8. Hari Hari Damai (Menurut Marvel :v)
-=₪۩۞۩₪= нαρρу яєα∂ιηg =₪۩۞۩₪=-
.
.
.
.
.
ᑎOTᗴ: 𝙰𝚕𝚞𝚛 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚜𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚍𝚒𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚌𝚎𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚝𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝, 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚎𝚗𝚓𝚘𝚢 𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚊𝚌𝚊𝚗𝚢𝚊 (𝚊𝚔𝚞 𝚐𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚞𝚕𝚞𝚑-𝚙𝚞𝚕𝚞𝚑 𝚌𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚍𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚕𝚎𝚜𝚊𝚒 𝚊𝚓𝚊) -𝚂. 𝙰𝚢𝚘𝚗
𝐃𝐮𝐤...
Marvel menaruh 2 buah kotak berwarna hitam berukuran 35×35×30 di atas meja ruang tamu, Dirgan dan Malik menatap kotak itu dengan pandangan penasaran
Marvel pun membuka salah satu kotak itu, dan didalamnya sekitar 3/6 berisi botol botol kaca bervolume 0.5 ml yang berisikan 3 macam cairan, 2/6 berisi botol botol plastik berukuran 30 ml dan didalamnya terdapat sebuah kapsul, dan sisanya berisi suntikan yang masih baru
"Itu obat ilegal?" Tanya Malik dengan ekspresi polos
"Walaupun aku menjual obat ilegal, tidak mungkin aku membawa obat obatan itu kesini." Respon Marvel dengan datar
"Lalu apa itu." Tanya Dirgan
"Kapsul ini akan kalian konsumsi mulai besok pagi, 3 kali sehari untuk sebelum/sesudah makan itu terserah kalian, lalu cairan ini kalian harus menyuntikkannya di tubuh kalian, kalian harus menyuntikkan cairan yang biru kemerahan ini 2 kali sehari hingga habis, lalu baru menyuntikkan cairan yang hijau keperakan 1 kali sehari, jika sudah habis baru menyuntikkan yang perak murni ini 2 hari sekali, pastikan kalian meminum dan menyuntikkan semuanya hingga habis tak tersisa." Ucap Marvel sambil menegaskan akhir kalimatnya
"Tu-tunggu, bagaimana caranya kita menyuntikkan cairan itu ke tubuh kita sendiri." Tanya Malik
"Terserah kalian, pasti kalian berdua tau letak tubuh kalian untuk pemberian suntikan, dan aku tau pastinya ini pengalaman pertama kalian menyuntikkan sesuatu ke tubuh kalian sendiri, awalnya aku ingin membantu kalian tetapi jika kalian terus meminta bantuanku nanti kalian tidak akan pernah mau belajar." Respon Marvel
"Jika berdarah?" Kali ini Dirgan yang bertanya
"Tekan bekas suntikannya dengan kapas, dan jangan menekannya terlalu kuat. Jika bekas suntikan kalian terasa nyeri kalian bisa kompres dingin, kalian juga jangan terlalu sering menggosok bekas suntikannya." Jelas Marvel
"Ohh begitu." Ucap Malik dan Dirgan serentak
"Hm... Ayo kita tidur, sudah hampir tengah malam dan kalian juga besok sekolah." Marvel menutup kembali kotak itu, "jangan lupa bawa kotak ini ke kamar kalian."
"Good night Vel." Ucap Malik dan Dirgan
"Good night too." Marvel pun berjalan ke arah kamarnya
Jujur harus Marvel akui, hari ini adalah hati yang cukup melelahkan bagi dirinya maupun orang lain, dan karena hal itu Marvel bergegas untuk ke kamarnya dan mengistirahatkan tubuhnya
𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤...
𝐁𝐮𝐤...
Marvel pun mengganti semua pakaiannya dengan piyama lengan pendek dan celana piyama yang hanya mencapai atas lutut dan berwarna hijau dan piyama itu bergambar keroppi, dan dapat dipastikan Nevin akan mimisan melihat Marvel menggunakan pakaian itu
Marvel pun merebahkan tubuhnya dan menaruh ponselnya di nakas, dan ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut
Tiba-tiba muncul makhluk tidak di undang tepat di atasnya :v
'һᥲᥡ᥆ ᥣ᥆ kᥲgᥱ𝗍'
"EH KONTOL." Latah seorang Marvel
'ᥱһ kᥲgᥱ𝗍 ᥡᥲ? ᥕkᥕkᥕk s᥆rrᥡ s᥆rrᥡ'
"Ma-marvel?"
'ᥡᥙ⍴, і𝗍ᥙ ᥲkᥙ. mᥲr᥎ᥱᥣ ᥡᥲᥒg ᥴᥲᥒ𝗍іk ძᥲᥒ mᥱm⍴ᥱs᥆ᥒᥲ іᥒі ძᥲ𝗍ᥲᥒg ᥙᥒ𝗍ᥙk mᥱᥒᥱmᥙі kᥲkᥲk~'
"Kenapa kau tiba-tiba muncul?"
'ᥲkᥙ ᥴᥙmᥲ mᥲᥙ ᑲіᥣᥲᥒg kᥲᥣᥲᥙ kᥲᥙ ᑲіsᥲ mᥱᥣᥲkᥙkᥲᥒ ᥲ⍴ᥲ sᥲȷᥲ 𝗍ᥱrһᥲძᥲ⍴ 𝗍ᥙᑲᥙһkᥙ, mᥲᥙ kᥲᥙ rᥙsᥲk, ᥣᥙkᥲі ᥲ𝗍ᥲᥙ ᥲ⍴ᥲ⍴ᥙᥒ і𝗍ᥙ 𝗍ᥱrsᥱrᥲһ kᥲkᥲk, kᥲrᥱᥒᥲ 𝗍ᥙᑲᥙһkᥙ sᥱkᥲrᥲᥒg mіᥣіk kᥲkᥲk'
"Kau tidak mau mendapatkan tubuhmu kembali? Atau setidaknya untuk menggunakan sebentar saja?"
'𝗍іძᥲk, ᥲkᥙ 𝗍іძᥲk ᑲіsᥲ mᥱᥒggᥙᥒᥲkᥲᥒ 𝗍ᥙᑲᥙһkᥙ kᥱmᑲᥲᥣі, sᥱᑲᥲᑲ ᥲkᥙ sᥙძᥲһ sᥱһᥲrᥙsᥒᥡᥲ mᥲ𝗍і, һᥲᥒᥡᥲ sᥲȷᥲ ᥲrᥕᥲһkᥙ mᥲsіһ gᥱᥒ𝗍ᥲᥡᥲᥒgᥲᥒ gᥲrᥲ-gᥲrᥲ ᥲkᥙ іᥒgіᥒ ᑲᥲᥣᥲs ძᥱᥒძᥲm'
"Balas dendam pada orang yang tidak menyukaimu kan? Tenang saja, tanpa kau bilang pun aku sudah ada rencana untuk membalaskan dendammu."
'ᥲkᥙ һᥲrᥲ⍴ kᥲkᥲk ᑲіsᥲ ᑲᥲһᥲgіᥲ ძі kᥱһіძᥙ⍴ᥲᥒ kᥲᥣі іᥒі'
"Ya semoga, omong omong maukah kau menjadi kepribadian ku yang lain?"
'һmm? mᥲksᥙძ kᥲkᥲk ᥲ⍴ᥲ? ᥲkᥙ 𝗍іძᥲk mᥱᥒgᥱr𝗍і'
"Kau ingin satu tubuh denganku tidak? Seperti Ubi jalar."
'ᥲkᥙ 𝗍ᥲkᥙ𝗍 mᥱᥒȷᥲძі ᑲᥱᑲᥲᥒ ᥙᥒ𝗍ᥙkmᥙ'
"Jangan berpikir seperti itu, coba saja dulu. Kita tidak akan tau sebelum mencobanya."
'һmm... ᑲᥲіkkᥲһ, ᥲkᥙ sᥱ𝗍ᥙȷᥙ'
"Kita membicarakan sisanya di alam mimpi, soalnya aku benar-benar mengantuk."
'ᥡᥲsᥙძᥲһ, g᥆᥆ძ ᥒіgһ𝗍 kᥲk'
"Good night too Vel"
.
.
.
.
.
"Morning Vel." Ucap Malik
"Morning too bang, btw kenapa kalian berdua sudah bangun? Masih jam 5 loh." Ucap Marvel sambil menuruni tangga
"Kami sedang mengompres, nyut-nyutan bekas suntikannya." Dirgan sedang memegang lengan bagian atas
"Lalu kenapa kau bangun pagi Vel?" Tanya Malik
"Lo gamau sarapan nanti?" Marvel melontarkan balik pertanyaan
"Ya mau lah." Ucap Malik
"Yaudah, gua mau masak dulu." Marvel berjalan kearah dapur
"Mau di bantuin gak Vel?" Tanya Dirgan
"Gak, klo lu bantuin pasti makanannya rasanya gaenak wkwkwk." Ucap Marvel setengah bercanda
"Anj."
"Bawa bekel or no?" Ucap Marvel dari dapur
"Boleh Vel, nanti ada mapel OR soalnya." Ucap Malik
"Aku juga pengen bawa bekel." Ucap Dirgan
"Oke."
.
.
.
.
.
(Gua punya firasat klo nanti ada beberapa Chara nyasar 🗿-S. Ayon)
"Kakak nanti pulang kerja jam berapa?" Tanya Ayon
"Jam 5 sore, memangnya ada apa?" Tanya Noya
"Ayon pengen ke cafe yang baru dibuka, yang ada di deket perusahaan E.H.D Crop, kata Onyx disana tempatnya indah apa lagi pas malem." Ucap Ayon
"Kakak baru tau ada cafe baru di daerah sana, nama cafe nya apa?" Tanya Noya
"Nama cafe nya KimCom Cafe, tema cafe nya tema bintang." Jawab Ayon
"KimCom? Kaya pernah denger, tapi dimana? 🤔" Noya sedang mengingat ingat nama itu
"Ayon juga kaya pernah denger nama itu, tapi lupa." Celetuk Ayon
"Dari pada mikir tentang nama cafe mending kamu berangkat, sudah jam 07:30 tuh." Ucap Noya
"Klo gitu Ayon berangkat dulu, good bye kak." Ayon melambaikan tangannya lalu berlari ke arah motornya yang sudah di keluarkan oleh salah satu pelayan disana
"Kamu berangkatnya jangan kebut kebutan pokoknya hati-hati, dan klo kamu marah inget-inget inhale exhale." Ucap Noya dengan suara yang agak di keraskan
"Iya, kakak tenang aja." Ucap Ayon dari atas motornya
"Semoga dia tidak kehilangan kendali seperti dulu." Gumam Noya sambil menatap kepergian adik kesayangannya itu
.
.
.
.
.
"Hai Ayon." Ucap seseorang berambut pink-kuning
"Hai juga Nelson, bagaimana kabarmu pagi ini." Ayon menyapa balik dengan senyuman
"Pagi ini kabarku baik dong, btw tadi kamu dicari cwe loh ( ͡° ͜ʖ ͡°)" Ucap Nelson
"Siapa cwe yg nyari aku sampai sampai ekspresimu seperti itu." Ayon menatap heran Nelson
"Ehehe tuhh cwe yg nyari kamu." Nelson menunjuk kearah belakang Ayon
"Hai Yon, aku dari tadi nyariin loh, ternyata kamu baru dateng." Ucap Cwe yang nyari Ayon (gua disuruh Luna gak spill siapa cwe itu :) -S. Ayon)
"E-eh ka-kamu nyari aku buat apa?" Tanya Ayon agak gugup
"Ayah nyuruh aku buat manggil kamu, aku gatau alasan kenapa ayah nyari kamu." Ucap Cwe itu
"Sekarang?"
"Hu'um."
"Oke, Nel nanti ketemu lagi di kelas ya, bye." Ayon melambaikan tangannya lalu menarik(dengan lembut) cwe itu dan pergi ke ruang guru
"Halo Nelson." Gaada angin gaada hujan tiba-tiba Dirgan menepuk pundak Nelson
"EALAHSETANANJING." Latah Nelson
"Astaga, gua bukan setan apa lagi setan bentuk anjing." Ucap Dirgan dengan ekpresi kesal
"Salahnya lu ngagetin gua." Nelson menatap sinis Dirgan
"Ya maaf, btw katanya sekolah ini angker." Celetuk Dirgan
"Lo masih percaya yang begituan? Yang bener aja anjir." Ucap Nelson
"Klo Ayon yg ngomong lu baru percaya?" Tanya Dirgan
"Iya lah, kan Ayon IndiHome." Celetuk Nelson
"Indigo goblok." Sahut seseorang yang gak sengaja lewat
"Lo ngapain disini." Dirgan menatap sinis orang itu
"Yaelah gua cuma lewat aja lo sewot." Ucap orang itu
"Bisa gak sih kalian akur 1 hari aja, pusing tau gak liat kalian berdua yang setiap ketemu langsung adu bacot." Ucap Nelson
"Gua gak bakalan akur sama orang yang inisialnya KAGUMA, soalnya ni bocah sering ngebully Marvel and nyalahin Marvel terus." Ucap Dirgan sambil menatap sinis Kaguma
"Cih gua ngebully dia gara-gara dia kek banci okay, lagian dia ngeganggu Ana terus." Respon Kaguma dengan ekspresi yang tidak jauh berbeda dengan Dirgan
"Lo ngatain Marvel banci? Terus si Marvin apaan klo bukan banci hah? Jadi orang jangan tolol banget dong, mikir, mikir, Marvin klo di senggol sedikit langsung nangis kejer-kejer terus lapor ke Cory ahh jangan lupakan kalau Marvin suka caper sana sini, minimal buka mata lo lebar lebar, jangan pura-pura buta." Ucap Dirgan dengan ekspresi kesal
Nelson yang berada di antara mereka pun membatin, "(waduh waduh waduh untung saya di tengah, karena dua orang di sebelah saya penuh dengan amarah)."
(Sorry, salah ngetik :v-S. Ayon)
Nelson yang berada di antara mereka pun memijat pelipisnya karena pusing dengan tingkah laku mereka berdua
"Bisa gak sih, Lo gausah ngata-ngatain yang aneh aneh tentang Marvin, gua nyalahin Marvel gara-gara Marvel yang salah, Marvin dan Ana selalu di jahatin sama Marvel, lu aja yang buta tolol." Elak Kaguma
"Kok ada sih orang tolol ngatain orang lain tolol, minimal sadar diri." Cibir Dirgan
"Oy Dirgan." Sekali lagi ada orang yang muncul tiba-tiba
"EALAHKUNTILANAKLAGIARISAN." Latah Nelson
"BOCAHANJING." Latah Dirgan
"SETANGENTAYANGAN." Latah Kaguma
"You guys all right?" Tanya Nevin sang pelaku yang mengagetkan mereka
Dirgan, Kaguma dan Nelson yang menyadari siapa yang mengagetkan mereka langsung melemparkan death glare, yang di tatap seperti itu hanya berekspresi seolah olah dirinya tidak bersalah
"Jancuk lo Vin." Geram Dirgan
"Perasaan dri dulu gua mulu yg di kagetin." Gumam Nelson dengan ekspresi masam
"Dir, lo liat Marpel?" Tanya Nevin
"Lo punya nomornya Marvel buat apa, astaga dragon." Saking geramnya Dirgan sampai sampai ia mengguncang Nevin
"Kalau nomornya aktif gak mungkin gua nanya ke lo." Respon Nevin
"Tumben nyariin Marvel, ada apa tuh~." Ucap Nelson
"Kepo lo." Sahut Nevin dengan ekspresi jail
"Akhirnya Nevin balik kaya dulu lagi." Ucap Nelson sambil mengangkat kedua tangannya seperti sedang bersyukur
"Alay lo." Ucap Kaguma
"Balik kaya dulu? Gua emang dulu kek gimana?" Tanya Nevin
"Lo dulu jail, cerewet dan jangan lupakan dulu lu dijuliki playboy cap botol." Jawab Dirgan
"Shit, playboy? Yg bener aja anj." Setelah berbulan bulan Nevin(Miguel) menempati tubuh itu ia baru mendengar fakta itu (sepertinya aku harus merevisi beberapa bab dari cerita ini, tapi malas, jadi anggap aja sebagai plot hole '-') -S. Ayon)
"Lo lupa Vin?" Tanya Kaguma
"Gua gak tau, klo tau pasti gua ga bakal kaget." Ucap Nevin
"Nevin gak ngasih ingatan tentang dirinya yang playboy kah?" Bisik Dirgan dan di respon gelengan
𝐓𝐢𝐧𝐠...
𝐔𝐛𝐢 𝐔𝐧𝐠𝐮 <𝟑
𝘈𝘬𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩, 𝘬𝘭𝘰 𝘬𝘢𝘮𝘶
𝘯𝘺𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘬𝘦 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯 𝘢𝘫𝘢
𝐘𝐨𝐮
𝘈𝘬𝘶 𝘰𝘵𝘸 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘢𝘺 𝘦𝘩𝘦𝘩𝘦𝘩𝘦 (〃∀〃)ゞ
Nevin pun putar balik, ke-3 orang yang sedari tadi memperhatikan Nevin pun mengerutkan keningnya
"Woy, lu mau kemana anj bentar lagi masuk cok." Teriak Dirgan
"Mau ketemuan sama Ayang Marpel." Teriak Nevin tanpa membalikkan badan
"Jancok, malah bolos anyink." Celetuk Dirgan
"Emang Marvel kemana? Marvel gak mungkin bolos kan?" Ucap Nelson
"Kemarin aja Marvel gak berangkat sekolah, sekarang dia juga gak berangkat." Ucap Dirgan
"Dia bolos?" Tanya Kaguma
"Iya lah, dia kan males bikin surat izin, juga katanya sampai hari jumat nanti dia gak berangkat, banyak urusan soalnya." Ucap Dirgan
"Dia gak takut apa beasiswa nya di cabut." Ucapan Kaguma membuat Nelson mengangguk pertanda dia juga mempertanyakan hal yang sama
"Jika aku tidak mengenali Marvel yang sekarang pasti aku juga akan berfikir seperti itu, tapi sayangnya Marvel yang sekarang sudah tidak peduli pada beasiswa nya." Jelas Dirgan
"Dulu saat masih di Sans dia saja yang paling menargetkan beasiswa, tapi sekarang dia gak peduli sama sekali? Yang benar saja." Ekspresi heran terpasang pada wajah Nelson
Bahkan Kaguma yang mendengar itu tidak bisa berkata kata
.
.
.
.
.
𝐁𝐫𝐚𝐤...
"Hey you what's up guys." Nevin mendobrak sebuah pintu
"Kenapa kamu disini Nevin." Dan ternyata di ruangan itu ada Arvin ayahnya Nevin dan Nathaniel ayahnya Dirgan sedang rapat dengan Jerry dan Leo 😃
"Sepertinya gua salah waktu ya?" Ucap Nevin dengan ekspresi watados
"Kenapa tiba-tiba dobrak pintu sih, kasihan pintunya tau." Sahut Leo
"Ya gak sengaja ketendang, btw my ubi ungu ada dimana." Tanya Nevin
"Kamu nyari siapa sih Vin, ubi ungu?" Tanya Arvin
"Daddy jadi orang jangan kepoan deh, Marvel soalnya bilang klo ada orang yang kepoan nanti sama dia telinganya dipotong." Mendengar ucapan Nevin sontak membuat Arvin dan Nathaniel yang emang hobinya kepoan melotot
"Hey Nevin, jangan bercanda." Nathaniel seperti tidak percaya
"Kalau gak percaya yaudah, siap siap telinganya dipotong Marvel." Ucap Nevin
"Vin, Dia ada di ruangannya, kau tinggal menemuinya disana." Jerry memotong pembicaraan unfaedah mereka
"Aku datang kesini gara-gara gatau ruangannya dimana." Ucap Nevin dengan senyum tertekan
"Iya kah? Yaudah aku akan mengantarmu, Leo kau bisa kan melanjutkan rapat ini sendiri tanpaku?" Tanya Jerry
"Tenang saja, aku bisa melanjutkannya sendiri, antar saja anak itu." Leo tersenyum sambil menanggapi ucapan Jerry
.
.
.
.
.
"Ini ruangannya Marvel kau tinggal masuk kedalam, gua pen balik dulu ya bye." Jerry pergi meninggalkan Nevin di depan ruangannya Marvel
𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤...
"Ayang ubiiiiiii." Nevin berlari kedalam ruangan tersebut lalu memeluk Marvel yang sedang mengetik di Komputer
"Kamu bolos?" Tanya Marvel
"Iyaa, soalnya klo di sekolah gaada kamu rasanya ngebosenin." Ucap Nevin
"Klo gitu setelah aku selesai ngerjain ini temenin aku nyelesein sesuatu." Ucap Marvel
"Nyelesain apa?" Tanya Nevin
Marvel menaruh sepotong kertas di atas meja. "Ini, aku mau nyelesein ini." Ucapnya
Nevin pun mengambil kertas itu, dan kertas itu tertulis '𝙋𝙚𝙢𝙗𝙪𝙣𝙪𝙝, 𝙁𝙤𝙩𝙤, 𝙅𝙖𝙘𝙠 𝙎𝙚𝙧𝙢𝙖, 𝘼𝙣𝙖𝙠-𝙄𝙨𝙩𝙧𝙞, 𝘿𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞𝙠 𝘼, 𝟕×𝟐𝟒 𝙟𝙖𝙢' sebuah tulisan yang diacak-acak
"Ini-" Nevin merasa Dejavu
"Kau seharusnya tau apa itu." Gumam Marvel
"Pembunuh bernama Jack Serma yang membunuh Anak dan Istrinya, dia bersembunyi di Distrik A, dan berikan bukti foto dalam waktu 7×24 jam." Ucap Nevin
"Kita akan ke Distrik C siang nanti untuk melacak Jack, jika memungkinkan kita akan membunuhnya saat itu juga, lalu malam nanti kita pergi double date bareng Leo sama Jerry di KimCom Cafe, bagaimana?" Tanya Marvel
"Oke, aku setuju." Ucap Nevin excited \(≧▽≦)/
"Omong omong kamu tdi di sekolah ketemu bang Malik sama Dirgan gak?" Tanya Marvel
Nevin mengingat ingat sebenarnya lalu menjawab. "Klo Dirgan aku ketemu tadi, tapi klo Malik aku gak ketemu, palingan lagi bareng Ivan."
"Dirgan mukanya keliatan pucet gak? Atau dia keliatan lemes?" Tanya Marvel
"Enggak, mukanya biasa aja, terus tdi aku liat Dirgan adu bacot sama Kaguma, ohya aku liat tangan kanan Dirgan pas digerakin sedikit kaku." Jawab Nevin
"Bocah tolol itu melakukannya di tangan kanan, bagaimana caranya dia menulis nanti." Ucap Marvel
"Melakukan apa Vel?" Tanya Nevin
"Kamu kepo kah?" Tanya Marvel sambil tersenyum manis
Nevin teringat ucapan Marvel pada waktu itu. "Gak gak, aku gak kepo."
"Wkwkwkwk aku gak mungkin motong telinga kamu jadi santai saja, Dirgan tangannya bisa sedikit kaku gara-gara dia menyuntikkan sesuatu ke tangan kanannya tanpa bantuan orang lain." Ucap Marvel
"Dia menyuntikkan apa?" Tanya Nevin
Marvel menatap Nevin sambil tersenyum. "Aku belum bisa memberi tahu tentang itu lebih rinci, tapi intinya itu adalah project rahasiaku, and jangan ngira itu obat terlarang soalnya aku juga make itu." Ucap Marvel
"Aku juga boleh make gak?" Nevin kembali bertanya
"Untuk saat ini gak, aku cuma membuat untuk 3 orang saja, lagian kau gak terlalu butuh juga." Ucap Marvel
"Yahhh"
"Kalau aku membuatnya lagi aku akan membuatkanmu juga." Marvel tersenyum
Nevin tersenyum balik saat melihat senyuman Marvel, jika dilihat lihat lagi Marvel terlihat imut jika diperhatikan dari dekat, apa lagi pipinya yang chubby menambah kesan imutnya
"Ohya berarti kamu pemegang saham terbesar perusahaan ini?" Tanya Nevin yang tiba-tiba mengganti topik
"Iya, tapi aku berencana buat ngalihin setengah dari total saham yang kupegang untukmu." Jawab Marvel
"Aku gaada hubungannya sama perusahaan ini." Ucap Nevin
"Kata siapa? Kamu ada hubungannya sama perusahaan ini, 50% modal yang kugunakan untuk membangun perusahaan ini adalah uangmu Nevin, jadi otomatis kamu juga berkontribusi dalam perusahaan ini." Jelas Marvel panjang lebar
"Gak, sekarang uang itu adalah milikmu Vel, bahkan jika aku mendapatkan banyak uang dimasa depan aku akan menggunakan uang itu untuk meratukanmu." Ucap Nevin
"Meratukanku? Kau pikir aku wanita apa, pake kata meratukan segala." Celetuk Marvel
"Ya masa merajakan sih, kedengarannya kan aneh." Ucap Nevin sambil cemberut
"Gasalah sih, ohya kamu gak pegel apa dari tadi berdiri melulu?" Tanya Marvel
"Pegel sih."
Tiba-tiba Nevin mengangkat tubuh Marvel, ia mendudukkan dirinya di kursi kebanggaannya(:v) Marvel dan memangku Marvel pada paha kanannya, lalu ia melingkarkan kedua tangan Marvel pada lehernya dan tangan kanannya memeluk pinggang Marvel (kebayang anjir-S. Ayon)
"Woy, kenapa tiba-tiba anjir." Ucap Marvel
"Kan aku pegel berdiri terus, makanya aku duduk disini hehe." Ucap Nevin
"Ta-tapi gak gini juga kali, aku jadi gak fokus buat kerja." Cicit Marvel
"Klo gitu biar aku yg ngerjain kerjaanmu, kamu liatin sambil ngoreksi pas aku ngelakuin kesalahan, gimana?" Tanya Nevin
"Em... Okay, lagian aku juga capek ngetik dari tdi." Jawab Marvel
"Waktunya bekerja~" Nevin pun mulai mengetik di keyboard
.
.
.
.
.
Di sebuah ruangan yang gelap yang hanya diberi penerangan berupa 1 lampu yang sudah redup, terdapat 2 orang pria yang terlihat sudah berumur 50 tahun sedang duduk saling berhadapan
"Hey Weko, bagaimana caramu menggantikan kerugian yang ku dapatkan hah." Ucap pria berambut merah memiliki bintik-bintik di pipi dan berpakaian kusam (keinget sama kalimat 'Red hair and a hand-me-down robe? You must be a Weasley'-S. Ayon)
"Mengganti kerugian? Memangnya aku melakukan apa?" Tanya Weko
"Orang orang ku yang kau kirim untuk menjadi bawahan Wither Rose semuanya mati, dan karena informasi yang bocor beberapa markas kecil yang tersebar di berbagai negara diserang secara bersamaan, banyak elite yang mati gara-gara rencana bodohmu itu." Ucap Pria Merah itu :v
"Hey bawahanmu mati gara-gara mereka ceroboh, dan kenapa sebelum semua itu terjadi kau tidak menarik mereka untuk kembali, target kita Wither Rose sudah mati sejak lama." Ucap Weko
"Bukankah kau bilang untuk membiarkan anak buahku tetap disana agar mereka bisa menyabotase jual-beli yang dilakukan kelompok itu." Ucap Pria Merah itu
"Sudah ku bilang mereka itu ceroboh, kau tau kan seberapa jeli kaki tangan Wither Rose." Ucap Weko
"Bilang saja kau tidak memiliki uang untuk mengganti rugi." Ucap Pria Merah itu
"Kau tau kan uangku habis untuk kabur dari Numbers." Ucap Weko
"Kau pada akhirnya kau digigit oleh anjing anjing yang kau besarkan sendiri ahahahaha." Ucap Pria Merah
.
.
.
.
.
Terlihat Marvel dan Nevin sedang berada di atap sebuah kost-kost an berlantai 3, mereka terlihat sedang memperhatikan seorang pria paruh baya yang duduk di depan sebuah minimarket
"Kau yakin orang itu yang kau targetkan Vel?" Tanya Nevin
"Lah lu gak liat pesan yang gua kirim apa?" Marvel membalikkan pertanyaan
"Enggak, omong omong dia tidak terlihat seperti pembunuh tuh, dia cuma berpenampilan seperti bajingan mesum pada umumnya." Celetuk Nevin
"Anjir, emang orang mesum klo penampilan gitu ya? Perasaan penampilannya kayak bapak bapak di depan komplek rumahku." Sahut Marvel
"Positif thinking aja, mungkin bapak bapak didepan komplek kamu radak mesum :v." Ucap Nevin
Marvel hanya bisa menggelengkan kepalanya, dirinya merasa heran kenapa Nevin mengatakan penampilan pria itu seperti bajingan mesum, padahal penampilannya cuma menggunakan kaos oblong dan celana longgar selutut, dan tatapannya yg selalu mengarah kearah wanita tidak ada hubungannya dengan penampilan kan
Selang beberapa menit, pria yang menjadi incaran Marvel pergi dari minimarket itu, Marvel dan Nevin yang melihat itu pun mengikutinya dengan melewati atap atap bangunan terdekat (cosplay ninja :v -S. Ayon)
Mereka berdua terus mengikuti pria itu sampai di sebuah lapangan kosong, sepertinya ia menyadari jika sedari tadi ada yang mengawasinya
"Hey keluar kau, aku tau kau sedari tadi mengikutiku." Ucap pria itu yang mulai sekarang akan kita panggil Jack Serma
"Wah~ instingmu tajam juga rupanya." Ucap Nevin dengan nada sing a song
Nevin dan Marvel keluar dari balik pohon beringin, mereka berjalan kearah Jack Serma dengan ekspresi smirk terpasang diwajah Nevin
"Ternyata sedari tadi yang mengikutiku adalah bocah kecil seperti dirimu, kenapa kalian berdua dari tadi mengikutiku?" Tanyanya pada Marvel dan Nevin
"Kami mengikutimu karena kami merasakan energi negatif di sekitar anda om, awalnya kami mau ngusir energi negatifnya diem diem eh keburu om sadar." Ucap Nevin asal bicara
Walaupun Nevin asal bicara tetapi Marvel tahu kalau ucapan Nevin tidak sepenuhnya salah, karena ada energi negatif yang mengelilingi pria tua itu
"Kau pikir aku akan takut dengan ucapan darimu." Celetuk Jack Serma
"Vel, kamu liat ada dedemit yang nemplok di om om itu kan? Aku gabisa liat dedemit, aku cuma bisa ngerasain hawa keberadaannya soalnya." Nevin bertanya pada Marvel
"Iya, ada 1 wanita dan 1 anak kecil yang menempel padamu om, mereka terlihat sangat dendam padamu." Jack Serma tersentak karena mendengar ucapan Marvel
"Apakah kau benar-benar berkata jujur nak?" Tanya Jack Serma
"Duarius." Respon Marvel tanpa ekspresi apapun
"Dan apakah kau benar-benar bisa mengusir energi negatifnya?" Tanya Jack Serma
"Kau menganggap kami bercanda?" Marvel melontarkan pertanyaan dengan ekspresi datar sedatar triplek
Jack Serma sedikit merinding melihat ekspresi datar Marvel. "Kalau begitu buktikan," ucapnya
Marvel menghela nafas pelan. "Karena mereka berdua ingin istirahat dengan tenang itu berarti aku harus memenuhi permintaannya," Marvel bergumam sambil menutup matanya
Marvel membuka kedua matanya dan mata kanannya berubah warna menjadi biru langit sedikit terang, ekspresi Marvel yang awalnya datar seketika berubah menjadi seringai yang membuat orang yang melihatnya merinding
"Karena aku harus memenuhi permintaan para makhluk itu berarti aku harus membunuhmu kan~" ucapnya
"Apa maksudmu bocah." Geram Jack Serma
"Jika ingin menghilangkan makhluk yang menempel pada seseorang maka kita harus memenuhi permintaannya atau kita harus mengusirnya dengan paksa, tapi untuk opsi kedua bukanlah keahlianku, keahlianku adalah membunuh seseorang, benar kan Nevin?" Ubi yang saat ini mengendalikan tubuh Marvel menunjukkan senyuman yang sangat tidak cocok untuk wajahnya
Jack Serma yang melihat senyuman Ubi reflek melangkah ke belakang, tatapan Ubi yang tajam membuat nafasnya tercekat, sedangkan Nevin yang tepat berada tepat di samping Ubi tersenyum lebar seolah olah menganggap aura Ubi sebagai angin lalu saja
Ubi yang sebenarnya sudah bosan (walaupun dia belum lama muncul), mengangkatnya tangan kanannya lalu menjentikkan jarinya
𝐂𝐭𝐚𝐤...
𝐃𝐞𝐠...
𝐁𝐫𝐮𝐤...
Tanpa memberi waktu untuk membiarkan Jack Serma bernafas dengan benar, Ubi membuat Jack Serma terkena serangan jantung hanya dengan jentikan jarinya
Bisa dibilang Ubi dan Diablo yang notabene adalah keperibadian ganda memiliki sebuah kekuatan mistis, tapi karena Miguel yang saat ini menempati tubuh Nevin tiada saat masih SMP maka Diablo belum bisa sepenuhnya mengendalikan kekuatan mistisnya, sedangkan Ubi sudah terbiasa menggunakan kekuatannya karena dulunya ia sering mengendalikan tubuh Elestial
Ubi dan Diablo bisa mengendalikannya makhluk yang memiliki dendam, itu sebabnya mereka berdua membiarkan jiwa jiwa yang menempel pada tuan mereka gara-gara memiliki dendam kepada tuan mereka, walaupun begitu tetap saja makhluk makhluk itu masih memiliki kemungkinan bisa melukai tuan mereka, buktinya saat Ubi menghilang tanpa diketahui penyebabnya Elestial kecelakaan karena lengah, dan kecelakaan itupun ada sangkut pautnya dengan Weko
Elestial yang sudah kembali mengendalikan tubuh Marvel segera memotret mayat Jack Serma dan menarik Nevin untuk meninggalkan tempat itu, jasad Jack Serma sengaja dibiarkan sebab ia meninggal karena serangan jantung walaupun itu ulah dari Ubi sih
Dan pastinya nanti sore di sekitar situ akan gempar tentang adanya penemuan mayat di sebuah lapangan, dan pasti proses otopsi akan memberikan hasil bahwa Jack Serma meninggal karena serangan jantung
.
.
.
.
.
Di sebuah ruangan serba putih terlihat Blane sedang mengobrol dengan Revan (Dokter yang ngerawat Marvel pas koma), mereka terlihat sangat akrab walaupun mereka bukan berasal dari generasi yang sama
"Ohya, Marvel masih sering ngecek kesehatan setiap bulan kan?" Tanya Blane
Revan yang mendengar pertanyaan itu lalu mengambil sebuah beberapa lembar kertas yang berisi hasil pemeriksaan kesehatan Marvel setiap bulan, lalu ia mengecek satu persatu kertas itu
"Selama satu tahun kemarin Marvel selalu kekurangan gizi, padahal aku sudah menyuruhnya untuk makan makanan yang bergizi, untungnya dia tidak mendapatkan penyakit apapun, ohya aku sering melihat Marvel mendapatkan memar pada tubuhnya walaupun sudah samar samar." Jelas Revan
Blane terdiam mendengar ucapan Revan, dia sebenarnya sudah menduga ada yang salah dengan perlakuan Alvaro dan Marlina kepada Marvel, tetapi ia tidak memiliki bukti kuat apa lagi Marvel selalu berusaha menutupi semua luka itu sendiri
"Tapi ada kabar baik, walaupun setelah bangun dari koma Marvel tetap kekurangan gizi, tetapi terakhir kali dia memeriksakan diri kesehatannya meningkat secara drastis, aku cukup terkejut dengan perubahan signifikan itu, itu sangat jarang terjadi." Lanjutnya
Blane menghela nafas lega mendengar tentang hal itu. "Syukurlah," gumamnya
"Omong omong aku ingin bertanya sesuatu, apakah Marvel pernah melakukan sesuatu yang buruk?" Tanya Revan
"Tidak, dia anak baik, memangnya kenapa?" Tanya Blane
"Bukan apa apa, aku hanya memastikan sesuatu." Revan tersenyum manis. "Ohya ini kertas hasil pemeriksaan Marvel, mungkin kau membutuhkannya, ini juga ada laporan kesehatan milik Malik juga," Revan memberikan beberapa lembar kertas berisi laporan kesehatan Marvel dan 1 lembar kertas hasil laporan kesehatan Malik
"Terimakasih, aku sangat beruntung memiliki teman seorang dokter muda yang jenius seperti dirimu." Blane mulai beranjak dari duduknya. "Tapi sayangnya pertemuan kita hanya sampai sini, masih banyak hal yang harus ku urus, sampai jumpa Revan," lanjutnya
"Sampai jumpa juga, Blane." Revan menganggukkan kepalanya tanda mengerti
Setelah mereka berpamitan, Blane pergi meninggalkan ruangan Revan sedangkan Revan memandang kearah luar jendela, tatapan Revan terlihat sedikit misterius, gumaman tidak jelas yang keluar dari mulutnya dan disertai senyuman membuat dirinya terlihat lebih misterius
"Kalau begitu kenapa banyak makhluk yang menempel padanya, apa lagi makhluk itu memintaku untuk membunuhnya." Gumam Revan sambil tersenyum (gua bayangan Revan senyum kesannya horor banget anjir,apa lagi chara ini itu berhubungan sama kematian-S. Ayon)
.
.
.
.
.
Terdapat mobil sport berwarna hitam legam sedang menerobos sebuah jalan raya, Nevin yang sedang mengemudi terlihat sedang mengobrol dengan Marvel yang duduk di sampingnya
Marvel terkadang menjawab pertanyaan dari Nevin, dan terkadang dia hanya mendengarkannya saja, saat Nevin membelokkan mobilnya Marvel melontarkan sebuah pertanyaan
"Nevin, menurutmu aku harus memotong rambutku atau tidak? Jujur rambutku sudah terlalu panjang dan aku risih banget sama rambutku yang panjang ini." Marvel memegang rambutnya yang sudah panjang
"Cuma itu kah alasan kamu mau memotong rambut?" Tanya Nevin
"Enggak itu doang sih, alasanku yang lain itu juga karena ketika aku ingin melakukan tindakan kriminal pasti akan langsung ketahuan gara-gara rambut panjangku, mana warna rambutku mencolok banget lagi." Jawab Marvel
"Iya sih, tapi emangnya kamu mau motong rambutmu model apa?" Tanya Nevin
"Two Block Haircut? Comma hair? The Shadow Perms? Menurutmu yg mana?" Marvel melontar balikkan pertanyaan kepada Nevin
"Antara The Shadow Perms dan Comma Hair sih, itu tergantung kamu mau terlihat imut atau tampan, klo mau terlihat tampan sih mending yang Comma hair, lagian terserah kamu kan." Respon Nevin
"Yaudah, kita mampir dulu ke salon sebab aku juga ingin melakukan perawatan rambut, setelah itu kita ke butik buat ngambil baju pesananku." Nevin yang mendengar itu langsung menambah kecepatan agar segera sampai di salon terdekat
Setelah sampai di sebuah Salon mereka pun turun dari mobil dan masuk ke dalam Salon tersebut, Marvel yang awalnya hanya ingin memotong rambut pada akhirnya juga melakukan perawatan pada rambutnya
Nevin juga ikut ikutan melakukan perawatan rambut karena ia pasti akan bosan jika hanya menunggu di sana
"Kamu kenapa mau memotong rambutmu? Padahal wajahmu yang cantik cocok dengan rambut panjangmu." Ucap Seorang Kapster yang memegang rambut panjang milik Marvel
"Aku memotong rambutku karena suatu hal penting, lagian kalau aku rindu sama rambut panjangku kan bisa menggunakan wig rambut." Respon Marvel
"Jadi kamu mau memotong rambutmu model apa?" Tanya Kapster
"Aku ingin potongan model Comma Hair, seperti yang di foto ini." Marvel menunjukkan ponselnya
"Hm... Sepertinya wajahmu akan cocok dengan model rambut itu." Ucap Kapster
Marvel mengangguk sebagai respon, Nevin tersenyum kecil ia menyayangkan rambut panjang Marvel yang indah itu harus dipotong, jika bukan karena urusan pekerjaan pasti ia sudah menyuruh Marvel untuk tetap merawat rambut panjangnya
Bahkan jika bisa, Nevin akan menyuruh Marvel untuk memanjangkan rambutnya hingga sepanjang rambut Rapunzel
.
.
.
.
.
"Selamat datang di KimCom Cafe, semoga tuan tuan menikmati waktu di tempat ini." Ucap Seorang pria yang memiliki wajah yang tirus dan kulit yang pucat. Rambutnya tipis dan hitam, bulu matanya panjang dan memiliki lingkaran hitam. Wajahnya tenang dan segar, meskipun agak tegang.
Pria yang menyapa Marvel dan Nevin terlihat menggunakan Coat warna putih, dan model coat yang dikenakannya sepertinya berpasangan dengan seorang kasir, hanya saja sang kasir tersebut menggunakan coat warna hitam (Si pembaca dengan protagonis kesayangannya :) -S. Ayon)
Nevin dan Marvel merespon dengan senyuman dan sedikit menunduk, walaupun mereka berdua adalah orang kaya tetapi mereka tetap menghormati orang yang lebih tua dari mereka
Lalu mereka berdua berjalan ke arah meja yang sudah mereka pesan sebelumnya, dan di meja itu terlihat Jerry yang sedang menggerutu dan Leo yang sedang terkekeh
"Halo guys." Marvel melambaikan tangannya kearah Jerry dan Leo
Jerry menatap sinis Marvel. "Kau sengaja ya mengajak kami kesini cuma buat jadi nyamuk." Celetuk Jerry
"Jangan suudzon dulu dong, walaupun tujuan utama kami kesini emang buat ngedate, tapi ada tujuan lain kami buat kesini." Ucap Marvel sambil mendudukkan dirinya di kursi
"Tujuan lain? Apa itu?" Leo menyahut dengan excited
"Memperluas koneksi~" Marvel berbicara dengan nada sing a song
"Mau memperluas koneksi gimana, pengunjung tempat ini semuanya itu anak remaja biasa." Nevin mengerutkan keningnya
Marvel memutar kursinya ke belakang dan menepuk pundak orang yang duduk tepat di belakangnya. "Oy Noya, ngapain kesini."
Noya yang pundaknya ditepuk pun menengok kearah Marvel, saat ia melihat siapa yang menepuk pundaknya ekspresi dirinya seketika berubah. "Wah bocil lu ngapain kesini, mau ngedate lu." Bukannya menjawab pertanyaan dari Marvel, Noya malahan melontarkan balik pertanyaan dengan cengiran khasnya
"Jawab dulu pertanyaanku anj." Geram Marvel
"Aku kesini karena diajak adikku, Ayon." Noya menunjuk Ayon menggunakan jempolnya, "bagaimana denganmu?" Lanjutnya
"Aku rencananya mau dobel date, tapi si Jerry gk peka peka." Bisik Marvel
"Udah gak aneh itu mah, omong omong kenapa lu nyapa aku?" Tanya Noya (Noya punya kebiasaan make Aku-Kamu dan Lu-Gua secara bersamaan 🗿-S. Ayon)
"Emang bener ya klo Cafe ini berada di bawah naungan perusahaan KimCom yang berada di Korsel?" Tanya Marvel
Noya mengangguk pelan. "Iya, nama Cafe nya juga KimCom Cafe, jadi gak aneh lagi."
"Thank's." Ucap Marvel lalu ia membalikkan badannya
Noya mengedikkan bahunya lalu kembali fokus pada adiknya itu
"Kakak kenal Marvel?" Tanya Ayon
"Hu'um, bocil itu adalah rekan kerja kakak." Ucapan Noya membuat Ayon memandang heran kakaknya
"Hah? Setahuku Marvel tidak diizinkan untuk terlibat dalam perusahaan Mervyn Group, dia bahkan dibenci oleh orang tuanya." Bisik Ayon
"Mervyn group? Yang kakak maksud itu E.H.D Corp, kakak gak tertarik dengan Mervyn group." Responnya
Ayon mengerjapkan matanya bingung. "Ah sudahlah, kita ganti topik aja." Ucap Ayon, "omong omong aku sedikit heran dengan Marvel." Gumam Ayon
"Heran kenapa?" Tanya Noya
"Padahal baru beberapa hari yang lalu aku mengusir makhluk yang menempel di Marvel, tetapi kenapa ada makhluk yang menempel lagi." Gerutu Ayon
"Entahlah, kakak kurang tahu." Respon Noya
Marvel memanggil pelayan untuk memesan makanan, pelayan yang menghampiri mereka adalah seorang remaja yang sepertinya masih sma, pelayan itu menggunakan kemeja putih dan ber hoodie abu abu, rambut panjangnya dikuncir kuda
"Kak, aku mau pesan Croffle dan Cafe Latte bagaimana dengan kalian?" Marvel bertanya kepada yang lain
"Aku pesan Cinnamon Roll dan Caramel Macchiato." Ucap Nevin
"Aku samain aja." Ucap Leo dan Jerry juga mengangguk
"Berarti 3 Croffle, 3 Cafel Latte, 1 Cinnamon Roll dan 1 Caramel Macchiato?" Tanya Pelayan itu
"Iya kak." Jawab Marvel dengan senyuman, "omong omong nama kakak siapa?" Marvel bertanya dengan ekspresi polos
Pelayan itu tersenyum dan menjawab. "Nama kakak adalah Lee Jihye."
"Wahh nama yang bagus, perkenalkan namaku Marvel."
Setelah sesi perkenalan singkat itu berakhir, Lee Jihye pergi untuk melanjutkan pekerjaannya
"Tumben mau berkenalan kepada orang asing." Ucap Jerry
"Aku sebenarnya mengincar orang yang tadi menyambut kita saat masuk ke tempat ini." Ucap Marvel jujur
"Why?" Tanya Nevin
"Pria yang menyapa kita tadi itu adalah putra dari pemilik UW Company." Ucap Marvel
"Benarkah? Dia putranya Hades?" Tanya Leo
"Iya, dia bukan hanya putra Hades, pria itu juga pemilik perusahaan KimCom." Ucap Marvel
Dan hari itu ditutup dengan Marvel dkk yang membicarakan(read:gibah) orang lain, padahal mereka awalnya ingin ngedate disana
𝐓𝐛𝐜...
𝟓𝟏𝟓𝟗 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬
Janlup Vote and Comment 🗿🖕-S. Ayon
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top