⭐LIMA⭐

Kode-kode dari kakak cantik.
aisyahNFR
Udah bunda up nih si Vita dan Avi😉

Happy reading
.
.
.

🌟Savita POV

Hari ini gue, Rachmi, dan Avi, lagi kerja kelompok di rumah kontrakan milik kakaknya Khiran dan si kembar A. Mereka tinggal bersama dalam satu atap.

Apa yang kalian harapkan dari seorang mahasiswa yang sedang ngerjain tugas? Duduk nongkrong di cafe sambil haha-hihi kek di sinetron-sinetron gitu. Sayangnya itu hanya ekspektasi saja. Realitanya, ya seperti kami. Duduk melingkar dan berkutat dengan buku setebal batu bata, yang kalau dilempar ke anjing pasti bunyinya kaing-kaing kesakitan.

Seorang cowok seumuran abang, masuk dan tersenyum ke kami, dan meletakkan beberapa kotak bertuliskan 'Martabak'.

Tuhan, baik sekali cowok ini. Membagikan makanan gratis bagi kaum mahasiswa yang berkantong kering.

Apa kalian pikir, gue bakalan berkantong tebal layaknya anak sultan?.

Nope

Tetot gaes. Kalian salah. Bunda benar-benar memberikan gue uang jajan satu Minggu yang hanya bisa diapakai untuk makan dan transport, nah transport ini, gue gunakan untuk biaya fotokopi dkk. Kurang? Minta dong, udah dikasih pas masa iya gak minta?. Gue sampai buat proposal bareng Avi, cuma untuk menjabarkan semua biaya pengeluaran tak terkira layaknya mahasiswa.

Uang hasil endorse dan nyanyi ada dalam tabungan, dan sadisnya lagi, ATM gue dipegang ibunda ratu. Luar biasa.

Oke sekian curhatan mahasiswa semester akhir Seperti gue. Kita back to reality gaes.

"Abang bawain kalian martabak, dimakan ya, biar gak stress"

Damn ganteng!

Baik banget sih lo bang. Andaikan gue punya cowok seganteng ini dan sebaik ini. Duh gue kintilin dah. Biar mbak kunti sekalipun gak bisa mendekat.

"Ini abang gue. Itu Savita, yang pakai kerudung Rachmi, dan sebelah Vita itu Avi"

"Saya Samudra, abang kandung Khiran. Lanjutkan ya, abang mau naik keatas dulu"

Dia menenteng snelinya, dan naik keatas tanpa lepas dari senyuman. Oh Tuhan, semoga dia jodoh gue.

Tak

Avi menyentil jidat gue dengan bolpoin dia. Kampret lo Vi. Gue tatap tajam dia, dia cuma nyengir.

Oke, gue paham. Gue ditakdirkan jadi jones.

🌟🌟🌟

Gue berada di rumah sakit tempat bunda bekerja. Bunda ngajakin makan siang bareng di sela-sela waktu bunda yang sibuk.

Jangam ditanya kemana abang gue. Dia ditempatkan di Bogor, di kesatuan baret merah. Ayah, sibuk banget dengan kunjungannya ke beberapa kota. Gue bakalan sendiri gaes kalau mereka semua gak di rumah.

Dan yang berbaik hati mengantarkan diriku kesini dengan si Gembili, nama untuk motor kesayangan Avi. Tapi Avi langsung pulang, dia ada janji sama si Fabian. Katanya time sesama cowok. Karepmulah Vi.

Gue melihat ruangan bunda kosong. Suster Hani pun gak ada disana. Gue melihat makhluk Tuhan yang gue temuin Beberapa hari yang lalu di rumah Khiran.

"Permisi, dokter Kirana, ada?"

"Oh dokter Kirana, sedang di ruang OK" gue mengangguk.

"Haiy cantik, calon mantu tante"

Ku toleh dan wanita seusia bunda memelukku. Tante Dinda, mamaknya Fabian ini peluk gue dan tak lupa cipika-cipiki gue. Kek anaknya sendiri.

"Ikut tante aja, Kirana lagi di ruang OK. Yuk"

gue digandeng gitu aja sama tante Dinda menuju kantin. Kami berdua pesan makanan lebih dulu. Lalu, bunda dan tante Lala, mamak Avi ikutan gabung, bersama Om Gio dan tante Mila.

"Ran, Vita, gue jadiin mantu ya" gue memandang tante Dinda. "Buat anak gue Rio atau Fabian"

Heh?

"Enak aja. Vita tuh udah jadi jodohnya Avi. Ya sayang"

Eh buset apa-apaan ini pemirsa. Gue jadi rebutan mamak-mamak ini. Gue memandang Bunda yang hanya geleng-geleng kepala.

"Ah, andaikan gue punya anak laki juga, gue mau ikutan rebutin anak cantik ini" gue memandang tante Mila dan Om Gio.

Anak Om Gio dan tante Mila, keduanya cewek. Yang kak Shanaz seumuran abang, dan kak Jenita dua tahun lebih tua dari gue.

"Duh, yang kalian rebutin ini, anaknya manja, gak bisa masak"

Jleb

Sakit tapi tak berdarah lho Bun. Kenapa diumbar sih bun. Vita tuh gak bisa diginiin.

"Gak Masalah, tante cari istri buat Avi bukan cari pembantu"

OMG

Vi, mamak lo Vi.

"Kamu tadi kesini sama siapa dek?"

Pertanyaan bunda menyadarkan gue dari kecengoan yang melanda. Gue memandang bunda kembali.

"Sama Avi"

"Tuh kan, mereka tuh jodoh"

Tante Lala menang banyak. Ya Tante, Vita juga mau jodohnya Avi.

🌟🌟🌟

Hari ini anniversary pernikahan Ayah dan Bunda. Berita baiknya, bang Zaqi pulang ke rumah semalam.

Gue dan Avi mendekor ruangan, dan bang Zaqi pilih enaknya doang. Ambil kue tart yang udah gue pesan dengan Avi.

Bunda dan Ayah baru saja datang dari pertemuan ibu Persit. Bunda masih memakai baju psk Chandra Kirana, dan Ayah memakai baju PDH. Ah Ayah tampan sekali.

Bang Zaqi berbisik ke gue. "Kamu cocok sama Avi"

Gue diem, pura-pura gak dengar lebih baik. Avi memberikan selamat dan kado untuk bunda dan ayah. Dan tak lupa mbak Narita juga memberi selamat, minus kado.

Kami makan bersama di meja makan. Makanan yang udah gue pesen sebelumnya untuk acara ini.

"Jadi bang, kamu pacaran sama Narita?"

"Siap. Iya Yah"

"Adek, pacaran sama Avi?" Gue menggeleng. "Kenapa?"

"Avi cuma sahabat adek yah. Kalau--"

"Gak ada yang lain. Ayah cuma restuin kamu sama Avi"

Gue diem. Avi mengusap punggung tangan gue dan tersenyum untuk menenangkan hati gue. Sebenarnya gue cinta lo Vi. Tapi gue takut akan ngerusak persahabatan yang kita jalin selama ini.

Gue dan Avi duduk di belakang, menikmato semilir angin. Mengabaikan pembicaraan Abang dan ayah bersama mbak Narita di dalam.

awkward

"Besok ngevlog yok Dhe. Udah lama gak ngevlog"

Gue mengangguk. Lihatlah, setelah kejadian yang buat kita awkward, Avi sudah kembali seperti biasa. Dan lihatlah senyumanmu Vi, duh meleleh gue.

"Dhea? Lo kenapa?"

"Gak kok. Cuma bingung mau pake baju apa, lagu apa"

"Tenang. Kita dapat endorse baju couple lagi. Dan lagu, udah gue pilih. Ketemu besok ya Dhe"

🌟🌟🌟

"Deeekkk"

Gue menulikan pendengaran gue. Gue lagi sibuk dengan Avi untuk menata tempat biar nyaman untuk kami ngevlog bentar lagi.

"Dek, dipanggil juga dari tadi. Buatin minum, ada tamu abang"

Shiiiiiiiiiiiittt

Gue mengumpat panjang, abang luknut emang. Seenak jidat dia nyuruh gue.

"Ayo gue bantuin" gue mengangguk.

"Temen-temen siapa, yang disuruh bikin minum siapa. Gak tau apague tuh juga repot sama Avi. Kalau gak mau bikin minum, ya jangan ajakin temen kesini. Repotin banget" sekali tarikan nafas gue mengomel.

"Makasih tuan putri" gue memandang abang sengit.

"Savita" koor mereka

Shiiit!

Kenapa harus ketemu mantan sih. Dan kenapa ada bang Sam juga. Gue tarik Avi untuk kembali ke belakang.

"Kenal adek gue?"

"Dia temen adek gue" jawab bang Sam.

"Lo?"

"Mantan gue" jawab mantap Aidan

"Hah?"

🌟🌟🌟

"Vi, lo serius? Ini lagu yang akan gue nyanyiin?" Avi mengangguk.

Gila bangey sih. Ini tuh judulnya 'Apa kabar mantan'. Dan gue harus menyanyi saat ada Aidan disini.

"Ayo Dhe"

"Jangan lupa untuk subscribe ya. Terimakasih atas dukungan kalian semuanya. Jangan lupa follow akun Instagram kami ya, dan kalian bisa request lagu berikutnya. Sampai jumpa gaes"

Klik

"Sip Dhe. Sempurna"

Gue dan Avi kembali ngobrol ngalur-ngidul gak jelas. Lalu abang duduk bersama dua lelaki itu di depan gue dan Avi.

"Sejak kapan jadi vloger?"

"Udah lama kan Vi?" Avi mengangguk.

"Ciyee couple. Jodoh banget sih kalian"

"Amiiinnn" gue aminkan. Dan Avi memandang gue kaget. Kenapa? Gue emang bener kok.

"Apa kabar Vita?" Aidan bertanya ke gue.

"Baik" gue gandeng lengan Avi. "Ayo Vi, katanya ngajakin jalan. Bang, kencan dulu ya kita"

"Oke sip. Hati-hati ya Vi"

Gue tarik aja Avi keluar, malas banget gue ketemu Aidan disini. Gak mood gue.

Gue menerawang jauh di masa itu, saat gue dan Aidan bertemu dan dimana Aidan ngajakin gue jadian. Tanpa pikir panjang gue iyain. Tapi sayangnya dia harus selingkuh dan gue putusin.

"Dhe? Makan gih, ngelamun mulu"

"Gak kok"

Gue kembali menyuap makanan, memandang wajah Avi di temani semilir angin sore.wajah Avi kenapa lebih ganteng ya?.

🌟🌟🌟

Ayah Abimanyu & bunda Kirana

Avilash Sandria

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top