13
"Bagaimana? Perutmu masih sakit?" tanya Sasuke sambil membantu Sakura untuk duduk di ranjang.
Sakura mengangguk seraya meringis pelan. "Hanya sedikit, aku tidak apa-apa."
Sasuke menaruh bantal sebagai sandaran untuk Sakura. Setelah itu, ia memegang bahu Sakura pelan. Mencoba untuk memberikan kekuatan agar Sakura bisa melupakan rasa sakitnya.
"Pasti sakit ya?" tanya Sasuke lirih, bahkan hampir tidak bisa didengar oleh Sakura.
"Kau bilang apa?" Sakura balik tanya.
Sasuke tersenyum, kemudian menggeleng. Ia tidak ingin mengulangi ucapannya tadi.
"Kau mau makan? Aku suapi ya?"
"Aku tidak lapar."
"Atau mau minum? Aku ambilkan ya?"
"Aku tidak haus, Sasuke." Sakura mulai merasa jengah dengan perhatian yang Sasuke berikan padanya.
Tapi Sasuke tidak menyerah. "Mau jalan-jalan? Biar aku ambilkan kursi roda."
Kali ini Sakura hanya bisa pasrah. Ia tidak enak bila terus-terusan menolak tawaran Sasuke.
"Oke," jawab Sakura yang membuat Sasuke senang bukan main. Dengan secepat kilat, Sasuke berlari keluar kamar dan mencari kursi roda.
Sakura menatap kepergian Sasuke dengan penuh pertanyaan. "Orang itu kenapa sih? Dia aneh."
***
"Bunganya cantik ya? Bunga Sakura, seperti namamu. Sama-sama cantik," ujar Sasuke lembut ketika mendorong kursi roda Sakura mengelilingi taman rumah sakit.
Sakura hanya menyunggingkan senyum tipis menanggapi ucapan Sasuke itu.
"Aku memang cantik, kau tidak perlu memberi tahuku."
Sasuke tertawa kecil, lalu mengacak rambut perempuan itu dengan gemas.
"Akhirnya, sifat percaya dirimu muncul juga."
"Memangnya kenapa?"
Sebelum menjawab, Sasuke menghentikan kursi roda Sakura. Ia pun memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon.
"Lebih baik kau berisik, cerewet, percaya diri, dan tertawa tidak jelas sepanjang hari seperti orang gila." Sasuke menatap lembut Sakura. "Kau tahu kenapa? Lebih baik aku marah-marah setiap saat karena ulahmu, dari pada harus melihatmu seperti ini."
Sakura langsung terdiam. Jujur, ia terkejut mendengar ucapan Sasuke yang di luar dugaan itu.
"Kau ini kenapa sih? Seharian ini sifatmu sangat aneh. Kalau kau kasihan padaku, aku tidak butuh belas kasihanmu itu. Aku tidak suka dikasihani."
Sasuke menghela napasnya pelan. Bukan, bukan itu maksudnya. Sasuke tidak berbelas kasihan pada Sakura. Justru ia sedang ingin memperbaiki segalanya.
"Kau tahu? Andai saja waktu itu aku tidak egois, andai aku mendengarkan Izumi, pasti kau tidak akan terluka. Semua ini salah ..."
"Kau ini bicara apa?" potong Sakura tajam yang membuat Sasuke langsung bungkam. "Ini bukan salah siapapun, oke? Jadi, jangan menyalahkan dirimu sendiri."
Sasuke terdiam, kemudian tertunduk perlahan. Dadanya terasa sesak melihat semua situasi ini. Pengkhianatan Ino, kerenggangan hubungannya dengan Izumi, dan kecelakaan yang menyebabkan Sakura terluka.
Sasuke sadar, semua itu terjadi hanya karena kebodohannya.
"Izumi benar, Ino bukanlah perempuan yang baik." Sasuke mulai membuka suara. Sakura hanya mendengarkannya dalam diam. "Sekarang semuanya telah hancur. Aku dan Izumi ... pasti dia tidak akan memaafkanku."
Bahu Sasuke tiba-tiba bergetar. Meski Sakura tidak melihat wajah Sasuke karena laki-laki itu tengah menunduk, tapi Sakura tahu bahwa kini Sasuke tengah menangis dalam diam.
Sakura menatap Sasuke kasihan. Melihat keterpurukan laki-laki itu, membuat Sakura ikut merasa tersiksa dalam batinnya.
"Yang lalu biarlah berlalu. Semua sudah terjadi, kau tidak bisa merubah apapun." Sakura mengatakan itu dengan kalem dan hati-hati. "Kau menyesal sekarang?"
Sasuke mengangguk pelan. Dan ia hanya bisa menjawab, "Iya."
Helaan napas terdengar dari mulut Sakura. Ya, Sakura sendiri juga merasa kalau ini semakin rumit. Sebuah hubungan yang retak, bila ingin diperbaiki akan cukup sulit untuk dilakukan.
"Kau tidak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja," ucap Sakura dengan nada yang begitu menenangkan. "Aku janji, semuanya akan kembali seperti semula."
Sasuke mengangkat pandangannya, lalu ia menatap Sakura penuh tanda tanya.
"Aku tidak mengerti dengan ucapanmu itu, Sakura. Apakah semuanya benar-benar bisa kembali seperti semula?"
Sakura mengangguk, lalu memberikan cengiran lebar untuk Sasuke.
"Tentu saja! Asal kau mau berusaha, pasti semuanya akan baik-baik saja."
***
Ada yang kangen gak sama cerita ini? :v
-Maul
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top