8. Polimer Hidrofobik (1)

Waktu itu Randu memang tidak mendengar Haris dan Lidya janjian datang bersama ke acara pernikahan putera Pak Yohan, tapi Randu yakin mereka akhirnya janjian. Buktinya, pada hari Sabtu itu kedua orang itu nampak bersama memasuki hall hotel tempat resepsi berlangsung.

Meski Randu memperkirakan ada sekitar 1000 orang yang hadir pada resepsi tersebut, tapi kehadiran seorang pria tampan berwibawa setinggi hampir 190 cm bersama seorang wanita cantik tinggi semampai di sampingnya membuat orang setidaknya menoleh satu kali pada pasangan tersebut. Dan meski pasangan tersebut hanya sebentar hadir pada resepsi tersebut, tapi sepanjang kehadiran mereka selalu menarik perhatian orang di sekitarnya.

Pasangan stunning tersebut hadir setelah prosesi pengantin memasuki hall resepsi dan pengantin telah bersanding di pelaminan. Mereka berdua segera bergabung dengan antrian yang akan memberi selamat kepada pengantin dan keluarganya. Sepanjang waktu mengantri tersebut, Haris dan Lidya tampak berbincang santai. Tidak ada interaksi yang berlebihan diantara mereka. Namun tetap saja Randu melihat beberapa kelompok di sekitarnya saling berbisik menggosipkan pasangan itu.

"Omo! Omo! Itu Pak Haris Medika sama Bu Lidya Gezonde ya?"

"Eh, jadi mereka beneran pacaran ya? Bukan cuma gosip?"

"Tapi Bu Lidya janda kan? Dulu sebelum nikah, bukannya sempet digosipin sama Pak Haris juga?"

"Jadi itu mereka CLBK gitu ya? Ya ampun, jodoh emang nggak kemana ya."

"Mau sebel sama Bu Lidya karena merebut ahjussi idamanku, tapi dia secantik itu dan secocok itu sama ahjussi-ku. Mau sebel kok nggak bisa ya gaes?"

"Kalau mereka dateng kondangan bareng gini, artinya udah go public nih ya? Bukan sekedar gosip lagi?"

"Lihat ahjussi dan nuna gitu, hati aku mleyot gaes! Serasi amat mereka!"

Mleyot kayak polimer kebanyakan plasticizer? pikir Randu iseng, di sela-sela mengunyah kambing guling dan memantau perghibahan gadis-gadis farmasi di sekitarnya. Kalau gadis-gadis ini mengenal sosok Haris dan Lidya, berarti mereka berasal dari perusahaan farmasi kan. Entah Medika, Gezonde atau Hans.

Ingat cewek farmasi, Randu jadi ingat Haiva. Menantu Pak Yohan adalah karyawan Hans Pharmaceuticals. Dan karena Haiva adalah karyawan Hans juga, besar kemungkinan Haiva juga hadir di acara tersebut kan? Eh, atau bisa jadi mereka bukan dari divisi yang sama sehingga Haiva tidak kenal dan tidak diundang oleh menantu Pak Yohan?

Lebih baik seperti itu sih. Randu tidak bisa membayangkan betapa patah hatinya Haiva melihat pasangan Haris-Lidya hadir bersama pada resepsi siang itu. Meski Haiva tidak pernah mengatakan dia naksir Pak Haris, tapi kuat dugaan Randu bahwa Haiva menolaknya karena sosok laki-laki seperti Pak Haris.

Sebelumnya Randu juga sempat menduga Haris tertarik pada Haiva. Tapi mungkin instingnya keliru, karena buktinya Haris justru mengajak Lidya untuk kondangan bareng kan, bukan Haiva?

"Omo! Omo! Neomu kyeopta!!!" pekik salah seorang gadis, diantara kelompok ghibah yang menjadi sasaran nguping Randu.

Beberapa gadis di sekitarnya mengikuti arah pandang si gadis yang barusan memekik. Lalu para gadis itu ikut-ikutan terkesiap dengan gaya mereka yang lebay.

"Aduh itu romantis amat!"

"Adek nggak kuat, Om Haris!"

Randu ikut menoleh ke arah pandang gadis-gadis itu dan mendapati Haris sedang memegang lengan Lidya yang nampak hampir jatuh saat menaiki tangga pelaminan.

"Ini hati aku juga jatuh lho Om. Nggak niat megangin hati aku, Om?"

Astaga cewek-cewek ini!

Meski asik juga memantau pergosipan sambil ngunyah kambing guling seperti ini, tapi makin lama Randu merasa makin gerah sendiri mendengar komentar-komentar gadis-gadis itu. Apalagi bukan hanya gerombolan gadis itu yang bergosip tentang Haris-Lidya. Ketika Randu pindah posisi, mengantri ke gubukan chicken cordon bleu (iye, bleu! Bukan blue ya!), empat orang pria yang juga sedang mengantri di depannya, sedang bergosip tentang Haris-Lidya juga.

Iya, pria! Bukan gadis-gadis. Bukan para pemuda. Tapi pria. Laki-laki dewasa. Yang sedang bergosip tentang Haris-Lidya.

Siapa bilang yang senang ghibah cuma perempuan? Laki-laki juga ada yang senang berghibah, saat sedang bersama circle-nya.

"Dulu sebelum kawin, dia dijagain Pak Haris," Randu mendengar seorang pria menggerutu pelan. Randu tidak melihat wajahnya, hanya menduga usianya barangkali 30-40 tahunan, dilihat dari perkiraan usia tiga temannya yang lain. "jadi gue mundur karena tahu diri, nggak mungkin ngalahin Pak Haris. Eh ternyata Lidya malah kawin sama laki-laki lain. Tahu gitu kan gue nekat aja. Mantan suaminya Lidya kayaknya biasa-biasa aja kan?"

"Biasa aja gimana?" lelaki yang lain menanggapi. "Iri? Bilang, Bos! Mantannya Lidya kan pengusaha kuliner."

"Ya tapi masih comparable lah sama gue. Jelek-jelek gini, gue manajer produksi perusahaan farmasi multinasional lho."

"Nah, itu lo ngaku bahwa lo jelek."

Terdengar suara tawa rendah di kelompok itu, sementara si manajer produksi itu mengumpat ketiga temannya.

"Gue denger mantannya Lidya dulunya manajer PPIC. Budak korporat biasa juga kayak kita," salah seorang teman si manajer produksi melanjutkan perghibahan. "Tapi setelah nikah sama Lidya, katanya dia jadi pengusaha restoran di Jakarta dan Bandung. Juga punya jasa catering kawinan lho."

"Kata orang, kalau kita menikahi perempuan yang hebat, seorang laki-laki bisa jadi sosok yang hebat," sambung yang lain. "Kayak Barack Obama yang pernah bilang, kalau nggak menikahi Michelle Obama, mungkin dia nggak jadi presiden Amerika."

"Make sense," jawab si manajer produksi. "Lidya emang perempuan hebat sih. Makanya gue naksir dia sejak lama."

"Tapi perempuan hebat ya jodohnya laki-laki hebat juga, Bro," kata teman si manajer produksi. "Lha kalau sama Pak Haris aja lo jiper, gimana mau dianggap hebat sama Lidya?"

Dalam hati, Randu menyetujui pernyataan itu.

"Tapi Pak Haris emang levelnya beda sih ya. Emang bikin jiper sih tuh orang kharismanya."

"Gue kira setelah Lidya cerai, gue bisa usaha lagi. Eh ternyata masih aja ada herder-nya."

"Wah parah lu! Masa Pak Haris disamain sama herder."

"Lha, kalau bukan herder, trus apa? Etil selulosa?"

"Kok etil selulosa?"

"Kalau tablet di-coat pakai polimer hidrofobik seperti etil selulosa, kan polimer itu menghalangi air masuk ke dalam tabet. Sama kayak Pak Haris yang selalu ada di sekitar Lidya, menghalangi laki-laki lain yang mau masuk ke hati Lidya. Ya nggak akan ada yang berani deketin Lidya lah."

Terdengar suara tawa, dan salah seorang dari mereka berkata,"Ini daddy's jokes khas bapak-bapak farmasi ya?"

"Pak Haris tuh belum kawin-kawin juga, apa nungguin Lidya cerai ya?"

"Hush!"

"Lha itu buktinya, abis Lidya cerai, dia deket lagi sama Pak Haris. Jangan-jangan Pak Haris nungguin jandanya Lidya tuh."

"Lha kok kayak tulisan di belakang bis AKAP? Kutunggu jandamu."

Sekali lagi suara tawa keempat orang itu tertawa. Sebelum akhirnya orang yang paling depan sudah berdiri di hadapan pramusaji gubukan chicken cordon bleu dan mempersilakannya mengambil porsinya.

"Wah! Wah!"

Celetukan salah satu dari mereka itu membuat Randu menoleh ke arah yang dituju pria-pria itu. Saat itu Haris dan Lidya sudah turun dari pelaminan, dan mereka sedang bicara dengan seorang pria.

"Itu bukannya mantan suami Lidya?"

Randu langsung memfokuskan pandangannya pada seorang pria yang berdiri di hadapan Haris dan Lidya.

"Wah! Seru nih! Mantan suami ketemu calon suami," kata salah satu dari pria pengghibah itu. "Lo, kalau cuma berani ngeliatin dari jauh, udah mundur aja, Bro. Berat itu saingannya," imbuhnya pada si manajer produksi.

Oh, jadi itu mantan suami Lidya?

* * *

Halo Kakak2.
Ini cerita pace-nya agak lambat ga sih menurut Kakak2?
Apakah Kakak2 masih bersabar mengikuti cerita ini?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top