The Hasaba
Mitsuki berdiri di depan cermin, menatap manik hijaunya sendiri dalam bayangan. Ia mengenakan dress berwarna putih dan sepatu heels putih yang tak begitu tinggi. Rambutnya ia biarkan terurai dengan sedikit rambut ia kepang untuk hiasan.
Ia melangkahkan kakinya ke sebuah apartemen kecil di tengah kota Tokyo dengan membawa dua buah paper bag di tangannya. Ia menghentikan langkahnya di depan satu pintu dan menarik nafas sebelum mengetuk pintu tersebut.
Hatinya sedikit ragu, bingung apakah ia harus mengikuti keinginan hatinya untuk mengunjungi temannya yang sekarang sudah menjadi seorang kriminal, atau tetap memutuskan hubungan seperti Gojo dan Ieiri.
Tok tok tok!
Seorang laki-laki berambut panjang membuka pintu tersebut. Mata mereka bertemu, Mitsuki tersenyum melihat pemuda tersebut. "Hai!"
"Aeri..." Manik Geto membulat, ia terlihat terkejut dengan kedatangan Mitsuki. Ia keluar dari pintu dan menoleh ke kanan dan kekiri. "Kau sendirian?" Tanya Geto.
Geto merasa was-was akan kedatangan Mitsuki yang tiba-tiba. Sedikit merasa takut kalau Mitsuki akan mengkhianatinya.
Mitsuki mengangguk, "Tentu saja. Kau berharap aku membawa polisi?" Katanya sambil terkekeh pelan. Geto ikut terkekeh dan tersenyum pada gadis itu, "Masuklah."
Mitsuki melangkahkan kakinya ke dalam apartemen tersebut, ia melihat kedua anak perempuan yang mengintip dibalik tembok.
"Nanako, Mimiko, keluarlah." Ujar Geto tersenyum kepada dua anak tersebut. Mereka berdua segera berlari ke belakang Geto.
Geto berbicara kepada dua gadis kecil itu. "Perkenalkan diri kalian." Ujar Geto lembut.
"Aku Hasaba Nanako." Ujar anak yang berambut terang sambil membungkuk. "Aku Hasaba Mimiko." Kata anak yang berambut gelap sambil menunduk juga.
Mitsuki berjongkok dan tersenyum kepada mereka. "Aku Mitsuki Aeri. Salam kenal, Nanako-chan, Mimiko-chan."
"Ahh, jadi kau peri cantik yang selalu diceritakan Geto-sama!" Ujar Nanako dengan mata berbinar.
"Sssh!! Kata Geto-sama kita harus merahasiakan cerita itu!" Ujar Mimiko kepada kembarannya sambil menutup mulut Nanako.
Mitsuki merasakan pipinya hangat ketika mendengar perkataan Nanako dan Mimiko. Sedangkan Geto hanya terkekeh melihatnya.
Mitsuki memberikan salah satu paperbag kepada Nanako dan Mimiko. "Aku membawakan sesuatu untuk kalian semua, semoga kalian suka ya!" Ujar Mitsuki sambil tersenyum. Geto menerima paperbag tersebut. "Bilang apa pada Aeri?" Tanya Geto kepada dua anak kembar tersebut.
"Sankyu, Mitsuki-sama." Kata Nanako dan Mimiko berbarengan. Mitsuki tersenyum, "Tidak perlu embel-embel -sama. Anggap saja aku seperti kakak kalian."
"Ha'i, onee-san!" Kata mereka tersenyum berbarengan.
Terdapat dua buah kimono berwarna pink dan ungu dengan model yang sama. Selain itu, terdapat juga dua buah boneka dan charm berbentuk lumba-lumba berwarna pink dan ungu.
Kedua manik anak itu berbinar, mereka segera berlari ke kamar mereka dan mengganti baju mereka.
Nanako dan Mimiko berlari ke depan dengan baju baru yang mereka kenakan. Nanako mengenakan kimono berwarna pink sedangkan Mimiko mengenakan dress berwarna ungu. Mereka menguncir dua rambut mereka
"Geto-sama, Onee-san! Lihat kami!" Panggil Nanako. Geto dan Mitsuki langsung menoleh begitu merasa terpanggil dan melihat kedua anak tersebut.
Manik hijau Mitsuki langsung berbinar seketika ketika melihat kedua anak tersebut. Dimatanya, kedua anak itu sangat menggemaskan. "Astaga lucunyaa.." Ujar Mitsuki sambil menutup mulutnya.
Geto terkekeh pelan, "Baguslah kalau kalian menyukainya."
"Aku juga membelikan satu untukmu, ayo kita pergi ke festival sebelum musim panas berakhir." Ujar Mitsuki sambil tersenyum pada Geto.
Geto terlihat terkejut mendengar Mitsuki, kemudian ia tersenyum lembut. "Baiklah."
Selesai Geto mengganti bajunya, ia menguncir dua rambut anak itu. "Geto-sama, kau terlihat imut!"
Geto mengambil cermin dan melihat pantulan dirinya. "Kau benar." Ujar Geto.
Mitsuki tersenyum melihat sisi Geto yang sangat lembut terhadap keluarganya.
"Kalau sudah siap, ayo kita berangkat." Ujar Mitsuki.
Jalanan festival dilalui banyak orang, stall jajanan berbaris di pinggir jalan. Manik Nanako dan Mimiko berbinar, maklum mereka baru pertama kali ke festival yang ada di tokyo.
Mitsuki berjongkok agar setara dengan kedua gadis kecil itu.
"Jajanlah sebanyak kalian mau, aku akan membayar semuanya." Kata Mitsuki, kedua anak itu semakin terlihat senang.
Mereka berempat berjalan menelusuri festival, berhenti di beberapa tempat untuk membeli jajanan yang sangat menggoda, seperti permen apel dan es serut.
Mereka juga mencoba berbagai permainan yang ada disana, seperti menangkap ikan, mewarnai, dan lain-lain.
Saat ini Mitsuki sedang mencoba permainan memasukan bola ke lubang kecil yang jauh.
"Ahh, kenapa sulit sekali sih?!" Ujar Mitsuki setelah beberapa kali gagal melempat bola.
"Biar aku coba." Ujar Geto sambil memesan tiga buah bola lagi.
Geto memasukkan kedua bola ke lubang yang berisi grandprize, sebuah boneka beruang kecil masing-masing untuk Nanako dan Mimiko.
"Sugoii!!" Ujar ketiga gadis yang mengelilingi Geto.
"Kau mau apa?" Tanya Geto menoleh pada Mitsuki, ia tahu bahwa Mitsuki tak terlalu menyukai boneka.
Mitsuki tersenyum mendengarnya, kemudian ia melihat ke arah hadiah-hadiah. "Aku mau itu!"
Mitsuki menunjuk ke arah snack yang dijadikan hadiah. "As you wish." Ujar Geto tersenyum kemudian memasukkan bola tersebut dengan mudahnya.
Setelah selesai bermain, tinggal menunggu acara utama yaitu kembang api.
Mereka berjalan ke arah sungai untuk menunggu kembang api disana. Mitsuki menatap ketiga orang itu dari belakang, ia tersenyum.
Geto yang menyelamatkan kedua anak itu dan merawat mereka adalah bentuk dari kasih sayang terbesar yang pernah ia lihat.
Nanako dan Mimiko berlari turun ke arah sungai, diikuti dengan Geto dan Mitsuki di belakangnya.
"Hati-hati, jangan sampai masuk ke sungai loh!" Ujar Geto dari jauh, membiarkan kedua anak itu bermain di tepi sungai.
Geto dan Mitsuki bersandar di pagar yang membatasi level tanah, menatap kedua anak yang bermain di bawah mereka. "Terima kasih, Aeri. Untuk segalanya."
Mitsuki menatap teman baiknya itu sambil tersenyum. "Tidak perlu berterima kasih, Suguru. Kabari aku jika kau perlu sesuatu." Jawab Mitsuki.
Keadaan menjadi hening untuk beberapa saat. "Bagaimana kabar dia?" Tanya Geto sambil memperhatikan kedua anak yang ia rawat.
Mitsuki tersenyum, "Kalian ini, benar-benar deh. Seperti orang yang jatuh cinta." Ujar Mitsuki terkekeh.
"Jika yang kau maksud adalah Satoru, dia baik-baik saja. Sikap arogannya semakin menjadi-jadi" Jawab Mitsuki sambil tertawa kecil.
Geto menatap gadis di sampingnya sambil tersenyum. "Kalau kau? Bagaimana kabarmu?" Tanyanya lagi.
Mitsuki tertawa kecil, "Aku ada di sampingmu tapi kau menanyakan dia duluan, keterlaluan deh." Ujar Mitsuki.
"Aku baik-baik saja, Shoko juga begitu." Ujar Mitsuki sambil mencoba membuka bungkus snack yang tadi Geto dapatkan dari permainan lempar bola.
"Apa ada yang tahu kalau kau masih sering mencoba menghubungiku?" Tanya Geto, ia mengambil bungkus snack itu dari Mitsuki dan membukanya, kemudian mengembalikannya pada Mitsuki.
Ketahuilah bahwa Mitsuki sangat menghargai Geto yang selalu melakukan hal-hal kecil untuknya. Seperti menjauhkan asap rokok karena ia tahu Mitsuki benci asap rokok, atau membukakan botol minuman dan makanan untuknya.
"Tidak, tidak ada yang tahu kalau kita masih bertukar kabar." Ujar Mitsuki dengan nada tenang. "Jangan khawatir, aku tidak akan bilang siapa-siapa. Lagipula kau juga jarang sekali membalas pesanku." Lanjutnya kemudian menghela nafas.
"Terima kasih. Aku percaya kepadamu." Ujar Geto. Mitsuki mengangguk senang mendengarnya.
Suara ledakan dari kembang api menggema di langit, semua orang langsung mendongkakkan kepalanya untuk melihat keindahan itu.
"Suguru, kalau ada kesempatan, hubungi aku dan ayo kita jalan-jalan lagi. Katanya setelah kau pulang dari misi kita akan makan all you can eat? Aku masih menantikannya loh." Ujar Mitsuki.
Setelah puluhan kali meledak di langit, kembang api itu hilang, dan orang-orang mulai meninggalkan area festival.
"Maaf ku hanya bisa mengantarmu sampai sini," Ujar Geto sambil menggendong kedua anak perempuan yang terlelap di lengannya, boneka beruang ada di masing-masing pelukan anak itu.
"Tidak perlu minta maaf..." Jawab Mitsuki sambil mengelus kepala kedua anak yang tertidur itu.
Manik hijaunya menatap Geto, ia tersenyum. "Jaga dirimu baik-baik Suguru." Mitsuki berhenti untuk beberapa saat sebelum ia melanjutkan kalimat perpisahannya, "Jaa, mata ne!"
Mitsuki melambaikan tangannya ke arah Geto sebelum berbalik badan dan meninggalkan pria itu.
"Jaga dirimu baik-baik." Ujar Geto menatap Mitsuki yang berjalan menjauh darinya
.
.
.
.
.
𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐂𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞
(っ◔◡◔)っ ♥ Thank you for Reading! ♥
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top