7.

☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒༆࿐ཽ༵☆
.
.
.
.
.

ᑎOTᗴ:𝚜𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚔𝚕𝚘 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚊𝚜 𝚌𝚑𝚊𝚙 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚘𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚞𝚊 𝚋𝚒𝚔𝚒𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚗𝚢𝚒𝚌𝚒𝚕-𝙻𝚞𝚗𝚊

𝙲𝚑𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚞𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝 𝚢𝚐 𝚙𝚛𝚘𝚝𝚎𝚜 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚕𝚞𝚛𝚗𝚢𝚊-𝚂. 𝙰𝚢𝚘𝚗

"Sebenarnya siapa sih yang nyariin gua Jer." Tanya Marvel

Marvel dan Jerry berjalan menuju kearah ruang pertemuan, orang-orang yang melewati mereka berdua sedikit canggung, mungkin karena mereka belum terbiasa memiliki bos yang masih anak SMA

"Seseorang yang pastinya selalu ingin mendengar kabarmu selalu." Jawab Jerry

"Hah? Emangnya ada ya orang yg peduli kabar gua selain Miguel ah ralat namanya sekarang Nevin." Ucap Marvel

"019." Ucap Jerry

"Shit, bocah itu masih menganggap keberadaanku?" Tanya Marvel

"Maaf tapi secara logika dia lebih tua 5 bulan dari anda, dan sekarang dia menjadi beberapa tahun lebih tua dari anda." Ucap Jerry

"Menyebalkan." Gerutu Marvel

"Btw kau membolos sekolah?" Tanya Jerry

"Iya lah." Saat Marvel melihat raut wajah terkejut terpasang diwajah Jerry ia melanjutkan ucapannya, "canda Jer, yakali gua ngerusak image bagusnya Marvel, gua udah izin kali."

"Kukira kau akan seenak jidat memakai tubuh itu." Gumaman Jerry masih bisa di dengar oleh Marvel

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤...

"Kau datang lama Jerry." Ucap Noya

"Maaf maaf aku harus menjemput seseorang." Jerry melirik Marvel

"Kenapa kau membawa bocah njir, gabut amat." Celetuk Noya

"Kau ingin bertemu CEO yang baru kan? Nah ini orangnya." Jerry tersenyum manis

"Watafak bro, bocil imut kayak gini jadi CEO perusahaan ini? Yang benar saja." Noya tersyok syok

Muncul perempatan imajiner di dahi Marvel, walaupun begitu dia tetap mempertahankan senyumannya, sebenarnya Marvel ingin menghajar Noya yang seenaknya mengatakan dirinya imut

Yaa walaupun ucapannya tidak sepenuhnya salah, tapi Marvel tidak suka jika ada yang mengatai dirinya imut selain Nevin, dan mungkin Malik juga termasuk orang yang boleh mengatainya imut

"Walaupun begitu, dia kalau sudah mengamuk bisa 11 12 dengan Elestial." Bisik Jerry

"Kalau gaada yang penting gua balik Jer." Marvel membalikkan badannya

"Vel kenalin diri dulu dong, keliatannya Noya penasaran sama lu." Ucap Jerry

Marvel yang mendengar itu menghela nafas dan kembali masuk ke ruangan itu, lalu ia duduk di salah satu kursi yang sudah di sediakan disana

"Perkenalkan namaku Marvel Charles Pendragon, umurku 15 tahun sekolah di Ilvermorny High School satu angkatan bareng adik kamu, aku gak tau mengapa kak Elestial memilihku jadi Pewarisnya jadi jangan banyak bertanya oke." Ucap Marvel setengah berbohong

"Kau mengenal Elestial sejak kapan?" Tanya Noya

"Sudah lama, aku tidak ingat dengan pasti kapan aku mengenalnya sebab sebagian besar ingatanku menghilang karena kecelakaan yang menyebabkan aku koma beberapa waktu yang lalu." Sepertinya Marvel sangat lancar berbohong yang terlihat dari reaksi Noya yang terlihat percaya

.
.
.
.
.

𝟎𝟖𝐱𝐱𝐱...
𝘛𝘦𝘮𝘶𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘊𝘢𝘧𝘦 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘕𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 2, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳

"Sebenarnya siapa sih yang menghubungiku." Marvel bergumam sambil mengikuti pelayan yang menunjukkan jalan padanya

Marvel mengekori pelayannya hingga di sebuah meja yang berada di paling pojok, di meja itu terdapat seorang pria berambut biru navy membelakangi Marvel, postur tubuhnya mengingatkan pada seseorang yang sangat ia kenal

Setelah ia sampai didekat pria itu, pelayan yang menunjukkan jalannya pun pamit undur diri, Marvel pun berjalan kearah kursi yang berada tepat didepan pria itu tanpa memandang wajah pria itu, saat ia sudah duduk dan menatap wajah pria itu, seketika Marvel membeku seolah-olah waktu disekitar berhenti

"Halo, sudah lama ya kita tidak bertemu." Ucap Pria itu sambil tersenyum manis

"Urekan." Gumam Marvel

"Wah kau masih mengingatkanku ya? Kupikir ingatan seseorang akan terkikis ketika bertransmigrasi." Ucapan Pria itu a.k.a Urekan membuat Marvel tersentak kaget

"Ma-maksudmu?" Tanya Marvel dengan terbata

"Tanpa Ubi beri tahu pun aku akan mengetahuinya~." Ucapnya dengan nada sing a song

"Sebenarnya kau siapa? Kenapa kau sedari dulu tahu banyak hal, dari caramu tahu tentang Ubi bahkan sampai tahu tentang diriku yang bertransmigrasi." Ucap Marvel

"Fufufu~ sepertinya aku tidak bisa memberitahumu banyak hal tetapi sebagai gantinya aku akan membantumu untuk berurusan dengan Weko~." Ucap Urekan

"Kenapa kau ingin membantuku melawan Weko." Marvel menatap tajam Urekan

"Um~ jujur ya, sedari dulu aku ingin lepas dari dia, kau tau siapa yang membunuh Jacob?" Marvel menggeleng saat ia melontarkan pertanyaan, "Weko yang sudah membunuh Jacob, Banjingan posesif itu cemburu karena kedekatanku dengannya, saat Jacob lengah Weko pun membunuh Jacob dengan sadis." Lanjutnya

"Lalu kenapa kau tidak membunuh Weko sedari dulu?" Tanya Marvel

"Bertarung ataupun membunuh bukanlah spesialisku, mungkin saja saat aku tiba-tiba mencoba menyerang Weko pasti pada akhirnya aku akan diperkosa olehnya." Ucap Urekan 🗿

"Kenapa kau takut diperkosa? Kau seperti gadis perawan saja." Celetuk Marvel

"Gua masih Virgin sialan." Gumam Urekan

"Hah? Bapak bapak kek elu masih virgin? What the hell?" Ucap Marvel dengan sorot mata tidak percaya

"Bapak bapak gundulmu, liat wajahku yang masih kencang dan tanpa kerutan, memangnya aku terlihat seperti bapak bapak hah." Ucap Urekan

"Umurmu yang sekarang menginjak kepala 4 dan kau tidak mau mengakui kalau kau sudah seperti bapak bapak? Yang benar saja." Ucapnya

"Kalau kau mengataiku bapak bapak lalu 124 yang sudah berkepala 12 itu apa?" Ucapnya dengan nada frustasi

"Memangnya ada ya julukan berkepala 12." Tanya Marvel

"Eh gatau juga sih, lagian aku gatau sebutannya apa." Celetuk Urekan

"Kakek buyut mungkin." Respon Marvel

"Anjing ahahaha klo dia dengan elu manggil gitu dia pasti auto menceloteh betapa mudanya dia wkwkwkw." Ucap Urekan

"Back to point, jika kita ingin mengalahkan Weko bukannya kita harus membereskan Numbers yang tersisa terlebih dahulu, mereka benar-benar merepotkan." Ucap Marvel

"Jika kau lupa kau juga seorang Numbers, tapi tentang saja mereka lebih memilihku daripada Weko, tapi tetap saja masih ada Fortress dipihaknya." Ucap Urekan

"Aku tidak terlalu khawatir tentang Fortress, semua anak buahku dikehidupan sebelumnya setara dengan mereka, tapi untuk sekarang sepertinya aku tidak akan muncul didepan mereka sebelum semua mata-mata yang berada diantara mereka dibereskan Leo dan Jerry." Ucapnya

"Di kelompokmu ada mata-mata?" Tanya Urekan

"Iya, beberapa mata-mata yg belum lama ini dibereskan adalah anggota lama." Ucap Marvel

"Bagaimana kalau ku bantu untuk mencari informasi tentang semua anggota Fortress? Mungkin itu bisa membantu dirimu untuk beres-beres." Tanya Urekan

"Boleh, aku juga membutuhkan informasi saat ini, sebab aku tidak memiliki cukup waktu untuk mencari tahu hal itu, aku sedang mengurus hal yang lain yang lebih penting untuk saat ini." Ucapnya

"Hal yang lebih penting? Kalau boleh tahu, hal apa itu?" Tanya Urekan kepo

"Ini tentang masalah pemilik tubuh ini dengan keluarganya, ada juga tentang beberapa fitnah yang menyebar di sekolah, dan yang terakhir tentang mengakuisisi beberapa perusahaan besar termasuk melakukan bersih-bersih pada perusahaan yang aku akuisisi, oh ya hampir lupa, aku juga harus berolahraga fisik 6 kali lebih keras dari manusia pada normalnya sebab tubuh ini sangat lemah dibandingkan tubuhku sebelumnya." Terangnya

"Jangan memaksakan dirimu terlalu keras, setiap tubuh memiliki batasan tersendiri." Ucap Urekan dengan ekspresi khawatir

"Tenang saja~ aku tau bagaimana caranya menghilangkan batasan itu~." Ucap Marvel dengan nada sing a song

"Haish... Aku baru ingat orang yg ku ajak bicara lebih Gila dari Weko, Dasar Orang Gila." Urekan memijat pelipisnya

"Terimakasih~." Ucap Marvel

"Aku tidak sedang memujimu." Urekan terlihat jengah

"Aku tahu itu." Respon Marvel

.
.
.
.
.

Di suatu tempat (aku malas mendeskripsikannya-S. Ayon) terlihat Marvel sedang duduk sambil memejamkan mata dan kedua tangannya dikepalkan (seperti saat orang Kristen berdoa-S. Ayon) dan tubuhnya agak dibungkukkan

Dan di tempat itu ada beberapa orang dewasa yang jaraknya berjauhan juga sedang melakukan hal yang sama seperti Marvel (jujur banget, aku lupa pas bagian lagi berdoa di gereja, soalnya terakhir gua ke gereja tuh klo ga salah pas umur 4 tahun, itupun sebelum gua log out-S. Ayon)

Setelah sekian lama mereka berdoa, satu persatu orang berdiri untuk mendapatkan sebuah 'berkah' yang diberikan oleh seorang pastor yang berada di depan dan hanya menyisakan Marvel dengan seorang pria yang duduk tidak jauh darinya

Saat pria itu berdiri, ia menengok kearah Marvel lalu berbicara, "nak, lain kali jika kau ingin berdoa lebih baik ditempat lain, di sekitar sini tidak aman, apalagi untuk anak kecil sepertimu." Pria itu pun menuju pastor dan mengambil 'berkah'

Marvel tidak bergeming dengan ucapan pria itu, dan setelah pria itu pergi Marvel pun berjalan menuju pastor itu

(Aku dah lupa banyak hal, jadi aku sama luna bener bener ngarang disini TwT-S. Ayon)

"Nak, apakah kamu sedang banyak pikiran." Ucap Sang Pastor

"Mm.. Mungkin, tapi aku tidak berada disini untuk bercerita, melainkan bolehkah aku mengambil misi eh maksudku 'Berkah' itu." Marvel berbicara sambil tersenyum manis

"Maaf nak, tapi tidak semua orang bisa mendapatkan 'Berkah' ini." Responnya

"Heh~ kau meremehkan ku? Ayolah~ setidaknya beri aku satu 'Berkah' itu untuk menunjukkan kelayakanku, aku bersumpah atas nama Tuhan aku tidak akan mengecewakan mu." Ucap Marvel

"Baiklah, kalau boleh tau apa sebutanmu?" Tanya Pastor

"Azrael (aku tidak mungkin menggunakan codename Wither Rose, aku tidak mau mengambil resiko Weko menyadari keberadaan ku terlalu cepat)." Ucap Marvel singkat

"Nama yang bagus, dan semoga kau berhasil menjalankan tugasnya, datang kembali kesini untuk melapor jika sudah selesai." Ucap Sang Pastor sambil memberikan 'Berkah' yang berada di sepotong kertas (sebenarnya ini terinspirasi dari manhwa killer petter, tapi agak lupa alurnya-S. Ayon)

"Terimakasih, dan saya pamit undur diri." Marvel menundukkan badannya sedikit lalu pergi meninggalkan tempat itu

"Anak yang menarik." Ucap Sang Pastor

.
.
.
.
.

"Bagaimana bisa perusahaan ini menjadi anak perusahaan E.H.D Corp." Ucap Steven yang di salah satu chapter sebelumnya ia muncul sebagai kakeknya Marvel

"Maaf, saya tidak tau tentang detailnya, tetapi tiba-tiba ada seorang pengacara yang mengatakan bahwa perusahaan ini dijadikan anak perusahaan E.H.D Corp oleh pemegang saham terbesar tuan." Ucap Asisten Steven

"Itu yang menjadi pertanyaanku sedaritadi, bagaimana Marvel bisa mengenal CEO baru perusahaan itu, apa jangan jangan CEO baru perusahaan itu memanfaatkan cucuku yang terkena Amnesia, jika benar aku akan memberi pelajaran pada CEO baru itu." Ucapnya

"T-tuan, lebih baik jangan gegabah, perusahaan E.H.D Corp mendapatkan dukungan penuh dari pemerintahan China, kita tidak bisa melawannya hanya dengan dukungan dari Gubernur dan beberapa pimpinan DPR, bahkan kita saja hampir tidak bisa membuat Pak Presiden di pihak kita." Ucap Sang Asisten itu dengan cemas

"Itu memang benar, Presiden negara ini tidak memihak pada pihak manapun, karena jika ia memihak pada 1 pihak saja maka pihak lain pasti akan segang untuk ikut membantu proyek negara, sepertinya kita harus melebarkan sayap perusahaanku yang tidak memiliki hubungan dengan perusahaan ini ke Negara Besar selain China." Ucap Steven

"Sepertinya tidak memungkinkan kita untuk menjadi seorang pendatang baru di Amerika, sebab banyak perusahaan disana yang menggunakan cara kotor untuk menyingkirkan pengusaha yang baru mendirikan perusahaan di sana,apalagi keluarga Cakra mendapatkan kepercayaan dari pemimpin negara itu." Ucap Sang Asisten sambil melihat tablet berisi informasi yang diperlukan

"Informasi yang akhir akhir ini booming di dunia maya adalah Britania Raya sudah dimonopoli oleh perusahaan milik keluarga Pendragon, lalu negara Luxembourg, dan Norwegia termasuk Singapura sudah dikuasai keluarga Cakra, Negara Irlandia dan Swiss sudah berada dalam bayangan Keluarga Reverse, lalu India dan Qatar sudah dimonopoli keluarga Surya, Negara Islandia, dan Perancis dimonopoli keluarga Onggara, dan Keluarga Kusuma memiliki 1 perusahaan yang termasuk salah satu perusahaan terbesar di Tokyo." Lanjut Sang Asisten

𝐁𝐑𝐀𝐊...

Steven menggebrak meja kerjanya karena Marah

"Sial, pantas saja satu dekade terakhir mereka bergerak pasif, ternyata mereka selama ini fokus melebarkan sayap di negara lain, mereka berkata ingin bersaing dengan sehat dan ternyata mereka diam diam menguasai negara lain." Ucap Steven dengan ekspresi marah

"Mereka bisa memonopoli Negara-negara itu disebabkan karena orang-orang mereka adalah orang yang jujur, bisa dibilang mereka menjunjung tinggi kebenaran." Ucap Sang Asisten

"Kebenaran dari mana? Tidak ada yang suci di dunia bisnis, Aku membenci mereka sebab mereka yang bermain kotor di belakang, memang orang-orang yang bekerja atas nama perusahaan adalah seseorang yang jujur, tetapi orang yang bekerja di bayang bayang mereka adalah mafia bahkan beberapa CEO dari mereka adalah seorang pembunuh." Ucap Steven

"Cara mereka bermain itu seperti tidak asing." Ucap Sang Asisten

"Memang, bahkan sekarang banyak Agama yang terlihat baik di depan umum padahal aslinya mereka adalah penipu ulung." Responnya

.
.
.
.
.

𝐃𝐨𝐫...

Leo memberi contoh kepada Malik dan Dirgan cara menggunakan senjata api

"Seperti itu caranya." Ucap Leo, "tetapi untuk sekarang kalian jangan mencobanya terlebih dulu, aku hanya memberi contoh saja tadi." Lanjutnya

"Loh kenapa? Padahal keliatan gampang." Dirgan berbicara sambil cemberut

Leo tersenyum manis sambil memandang mereka, sepertinya dirinya akan betah bersama kedua anak yang baru puber itu

"Ada banyak hal di dunia ini yang pada dasarnya sulit dilakukan tetapi orang orang memandang hal tersebut mudah dilakukan, alias tidak semua hal di dunia ini semudah kelihatannya." Jelas Leo

"Lalu apa yang sulit dari menggunakan pistol?" Tanya Malik

"Setiap pistol memiliki berat yang berbeda-beda tergantung pistol apa yang kau gunakan, saat membidik memang mudah tetapi saat kau menembakkan peluru kau tidak boleh memegang pistol hanya dengan 1 tangan saja, karena pistol akan tersentak kebelakang dengan kuat.

Menggunakan kedua tangan juga terkadang sulit untuk menahan sentakan tersebut, bahkan katanya salah satu teman Marvel dulu saat pertama kali menembak menggunakan pistol hidungnya patah, dan juga aku dilarang melatih kalian menggunakan pistol sampai kekuatan fisik kalian mencapai target yang Marvel inginkan." Jelas Leo panjang lebar

"Target yang Marvel inginkan?" Dirgan memiringkan kepalanya

"Minimal otot kalian sudah terbentuk, dan kalian harus bisa menahan sakit yang disebabkan oleh 3 pukulan Marvel yang dalam kondisi 100% fit, mungkin sekitar 1-2 bulanan lah." Jawab Leo, "kalian pasti mau bertanya tentang Marvel yang dalam kondisi fit kan?" Lanjutnya

"Hehehe." Dirgan dan Malik hanya bisa cengengesan karna mendengarnya

"Kalian tahu kan saat sadar tubuh Marvel dalam kondisi benar-benar kekurangan gizi dan kesehatan yang rendah, ya walaupun gak rendah rendah amat sih, nah akhir akhir ini Marvel terlihat lebih tinggi dan lebih berisi eh atau berotot ya? Tapi tubuhnya belum tumbuh otot sama sekali, ah entahlah pokoknya sekitar 1-2 bulan lagi kalian akan tahu perbedaannya." Ucap Leo

"Jadi kita akan berlatih seperti Marvel?" Tanya Malik

"No, kalau kalian berlatih menggunakan porsi latihannya Marvel, bisa saja kalian mati kelelahan, latihannya gak selevel sama kalian." Jawabnya, "Marvel memiliki sebuah cara agar tubuhnya bisa digunakan latihan fisik melewati batas normal, jadi jangan khawatirkan dia." Leo melanjutkan ucapannya karena melihat mereka berdua mengerutkan keningnya

"Jadi latihan sore ini apa?" Tanya Dirgan

"Untuk pemanasan lari mengelilingi lapangan yang ada di tempat ini sebanyak 65 kali, omong omong luas lapangannya 42m×25m ya (^v^)." Ucap Leo dengan nada ceria

"Bloody hell?" Ucap Dirgan dan Malik secara bersamaan

"Ayo cepat lari sana, jika kalian mengeluh terus lama lama ku cambuk kalian." Ekspresi Leo seketika berubah menjadi serius sambil memegang sebuah cambuk di tangan kanan

Malik dan Dirgan yang mendengan ancaman itu pun langsung lari, mereka berdua rela lari bermeter-meter asalkan tidak di cambuk hingga membekas

"Hey, jika kalian belum benar-benar lelah kalian tidak boleh berhenti, juga minimal kalian harus bisa mengelilingi lapangan itu." Ucap Leo dengan suara yang keras

Setelah sekian lama mereka lari, pada putaran ke-25 Dirgan pun jatuh pingsan

"3.850 meter." Gumam Leo, "bawa Dirgan ke ruang kesehatan." Perintah Leo pada salah satu orang lain yang sedaritadi memperhatikan

Dan pada akhirnya Malik tepar di putaran ke 30 ヾ(^-^)ノ

"4.620, stamina mereka buruk juga ya." Celetuk Leo

"Bagaimana Leo." Marvel berjalan mendekati Leo, sepertinya dia baru sampai sana

"Stamina mereka buruk, Dirgan hanya bisa mencapai 25 putaran dan Malik hanya bisa 30 putaran saja,padahal jauh dari target yang ditentukan." Ucap Leo

"Kau menargetkan 10.010 meter?" Tanya Marvel

"Iya, soalnya pertamakali aku berlatih bersamamu aku bisa mencapai jarak segitu hehe." Leo terkekeh di akhir kalimatnya

"Jangan samakan mereka berdua dengan dirimu yang dulunya seorang pencuri dan preman yang hobinya kejar kejaran dengan polisi dan memiliki potensi menjadi atlet, mereka berdua anaknya orang kaya, kan anak orang kaya menganggap melatih stamina sebagai opsional, kecuali mereka emang seorang atlet." Ucap Marvel

"Hehe... Btw mau makan malam pake apa?" Tanya Leo

"Terserah sih, aku ikut ikut aja ┐( ̄ー ̄)┌." Ucap Marvel

"Omong omong kertas apa itu yang ada di tanganmu?" Tanya Leo

"Hmm? Ini hanya sepotong kertas biasa kok." Ucap Marvel sambil tersenyum

Leo yang melihat senyuman Marvel pun membatin, "akhirnya kau bisa tersenyum semudah itu, semoga kehidupanmu kali ini akan lebih baik dari sebelumnya."

"Hey Leo, jangan melamun terus, ayo kita masak sebelum Bang Malik sama Dirgan sadar dari pingsannya." Marvel yang entah sejak kapan sudah berada di pintu keluar dari ruangan itu

.
.
.
.
.

"Ayon, kamu kenapa dari tadi cemberut terus." Noya bertanya pada adik satu-satunya

"Tadi Ayon disuruh guru BK buat bilang ke kakak kalau kakak disuruh kesekolah." Ucapnya

"Ya terus kenapa kamu cemberut gitu hmm?" Tanya Noya

"Ayon tadi disiram kakak kelas di toilet pas pelajaran terakhir, karena Ayon gak terima jadinya Ayon mukulin sama mencakar kakak kelas itu sampe luka luka, terus ketahuan guru BK dan dituduh macem macem, Ayon ya ngebela diri sampe gak sengaja ngebentak gurunya, jadi Ayon tetep disalahin." Ucap Ayon sambil menundukkan kepalanya

"Ayon, kakak tahu kamu gak salah, tapi kamu seharusnya gak ngebentak guru, karena kita harus sopan pada yang lebih tua dari kita." Jelas Noya (disini ceritanya Ayon itu dulunya introvert dan gak pernah diajari sopan santun sama orang tuanya, soalnya ortunya sibuk kerja-S. Ayon)

"Maaf, Ayon gak tau hal itu" Ucapnya lirih

"Untuk apa kamu minta maaf? Kan kamu gak tahu jadi gaada yang mau nyalahin Ayon (kecuali guru BK itu sih), dari pada kita duduk disini terus gimana kalau kita masak makanan yang enak?" Tanya Noya

"Kakak masak Wagyu Donburi ya? Ayon pengen makan itu." Ayon yang tadinya cemberut pun kembali ceria mendengar ucapan Kakaknya yang mengajaknya memasak

"Cuma masak Wahyu Donburi kah? Kamu gamau yang lainnya?" Tanya Noya

"Ayon juga mau sushi, tapi emang ikannya masih ada di freezer?" Tanya Ayon

"Ikan Salmon sama Ikan Tuna yang biasa emang abis sih, tapi kan masih ada stok Ikan Tuna Sirip Biru yang udah dipotong potong jadi agak kecil." Ucap Noya

"Yaudah, ayo kita masak." Ayon melompat lompat seperti anak kecil

.
.
.
.
.

"Ughh... Aku berada di mana." Malik membuka matanya dan melihat sekeliling

Ruangan itu serba putih, dan Malik bisa menebak kalau ia berada di ruang kesehatan, saat ia ingin menggerakkan tubuhnya ia merasa kesakitan

"Arghh... Tubuhku benar-benar sakit, padahal biasanya saat aku berlarian tubuhku tidak sesakit ini." Gumamnya

"Tentu saja tubuhmu akan kesakitan, kau sebelum lari tidak melakukan peregangan terlebih dahulu, lain kali jangan begitu ya." Ucap seseorang berambut seputih salju dan mata berwarna Diamond Blue dan menggunakan white coat yang panjangnya mencapai atas mata kaki

"Siapa kau." Tanya Malik

"Perkenalkan namaku Michael Emrys, aku dokter yang ditugaskan khusus oleh Tuan Elestial di tempat ini, sebelumnya aku adalah dokter pribadinya." Ucapnya dengan senyum manis (bayangin aja Visualnya Michael itu Michael yang ada di Aegis Orta, gua males nyari Visualnya 🗿-S. Ayon)

"Ssshh... Tubuhku sakit." Sepertinya Dirgan sudah sadar

"Gimana enak gak tidurnya." Tanya Malik

"Gua gak tidur astaga, btw kok badanku susah digerakin." Tanya Dirgan

"Itu karena kau berlari cukup jauh tanpa melakukan peregangan." Ucap Michael

"Memangnya kami berlari seberapa jauh sampai bisa seperti ini." Tanya Dirgan

"Kamu larinya cuma 3.850 dan Malik berlari hanya 4.620, and jujurly stamina kalian buruk untuk seukuran remaja yang ingin bekerja dengan tuan Elestial." Ucap Michael

"Hey, kami ini bukan atlet, lagian lari segitu juga bisa menang lomba lari jarak menengah, aneh aneh saja." Celetuk Dirgan dan di angguki Malik

"Hey bahkan tuan Elestial di tubuh barunya saja bisa lari 15 KM." Ucap Michael

"What the fuck?" Sahut Malik dan Dirgan bersamaan

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤...

"Yang dikatakan Michael memang benar, stamina kalian buruk banget." Marvel berjalan mendekati mereka, "kalian berdua tidak apa apa kan?" Tanyanya

"Badan kami sakit." Ucap Malik

"Kebetulan aku butuh kelinci percobaan." Marvel mengeluarkan sebuah botol kecil yang terbuat dari kaca dan terlihat didalamnya terdapat cairan berwarna biru kemerahan

"He-hey apa yang ingin kau lakukan." Dirgan melotot melihat di tangan kiri Marvel terdapat Jarum suntik

"Kau yakin untuk memberi mereka obat itu?" Tanya Michael

"Sangat yakin, soalnya aku butuh orang tambahan setelah melakukan bersih bersih." Marvel mulai memindahkan cairan itu ke suntikan

"V-vel, kau tidak benar-benar menjadikan kami kelinci percobaan kan?" Malik menatap horor suntikan itu

"Tenang saja, obat ini tidak memiliki efek samping yang berbahaya, tubuhku saat ini saja tidak akan kenapa napa, mungkin cuma tangannya kebas bentaran." Marvel menginjeksi Malik melalui intravena sedangkan Michael memegangi Malik agar tidak memberontak

Ekspresi ketakutan terpasang di wajah Malik, sebab Malik takut jarum suntik

"HUWAAAAAA DADDY." Malik pun menangis setelah disuntik 🗿

𝐌𝐞𝐚𝐧𝐰𝐡𝐢𝐥𝐞 𝐤𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐁𝐥𝐚𝐧𝐞 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐢𝐧𝐢...

"Hachim... Ughh... Pasti Malik nih yg lagi ngomongin gua, awas aja nanti." Gerutu Blane sambil memegangi hidungnya yang gatal

𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐞 𝐌𝐚𝐫𝐯𝐞𝐥 𝐝𝐤𝐤...

"Coba kalian duduk, tubuh kalian masih merasakan sakit tidak." Ucap Marvel

Malik dan Dirgan pun mendudukkan tubuhnya dengsn ekspresi bingung di wajahnya

"Kok gak sakit lagi." Celetuk Dirgan

"Udah yuk makan, gua dah laper." Marvel pun meninggalkan mereka bertiga

"Hey tunggu." Malik langsung turun dari ranjang dan berlari menyusul Marvel

"Sialan gua di tinggal." Dirgan juga berlari untuk menyusul mereka

"Semoga mereka bertiga bahagia selalu." Setelah mengucapkan kalimat itu Michael tiba-tiba menghilang dari tempat itu

Seorang pria yang sepertinya terluka masuk ke ruangan itu, dan ia terlihat kebingungan karena ia tadi mendengar suara Michael dari dalam, kenapa ia tiba-tiba menghilang pikirnya

.
.
.
.
.

"Karena kita sudah kenyang ayo kembali latihan." Ucap Marvel dengan senang

"HAH." Dirgan dan Malik menatap tidak percaya kearah Marvel

𝐓𝐛𝐜...

𝟑𝟒𝟖𝟗 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top