6. Premier jour d'école après la transmigration

༺ღ༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒ღ༻
.
.
.
.
.

𝐁𝐫𝐮𝐦𝐦...

"Wahh murid baru kah." Siswi 1 melihat kearah Marvel, Dirgan dan Malik yang datang menggunakan Motor baru mereka (eh tpi bukannya motornya Marvel dah lama ya '-') -S. Ayon)

Dirgan membuka helm nya dengan gerakan slow motion lalu menyisir rambutnya kebelakang, tindakannya membuat cwe cwe tersepona eh ralat maksudnya terpesona, sedangkan cwo cwo tersyok-syok karena melihat orang yg mengendarai salah satu motor itu adalah Dirgan

"Anjrot, gua baru sadar klo Dirgan ganteng banget cokk omg." Siswi 2 sepertinya excited sekali melihat Dirgan

"Gua ga percaya Dirgan bisa dibeliin motor baru lagi, padahal setahuku Dirgan tuh baru dibeliin motor bari 2 bulan yang lalu." Ucap Siswa 1

Malik membuka helmnya tanpa gerakan slowmo seperti Dirgan, walaupun begitu entah itu siswi ataupun siswa yg melihat itu sontak memekik kaget

"Kyaaaaaaa ganteng." Ucap siswi 1

"Pangeran bermata merah, maukah anda menjadi pacar saya sjdkshkxbskxbskhd." Siswi 3 sepertinya sudah gila

"Anjir cantik cok." Siswa 2 sepertinya naksir Malik

"Noooooo bukan cantik tapi Imut." Sanggah Siswa 3

"Apa apaan, dia tuh gak cantik ataupun imuf, melainkan ganteng." Dan sepertinya siswa 4 adalah seorang boti 🗿

"Njir, padahal pas gua jadi mubar di LN gaada yg seheboh disini." Gumam Malik

"Dah biasa itu mah, eh Vel lu kenapa masih make helm sih." Dirgan menoleh kearah Marvel

"Bentar gua jawab pesan dri Nevin dulu." Marvel mengetik pesan dengan cepat lalu mengirimkan pesan itu

Setelah Marvel mengantongi ponselnya, ia membuka helm nya dan menaruhnya diatas tangki motornya, ia juga melepaskan sarung tangan yang terpasang di kedua tangannya

"Eh ini helm nya ditaro dimana?" Marvel menengok kearah Dirgan

"Eh eh eh bukannya itu si cupu ya." Ucap Siswi 1

"Eh iya yah, si cupu juga dulunya kurus kan? Tapi kok dia udah agak berisi(?) ya?" Sahut siswi 3

"Iya anjirr, eh gua baru sadar klo Marvel imut." Ucap Siswi 2

"Ya taruh di loker lah pake nanya." Ucap Dirgan

"Kemana dulu? Ke kepsek atau langsung ke kelas." Tanya Marvel

"Temenin gua ke kepsek dulu lah, gua kan gak tau jalan kesana." Ucap Malik

"Halo sayang." Gaada angin gaada hujan tiba-tiba Ivan berada tepat disebelah Malik

"Anjing kaget." Malik menengok kearah Ivan, "ihhh Ivan, jangan ngagetin Malik." Malik pura-pura ngambek

"Maaf sayang, kupikir kamu menyadari keberadaanku." Ivan mengusap rambut Malik pelan

"Yahh dah punya pawang." Siswi 3 tersenyum masam melihat interaksi Malik dengan Ivan

"Kyaaaaaa ada kapal baru siap berlayar." Siswi 2 memekik kencang

"Kenapa sih rata-rata cogan disini klo gk playboy pasti belok." Ucap siswi 1

.
.
.
.
.

"Pak kepsek, boleh gk klo aku jadi kelas 10 lagi." Malik bertanya ke kepsek itu

"Bukannya kamu sudah kelas 11 ya? Kok kamu mau balik jadi kelas 10." Kepseknya terheran-heran dengan anak salah satu donatur sekolah ini

"Ayolah, aku ingin 1 kelas dengan Marvel." Ucap Malik

"Tapi kamu itu anak IPS ay." Ucap Ivan

"Yaudah aku satu kelas sama Dirgan aja." Respon Malik

"Emm bagaimana ya." Kepseknya menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Nih." Malik menaruh uang sebesar 10 juta dimeja, "gimana sekarang, gua boleh kan 1 kelas dengan Dirgan, dan Ivan satu kelas dengan Marvel." Malkk tersenyum smirk

"Anjir, disuap." Gumam Marvel

"Saya jadi gak enak nih, baiklah nanti biar saya yang mengurusnya." Kepseknya mengambil uang itu lalu menaruhnya di kantong jas nya

"Nah gitu dong, ayo ges kita ke kelas sekarang." Malik yang pertama keluar dri ruang kepsek

"Ohya Dir, fungsi 3 gedung lainnya itu apa?." Tanya Marvel

"Oh 2 gedung yang mirip dengan gedung ini itu gedung kelas 11 dan gedung kelas 12, lalu gedung yang satunya adalah GOR." Jawab Dirgan

"Semoga GOR nya tidak mengecewakan." Ucap Ivan

"Van, kau ingin ikut eskul basket disini." Sedari tadi Malik menempel di lengan Ivan

"Jika sekolah ini kekurangan anggota, kau tau kan aku tidak suka jika harus menjadi cadangan." Sahut Ivan

"Sepertinya kau tidak akan ikut eskul basket Van, dari jumlah siswa sekolah ini mustahil jika eskul basket kekurangan anggota." Celetuk Marvel

"Memang, ohya kenapa di antara ke-4 gedung kelas ada lapangan Basket? Dan kenapa tidak lapangan sepak bola saja." Ucap Ivan

"Basket adalah olahraga yang paling diminati di sekolah ini, makanya ada lapangan outdoor dan indoor nya, untuk lapangan sepak bola itu berada tepat di samping gedung kelas 11, jangan bertanya kenapa lapangan sepak bola ada di samping kelas 11 soalnya aku tidak tau kenapa." Jelas Dirgan

Saat mereka sudah di ujung tangga lantai 2 mereka berhenti sejenak

"Lantai ini khusus untuk kelas IPS, jika lantai 3 adalah khusus untuk kelas IPA, lantai 4 memiliki 2 fungsi, bagian kanan berfungsi untuk club yang ada di angkatan ini dan di kiri khusus untuk Praktek, nanti ku kirim Map sekolah ini lewat ponsel." Jelas Dirgan

"Jadi kita berpisah disini, kalau begitu adieu." Marvel mulai berjalan menaiki tangga untuk ke lantai 3

"Dadah Ivan I love you, dadah Adekku tercwintah." Malik melambaikan tangannya dengan ekspresi cemberut

"Love you too." Ivan tersenyum kecil lalu menyusul Marvel

"Buciners." Dirgan menatap datar mereka berdua karena ia satu satunya diantara mereka yang jomblo (nyamuk nyamuk 🗿-S. Ayon)

.
.
.
.
.

𝐒𝐫𝐞𝐠... (Suara pintu geser 🗿-S. Ayon)

"Permisi." Marvel membuka pintu kelasnya

"Kalian berdua murid baru kah." Ucap guru yg sedang mengajar

"Eh enggak bu saya murid kelas ini, yang murid baru ini anak." Marvel menunjuk Ivan dengan jarinya

"Klo kamu murid baru kenapa kamu telat." Ucap guru itu

"Saya tadi nganterin dia ke ruang kepala sekolah bu, terus kata kepala sekolah suruh sekalian kesini bareng dia." Marvel menjawab dengan tatapan polos

"Heh bukannya itu Marvel si culun itu." Bisik siswi yang berpakaian ketat

"Iya, kok bisa ya penampilannya jadi beda banget." Bisik siswi yang menggunakan make-up tebal

"Klo kamu murid sini kenapa ibu gak pernah liat ya." Ucap guru itu

"Saya Marvel bu, kata Dirgan saya duduk di belakang deket jendela." Marvel menatap Guru itu polos

"Kamu Marvel? Dimana kacamata kamu? Bukannya kamu minus." Ucap Guru itu

𝐃𝐞𝐠..

"(Tunggu, Minus? Tapi kenapa penglihatanku normal) saya juga gatau bu, pas udah sadar mata saya gak bermasalah sama sekali." Marvel kebingungan sebenarnya tapi untuk sekarang dia tidak terlalu mempermasalahkannya

"Kalau begitu kamu duduk di tempatmu, dan kamu murid baru silahkan masuk dan memperkenalkan dirimu." Guru itu tidak terlalu menghiraukan ucapan Marvel barusan

Marvel berjalan menuju kearah mejanya yang berada di belakang dekat jendela, saat ia berjalan ada seseorang yang sengaja menjulurkan kakinya agar ia tersandung

Marvel yang melihat hal itu langsung melangkahkan kakinya lebih lebar agar tidak tersandung, ia juga sempat melirik orang yang sengaja menjulurkan kakinya itu, Marvel pun tersenyum tipis setelah melihat wajah orang itu

'𝘔𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘩𝘦𝘩?' Pikir Marvel

Orang yang menjulurkan kakinya memiliki rambut coklat jabrik, memiliki anting di telinga kanannya dan pakaian yang dikeluarkan, dan terlihat di lokernya terdapat ponsel mahal yang sepertinya masih baru

'𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘉𝘒'

Marvel menatap tajam orang itu selama sepersekian detik lalu mengalihkan pandangannya kearah guru

"Namaku Ivan Michaelis Onggara, aku pindahan dari HHSE >Hogwarts High School England< aku memiliki adik di kelas ini namanya Henry." Ivan berbicara dengan nada datar

Mayoritas siswi yang ada di kelas itu menatap Ivan dengan pandangan suka, termasuk siswi yang tadi mengatai Marvel culun

"Baiklah Ivan, perkenalkan nama ibu Vanessa, guru mapel Bahasa Inggris sekaligus wali kelas ini, dan kamu bisa duduk di belakang Henry." Ucap guru itu a.k.a Bu Vanessa

Sangat kebetulan tempat duduk yg akan diduduki oleh Ivan berada tepat di samping tempat duduk Marvel, Ivan mengangguk kepalanya pelan lalu berjalan kearah tempat duduknya

Saat melewati tempat duduk Henry Ivan menatap Henry sekilas dengan menunjukkan senyum tipisnya, Henry yang melihat senyum tipis kakaknya itu lalu membalasnya dengan senyum kecil

Kelas pun dimulai setelah Ivan duduk di tempat duduknya

.
.
.
.
.

"Kak, kok kakak bisa dikelas ini, bukannya seharusnya kakak.." Henry tidak melanjutkan ucapannya

Hah...

Ivan menghela nafas panjang, "panjang ceritanya." Ucapnya

"Yaudah, yuk ke kantin." Henry beranjak dari tempat duduknya

Ivan pun mengangguk menyetujuinya sebab ia bingung mau melakukan apa jika dirinya berada dikelas, lantas ia menoleh kearah Marvel yang sepertinya sedang mengetik pesan untuk seseorang

"Marvel lu mau ikut tidak ke kantin, daripada lu di kelas sendirian." Ucap Ivan

"Bentar Van, gua lagi bales pesan Nevin." Marvel segera mengirimkan pesannya, "oke yuk." Lanjutnya

Mereka bertiga pun berjalan kearah kantin yang berada di lantai satu

Dalam perjalanan ke kantin tidak ada diantara mereka yang membuka topik apapun sebab Marvel berjalan dengan tatapan yang mengisyaratkan '𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘫𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘥𝘦𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯'

Untung saja keheningan itu berakhir saat mereka sampai di lantai 2 karena kedatangan 2 manusia yang dicurigai sebagai dedemit

"Hey you what's up dude." Gaada angin gaada hujan Malik dan Dirgan sudah berada di belakang mereka bertiga

"Yooo gimana hari pertama bang." Marvel yg awalnya terlihat malas berubah agak ceria

"Biasa aja, yang bikin males tuh banyak yg menatap gua pas kenalan cok, kalo kalian berdua gimana Van, Vel?." Ucap Malik

"Biasa aja, gaada yang menarik." Jawab Ivan

"Ada seseorang yg tdi mau bikin masalah sama gua, 𝐴𝑛𝑛𝑜𝑦𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑡 𝐼 𝑗𝑢𝑠𝑡 𝑖𝑔𝑛𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑡." Ucap Marvel

"Ohh gitu." Malik mengangguk angguk kan kepalanya

"Ohya dek, kamu masih inget Malik kan?" Ivan mengajak adiknya berbicara karena sedaritadi Henry diam saja

"Hu'um aku masih inget kok kak." Henry tersenyum menanggapi ucapan kakaknya

"Ohya kamu Henry yah namanya?" Marvel menengok kearah Henry

"Iya, kan kita udah kenalan pas awal semester satu kenapa kamu bertanya lagi." Henry menatap polos Marvel

"Ahh iya kah, maaf aku gak inget soalnya aku amnesia." Marvel tersenyum polos

"Amnesia ya? Kukira namanya anemia." Henry mengerjapkan matanya polos

"Anemia itu kekurangan darah Dek, bukan hilang ingatan." Ivan menggelengkan kepalanya pelan

"Henry dri dulu sampe sekarang tetep lucu wkwkwk." Ucap Malik

"Setuju." Dirgan menganggukkan kepalanya

"Ada yang bawa duit cash banyak gak?" Ucap Marvel

"Aku bawa 500 ribu Vel, emang kenapa?." Malik menengok kearah Marvel

"Pinjem seratus gua lagi gabawa cash, nanti gantinya gua tf." Ucap Marvel

"Nih." Malik memberikan 1 lembar 100 ribu kepada Marvel, dan Marvel menerima uang itu

"Thx."

"Memang kamu punya duit buat tf Vel." Gurau Dirgan

"Pake nanya, punya lah yakali seorang El- eh Marvel Charles Pendragon tidak memiliki uang di bank." Marvel hampir menyebut namanya aslinya

"Oyy Marvel sini." Dari kejauhan terlihat Nevin berteriak kearah Marvel dkk

Mereka yang mendengar Nevin berteriak pun mendekatinya, dan sepertinya teriakan Nevin membuat seluruh kantin menatapnya bingung, sejak kapan kulkas berjalan itu suka berteriak

"Kantinnya disini jualan apa aja?" Marvel mendudukkan dirinya disebelah Nevin

"Cuma seblak, bakso, mie ayam, chicken, cilok, somay, batagor dan jajanan kaki lima lainnya." Jawab Nevin

"Gaada yang enak apa disini." Marvel menenggelamkan kepalanya di kedua lengannya

"Ada Vel, tapi bukan di kantin ini adanya di kantin kelas 12." Ucap Nevin

"Emang boleh kesana?" Marvel mendongakkan kepalanya sedikit

"Boleh kok, aku aja sering bolos disana yuk." Nevin menarik tangan Marvel

"Heh kami ditinggal ini." Malik tersenyum masam

"Gak setia kawan anjing." Kevin menatap sinis Nevin

"Yaudah ayok ikut, dari pada makan makanan murahan disini mending beli yg mahal di kantin kelas 12." Nevin merotasikan matanya

"Lu yg bayar tapi awokwokwok." Ucapan Kevin membuat Alvin menggelengkan kepalanya sambil bergumam '𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘮𝘱𝘢𝘩'

"Hmm."

"Vel tumben lu nempel sama Nevin, biasanya nempel sama Cory." Alvin heran dengan Marvel

"Bacot." Nevin yang awalnya cuma menggenggam tangan Marvel melepaskan genggamannya dan meraih pinggang Marvel dan ia pun memeluk erat pinggang Marvel dengan menggunakan tangan kirinya

1 kata untuk Nevin, Posesif

"Bajingan posesif." Gumam Malik

Tindakan Nevin yang memeluk pinggang Marvel dengan erat membuat orang yang berlalu lalang menatapnya dengan berbagai ekspresi, tatapan mereka membuat Marvel agak risih

"Vin lepasin, risih tau dilihat orang-orang." Nevin menganggap bisikan Marvel sebagai angin lalu saja

Saat mereka menginjakkan kakinya di kantin kelas 12 membuat semua orang yang berada disana mengalihkan perhatiannya ke mereka

"Kok anak kelas 10 kesini sih." Ucap siswi 4

"Udah gak aneh sih, tuh buktinya salah satu langganan kantin ini juga murid kelas 10." Siswi 5 menunjuk Nevin dengan menggunakan telunjuknya

"Abaikan saja mereka, abaikan." Alvin berbicara ketika melihat raut wajah risih terpampang diwajah Dirgan

"Cih menyebalkan." Ivan menatap sinis orang-orang yang melihat Malik-nya

"Kalian duduk sini oke, biar kami yg pesankan makanannya." Alvin mempersilahkan Kevin, Marvel, Dirgan, Henry dan Malik untuk duduk di pojokan

"Gan, lu gak pernah kesini kah?" Henry bertanya kepada Dirgan

"Enggak lah, gua cuma dikasih duit 30 rebu dan tambahan duit buat beli bensin." Ucap Dirgan, "tapi untungnya gua dah bisa nyari duit." Lanjutnya

"Nyarinya gimana? Jadi pemulung atau pengamen." Celetuk Kevin

"Bapak lo pemulung ama pengamen, gaji gua aja bisa buat beli hp nyink." Dirgan menatap sinis Kevin

"Alah tai." Ucap Kevin

Tiba-tiba ada seseorang yang terpeleset saat membawa minuman dan minuman itu tumpah kearah Marvel

𝐁𝐲𝐮𝐫

"Shit, gua tebak ini pasti jebakan." Gumam Marvel

"Vel lu gapapa, btw sorry bentar ya." Dirgan langsung mengambil tisu dan mengelap rambut Marvel

"Si tukang drama ganti kah, biasanya si Marvin." Bisik Kevin ke Henry

"Katanya si Marvin lagi di LN ikut ortunya." Bisik Henry

"Hiks* sorry Vel, Ana gak sengaja." Cwe itu menangis tersedu-sedu

"Ana, kamu gapapa." Kaguma berlari mendekati cwe yang ia panggil dengan nama Ana

"Hiks* Ana gapapa, t-tapi Marvel basah gara-gara Ana." Ana menangis sambil mengusap matanya

"Kok bisa kamu jatuh." Kaguma mengusap kepalanya pelan

"G-gatau, l-lantainya licin." Ucap Ana dengan tergagap

"Ohh pasti elu kan Vel yang bikin lantainya jadi licin, lu pasti punya niatan buat nyelakain Ana yakan." Kaguma asal menuduh Marvel

"Stop nuduh gua, lagian gua aja gak kenal ni cwe sampe sampe gua pengen nyelakain dia, dan elu stop sok kenal sama gua oke." Marvel menatap tajam Kaguma

"Nuduh? Heh lu itu dari dulu sampe sekarang itu sering banget nyelakain Ana sama Marvin and gua gak sok kenal sama elu yang notabene sering nempel sama Cory." Kaguma menatap tajam balik

"Lu nuduh gua tanpa bukti, lagian gua ga mungkin ambil resiko nyelakain orang lain yang bisa bikin beasiswa gua di cabut oke, dan gua gak inget pernah nyelakain cwe ini atau siapa itu tdi ah.

Terus gua gak inget pernah nempel sama orang yang namanya Cory, gua juga gak pernah kenal sama orang gajelas kek lo mengerti." Marvel sengaja menekankan kata terakhir yang ia ucapkan

"Percuma lu bilang klo lu kenal sama Marvel Gum, Marvel nya aja amnesia." Dirgan merotasikan matanya

"Kau berbohong ya Dirgan." Cory tiba-tiba berada di belakang Dirgan

"Apa untungnya gua bohong ke kalian, gaada." Ucap Dirgan

"Tsk yuk cabut." Ucap Cory pergi meninggalkan Marvel diikuti Kaguma dan Ana

"Ga jelas." Ucapan Marvel terdengar hingga ke telinga Cory

"Vel lu gapapa?" Nevin terkejut melihat Marvel yang agak basah

"Gapapa, gua dah biasa." Ucapan Marvel membuat Nevin terdiam

"Terbiasa maksudmu." Dirgan mengernyitkan dahinya

"Nanti ku jelaskan dirumah." Marvel sedikit menyingkap rambutnya yang menutupi matanya

Nevin pun melepaskan almamater nya dan menaruhnya di bahu Marvel

"Nanti sehabis ini ke koprasi buat beli seragam lain." Ucapnya sambil mengelus rambut Marvel pelan

Dan Marvel hanya merespon dengan anggukan

"Ohya ini pesananmu Vel." Nevin memberikan 1 kotak Martabak dan 1 mangkok Bakso Mercon (perasaan di kantin sebelumnya ada bakso deh ಥ_ಥ-S. Ayon)

"Lah... Vel, di kantin kelas kita kan ada Bakso juga, kenapa beli disini." Dirgan menatap heran sepupunya itu

"Disana gaada Martabak, lagian Bakso disini lebih enak." Bukan Marvel yang menjawab tetapi Nevin yang menjawab dengan tatapan datar

"Emang iya." Dirgan melahap Bakso miliknya lalu ia melotot, "anjir beneran cok ini enak, kuahnya berkaldu dan baksonya lebih berasa dagingnya, terus Bakso Merconnya gede and yg kecil kecil itu banyak, worth it lah buat harganya yg sampe 30 rebu." Celetuknya

"Ini mah kemurahan, gua beli di prancis waktu itu harganya nyampe 400 rebu an, rasanya lumayan lah." Celetuk Malik

"Gua klo beli itu auto bokek sumpah." Ucap Henry

"Bokek gimana Hen, perasaan kakak lo aja klo beli sesuatu gak liat harga melainkan kualitasnya." Marvel teringat waktu belanja Berlima dengan Nevin, Malik, Ivan, dan Dirgan

Seingatnya waktu itu Ivan membelikan Malik barang barang yang bisa dibilang Mahal

"Aku gabakalan bokek klo ayah dan ibuku gak cerai Vel, dulu tuh ayahku mau ngambil hak asuhku juga tapi aku dulu tuh gak terlalu deket sama ayah dan lebih sayang ke ibuku jadi aku ikut ibuku, jujur ayah selalu ngasih uang jajan buatku setiap bulan tapi ya aku gapernah make uang itu." Ucapnya dengan nada biasa saja, Marvel yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya

Teman teman yang lain mengubah raut wajah mereka menjadi kasian, sedangkan Ivan tetap melanjutkan makannya dengan tenang seperti tidak terganggu dengan ucapan adiknya itu

Marvel yang melihat Ivan tidak merespon merasa aneh, Ivan seperti tidak memperdulikan tentang perceraian orang tuanya

'᥎ᥱᥣ, ᥎ᥱᥣ'

"𝘕𝘢𝘱𝘢 𝘉𝘪?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘔𝘢𝘳𝘷𝘦𝘭

'і᥎ᥲᥒ, ᥆rᥲᥒg і𝗍ᥙ sᥲᥒgᥲ𝗍ᥣᥲһ ᥲᥒᥱһ. ძіᥲ і𝗍ᥙ sᥱ⍴ᥱr𝗍і 𝗍іძᥲk mᥱmіᥣіkі ᥱm᥆sі ᥲ⍴ᥲ⍴ᥙᥒ, іᥲ һᥲᥒᥡᥲ mᥱmіᥣіkі rᥲsᥲ ᥴіᥒ𝗍ᥲ ⍴ᥲძᥲ mᥲᥣіk ძᥲᥒ kᥲsіһ sᥲᥡᥲᥒg ⍴ᥲძᥲ һᥱᥒrᥡ, sᥱᥣᥲіᥒ і𝗍ᥙ іᥲ 𝗍іძᥲk mᥱmіᥣіkі ᥱm᥆sі ᥲ⍴ᥲ⍴ᥙᥒ ᥣᥲgі'

"𝘏𝘢𝘩? 𝘈𝘯𝘦𝘩, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘦𝘮𝘰𝘴𝘪, 𝘬𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘏𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶." 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘔𝘢𝘳𝘷𝘦𝘭

'іᥡᥲ ᥲkᥙ ᑲᥱrsᥙm⍴ᥲһ, sᥱᥣᥲmᥲ kᥲᥙ ᑲᥱrᥲძᥲ ძі mᥲᥒsі᥆ᥒ ⍴ᥱᥒძrᥲg᥆ᥒ ᥲkᥙ sᥱᥣᥲᥣᥙ mᥱᥒgіkᥙ𝗍іᥒᥡᥲ, ძіᥲ һᥲᥒᥡᥲ ᑲᥱrᥱks⍴rᥱsі ძᥲ𝗍ᥲr kᥱᥴᥙᥲᥣі sᥲᥲ𝗍 ძіძᥱ⍴ᥲᥒ mᥲᥣіk'

"Vel, jangan melamun." Nevin menggoyangkan bahu Marvel pelan

"Eh aku gak Melamun tdi aku cuma lagi mindlink sama Ubi, soalnya dia tiba-tiba nongol." Bisik Marvel

"Klo lagi mindlink jangan keseringan sambil ngelamun, nanti orang-orang akan mengira kamu aneh." Bisik Nevin

"Henry, lu punya pacar gak? Atau mungkin orang yg lu kagumi." Dirgan tiba-tiba berbicara

"Aku ini Zomblo ya, klo orang yg ku kagumi sih ada hehe yakali kagak." Henry cengengesan

"Kiw siapa tuh." Tanya Dirgan

"Kepo, nyari tau sendiri sono." Ucapnya

"Biar ku tebak, anak IPA yang merangkap jadi ketua OSIS sekaligus wakil ketua basket kan?" Tebakan Alvin membuat wajah Henry memerah

"Anaknya gimana Vin." Tanya Malik

"Itu loh yang duduknya pas di depan meja guru, rambutnya warna Blonde duduk di sebelah orang yg berambut biru navy." Ucapnya

"Ohhh anak Kepsek itu udah jadi wakil ketua basket? Ketuanya siapa?" Tanya Malik

"Tuhh ayangnya Marpel." Jawab Dirgan sambil menunjuk Nevin menggunakan garpunya

"Kok kamu bisa jadi ketua Basket Vin, kan kamu baru kelas 10." Tanya Marvel

"Oh, ketua basket yg dulu dah gak dibolehin main basket lagi soalnya kan dah kelas 12, terus kelas 11 gaada yg lebih jago dari gua dan dia." Nevin menatap seseorang yang sedang makan bersama temannya di meja yang agak jauh dari mereka

"Loh itu bukannya yang duduk bareng anaknya kepsek, dia kemampuan basketnya setara sama lu Vin." Ucap Malik

"Hu'um." Nevin menganggukkan kepalanya

"Mirip Noya." Celetuk Marvel

"Kamu kenal Kakaknya?" Henry menatap Marvel

"Noya yang katanya pas umur 8 tahun hilang terus ketemu pas umur 15 ya?" Tanya Dirgan ke Henry

"Iya, aku dulu pernah ketemu kakaknya pas aku masih smp, waktu itu aku kerja kelompok di rumahnya dia eh ketemu sama kakaknya." Ucap Henry

"Ciri-cirinya gimana?" Marvel bertanya ke Henry

"Seingetku dia albino, terus matanya itu heterochromia biru kuning kalo gasalah." Jawabnya

"Bukannya keluarga Cakra gaada yg albino ya?" Tanya Ivan

"Lu tau dia Cakra dari mana?" Tanya Dirgan

"Sudah jelas kan dari wajah dan ciri-ciri nya." Ivan memperhatikan si rambut biru

"Yaa katanya dulu kakaknya bukan Albino Kak, aku juga tau dari potret yang tergantung di dinding, awalnya keluarga cakra juga gapercaya dia Noya tapi pas liat hasil test DNA mereka baru percaya, terus rambutnya putih bisa jadi karena trauma." Ucap Henry

"Kenapa raut wajahmu begitu Vel." Nevin sedari tadi menyadari bahwa Marvel sedang memikirkan sesuatu, dan ucapan Nevin membuat yang lainnya mengalihkan fokus ke Marvel

"019." Jawaban Marvel membuat mereka mengerutkan kening

"Maksud?" Dirgan terlihat sangat bingung

"019? Vel, maksudnya apa?" Nevin juga ikutan bingung

"Eh astaga, tadi lu ngomong apa Vin." Marvel menatap balik Nevin

"Jangan kebanyakan melamun Vel, nanti kerasukan." Ucap Nevin

"Mana ada setan mau deket deket gua Vin (𝘬𝘭𝘰 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘜𝘣𝘪)" ucapnya

Gaada angin gaada hujan tiba-tiba ada yang menepuk pundak Marvel

𝐏𝐮𝐤..

"Eh setan." Marvel reflek menghadap kebelakang

"Hehe maaf mengagetkan mu." Murid berambut biru yang katanya adiknya Noya entah sejak kapan berada di belakang Marvel tanpa ada yang menyadarinya

"Napa nyamperin kita bang." Tanya Malik

"Ah maaf numpang nanya kmu namanya Marvel?" Tanyanya

"Iya, tau dari mana?" Marvel mengerjapkan matanya bingung

"Dari salah satu makhluk yang menempel padamu." Ucapnya dengan polos

"Heh jangan bikin orang panik anjir." Malik seketika panik

"Aku jujur loh, ada sekitar 5 makhluk yang menempel pada Marvel, awalnya kukira Makhluk itu cuma mau menjaganya tetapi sepertinya bukan, makhluk itu sepertinya ingin melakukan sesuatu padamu." Ucapnya

"Terus gimana dong?" Tanya Marvel

"Tenang saja, aku sudah mengusirnya tdi ah ya hampir lupa, perkenalkan namaku Ayon Alaric Cakra." Ayon tersenyum

"Salken juga." Ucap Marvel

"Ohya sebentar lagi bel, mending kalian habisin makanan kalian segera, itupun kalau kalian gaada niatan buat bolos." Ayon berjalan keluar kantin untuk pergi ke gedung kelas 10

"Yuk Cabut." Marvel pun beranjak dari duduknya tanpa menghabiskan baksonya tetapi ia tetap membawa martabak yang belum ia makan

.
.
.
.
.

𝐍𝐲𝐚𝐦...

𝐍𝐲𝐚𝐦...

𝐍𝐲𝐚𝐦...

Terlihat Marvel sedang makan Martabak sendirian di Rooftop, sudah pasti ia membolos pelajaran ke-2 sebab dibawah sudah tidak ada orang yang beraktivitas yang berarti semuanya sudah masuk ke kelas

'һᥱᥡ ᥱᥣᥱs, ᥱmᥲᥒg gᥲ⍴ᥲ⍴ᥲ ᥡᥲ ᥒgᥱrᥙsᥲk іmᥲgᥱ mᥲr᥎ᥱᥣ ᥡᥲᥒg gᥲ⍴ᥱrᥒᥲһ ᑲ᥆ᥣ᥆s'

"Ya sekali kali boleh lah Bolos, masa gua harus masuk kelas terus sih, bosen tau. Apa lagi semua pelajarannya dah pernah di ajar dulu." Celetuk Marvel

'𝗍ᥱrsᥱrᥲһ ᥣᥙ ძᥲһ, 𝗍ᥲ⍴і іᥒgᥱ𝗍 ᥣᥙ sᥱk᥆ᥣᥲһ ძіsіᥒі 𝗍ᥙһ mᥲkᥱ ᑲᥱᥲsіsᥕᥲ'

"Gua tau Bi, lagian gua gak terlalu khawatir sama beasiswa, inget ya gua tuh duitnya buanyak banget, dan gua gatau cara ngabisinnya nyam... Nyam... Btw Bi, apa sebelum ini ada setan yang nempel gua" Ucap Marvel

'ᥲძᥲ ᥣᥲһ ᥡᥲkᥲᥣі kᥲgᥲk, ᥣᥙ gᥲᑲіsᥲ ᥣіᥲ𝗍 sᥱ𝗍ᥲᥒ ᥣᥲgі kᥲһ? mᥲᥙ kᥙ ᑲᥙkᥲіᥒ mᥲ𝗍ᥲ ᑲᥲ𝗍іᥒᥒᥡᥲ ᥣᥲgі gᥲk?'

"Bukain lagi dong, jujur gua juga jenuh klo galiat setan berkeliaran." Marvel menutup matanya dan ia bersender pada pagar rooftop

'᥆⍴ᥱᥒ... 𝗍һᥱ ᥱᥡᥱs... 𝗍᥆ sᥱᥱ... s⍴іrі𝗍s...'

"Anj mana, gaada setan sama sekali." Marvel mengedarkan pandangannya ke sekeliling

"𝗍᥆ᥣ᥆ᥣ, sᥱ𝗍ᥲᥒ ᥡᥲᥒg 𝗍ძі ᥒᥱm⍴ᥱᥣ ძі ᥣᥙ kᥲᥒ ძᥲһ ძі ᥙsіr sᥲmᥲ ᥲᥡ᥆ᥒ, kᥣ᥆ ⍴ᥱᥒgᥱᥒ ᥣіᥲ𝗍 sᥱ𝗍ᥲᥒ 𝗍ᥙһ ᥣіᥲ𝗍 kᥱ ᑲᥲᥕᥲһ r᥆᥆𝖿𝗍᥆⍴'

"Dikit amat anjir, cuma ada tukang sapu sama kuntilanak." Marvel mengerjapkan matanya bingung

'ᥲძᥲ ᥡᥲᥒg ძᥲ𝗍ᥲᥒg'

Mendengar perkataan Ubi Marvel pun duduk kembali dan berpura-pura menikmati Martabaknya

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤...

"Lo lagi lo lagi, bisa gasih gua gak ketemu elo." Terlihat Kaguma berjalan keluar dan dibelakangnya ada Cory dan Ajul

"Cih gua aja muak liat muka lo yg mirip monyet, lagian ngapain sih lo lo pada kesini, ganggu gua makan tau gak." Marvel menatap malas mereka

"Heh gua dari awal masuk sekolah selalu nongkrong disini ya, lagian lu ngapain kesini mau deketin kita kita ya make alesan amnesia." Tuduh Kaguma

"Enak aja, yakali gua mau deket deket monyet kek elo, gua disini tuh lagi duduk anteng makan Martabak sambil liatin setan yang lagi nyapu dibawah." Marvel menunjuk hantu yang berada di bawah tanpa rasa takut

"Mana? Gaada tuh setannya." Ucap Kaguma

"Gum lo kok Dongo banget sih, lu tuh bukan IndiHome yakali bisa liat setan." Ajul heran dengan sahabatnya yang terkadang tolol

"Dahlah dari pada ngurusin kalian mendingan gua ke Perpus, minggir minggir." Marvel yang ingin masuk pun mendorong Cory ke samping

"Aneh gak sih klo Marvel gak nempel ke kita lagi." Ucap Ajul

"Lu suka Jul sama dia." Cory menatap ajul

"Hih kagak anj, gua cuma aneh aja dengan perilakunya yang tiba-tiba berubah, masa amnesia efeknya bisa sampe sebegitunya anjir." Ucapnya

"Iya juga ya, keperibadian nya juga udah 180° berubah." Sahut Kaguma

"Yang bikin herannya lagi kenapa tiba-tiba Nevin jadi posesif banget ke Marvel, padahal dulu Nevin aja gak nganggep keberadaan Marvel." Celetuk Ajul

"Tau dari mana Nevin posesif ke Marvel." Tanya Cory

"Ada yang gosip klo Nevin mode posesif, awalnya gua kira ke siapa gitu pas ku tanyain jawabannya Marvel." Jawabannya

.
.
.
.
.

"Permisi tuan." Seseorang berambut hitam kelam dan bermata merah darah memasuki sebuah ruangan

Terlihat ada seseorang yang duduk di sebuah kursi kerja berambut putih dan bermata heterochromia berwarna biru-kuning a.k.a Noya

"Ada apa Aland." Tanya Noya

"Saya membawa berita buruk tuan, saya mendapatkan berita ini juga dikarenakan ada gosip saat memasuki gedung E.H.D Crop." Aland berhenti berbicara sejenak untuk merespon tuannya dan tuannya mengisyaratkan dengan mata bahwa ia harus melanjutkan ucapannya

"Saya mendapat berita bahwa sahabat anda sekaligus mantan rival anda yaitu Tuan Elestial Harviell Delvino meninggal dunia karena kecelakaan sekitar kurang lebih 1 bulan yang lalu." Ucap Aland

"Shit, pantesan dia gak ada kabar sama sekali. Aland kosongkan jadwalku besok, dan kita akan menemui Jerry dan Leo." Titahnya

"Yes, My Lord." Aland pun meninggalkan ruangan tuannya itu

"Gak biasanya Leo lupa mengabariku, hah... awalnya yang pergi duluan adalah 020, lalu sekarang yang pergi adalah 002, yang benar saja." Noya mengacak acak rambutnya

𝐓𝐛𝐜... (𝐓𝐚𝐛𝐨𝐤 𝐛𝐨𝐤𝐨𝐧𝐠 𝐜𝐚𝐜𝐮𝐤𝐞~)

𝟒𝟎𝟖𝟗 𝐰𝐨𝐫𝐝𝐬

Muahahahaha akhirnya gua bisa bersantai sejenak, waktunya lanjut baca manhwa(〃∀〃)ゞ -Luna

Jangan lupa di Vote guys (•̀ᴗ•́)و ̑̑-S. Ayon

Jangan lupa di Share juga biar makin rame :v -Leo

And See you next Chapter ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

♤♡♢♧

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top