennifer yang akan merusak hubungan orang lain. Ia tidak serendah itu.

"Aku benar-benar minta maaf, Alee. Aku tidak menyangka Jennifer akan melakukan ini. Aku pasti akan menyelesaikan masalah ini."

"Tidak perlu, Justin. Aku bisa menyelesaikannya sendiri. Yang perlu kau lakukan saat ini adalah berhenti menghubungiku. Dengar, aku tidak tertarik padamu sama sekali." Alee tidak menyangka jika menggunakan Justin untuk membuat Ell jijik padanya malah menimbulkan masalah baru.

Dahulu Alee sangat ingin menghindar dari masalah, tapi setelah ia kembali lagi ke kota ini ia telah terlibat banyak masalah. Benar-benar luar biasa.

Belum Justin menjawab ucapan Alee, Alee telah lebih dahulu memutuskan sambungan telepon itu. Setelahnya Alee memblokir nomor Justin.

Jari Alee bergerak di atas layar ponselnya, ia menghubungi seseorang yang merupakan kenalannya saat kuliah dahulu. Alee tidak begitu mengenal banyak orang, tapi untuk mereka yang sering berada di perpustakaan, Alee mengenal hampir seluruhnya.

"Samuel Gregory?" Alee memastikan nomor yang ia hubungi adalah benar orang yang ia tuju.

"Ya, siapa kau?" Samuel bertanya tidak bersahabat. Sangat sedikit orang yang memiliki nomor ponselnya, dan nomor yang menghubunginya sekarang tidak terdaftar di kontak teleponnya.

"Ini aku, Saralee Bellvania." Alee memperkenalkan dirinya.

"Alee?"

"Benar." Alee tahu Samuel pasti masih mengenalinya. "Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu. Bisa kita bertemu?"

"Tentu saja bisa, Alee. Aku akan mengirimkan pesan padamu di mana kita bisa bertemu."

"Baik. Kalau begitu sampai jumpa, Sam."

"Sampai jumpa, Alee."

Alee memutuskan panggilan itu, lalu beberapa detik selanjutnya pesan masuk di ponselnya. Ia segera meraih kunci mobilnya dan pergi.

Sebuah rumah teh tradisional. Samuel memang tidak pernah berubah. Pria itu mengajaknya bertemu di tempat yang tidak didatangi oleh banyak orang.

Alee masuk, lalu ia bicara pada penjaga rumah teh itu. Penjaga itu kemudian membawa Alee ke sebuah ruangan. Alee pikir di tempat itulah Alee akan bicara pada Samuel, tapi ternyata ia salah. Ada ruangan rahasia di dalam sana. Pintu masuknya adalah lemari yang berisi cangkir-cangkir porselen dan teko yang dijadikan hiasan di setiap ruangan pribadi yang ada di rumah teh tua itu.

Alee terkejut saat ia mendapati isi ruangan itu. Puluhan layar komputer dan peralatan canggih lainnya berada di sana. Ruangan itu cukup besar, ada sofa tempat bersantai juga di sana.

Sepertinya tempat ini adalah tempat persembunyian Samuel.

"Selamat datang di tempatku, Alee." Samuel memutar kursinya, menyapa Alee yang sedikit terkejut. Alee tidak menyadari keberadaan Samuel di kursi.

Samuel berdiri, ia melangkah mendekati Alee. "Kau terlihat semakin cantik, Alee."

Alee tertawa kecil. "Ternyata kau bisa mengucapkan kata-kata seperti itu juga."

Kali ini Samuel yang terkekeh geli. "Ayolah, Alee. Aku juga laki-laki."

"Ah, benar. Aku melupakan itu." Alee lalu mengulurkan tangannya pada Samuel. "Senang bertemu denganmu lagi, Sam."

"Senang bertemu denganmu juga, Alee." Sam membalas uluran tangan Alee. "Silahkan duduk."

"Terima kasih." Alee kemudian duduk di sofa yang ada di tepi ruangan itu.

"Kau mau minum apa?" tanya Sam.

"Apa saja," jawab Alee.

Sam kemudian menggerakan ponselnya, ia meminta orangnya untuk membawakan minuman.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan?" tanya Samuel.

"Aku ingin kau menemukan sesuatu yang bisa menghancurkan Jennifer." Alee tidak berbelas kasih lagi kali ini. Jennifer sudah menciptakan rumor tidak menyenangkan tentangnya, maka ia harus membalasnya berkali lipat.

Ia jelas tidak akan hancur hanya karena Jennifer, tapi Jennifer, ia bisa menghancurkan wanita itu tidak peduli bagaimana pun Maleec akan membantu Jennifer.

"Itu sesuatu yang mudah," sahut Samuel percaya diri.

"Dan satu lagi. Aku ingin meminta bantuanmu untuk sesuatu yang lebih berbahaya."

"Apa itu?"

Alee masih belum mengetahui siapa yang mencoba untuk membunuhnya, dan itu membuatnya merasa tidak puas. Siapa pun yang mencoba bermain-main dengan nyawanya harus ditemukan. Ia tidak begitu murah hati untuk membiarkan orang itu terus berkeliaran bebas setelah hampir membuatnya tewas.

Alee lalu menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa minggu lalu pada Samuel. "Aku ingin kau membantuku menemukan pria itu."

"Kau ingin aku melacaknya?"

"Tidak." Alee memiliki rencana lain. Ia kemudian menjelaskan rencananya pada Samuel.

"Itu terlalu berbahaya, Alee. Bagaimana jika orang itu membunuhmu sebelum aku menemukan keberadaanmu." Samuel menolak gagasan Alee. Ia tidak bisa melakukan hal yang terlalu beresiko itu.

"Saat ini hidupku sudah dalam bahaya, Samuel. Aku harus menemukan orang itu sebelum dia berhasil membunuhku. Aku yakin orang itu pasti akan mencelakaiku lagi." Alee sangat yakin akan hal itu. Niat orang itu adalah membunuhnya, maka orang itu tidak akan berhenti sebelum ia mati.

Samuel berpikir sejenak. Apa yang Alee katakan memang benar, tapi tetap saja itu sangat berbahaya.

"Baiklah, mari kita lakukan sesuai keinginanmu. Tapi, kau harus membawa alat untuk melindungi dirimu," seru Samuel yang pada akhirnya setuju untuk membantu Alee.

"Baiklah, itu lebih bagus lagi." Alee bukan datang untuk mengantarkan nyawanya pada si pembunuh, ia ingin menangkap orang itu, jadi ia memang membutuhkan sesuatu yang bisa melindungi dirinya.

Apa yang ingin Alee bicarakan sudah selesai, jadi Alee pergi dari rumah teh itu setelah ia mengobrol dengan Samuel.

Sesaat setelah Alee pergi, Samuel kedatangan tamu lain. Ia terkejut melihat siapa yang datang.

"Apa yang Alee lakukan di sini?" tanya tamu yang tidak lain adalah Ellijah itu. Pria itu melihat mobil Alee keluar dari parkiran ketika ia datang, ia yakin Alee pasti membicarakan sesuatu pada Samuel.

"Alee ingin aku mencari sesuatu yang bisa menghancurkan Jennifer." Samuel tidak bisa berbohong pada Ell. Pria di depannya adalah pemilik dari tempatnya bekerja. Dengan kata lain, Ell adalah bos nya.

Ell duduk di sofa, ia baru saja ingin memerintahkan Samuel untuk melakukan hal yang sama, siapa yang menyangka jika Alee telah lebih dahulu melakukannya.

"Apa yang membawamu datang kemari?" tanya Samuel penasaran. Biasanya jika ada sesuatu yang harus ia kerjakan, Darren yang akan memberi perintah padanya, mengingat Darren yang mengurusi banyak masalah untuk Ell.

Dan kedatangan langsung Ell ini pasti karena sesuatu yang penting. Begitulah yang ada di pikiran Samuel.

"Aku hanya melewati tempat ini, dan kebetulan aku melihat mobil Alee, jadi aku mampir untuk tahu apa yang membawanya ke sini," jawab Ell tidak sepenuhnya berbohong.

Samuel ingin mengatakan sesuatu yang lain pada Ell, tapi ia mengurungkannya. Jika ia bicara pada Ell tentang permintaan Alee yang lain, ia pikir Ell akan murka padanya.

Bagaimana mungkin ia bisa menyetujui ide gila Alee yang jelas-jelas membahayakan nyawa Alee.

Samuel tidak begitu tahu perasaan Ell untuk Alee, tapi setelah ia memperhatikan lebih jauh, ia yakin Ell mencintai Alee.

Tidak mungkin Ell tidak memiliki perasaan itu setelah pria itu mencari Alee selama bertahun-tahun.

"Lakukan sesuai dengan keinginannya. Aku akan memberimu bonus setelah kau berhasil."

Mendengar bonus, Samuel tersenyum bersemangat. Siapa yang tidak menyukai uang.

"Baik, Ell."

Ell bangkit dari sofa. "Aku pergi." Ell lalu meninggalkan Samuel. Ia masuk ke dalam mobilnya kemudian melaju.

Pada akhirnya Ell masih saja memikirkan Alee. Melihat ribuan komentar jahat menyerang Alee, Ell merasa marah. Ell tahu sebagian komentar itu benar, tapi tetap saja ia tidak bisa menerima itu.

Ditambah artikel yang dibuat oleh orang suruhan Jennifer tidak sesuai dengan faktanya. Benar, Alee memang kenal dengan Justin, tapi itu sesudah Justin dan Jennifer putus. Jadi tidak benar jika Alee disebut sebagai perusak hubungan Jennifer dan Justin.

Jennifer sudah melangkah terlalu jauh, dan Ell tidak bisa membiarkannya begitu saja.




tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top