18. 17 Tahun, Pada Usia 14 Tahun
#SoL, Sainsfantasi
Prompt: Tokoh cerita kalian baru saja berulang tahun yang ke-17. Tanpa ia sadari, ketika usianya menginjak 17 tahun, maka semua pemerintahannya di hari itu akan terkabul. Namun, seperti kata pepatah, 'with great power comes great responsibility'.
***
Demam berkepanjangan mengusik Algi dari tidur. Saat telah terbangun, ia mendapati bagian selangkangan celana yang basah, kentara bahwa tubuhnya telah mengalami ejakulasi. Algi lantas berkaca pada cermin dan melihat ... wajahnya terlihat lebih tua!
"Enggak ..." Ia meneliti lebih detail, rahangnya yang tegas justru semakin memberi kesan kedewasaan. Namun, ia menggeleng pelan sambil kembali mengelak, "G-gak mungkin!"
Pekikan Algi sampai ke telinga sang Mama yang tengah berada di dapur. Ia beralih menuju kamar Algi. "Al, kamu baik-baik saja, kan?"tanyanya. Karena tak kunjung mendapat jawaban dari sang anak, ia kembali berkata, "Kalau sudah bangun, cepat mandi. Acara ulang tahunmu sebentar lagi dimulai, loh."
"I-iya, Ma," sahut Algi dengan tergugup. Ia dibuat terkejut ketika mendengar suaranya sendiri, dan belum terbiasa dengan nada yang agak terdengar berat ini.
Algi pun memutuskan untuk segera berbenah diri. Perubahan tubuh yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya, membuat lelaki itu seringkali terjatuh di kamar mandi. Terlebih, karena lantai terasa licin akibat sisa-sisa sabun dan aliran air.
Algi tidak begitu mengerti apa yang terjadi pada tubuhnya, semua menjadi seperti ini sejak ia kembali dari masa depan. Tak mau terus terpaku akan hal itu, ia segera ke ruang tengah yang dihiasi dengan tenda abu-abu. Pada sebuah meja bundar, ada kue tart dan beberapa kado ulang tahun.
Sebagai seorang pria, Algi agak sedikit malu mendapat perayaan ulang tahun. Ditambah lagi mengingat usianya terbilang sudah besar. Namun, sebagai anak semata wayang, ia selalu dimanjakan dengan berbagai hal oleh orang tuanya yang terbilang cukup mampu.
Sebuah musik elektronik mengalun, mengalihkan pria itu kepada berbagai macam pasangan dansa. Hingga ketika tiba saat Algi meniup lilin, Sila berkata, "Selamat 17 tahun, selamat menempuh akhir remaja.
Algi tidak tahu, harus dengan seperti apa menggambarkan perasaan di saat ia tidak sepenuhnya melewati masa remaja, tetapi justru sudah menginjak 17 tahun. Hanya saja, Algi cukup senang dengan perayaan ini. Ia beralih mengecup pipi Sila. "Makasih, Ma."
"Oke, Papa bakal mengabuli apa pun keinginanmu," ujar Diman memecah sesi melankolis di antara sepasang mama dan anak itu."
"Apa pun?" Algi mencoba memastikan, dan hal itu disambut dengan anggukan oleh sang empu. Tanpa pikir panjang, Algi kemudian berkata, "Aku ingin membuat Gianna bisa melihat lagi."
Sila lantas menyela, "Kamu yakin tidak meminta untuk dirimu?"
"Ya." Pikiran Algi menerawang jauh. "Papa dan Mama sudah memberikan segalanya buat Algi. "Cuma satu yang gak bisa kulakuan ... bertanggung jawab sepenuhnya karena kesalahanku di masa lalu," ungkap Algi sembari menatap netra mata orang tuanya dalam-dalam.
"Permintaan besar, dengan tanggung jawab besar, ya ...," gumam Diman. Kali ini, ialah yang mencoba memastikan, "Kamu tidak menyesal?"
Setelah satu kali mengembuskan napas kasar, Algi mengangguk setuju. Ia memang meminta hal ini bukan sekadar karena menyukai Gianna sebagai lawan jenis, tetapi ia merasa memang harus bertanggung jawab akan hal itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top