5.

☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒༆࿐ཽ༵☆
.
.
.
.
.

Di pagi hari tanggal 24 Desember, terlihat Marvel dan Malik berpakaian rapih, Malik berpakaian dengan kemeja batik kombinasi pria berwarna dominan hitam dengan pola batik yang berwarna putih merah, sedangkan Marvel menggunakan kemeja batik kombinasi berwarna dominan putih dan pola batik yang berwarna emas.

Mereka berdua ingin pergi ke Mansion Keluarga Pendragon milik ayah mereka, karena malam ini adalah malam natal dan pastinya seluruh keluarga Pendragon yg tinggal di Indonesia diharapkan ikut berkumpul untuk merayakan Natal bersama.

Malik berjalan menuju garasi sambil membawa 2 koper berukuran sedang, sedangkan Marvel hanya menggendong kucing(?) Dan menenteng tas laptop.

Marvel sengaja membawa Noir >𝘔𝘢𝘳𝘷𝘦𝘭 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘩𝘦𝘸𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘦𝘢𝘵𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘯𝘰𝘪𝘳 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘢𝘵𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘭𝘶𝘤𝘶< ikut bersamanya karena dia tidak mungkin meninggalkan hewan peliharaanya sendirian dirumah selama 2 hari

Ohya, Marlina dan Marvin sudah terbang kembali Ke LN 3 hari yang lalu, makanya di rumah itu terlihat sepi

"Vel, sejak kapan lu namain itu hewan Noir." Malik melihat kearah hewan yg Marvel gendong

"Nama death itu jelek, gk imut, lagian mau dikasih nama apa lagi selain Noir." Jawab Marvel

"Yaa nama Death tapi versi bahasa Perancis nya lah." Malik membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Marvel masuk

"La mort? Kenapa gk sekalian bahasa Perancis nya Penerbangan kematian." Celetuk Marvel

"AHAHAHHAHAHA Yakali dikasih nama Voldemort." Malik tertawa terbahak-bahak

"Ya siapa tau kan elu nyaranin nama itu." Ucap Marvel

"Plis gua gk bisa berhenti ketawa ahahhahahahaha."

.
.
.
.
.

"DADDY, KAMI PULANG." Malik lari masuk kedalam mansion itu

"Malik putraku, i miss you." Blane lari memeluk Malik

"Kangen." Malik bertingkah seperti anak kecil

"Aww putraku kangen Daddy juga ternyata." Blane sedang mode bapak bapak alay

"Siapa juga yg rindu Daddy, Malik tuh cuma kangen dompetnya Daddy." Malik berhasil mendapatkan dompetnya Blane saat berpelukan tadi, lalu dia kabur ke sayap timur Mansion di mana kamar miliknya berada

"Dasar anak laknat." Blane merengut kesal

"(Ternyata selama ini bang Malik matre)." Marvel speechless karena tingkah laku Malik

"Aww putra bungsu kesayanganku." Blane memeluk Marvel ketika menyadari keberadaan putra bungsunya itu

"Hwaaaa lepas, sesak" Marvel menolak pelukan Blane

"Kok gitu sih." Blane menunjukkan ekspresi memelas

"Ini aku lagi gendong kucing, yakali di peluk erat kek tdi, bisa bisa kucingku jadi gepeng." Marvel menunjukkan kucing yg berada di dekapannya

"Ihh lucu kucingnya." Blane mengelus elus kucingnya, "kamu mau ke kamar sendiri apa Daddy anter."

"Sendiri aja, Marvel gamau repotin Daddy." Marvel menarik kopernya menuju ke arah timur

"Kalau kau lupa di mana letak kamarmu kau bisa tanya kakakmu." Ucapan Blane hanya di balas anggukan saja

"Kok rasanya ada yg beda dri Marvel." Blane bergumam sambil menatap kepergian Marvel

"Uncle Blane, kami sudah sampai." Gaada angin gaada hujan Dirgan berlari memasuki Mansion itu, dan terlihat dibelakangnya Nevin berjalan mengikuti Dirgan

"Wahh kalian sudah sampai lebih awal, eh cuma kalian berdua kah? Nathaniel dan Arvin mana?" Blane bertanya ke kedua remaja itu

"Ohh Father sama Uncle Nathan katanya nyusul nanti, by the way Marvel dimana? Katanya sudah sampai." Nevin menengok-nengok mencari keberadaan Marvel

Tingkah laku Nevin membuat Blane dan Dirgan mengernyitkan dahinya, karena mereka berdua tau kalau selama ini Nevin tidak pernah mempedulikan Marvel

"Yaa Marvel ada dikamar lah, kan baru sampai. Dan kenapa kau mencari Marvel? Tidak biasanya kau menanyakan tentangnya." Blane menatap aneh Nevin

"A-aku mencari Marvel karna ingin berbicara sesuatu dengannya, a-aku mau menemui Marvel dulu." Nevin pergi seolah olah menghindari sesuatu

"Ada yang aneh." Dirgan bergumam sambil melihat Nevin berjalan menjauhi mereka

"Sepertinya keputusanku tidak salah." Gumaman Blane terdengar oleh Dirgan

"Ada apa Uncle? Keputusan apa?" Dirgan menoleh ke arah Blane

"Eh bukan apa apa kok, btw klo kamu mau nyusul Nevin ya silahkan." Blane menghindari topik

"Tidak lah, sepertinya mereka berdua butuh ruang privasi, jadi lebih baik aku pergi ke dapur aja buat bikin kopi." Dirgan berjalan kearah dapur

"Yahh ditinggal lagi, terus yg lain belum dateng lagi." Blane pergi ke arah taman belakang Mansion

.
.
.
.
.

𝐓𝐨𝐤..

𝐓𝐨𝐤𝐤...

𝐓𝐨𝐨𝐤𝐤𝐤...

"Ayank ubi, 𝑌𝑜𝑢 𝑎𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒, 𝑟𝑖𝑔ℎ𝑡?" Nevin mengetuk pintu kamar Marvel beberapa kali

"𝐽𝑢𝑠𝑡 𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑖𝑛, 𝑡ℎ𝑒 𝑑𝑜𝑜𝑟 𝑖𝑠 𝑛𝑜𝑡 𝑙𝑜𝑐𝑘𝑒𝑑." Marvel berbicara dari dalam

Nevin membuka pintu kamar Marvel dengan pelan. "𝐸𝑥𝑐𝑢𝑠𝑒 𝑚𝑒," lalu Nevin masuk ke kamarnya, "ayank ubi mau ku bantu beresin?"

"Eh boleh kok 'guel." Marvel mempersilahkan Nevin untuk membantunya

𝐅𝐢𝐟𝐭𝐞𝐞𝐧 𝐦𝐢𝐧𝐮𝐭𝐞𝐬 𝐥𝐚𝐭𝐞𝐫...

𝐓𝐨𝐤...

𝐓𝐨𝐤𝐤...

𝐓𝐨𝐤𝐤...

"Masuk saja, tidak dikunci kok." Marvel berbicara agak keras

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤...

"Hehe sorry ngeganggu." Dirgan masuk sambil membawa empat buah cangkir berisi kopi dan sekaligus cemilan

Dirgan mendekati mereka berdua yang sedang duduk diatas karpet, lalu ia meletakan nampan yg ia bawa di antara mereka bertiga, dan dia duduk bersila setelah diberi izin oleh sang pemilik kamar

"Tumben Dir, bawain minuman sama cemilan buat kita." Nevin tiba tiba menceloteh

"Hehehe mungkin ini bakalan jadi kebiasaan baruku." Dirgan tersenyum lebar

"Wkwkwkwk pasti lu ikut ikutan si Jerry sama Leo kan." Marvel sepertinya tau kenapa Dirgan membuatkan minum untuk mereka

"Hehehehe iya." Dirgan berbicara dengan menunjukkan senyum konyolnya

"Eh Jerry sama Leo siapa." Sepertinya Nevin tidak tahu tentang kedua bestodnya Marvel

"Bestie gua, punya bestie serasa babu." Celetuk Marvel

"(WALAUPUN BESTIE GK MUNGKIN YA GK BAWAIN MAKANAN ATAUPUN MINUMAN KE ATASANNYA)." Dirgan hanya bisa tersenyum

"Untuk saat ini lupakan itu, mendingan kita ngobrol tentang apa kek, misalnya sekolah maybe." Ucap Marvel

"Ughh.. Sekolah ya." Dirgan sepertinya tidak ingin membicarakannya sedangkan Nevin merotasikan matanya

"Sekolah kita tuh namanya Ilvermorny High School, sekolahnya bisa dibilang terkenal karena prestasinya yang sangat woah gitu.

Sekolah itu menjadi salah satu sekolah favorit buat orang orang, sayangnya bullying yg terjadi di IHS(Ilvermorny High School) itu selalu ditutupi oleh pihak sekolah." Jelas Nevin

"IHS bukanlah sekolah yang cocok untuk anak anak beasiswa, bisa dibilang anak anak beasiswa akan menjadi korban bullying mereka termasuk..." Dirgan ragu ragu untuk melanjutkan kalimatnya

"Termasuk gua kan, gua tau itu. Rambut panjang, warnanya norak, seragam lusuh, pake kacamata, mirip banci, anak beasiswa, siapa sih yg gk tertarik ngebully gua." Marvel berbicara dengan nada sakras

"Mereka ngebully kamu itu karna si DeanJing." Nevin menunjukkan kebenciannya kepada kakak tirinya Marvel

"Mereka tuh sebenernya gk berani bully elu karna nama belakang lu, tapi mereka tuh tergiur sama imbalan yang diberikan sama DeanAsu itu." Ucap Dirgan

"Gua ngerti, makanya gua ngurus keluarga bajingan itu terakhir an." Celetuk Marvel

"Btw Vel, si Dirgan udah... Gajadi." Nevin tidak melanjutkan ucapannya

"Bentar, tunggu bang Malik dulu." Marvel menikmati Kopi yang dibawa Dirgan

"Pantesan Dirgan bawa 4 cangkir kopi." Celetuk Nevin

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤...

"Hey you what's up man." Malik mendekati mereka dan duduk di antara Dirgan dan Marvel

"Kenapa lama bang." Marvel bertanya sambil menatap lawan bicaranya

"Sorry lama, soalnya berak dulu njir. Mules cok tdi malem makan seblak setan." Ucap Malik

"Untungnya gua cuma beli seblak komplit level 3, udah bahas hal randomnya. Back to topic, gua cuma mau ngasih tau kalau kalian bertiga tuh dah sama sama tau kalau gua tuh Elestial bukan Marvel." Ucap Marvel

"Lu ngasih tau Nevin? Kok bisa." Malik dan Dirgan berbicara secara bersamaan

"Kenalin diri lu Vin." Marvel menatap Nevin seperkian detik sebelum mengalihkan pandangannya

"Wkwkwk oke ayank ubi~." Ucapan Nevin membuat D&M kaget

"Perkenalkan semua gua Miguel Diabolik Kusuma yang bertransmigrasi menjadi Nevin Ace El Lucifer Kusuma, pemilik hati seorang Elestial Harviell Delvino." Nevin menunjukkan Smirk andalannya

"W-what." Kata Malik

"Tunggu, jadi Nevin dah gaada?" Dirgan bertanya kepada Nevin

"Dia belum pergi sepenuhnya, gua harus nyari tahu pelaku yang ngerencanain kecelakaannya." Jujur Nevin

"Berarti gua dah gabisa ngobrol bareng sama Nevin lagi." Dirgan sangat sedih

"Mungkin bisa tetapi di alam bawah sadar, dia sudah tidak bisa mengendalikan tubuh ini. Itu sebabnya jiwaku ditarik olehnya ke tubuh ini." Kata Nevin

"Klo Marvel sih masih bisa muncul, cuma arwahnya doang. Tapi semenjak gua balik dari Semarang gua dah gk ketemu sama Marvel yang asli." Ucap Marvel

'ȷіᥕᥲ mᥲr᥎ᥱᥣ 𝗍іძᥲk ᥴᥙkᥙ⍴ kᥙᥲ𝗍 ᥙᥒ𝗍ᥙk sᥱᥣᥲᥣᥙ mᥙᥒᥴᥙᥣ ძі ძᥱ⍴ᥲᥒ kᥲᥣіᥲᥒ 𝗍ᥲᥙ'

Tiba-tiba Ubi muncul dari dalam cermin yang ada di kamar itu

"Anjirr setan." Malik tersentak kaget

"Bangsat." Latah Nevin

"Njir apaan itu cok." Dirgan kaget sambil menengok kearah Ubi

"Anjay Ubi jalar juga ikut transmigrasi." Nevin menunjuk Ubi menggunakan tangannya

'ᑲrіsіk ᥣᥙ 𝗍᥆ᥲ mᥲsһіძ'

"Woy lu bisa gk jangan muncul tiba-tiba." Marvel menatap sengit Ubi

'gᥲᑲіsᥲ gᥙᥲ sᥙkᥲ ᥒgᥲgᥱ𝗍іᥒ ᥆rᥲᥒg'

"Anak anj."

.
.
.
.
.

"Makanan buatan Daddy selalu yg terbaik." Malik berbicara ketika sedang makan dan sepertinya dia lupa etika di meja makan

"Terakhir gua makan makanan rumahan kapan ya." Gumam Marvel

"Lah emangnya 1 bulan terakhir kamu makannya apa." Bisik Nevin yang berada tepat di sebelahnya

"Bubur, Fast food, seblak, bakso, ya gitu lah." Bisik Marvel

"Kurangi makan makanan Fast food nya, gak sehat." Bisik Nevin

"Ekhem.. Kalian klo bisik bisik jangan didepan gua, gua ini orangnya kepoan." Dirgan memandang datar kedua orang yg sedang bisik bisik

"Diem lu, jadi orang jangan kepoan bisa gk? Lama lama gua potong tu kuping." Marvel menatap sengit Dirgan sedangkan Blane memegang kedua kupingnya yang masih utuh sambil komat kamit 'gaboleh kepoan gaboleh kepoan'

"Aduh tdi ada nyamuk hinggap di kuping gua." Dirgan mengorek telinga kanannya seolah-olah dia tidak mendengar ucapan Marvel barusan

"Nanti Ivan masih suka gua gk ya klo kuping gua di potong Marvel." Malik bergumam sambil memegang kedua telinganya

"Telinga gua gak aman fiks sih." Nevin hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Kalian berempat kenapa sih njir." Marvel menatap bingung mereka berempat secara bergantian

"Gak gak kenapa napa." Mereka berempat menjawab secara serempak

"Orang aneh." Celetuk Marvel, "kok bisa ya gua kejebak sama keluarga aneh kek mereka." Lanjutnya

"Kamu ngatain Daddy apa Son? Orang aneh?" Blane terkejut karena dikatai oleh putranya sendiri

"Iya lah, lagian Daddy aneh. Daddy sifatnya sengklek banget, padahal di kantor dijuluki Kulkas 6 pintu." Celetuk Marvel

"Tau dri mana kamu." Blane mengerjapkan matanya bingung

"Tuh dri bang Malik." Kejujuran Marvel membuat Malik ditatap tajam Daddynya

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤...

"Permisi." Seorang pemuda tampan berambut hitam dengan model rambut Comma Hair dengan Mata berwarna Ungu Amethyst dan kulit seputih salju memasuki Mansion itu

𝐒𝐫𝐞𝐠... (Gua gatau gimana nulis efek kursi bergeser :v)

"IVANNNNNNNNN." Malik berlari ke arah pemuda itu a.k.a Ivan, lalu memeluknya

"Halo." Ucapnya pelan sambil membalas pelukan Malik dan sesekali mengusap rambutnya

"Hi, hehehehe kamu juga kesini." Malik mendongakkan kepalanya keatas karena dia lebih pendek dari Ivan, tanpa melepaskan pelukannya

"Tentu saja aku kesini, aku juga akan ikut pindah bersamamu. Karna di sana sepi tanpa adanya keberadaanmu." Bisik Ivan

"Disini juga sepi gaada kamu Van~." Bisik Malik juga

𝐌𝐞𝐚𝐧𝐰𝐡𝐢𝐥𝐞 𝐤𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐤𝐞-𝟒 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐦𝐞𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧...

"Njing, bang Malik bucin banget." Gerutu Marvel

"Itu belum seberapa Vel." Sahut Nevin

"Untung saja ada kalian bertiga disini, klo gak pasti Daddy bakalan jadi nyamuk." Ucap Blane

"Hmm? Maaf ya, tapi Paman bakalan jadi nyamuk sampai semua orang menyusul kesini, benarkan sayangku cintaku manisku." Nevin mendekatkan wajahnya kearah Marvel, lalu..

𝐌𝐮𝐚𝐜𝐡...

Nevin mengecup pipi Marvel dan membuat Blane terkaget-kaget, dari pada Dirgan menjadi nyamuk dirinya lebih baik kembali ke kamarnya

"Ehhh kapan kalian jadian woy." Ucap Blane

"Udah dari kemarin kemarin yah kan." Ucapan Nevin di angguki oleh Marvel

"Nathan, Arvin, kalian berdua kapan kesini oy. Gua jadi nyamuk anjir." Blane berbicara di telpon (kapan Blane telponan ya '-'))

'𝘓𝘰𝘩 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘔𝘢𝘳𝘷𝘦𝘭, 𝘕𝘦𝘷𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘋𝘪𝘳𝘨𝘢𝘯?'

"MARVEL SAMA NEVIN PACARAN JUGA COKKK, TERUS DIRGAN PERGI KE KAMARNYA HUWAAA."

'𝘈𝘏𝘈𝘏𝘈𝘏𝘈𝘏𝘏𝘈𝘏𝘈 𝘚𝘈𝘓𝘈𝘏𝘕𝘠𝘈 𝘌𝘓𝘜 𝘊𝘌𝘙𝘈𝘐 𝘚𝘈𝘔𝘈 𝘔𝘈𝘕𝘛𝘈𝘕 𝘐𝘚𝘛𝘙𝘐 𝘓𝘖'

"Tidak membantu sama sekali."

'𝘞𝘬𝘸𝘬𝘸𝘬 𝘨𝘶𝘢 𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘳𝘷𝘪𝘯 𝘰𝘵𝘦𝘸𝘦 𝘥𝘶𝘭𝘶~"

.
.
.
.
.

Setelah makan siang, mereka ber-6 duduk diatas karpet yang berada di aula mansion sambil bermain jelangkung, Dirgan yang awalnya ingin tenang di kamarnya sendiri, harus ikut terseret kedalam permainan setan itu karena ulah Marvel yang asal menyeretnya dari kamar ke aula

(Marvel kuat banget nyeret dirgan dri kamar ke aula, padahal jaraknya ada seratus meter lebih-S. Ayon)

"Jelangkung..jelangkung, datanglah ke pestaku. Datang tak dijemput, pulang tak di antar." Dirgan membaca mantranya, sedangkan Blane pasrah memegang boneka jelangkung nya

𝐁𝐑𝐀𝐊𝐊...

"YOOOO WHAT'S UP EVERYBODY, ARVIN YANG TAMPAN MEMPESONA SAMPAI CETAR MEMBAHANA DATANG." Gaada angin gaada hujan Arvin datang sambil mendobrak pintu besar yang menjadi pintu utama mansion itu

"EMAKKKKKK ADA JELANGKUNG." Dirgan reflek memeluk Blane

"SYAITON." Blane kaget setengah mati (untung gapunya riwayat jantung ni bapak bapak satu 🗿)

"Demi dewa." Ivan hanya bergumam (ini kaget ala ala Ivan kospley neneknya tapasya ya ges ya 🗿)

"Huwaaaaa setan." Malik memeluk Ivan

Marvel palahan tenang sambil menyeruput teh nya

Nevin menutup kedua wajahnya karena malu dengan ke-narsis-an ayahnya itu

𝐏𝐥𝐚𝐤...

"Dasar Narsis." Nathaniel menggeplak bagian belakang kepalanya Arvin

"Minimal ngaca coy, lagian gua cuma mengatakan kebenaran okee, bukan berarti gua narsis." Arvin tidak terima dikatai narsis karena dirinya hanya mengatakan sebuah kebenaran

"Astaga, kalian ini sudah punya anak loh. Masih aja sifatnya kayak gitu." Seorang pria berambut hitam bermata hijau Emerald berada di belakang Arvin dan Nathaniel

"Wahh~ gak kusangka veteran bisnis mengunjungi mansion Pendragon." Nathaniel berbicara kepada pria itu

"Aku hanya ingin bertemu cucuku saja tidak lebih." Ucap pria itu

"Ayah, silahkan masuk." Blane mempersilahkan pria yg disebut ayahnya itu

"Lihatlah, bakan Blane saja yang tidak memiliki hubungan apapun denganku masih sopan padaku, sedangkan kalian berdua? Dimana letak kesopanan kalian berada hah?" Pria itu berbicara dengan nada sarkas

"Nyeh kami gak mau menunjukkan sopan santun kami pada orang yang sedari dulu berusaha menghancurkan perusahaan Pendragon." Cibir Arvin

"Padahal istrinya juga bermarga Pendragon eh dianya palah pengen ngehancurin perusahaan keluarga istrinya sendiri." Sahut Nathaniel

"Hush.. Udah udah jangan bahas begituan saat ini mendingan kita kedalem." Blane menyeret kedua sahabat nya itu

"Yaampun kenapa ada boneka jelangkung disini." Pria itu kaget melihat boneka yang tergeletak diantara ke-5 bocah itu

"Kami lagi main jelangkung kek, pas selesai baca mantra uncle Arvin sama Uncle Nathan tiba tiba nongol, Malik curiga mereka berdua itu Jelangkung." Malik menatap polos pria itu

"Heh jangan ngarang cerita ya, gua bukan jelangkung." Nathaniel berkacak pinggang

"Kenyataannya begitu." Sahut Blane

"Ganteng ganteng gini dikatain jelangkung." Gerutu Arvin

"Halo cucuku tersayang, gimana kabarmu? Maaf ya kakek gak ikut nemenin kamu pas kamu koma." Pria itu a.k.a Kakeknya Marvel dan Malik mengusap rambut Marvel pelan

"Hmm?" Marvel memandang bingung Kakeknya

"Dia kakekmu Vel." Ucap Nevin

"Iyakah? Kok gak mirip wanita itu." Ucap Marvel dengan polos

𝐏𝐥𝐚𝐤...

Malik, Dirgan dan Nevin hanya bisa menepuk jidat setelah mendengar perkataan polos yang keluar dri mulut Marvel

"Ishhh minimal jawab kek." Marvel menatap tajam ke-3 nya

Malik dan Dirgan bergidik ngeri karena ditatap tajam oleh Marvel, lain lagi dengan Nevin yang terkekek bak orang gila

"Hehehe kamu kok imut banget sih." Ucap Nevin yg terlalu jujur

"Ihhhh aku kan udah bilang berkali-kali ke kamu, aku itu gak imut." Marvel menatap tajam Nevin

Dan sepertinya tatapan tajam itu tidak mempengaruhi orang yang ditatap itu

𝐌𝐮𝐚𝐜𝐡..

𝐌𝐮𝐚𝐜𝐡..

𝐌𝐮𝐚𝐜𝐡..

𝐌𝐮𝐚𝐜𝐡𝐡...

𝐌𝐮𝐚𝐜𝐡𝐡....

Saking gemasnya Nevin ke Marvel, Nevin mencium ( ˘ ³˘)♥ seluruh wajah Marvel berkali-kali, setelah selesai menciumnya Nevin kabur ke lantai atas

"NEVINNNNNNNNN." Wajah Marvel memerah seperti kepiting rebus, lalu dia mengejar Nevin yang sudah menghilang dari pandangannya

"Hahh padahal pertanyaanku yang tadi belum terjawab." Kakek itu hanya bisa mendesah pelan

"Marvel baik baik saja kek, dia hanya amnesia saja." Ucap Malik

"Hanya kamu bilang? Marvel itu adikmu loh, kok kamu cuma bilang hanya sih." Kakek itu menatap heran cucunya

"Iya kakek, Malik jamin Marvel bakalan berubah karna amnesianya, dan tenang saja kek ada Malik, Dirgan dan Nevin yang bakalan jagain Marvel." Malik tersenyum menatap kakeknya

"Yaa semoga saja anak itu bisa berani melawan keluarga yg sudah menyiksanya." Ucap kakek itu

"Oy kakek tua, ayok main catur denganku." Arvin yang sedari tadi menyimak tiba-tiba berbicara

"Heh namanya Steven anyink, bukan Kakek tua." Blane merespon ucapan sahabatnya dengan nada datar

"Iya iya maksudku itu, ayo mau tidak bermain catur denganku, akan ku pastikan bahwa aku akan menang kali ini." Arvin berbicara dengan nada songong

"Hohoho baiklah baiklah, tetapi yang kalah harus memberikan kepada yang menang 25 persen saham yang ada di salah satu perusahaan oke." Kakek Steven berbicara dengan angkuh

"Woah permainan catur ya? Bagaimana jika bermain saja denganku." Marvel tiba-tiba berada di ujung tangga dengan Nevin yang berada di belakang Marvel dalam keadaan telinga yang memerah

"Kamu juga bisa bermain catur rupanya, hmmm? Boleh boleh, tapi kalau kalah jangan nangis dan jika kamu menang kamu bisa meminta apapun yang kamu mau." Ucap kakek Steven

"Ohh klo menang bisa dapet apapun yg ku inginkan kan? Bagaimana kalau jika aku menang aku akan mendapatkan 20 persen saham yang ada di perusahaan Delvino Group." Marvel tersenyum penuh arti

"Hmm? Boleh boleh, tapi bagaimana jika kamu kalah?" Kakek Steven tersenyum sayang

"Aku akan memberikan 50 persen saham yg ku pegang saat ini." Marvel memasang smirk andalannya

𝐃𝐞𝐠...

"(Ini gila, 50 persen bukanlah jumlah yang sedikit)." Nevin menatap syok Marvel

"(Marvel memiliki sebagian besar saham di setiap perusahaan besar, jika Marvel memberikan 50 persen itu berarti... Ini gila)." Dirgan benar-benar speechless

"Orang gila." Gumam Malik

"Wow kamu punya saham di perusahaan mana bocah? Jangan konyol" Sepertinya kakek Steven hanya menganggap ucapan Marvel sebagai candaan

Ucapan kakek Steven barusan membuatnya mengubah raut wajahnya menjadi datar, Marvel tidak suka jika ada orang yang menganggap ucapan seriusnya itu candaan, sepertinya Marvel ingin memberi kakek tua itu sedikit pelajaran

"Baiklah ku naikkan taruhannya, jika aku yg menang berikan 45 persen saham Delvino Group, dan jika kau yang menang maka aku akan memberikan 80 persen saham yang ada di Volix Group dan juga 40 persen yang ada di Pandana Group." Marvel sengaja menurunkan taruhan miliknya dan menaikan taruhan milik kakek tua itu, karna Marvel tidak ingin mengalami kerugian hanya karena kecerobohannya dalam berbicara

"Hohoho menarik, tapi apakah ucapanmu bisa di percaya." Ucap Kakek Steven

"Aku sudah merekam suaraku barusan, yang mendengar ucapanku barusan juga bisa menjadi saksi." Ucap Marvel dengan nada datar

.
.
.
.
.

"Keajaiban baru saja terjadi." Ucap Blane dengan nada tidak percaya

"What, kakek tua itu kalah oleh anak kecil seperti Marvel." Arvin terkaget-kaget

Sedangkan yang lainnya hanya bisa tertegun sambil melihat ke papan catur, karena di papan itu terlihat Raja dari pihak putih terkepung atau istilah lainnya skakmat

Bagaimana tidak, beberapa langkah didepan raja itu terdapan Ratu dari pihak lawan, itu sebabnya dia tidak bisa bergerak maju ataupun mundur

Dan di samping kanan dengan jarak 4 langkah terdapat Benteng dari pihak lawan yang membuatnya tidak bisa bergerak ke samping kanan ataupun kiri

Dan di arah miring kanan depan terdapat Mentri dari pihak lawan, dan juga terdapat 1 kuda hitam yang terletak tepat 3 langkah di kirinya, dan jangan lupakan raja dari pihak hitam berjarak 2 langkah di arah miring kanan belakang dari raja putihnya

Ini benar-benar gila

"Bukankah aku sudah bilang berkali-kali tadi saat kita bermain tadi. Hati hati dalam melangkah, terjadi satu kesalahan dalam melangkah saja bisa berakibat fatal." Marvel tersenyum angkuh karena bisa mengalahkan Kakek tua yang ada dihadapannya

Bahkan kakek tua itu hanya bisa terdiam karena tidak percaya dengan kekalahannya

"Aku tunggu surat pengalihan sahamnya 3×24 jam dimulai dari sekarang, jika surat itu sudah selesai kirimkan suratnya ke rumahku." Setelah selesai mengucapkan itu Marvel beranjak pergi dan diikuti oleh Nevin

"Defeat." Ucap Malik

"Luar biasa." Ucap Ivan

.
.
.
.
.

Dan benar saja, tepat 3 hari setelah pertandingan itu Marvel mendapatkan surat yang berisikan kepemilikan 45 persen saham Delvino Group

"Jerry, buat Delvino Group menjadi anak perusahaan E.H.D Corp menggunakan surat ini, karna sekarang pemegang saham terbesar adalah aku." Marvel memberikan perintah kepada Jerry

"Yes, Your Highness." Jerry membungkukan badannya ala pelayan dan pergi keluar dari ruangan itu untuk menjalankan tugas dari atasannya

"Steven Hege Delvino, suami dari Renata Anastasya Delvino née Pendragon, Steven adalah orang yang ingin menghancurkan keluarga Pendragon karena konflik masalalu, dan aku tidak akan membiarkan dia mengganggu masa depan depan cerah kakakku sebagai pewaris keluarga Pendragon." Marvel membaca berkas berisi data tentang kakek dari pemilik tubuh yang dia tempati itu

"Leo kirim seseorang untuk memata matai perusahaan Delvino Group, dan kirim juga seseorang untuk mengawasi pak tua itu." Marvel memberikan perintah kepada Leo yang sedari tadi berdiri disisinya

"Yes, Your Highness." Leo pergi setelah membungkukkan badannya kearah Marvel

"Aku tidak percaya jika dulu aku memiliki kerabat sepertinya." Marvel menggelengkan kepalanya pelan

𝐓𝐛𝐜...

𝟑𝟑𝟎𝟑 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬

Sorry pendek.

Jangan lupa Vote, klo gk vote jadi istrinya Voldemort
p(╬ Ò ‸ Ó)q -S. Ayon

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top