Bab 8 Pesta Pertunangan
Sebulan setelah pertemuan keluarga Yusuf Akbar dengan keluarga besar Kournikov, maka pesta pertunangan pun dihelat dengan cukup mewah. Ballroom hotel Mulia menjadi tempat pilihan kedua keluarga terpandang itu untuk mengadakan pesta pertunangan, yang dihadiri kolega dari kedua keluarga. Pesta ini lebih mirip resepsi pernikahan daripada pesta pertunangan, terlihat dari para tamu yang berdatangan berasal dari kalangan terpandang pengusaha dan pejabat dinegeri ini, beberapa selebritis terlihat juga diacara ini, bahkan para pencari berita terlihat mengerubungi di luar ballroom hotel. Meliput berita mengenai pertunangan para pewaris dua perusahaan terbesar di negeri ini.
"Tak salah ke engagement party se-glamour ini?" Syah tak berhenti mengagumi sekeliling ruangan yang tampak sangat indah juga mewah.
"Orang kaya mah, sah aja mau ngelakuin apa pun," sahut Yaya.
Mereka berdua juga Putra tentu saja diundang khusus oleh Eleanor untuk menghadiri pesta ini, dan saat ini mereka sedang mendampingi Eleanor yang tengah gugup menghadapi prosesi acara.
"Inilah dia, Eleanor Kournikov. Cucu kesayangan Julian Kournikov yang menjadi ratu malam ini, gadis muda yang telah mencuri hati putra kesayangan Yusuf Akbar." Suara MC terdengar saat Eleanor menaiki stage dimana Nathaniel sudah ada di sana, menuntunnya menaiki tangga.
Pria dihadapannya sangat tampan dengan setelan jas mahal berwarna hitam dan dasi kupu-kupu merah marun, sementara Eleanor tampil cantik dengan gaun backless hitam bak wanita dewasa jauh dari kesehariannya sebagai remaja yang pecicilan.
"Tuan dan Nyonya Kournikov, apakah putri Anda mempunyai kembaran? Jika ada saya ingin berkenalan dengan wanita secantik dia," seloroh sang MC. Julian, Roberto dan Mariana tertawa diikuti para tamu undangan lainnya.
"Enggak ada ya, Tuan? Duuh, wajar aja kalau Abang Nathaniel Adlian Akbar ingin segera menandai gadis miliknya, karena saya saja yang baru pertama kali melihatnya langsung tersepona.. eh terpesona," lanjut sang MC, kembali membuat suasana jadi meriah.
"Kamu memang tampak cantik malam ini, El," bisik Nathaniel.
Eleanor tersenyum tersipu malu karena mendapat pujian di depan khalayak ramai seperti ini, Nathaniel merangkul pingggang ramping gadis itu lalu mengajaknya berjalan ke tengah panggung.
Lagi-lagi sang MC menggoda kedua pasangan itu,
"Duhh, gak usah dirangkul begitupun saya gak berani kok ngerebut Nona Eleanor, posesif amat sih Bang," selorohnya lagi yang membuat Nathaniel jadi tersenyum malu-malu.
Master Ceremony kali ini sukses membuat acara menjadi meriah dan Eleanor tidak terlalu tegang diacara besarnya. Kini mereka berdua berdiri saling berhadapan, ia memandang pria dihadapannya dengan segenap perasaan yang dimiliki. Orang bodoh pun tahu seperti apa tatapan yang gadis itu miliki untuk seorang Nathaniel, sayangnya pria yang dimaksud tertutup hatinya oleh cintanya yang lain.
"Kamu beneran beda malam ini, my princess. Cantik," puji Nathaniel
"Kemane aje bang, dari lahir aye udah cantik kok," Eleanor membalas dengan gayanya yang khas menutupi kegugupannya karena pujian dari orang yang dicintainya, sementara itu Nathaniel terkekeh mendengarnya dan mencubit gemas hidung mancung Eleanor yang sudah menjadi kebiasaanya.
"Serius, El. Penampilan kamu kayak gini bikin kamu terlihat lebih dewasa, cantik."
"Terimakasih pujiannya, Kakak juga ganteng banget hari ini," ucap El sambil tersenyum lebar.
"Ooo ... ooo ... Duuhhh kasian banget yang jomblo kayak saya harus melihat pemandangan lovey dovey seperti ini" Tiba-tiba sang MC menyelinap diantara mereka berdua, "Inget ya Babang Nathaniel dan Adek Eleanor cantik, selama statusnya masih tunangan belom boleh grepe-grepe ya. Nanti kalau udah dapet logo halal dari KUA, silahkan deh mau gaya apa aja boleh."
Seisi ruangan pun riuh tertawa,
"Mumpung masih tunangan, yang mau nikung, yukkk silahkan!" tambahnya lagi yang kemudian dihadiahi pelototan dari Eleanor dan Nathaniel, "Bercanda Bang, saya masih mau hidup. Maaf ya Bang." Lagi-lagi sang MC mendapat tepukan riuh dari para tamu.
Keluarga Yusuf Akbar dan Kournikov maju ke atas panggung. Yusuf Akbar dan Talita maju dan memberikan kotak beludru berisi sepasang cincin berlian untuk mereka kenakan.
"Sekali lagi saya mohon ijin kepada keluarga Kournikov, untuk menjadikan Eleanor Kournikov sebagai calon menantu keluarga kami. Mempersatukan mereka yang saling mencintai, dan semoga dapat menjaga kesucian cinta mereka sampai tiba saatnya disahkan oleh Tuhan," ucap Yusuf Akbar.
"Saya menerima Nathaniel Adlian Akbar untuk menjadi calon cucu menantu saya. Semoga ia dapat menjaga dan menyayangi permata hati kami dengan sebaik-baiknya, jangan pernah biarkan setetes airmata pun jatuh dari matanya yang indah selain airmata kebahagiaan."
Eleanor tertunduk sendu mendengar perkataan Yusuf Akbar dan kakeknya, seandainya ini bukan sandiwara sungguh sangat senang hatinya, ia menahan agar airmata yang membendung dipelupuk matanya agar tidak mengalir kepipinya. Lamunannya terhenti saat Nathaniel meraih tangannya dan menyematkan cincin berlian indah dijari manisnya, sungguh sempurna jika saja Nathaniel memasangkannya dengan penuh cinta untuk gadis di hadapannya.
"Kau tidak ingin memasangkannya untukku?" bisik Nathaniel
Eleanor kembali tersadar dari lamunannya, dan langsung mengambil cincin yang akan dikenakan Nathaniel lalu menyematkannya dijari manis pria itu. Nathaniel mengangkat dagu Eleanor, kedua tangannya mengusap airmata yang menggenang di kedua sudut mata indah gadis itu.
"Maafkan aku. Aku berjanji akan menjaga dan memperlakukanmu sebaik mungkin," bisik Nathaniel lagi lalu melabuhkan kecupan dikening gadis itu lama. Airmata Eleanora malah kembali mengalir, antara senang dan sedih yang hatinya rasakan. Kecupan lembut Nathaniel benar-benar mengobrak-abrik hati dan perasaanya.
"Dudududhh ... Gadis cantik saking senang dan bahagia, terharu meneteskan airmata," ujar si MC, "Awas Bang Nathaniel, nanti pulangnya dicegat para lelaki Kournikov loh. Kan katanya gak boleh bikin Eleanor menangis," seloroh MC yang disambut tawa para tamu.
"Oh iya ya," sahut Nathaniel polos dan kali ini MC-nya yang ikut tertawa.
"Mau tau caranya supaya Eleanor gak nangis lagi? Sini tak bisikkin," Sang MC mendekat lalu berbisik pelan ditelinga Nathaniel membuat Eleanor mengernyitkan dahinya penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.
Belum hilang tanda tanya dalam kepalanya, kini ia kembali dikagetkan atas perbuatan Nathaniel yang mencium bibirnya dihadapan orang banyak, walaupun hanya kecupan singkat tapi kembali membuat perasaanya berkecamuk seketika.
My first kiss
"Wuahhh ... wajah si cantik jadi merah kayak gitu. First kissnya ya?" celetuk sang MC yang menjadi biang keladi perasaanya makin bergejolak tak menentu. Dengan sigap ia memukul bahu Nathaniel kencang, menumpahkan kekesalan karena tindakan sembronono pria itu.
"Aaww ... kok di pukul sih El. Dia yang nyuruh," elak Nathaniel
"Kamu pun satu, mau-maunya di suruh sama dia. Ntar kalo ditayangin di TV ditegur KPI loh," balas Eleanor.
Serentak semua tamu pun tertawa mendengar kepolosan Eleanor, begitupun dengan Nathaniel yang langsung menarik gadis itu kedalam pelukannya.
"Maaf ya pemirsa terutama adek-adek emesh, don't try this at home hahahaha...," ucap si MC yang kemudian menutup acara dilanjutkan dengan acara hiburan dari penyanyi-penyanyi papan atas yang disediakan oleh kedua keluarga besar.
Nathaniel memegang tangan Eleanor dan menuntunnya menuruni panggung, banyak yang memberi selamat untuk mereka berdua. Keduanya terlihat sangat menikmati peran mereka masing-masing, senyum bahagia terpancar dari wajah keduanya. Nathaniel tak pernah melepas Eleanor jauh dari sisinya, menggenggam tangannya erat.
"Baby El.."
Eleanor cepat menoleh saat mendengar panggilan itu, matanya berbinar gembira, melepas genggaman tangan Nathaniel lalu bergerak ke arah pria yang memanggilnya lalu memeluknya erat.
"Kangennn... katanya Mas gak akan dateng."
"Itu karena Rocky yang terus mengoceh dan muncul dikantorku setiap hari setiap jam, memintaku untuk pulang bersamanya dan memberikan kejutan untuk adik tersayang."
Pria yang dipeluk Eleanor adalah kakak tertuanya, Ricky Roberto Kournikov. Si tampan yang cool dan pandai, pemimpin perusahaan surat kabar dan majalah terkenal dinegeri tetangga.
"El seneng banget kalian datang kesini. Mas Oky mana?"
Belum terjawab pertanyaan El, sepasang tangan besar melingkari tubuhnya dari belakang.
"Cantiknya adek Mas Oky, udah gak sabar aja dia pengen nikah muda," ucap Rocky.
Eleanor melepaskan pelukannya dan balas memeluk kakak keduanya dengan erat, pria yang memilki wajah identik dengan Ricky. Ricky dan Rocky adalah kembar, wajah tampan eksotis khas Asia mereka mewarisi wajah ayu Mariana, berbeda dengan Eleanor yang mewarisi lebih banyak gen Kaukasia papinya. Mereka berdua tinggal di Singapura mengurus bisnis keluarga mereka yang sudah sukses di sana, sesekali mereka bergantian saling mengunjungi melepas rindu.
"Selamat malam," Nathaniel menyela pertemuan kakak beradik itu.
Eleanor menepuk dahinya pelan karena terlupa mengenalkan pria itu kepada kedua kakak lelakinya. Selama ini Nathaniel memang tidak pernah bertemu langsung dengan kedua kakak Eleanor, hanya mendengar cerita betapa kedua pria itu sangat menyayangi dan mejaga adik perempuannya itu. Eleanor bergegas menarik tangan Nathaniel mendekat lalu memperkenalkannya kepada kedua kakaknya. Mereka saling berjabat tangan dan mengenalkan diri masing-masing, Rocky yang pembawaannya supel, tersenyum ramah kepada Nathaniel tapi tidak dengan Ricky, ia menelisik setiap gestur tubuh dan mimik wajah pria yang akan menjadi adik iparnya itu.
Tak lama, ketiga sahabat Eleanor pun datang mendekat setelah gadis itu memanggilnya mendekat.
"Putra... Ganteng banget pake setelan kayak gini. Duuhh, jadi naksir." Eleanora terpana saat melihat sahabat prianya itu datang ke acaranya dengan menggunakan setelan jas rapih. Ia terbiasa melihat Putra dengan tampilan kasual kaos dan celana pendek, jadi saat melihatnya berpakaian formal, gadis itu benar-benar terpesona.
Malam ini Putra datang sedikit terlambat karena harus mengikuti penyisihan turnamen basket, dan segera menuju ke tempat ini untuk menyenangkan hati Eleanor dan tentu saja untuk melihat pemandangan indah wanita di sampingnya, Kanaya.
"Dek, kamu udah punya tunangan masih aja muji cowok lain. Gak berubah kamu ini," celetuk Rocky, "Yang sabar ya, Nathan," lanjutnya lagi.
"Gak apa-apa Mas, dia boleh mengagumi dan memuji pria lain tapi saya bisa pastikan kalau hati dia memang untuk saya seorang," ucap Nathaniel sambil mengelus pelan rambut Eleanor.
Jleb
"Yang kamu katakan itu benar, sebanyak apapun pria tampan dihadapanku tapi hati ini belum bisa berpaling dari kamu," bisiknya dalam hati
Raut wajah Eleanora sempat terkejut dan menyendu tapi cepat-cepat ia sembunyikan dengan wajah riangnya, lalu merangkul lengan besar si kapten basket. Sayangnya beberapa mata menangkap ekspresinya itu.
"Gimana tadi? Menangkan?" tanya Eleanor menggebu
"Pasti dong, tapi perjalanan masih jauh untuk jadi juara."
"Tenang aja, lain kali aku sama temen-temen nonton dan kasih semangat supaya tim sekolah kita bisa menang. Aku, Yaya dan Syah akan jadi cheerleaders spesial kamu, dijamin pasti menang deh."
"Hahaha ... by the way, selamat ya atas pertunangannya. Jangan kecentilan lagi, kamu sudah ada yang punya sekarang," ucap Putra sambil mengusap kepala Eleanora dengan sayang, tapi matanya menatap tajam ke arah Nathaniel. Membuat beberapa orang mengernyitkan dahinya melihat kedekatan Eleanor dan seorang Putra Purwanto yang begitu akrab.
"Kalau sama kamu Kak Iel gak cemburu kok, kamukan sahabatku dari sejak pertama masuk sekolah. Iya kan Kak?"
Sementara itu Nathaniel hanya mengangguk dan tersenyum tipis, Ricky mengangkat sebelah alisnya menatap calon adik iparnya itu lalu kemudian beralih ke Putra.
"Bagaimana kakimu, Putra? Sudah tidak pernah sakit lagi?" tanya Ricky
"Sudah tidak pernah sakit sama sekali, Mas Ricky. Terimakasih atas bantuannya waktu itu."
"Its ok, ngeliat El kelimpungan minta tolong sama aku karena begitu khawatir sama kamu. Mau gak mau jadi ikutan khawatir, apapun aku lakukan supaya dia gak sedih seperti itu lagi."
"Gimana aku gak khawatir, Mas Iky. Kaki adalah harta berharga seorang pemain basket, jadi pas liat kaki dia engga bergerak karena kecelakaan itu, yang kepikiran sama aku cuma bawa berobat ke Singapura, tempat perawatan Mas Iky dulu pas patah tulang."
"Aku ngiranya kamu bakal tunangan sama Putra loh, Dek" celetuk Ricky sambil melihat ekspresi Nathaniel yang tengah memperhatikan interaksi Eleanor dan Putra.
"Putra udah ada yang punya, Mas. Dia itu seperti penggantinya Mas Iky, cuek dan cool tapi sebenarnya sangat perhatian. El nyaman sama dia."
"Wahh, kamu bisa bikin tunangan kamu cemburu baby," celetuk Rocky
Eleanor tersenyum lalu beralih merangkul erat lengan Nathaniel, "Kalau ini memang pria yang El cintai." Perkataan dan tatapannya tulus penuh cinta dari Eleanor untuk seorang Nathaniel.
Entahlah apa pria itu mampu merasakan ketulusan Eleanor, sedangkan mereka yang berada ditempat itu saja dapat merasakan betapa gadis itu mencintai pria yang menjadi tunangannya. Namun jauh dalam lubuk hati Nathaniel, ada sebuah rasa hangat disana. Ia tersenyum lalu mengecup puncak kepala Eleanor dengan lembut. Saling menikmati peran yang mereka pikir sandiwara, padahal itu murni berasal dari hati mereka yang terdalam.
Bersambung.
Gak pake makeup aja, wajahnya El cantik banget. apalagi klo didandanin.
Ini babang Nathan sama Uncle Diego yang bakal muncul di part selanjutnya. siapa yang lebih ganteng?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top