4. Disintegran



Haiva memang sudah menolak pernyataan cintanya. Bahkan setelah Randu mencoba meyakinkan bahwa dirinya serius, Haiva juga balas meyakinkan Randu bahwa dirinya juga serius hanya menganggap Randu sebagai teman. Tapi untungnya, meski telah menolak dengan tegas, Haiva tidak lantas menjauhi Randu.

Beberapa waktu setelah penolakan yang mengenaskan itu, Haiva sudah tidak lagi bekerja di Medika Farma. Kini gadis itu bekerja di Hans Pharmaceuticals dan tidak lagi di Departemen QA, sehingga mereka tidak pernah lagi bertemu untuk optimasi dan validasi proses produksi bersama. Namun demikian, jika kebetulan Randu sedang membantu perusahaan klien yang terletak di kawasan industri yang sama dengan Hans Pharm, Haiva tidak menolak ajakannya untuk makan bersama selepas jam kerja. Itu mengapa, meski tidak sering bertemu, hubungan mereka tetap terjalin baik.

Seperti halnya malam itu ketika Haiva setuju makan malam bersama di sebuah mall setelah pulang kerja. Sudah jam 8 malam ketika mereka selesai makan malam. Dan mereka berencana langsung pulang setelah itu.

"Eh, gue ke toilet dulu ya bentar sebelum pulang," kata Randu, saat mereka melangkah keluar restoran.

"Oke!" jawab Haiva sambil tersenyum. "Kalau gitu saya mampir ke apotek bentar ya Mas. Di situ tuh..." Haiva menunjuk ke arah sebuah apotek.

"Beli obat apa?"

"Beli vitamin aja. Biar quat qerja lembur bagai quda."

Sontak saja Randu terbahak mendengar gurauan Haiva. "Oke. Nanti gue nyusul ke situ ya."

Merekapun berpisah, dan setelah menyelesaikan urusannya di toilet, Randu menyusul Haiva ke apotek yang tadi ditunjuk gadis itu. Siapa sangka, di apotek itu Randu bukan hanya bertemu dengan Haiva, tapi juga dua orang lain yang sudah dikenalnya.

"Udah ketemu vitaminnya, Va?" Randu mengawali dengan menyapa Haiva, lalu berdiri di sisi gadis itu, sebelum menoleh kepada kedua orang lainnya.

Haiva menoleh dan menengadah untuk melihat wajah Randu. Lalu tersenyum. "Udah, Mas."

Randu menoleh kepada kedua orang yang berdiri di hadapan Haiva. Yang satu berwajah cantik, yang satu berwajah menyeramkan.

"Malam, Pak Haris. Malam, Bu Lidya," lelaki itu mengangguk dan menyapa kedua orang itu dengan sopan.

"Lho? Dari Medika juga ya? Kok kenal sama saya?"

Mendapat pertanyaan itu dari sang wanita cantik, Randu segera mengulurkan tangannya. "Saya Randu, Bu Lidya. Dari PharmExcipt. Saya yang supply coating material ke Gezonde."

"Oh halo Mas Randu," Lidya menyambut uluran tangan Randu dan membalas senyumnya. "Berarti kita pernah ketemu ya? Maaf ya saya lupa."

"Mungkin Ibu lupa sama saya, tapi Ibu pernah audit ke kantor kami. Dan kebetulan saya punya ingatan yang bagus kalau berkenalan dengan perempuan cantik dan cerdas seperti Ibu." Tentu saja Randu tersenyum lebar sepanjang bicara pada perempuan cantik yang berdiri di samping mantan bos Haiva itu.

Lidya tertawa. "Makasih lho Mas. Tapi bukan gara-gara ini lalu bakal lolos audit berikutnya ya."

Randu ikut tertawa. "Siap Bu. Kan profesional."

Selama ngobrol dengan Lidya, Randu mencuri-curi pandang pada Haiva dan mantan bosnya, Yang Mulia Haris Hananjaya. Haiva tampak memerhatikan Lidya bicara, sementara Haris tampak memerhatikan Haiva. Pemandangan ini seperti kisah cinta segitiga, tapi kenapa rasanya aneh ya?

"Jadi Mas Randu ini temannya Haiva yang tadi Haiva bilang?" tanya Lidya kemudian, menoleh pada Haiva, dan tersenyum menggoda. Mungkin saat Randu belum datang tadi, Haiva sudah mengatakan bahwa dirinya bersama seseorang.

"Iya, Bu," jawab Haiva sambil mengangguk dan tersenyum ramah. "Kalau gitu, kami pamit dulu ya, Bu, Pak. Nanti kami terlalu lama mengganggu Bapak dan Ibu."

Randu merasakan Haiva menyikut lengannya pelan. Hal itu membuat Randu tanggap bahwa Haiva tidak ingin berlama-lama bersama kedua orang itu. Maka pria itupun ikut pamit pada Haris dan Lidya.

Setelah mereka berbalik dan melangkah menjauh, Randu menurunkan kepalanya dan berbisik pada Haiva yang melangkah di sisinya. "Jadi gosip itu benar? Pak Haris sama Bu Lidya?"

Industri Farmasi di Jabodetabek, meski banyak, namun lingkupnya sempit. Gosip-gosip terkait orang-orang penting, pasti menyebar dengan cepat. Dan Haris Hananjaya adalah salah satu orang penting tersebut. Apalagi statusnya yang masih melajang di usia yang sudah lebih dari 40 tahun, membuat gosip terkait perempuan-perempuan yang dekat dengannya pasti menyebar dengan cepat.

"Iya kayaknya," jawab Haiva singkat.

Melihat gelagat Haiva di hadapan Haris dan Lidya, serta respon gadis itu saat dirinya menanyakan tentang hubungan Haris-Lidya, Randu bukannya tidak tahu bahwa Haiva tidak suka membicarakan tentang kedua orang itu. Randu sendiri bukannya tidak peka bahwa lelaki yang disukai Haiva, yang membuat dirinya ditolak, kemungkinan adalah Haris. Meski demikian, Randu tetap nekat bertanya, untuk meyakinkan kecurigaaannya.

"Alhamdulillah. Dulu gue sempat insecure kalau ketemu Pak Haris. Kan dulu gue kira lo ada apa-apa sama Pak Haris. Ternyata Pak Haris sama Bu Lidya tho."

Haiva tidak menjawab. Dia hanya melangkah terus saja. Dan melihat respon Haiva itu, Randu makin yakin dengan praduganya.

* * *

Apa yang terjadi seandainya Viktor Krum tidak mengajak Hermione Granger ke pesta dansa saat Turnamen Triwizard? Mungkin Ron Weasley tidak akan pernah melihat Hermione berdandan secantik itu, dan menyadari bahwa dirinya cemburu melihat Viktor dan Hermione. Dan jika Ron tidak pernah cemburu, mungkin selamanya Ron hanya melihat Hermione sebagai sahabat, tidak pernah lebih.

Beberapa manusia memang seperti itu. Kadang kita baru menyadari sesuatu dan mengeluarkan potensi terbaik kita di saat genting atau setelah diri kita patah dan hancur. Seperti halnya tablet obat, yang baru mengeluarkan zat aktif obat yang terkandung di dalamnya setelah tabletnya hancur. Tanpa adanya bahan penghancur/disintegran di dalam tablet, tablet yang kita konsumsi akan dikeluarkan kembali dari tubuh dalam bentuk tablet yang sama dan obatnya tidak akan memberi efek farmakologis. Berkat disintegran, maka tablet yang kita konsumsi akan hancur di dalam saluran cerna, dan saat itulah zat aktif obatnya keluar dari tablet dan diserap untuk memberikan efek.

Maka kadang, kejadian buruk yang menyakitkan tidak selalu benar-benar buruk untuk kita. Kadang, justru kejadian yang membuat kita hancur itulah yang membuat kita bisa mengeluarkan potensi terbaik kita.  Seperti halnya Haris, yang setelah pertemuan malam itu, baru bisa mengakui perasaannya. Seperti halnya Haiva, yang setelah pertemuan malam itu, akhirnya bisa bersikap tegas.

Berkat kehadiran Randu bersama Haiva malam itu, Haris merasa cemburu dan marah. Berkat keberadaan Lidya bersama Haris, Haivapun tidak lagi menahan diri menunjukkan kekecewaanya. Mereka kemudian bertengkar hebat dan Haiva memutuskan untuk meninggalkan Haris. 

Andai malam itu Haiva tidak sedang bersama Randu, barangkali selamanya Haris tidak akan cemburu dan menyadari perasaannya. Andai Haris tidak bersama Lidya malam itu, Haivapun tidak akan lepas kendali dan memutuskan meninggalkan Haris. Tanpa Randu dan Lidya, Haris-Haiva tidak akan bertengkar hebat, dan mungkin selamanya Haris tidak akan mengeluarkan keberanian terakhirnya.

Jadi bahkan tanpa mereka sengaja dan sadari, Randu dan Lidya telah menjadi disintegran yang menghancurkan hubungan orang lain. Tapi justru berkat disintegran seperti mereka, Haris dan Haiva jadi dipaksa untuk mengungkapkan perasaan mereka yang terpendam dan menunjukkan upaya terbaiknya.

Kalau dipikir-pikir lagi, memang luar biasa memang bakat terpendam Randu ini dalam memengaruhi dan menjadi pemicu jalan cinta orang lain.

Apa kabar dengan jalan cintanya sendiri?

* * *

Kakak2 pernah ketemu makhluk tipe disintegran, yang keberadaannya dalam hidup manusia lain menghancurkan mood, bikin rumet, mumet, toksik? Kadang kita mikir, "Ya Allah kenapa Engkau ciptakan manusia seperti itu yang hidupnya cuma bikin susah manusia lain, Ya Allah? Mana pensiunnya masih lama, Ya Allah. Tolong cepet diambil aja deh Allah, jadi kami bisa terbebas dari dia tanpa nunggu dia pensiun." Hahaha.

Kita bertanya apa faedahnya Allah menciptakan makhluk seperti itu kalau hanya menjadi ujian bagi manusia lain? Nah iya, makhluk nyebelin ky gitu emang diciptakan sebagai ujian, supaya orang2 di sekitarnya bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan "naik kelas". Kita kalau nggak dikejar anjing, ga bisa lari cepat kan ya? Yaudah anggap aja kayak gitu. ((anggap anjing maksudnya??)) Hahaha.

Dalam kasus Randu, dia nggak nyebelin sih. Bahkan dia aja nggak sadar berperan sebagai disintegran. Tapi tetep aja, kalau nggak ada Randu, Haris-Haiva nggak bakal berantem. Hebat juga ya Mas Randu, berbakat terpendam untuk jadi pebinor tanpa ia sadari.

* * *

Apakah ada Kakak2 yg ga kenal Viktor Krum n Hermione Granger?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top