2.4

Ruth segera dibawa dikamar tidur di rumah arata.

Kuro membaringkan tubuh ruth di atas ranjang. Sementara kash membawa p3k dan mengobati luka luka di tubuh ruth.

Arata memegang pundak kuro. "Arata.... Ingin bertanya sesuatu kuro san"

Kuro mengangguk. Mereka berdua menuju ke ruang keluarga. Senyap dan gelap di ruangan itu. Arata tersenyum. "Maaf kuro san, arata belum membayar listrik"

Kuro mengangguk kembali. Seperti biasa apapun perkataan orang yang di anggapnya tidak penting untuk di jawab memakai mulut, dia akan memakai gerakan kepalanya saja.

Arata tersenyum manis, dia memegang pundak kuro "Kuro......san? Apa kau besok sibuk?"

"Hm? Tidak" kuro menjawabnya dengan tegas dan tidak ragu ragu.

"Bisakah kuro-san pergi kesekolahan kashu? Menggantikan ku sementara karena aku cukup. Sangat, SANGAT sibuk"

"Hm... baiklah" kuro mengangguk. Tapi ada satu hal yang membuatnya kebingungan, Kashu..... Masih Sekolah?

.........

Kuro terbeku. Di depan gerbang masuk Smpn GrowtaMine. Dalam pikiran kuro sangat berputar kata kata DIA MASIH SMP?! Tapi coba pikirkan saja kuro, anak setinggi 144cm itu mustahil jika sudah lulus ataupun kuliah, entahlah. Jika itu adalah seseorang yang kuro kenal, aku rasa tidak kaget jika tingginya hanya 150cm di umur 25 tahun.

Dengan langkah berat, kuro menginjakkan kakinya ke tanah sekolahan ini.

Hm? Kurasa...... Tanahnya biasa saja, kuro adalah seorang mahasiswa semester 4 yang telah mengerjakan skripsi Tugas akhirnya. Bulan depan dia akan lulus. Sementara adiknya, shia. Ya dia putus sekolah, karena setiap sekolah dia hanya datang dan pergi tanpa mengerti apa yang guru terangkan.

Kuro berjalan menuju kelas kashu, sebelumnya. Arata memberitahunya, kelas kashu ada di 1-7. Itu artinya, kashu berada di kelas anak anak bodoh dan kelas terpojok. Kuro tidak memperdulikan itu. Dia juga datang ke sekolahan kashu, dengan berpakaian layaknya dia ada di lingkungan liar. Tapi lebih sopan dengan memakai celana yang tidak sobek.

Kuro mengarahkan pandangannya ke kelas 1-1. Kelasnya cukup Tenang dan nyaman. Tak berbeda dengan kelas 1-2 sampai 1-5, kelas mereka cukup untuk di bilang "Nyaman Belajar". Tapi saat melewati kelas 1-6, sangat terlihat kumuh dan sangat tidak layak untuk di sebut kelas. Apalagi saat dia sampai di kelas 1-7, Sangat. Ah, sebutan untuk kelas ini bukan buruk atau kumuh lagi, tapi hancur. Sangat kotor, berada di dekat sungai penuh limbah dan udaranya tidak bisa di sebut sehat.

Kashu terlihat santai duduk disana, kuro pikir lagi. Kashu pernah menghitung kembalian seorang pembeli di kafe tanpa kalkulator pun dia bisa, tapi mengapa dia masuk ke kelas seperti ini? Apa jangan bilang, jika orang yang memiliki dompet tebal akan berkuasa? Apa itu sistem sekolah ini?

Kuro memikirkan banyak hal di depan pintu kelas 1-7. Kashu yang sadar dengan kedatangan kuro, langsung menghampiri kuro. Kashu tidak memukulnya atau memanggil keras atau berteriak. Dia langsung melompat dan memeluk kuro. "Tak ku sangka. Kamu akan datang" bisik kashu di telinga kuro.

Kuro mengangguk.

Tapi di samping anggukannya, kuro melihat tatapan banyak orang terhadap hal yang di lakukan kashu terhadapnya. Tatapan menjijikkan dan mengira hal yang tidak tidak. Akhirnya kuro menghilangkan pandangan orang orang dengan menurunkan kashu.

Kuro bertanya tentang dimana mereka akan duduk dan kashu menyeret tangan kuro. Tapi, sebelum duduk tenang. Kuro mendengar salah satu ucapan dari seorang wali murid yang duduk di depan kursi kashu "Anak itu... kembali membawa om om? Dasar Pelacur". Hampir membuat kuro tidak bisa duduk tenang, kashu tersenyum dan memegang tangan kuro. Dia menggerakkan kepalanya, tatapannya seperti mengatakan "Tidak Perlu di pikirkan".

Kuro mengangguk.


...........

Akhirnya Rapat Selesai, susunan jadwal 1 tahun dan lainnya sudha di jelaskan oleh wali kelas. Kuro dan kashu hendak pulang, tapi lagi lagi di jalan menuju gerbang. Ada lagiiiiii, seorang anak, kurasa seumuran dengan kashu. Dia mendatangi kashu dan langsung memaki maki kashu

"APA LAGI INI? OM BARU LAGI? GAK CUKUP TUH OM YANG KACAMATAAN KEMAREN? PELACUR AHAHAHAHA"

"Lebih baik jangan ikut campur urusanku" jawab kashu

Anak itu melirik ke kuro dan berkata dengan keras "OM JANGAN SAMA DIA OM. PUNYA DIA UDAH LONGGAR WKWKWK. UDAH GAK PERAWAN DIA"

Kuro terdiam, dia melirik kashu. Dan tidak merespon apapun bahkan mendengar pun tidak.

Anak itu langsung di datangi oleh banyak temannya. Bahkan temannya langsung mengadu yang aneh aneh kepada kuro, tak lupa mencaci maki kashu.

Setelah cukup lama, salah satu dari mereka menarik kashu paksa "IKUT KAMI! KAU AKAN MENERIMANYA LAGI"

Yang awalnya ekspresi kashu biasa saja, tiba tiba kashu menangis, dia mencoba melepaskan.

Kashu berteriak "DAKI KADAL BANTUIN AKU"

Kuro langsung mendekap kashu di tangan kirinya dan berbisik dengan nada rendah "Jaga Kesopananmu Dengan Kakak tingkatmu"

Kuro baru sadar, ternyata kashu sedang menangis. Akhirnya dia menatap anak anak di depannya. Tatapan kuro seperti berkata "Hm"

Anak anak itu langsung berlari menjauhi mereka.

Kuro terdiam, dia berbisik lagi ke kashu "Jadi apa bantuan arata yang diberikan kepadamu?"

Kashu berhenti menangis "Menghentikan pembullyan terhadapku"

Kuro menyipitkan matanya. TUNGGU. Jangan bilang, alasanku datang kesini.... menggantikannya? Karena? HEEEEE........

Kashu memandang kuro "Kau sendiri? Apa yang dia berikan?"

Kuro "hm... dia memberikan...























Sebuah Kebebasan"


To be ConTinue







































Halo gaed ini beberapa art ya. Ini pas kashu pake baju sekolahnya.


Dah itu ae :v

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top