八 | HACHI

〈2025年 02月 08日〉

「DAY 8」
Buat cerita dengan genre berikut sesuai dengan bulan kelahiranmu :
"Bulan 11 Humor"

◉◉◉

Ini adalah kisah Gadis Hantu Belanda yang kesepian. Gadis Hantu itu tinggal di atap rumah yang terbengkalai sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Dia tidak ingat identitasnya sebelum menjadi hantu, juga tidak ingat bagaimana dia bisa mati. Hanya saja, dia ingat bahwa dirinya tergila-gila dengan kecantikan dan menggunakan pelet untuk memperindah dirinya.

Gadis Hantu itu setiap hari menangis tersedu-sedu, duduk di depan cermin yang rusak sambil menyisir rambut panjang sepinggangnya. Selain sedih, dia merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepalanya.

Suatu hari, tiga orang pemuda datang ke rumah tempat Gadis Hantu itu berada. Ini pertama kalinya setelah sekian tahun ada orang yang datang ke sini. Gadis Hantu itu begitu senang.

Dia segera merapikan penampilannya demi menyambut kedatangan tiga tamu itu. Akhirnya dia bisa bicara dengan manusia lagi!

"Ah, tempat ini banyak nyamuk!" Pemuda berambut kribo mengibas-ngibaskan tangannya di udara.

"Tempat ini dikelilingi rumput liar yang tinggi, aku malah heran jika tidak ada serangga sama-sekali." Pemuda berkacamata bulat membenarkan kacamatanya sambil mengarahkan senter ke depan membuka jalan.

"Ugh, kenapa aku harus ikut dengan kalian?" Pemuda terakhir berponi belah tengah dan berambut cokelat, matanya berwarna biru kusam dan gelap, membuatnya terlihat seperti abu-abu. Keseluruhan penampilannya seperti orang Belanda daripada Indonesia.

Gadis Hantu yang melihat itu semakin heboh.

Ada orang Belanda! Ada rasku!

Tanpa sadar, tubuhnya sudah menembus keluar dari tembok tempatnya mengintip, membuat tiga pemuda itu refleks menengok ke arahnya.

Benar, mereka semua bisa melihat sang Gadis Hantu yang melayang satu senti di atas tanah. Tubuhnya hanya kelihatan sampai pinggul, kakinya buram membuatnya terlihat seperti ekor yang mengerucut seperti milik Casper.

"Ha-ha-ha-hantu!" ujar pemuda berambut kribo.

Sebelum dia bereaksi, dia melihat pantulan senter yang dibawa pemuda berkacamata bergerak tak karuan seakan seperti tengah diputar-putar. Pemuda berambut kribo pun menengok ke belakangnya dan melihat dua temannya sudah berlari meninggalkannya sendirian.

"Teman kampret! Tunggu!"

Akhirnya pemuda berambut kribo itu ikut balik badan berlari, peduli setan dengan apa yang ada di belakangnya. Dia tidak mau tahu. Membayangkannya saja membuat bulu kuduk di seluruh tubuhnya berdiri.

Setelah berlari kembali ke mobil, ketiga pemudanya itu ngos-ngosan duduk di jok masing-masing. Tidak ada yang bicara, wajah mereka semuanya pucat, masih belum bisa memproses apa yang baru saja dilihatnya.

"Ba-bagaimana kalau kita pulang saja?" tanya pemuda berwajah Belanda dengan nada pelan.

Kedua temannya mengangguk sambil menelan ludah. Mereka saat ini hanya ingin menjauh dari rumah terbengkalai itu secepatnya. Akhirnya, mereka bertiga pun pulang.

Setelah mobil terparkir rapi dan dimatikan, masih tidak ada yang bicara sama-sekali. Selama beberapa detik mereka hanya diam.

Sampai, seseorang berbicara.

"Hihi, kalian tidak mau turun?"

Eh?

Ketiga pemuda itu menengok ke sumber suara di jok ketiga paling belakang. Gadis Hantu yang mereka lihat, tersenyum dengan seperempat wajah yang rusak dan dipenuhi darah, tetapi dia tertawa imut seakan dirinya adalah makhluk paling manis sedunia.

◉◉◉


Day 8 done!

Gabisa bikin humor diriku :"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top