二 | NI
〈2025年 02月 02日〉
「DAY 2」
Buka Chatgpt. Buat percakapan baru, ketikkan, "Aku ingin menulis sebuah cerita pendek. Berikan aku sebuah prompt yang menarik!" Buatlah cerita dengan prompt yang diberikan.
Screenshot :
◉◉◉
「17+ | Supranatural-Psychological」
Warning : This might content suicidal act.
"Lui, lihat ini."
Aku baru keluar dari kamar mandi saat Isabelle memanggilku dari ruang bersantai. Aku hendak menolaknya karena pinggang hanya dibalut handuk putih, tapi kubatalkan niatku setelah melihat ekspresi Isabelle yang dingin dan serius.
Biasanya Isabelle selalu tersenyum dan ramah pada semua orang, sikapnya selalu tenang dan suka menikmati waktu sendirian. Saat ekspresinya menjadi serius, artinya ada situasi yang benar-benar buruk.
Akhirnya, dengan tubuh setengah telanjang dan rambut yang masih basah kuyup, aku berjalan mendekati Isabelle.
"Ada apa?" tanyaku.
Isabelle menyodorkanku diary yang biasa ia tulis. Aku mengernyit, meskipun Isabelle tidak pernah melarangku untuk mengintip diary miliknya, tapi aku menghargai privasi kakakku, dia juga menghargai privasiku.
Aku sempat curiga Isabelle ingin mengetes diriku, tapi kecurigaan itu segera buyar saat aku melihat tulisan yang terpampang :
TOLONG
KAMI #### DALAM ####
SETIAP #### INGAT## #### AK## ###
- LOUISE -
"Apa-apaan ini ...?"
Aku menatap Isabelle bingung, seseorang menulis surat SOS di diary kakakku, dan pelakunya adalah ... aku?
Omong kosong! Aku tidak pernah menyentuh buku Isabelle apalagi menulis di dalamnya untuk melakukan prank seperti ini.
"Setidaknya untuk sekarang, aku percaya ini bukan ulahmu. Tapi, tulisan ini sama persis dengan tulisanmu." Isabelle menyadari ekspresiku, ia menjelaskan pendapatnya dengan tenang. "Kemungkinan paling masuk akal hanyalah ada seseorang yang meniru gaya tulisanmu untuk membuat pesan ini. Menurutmu apa tujuannya?"
Aku menyentuh dagu berpikir, menatap tulisan yang dibuat seperti coretan itu dengan serius. Lekukan hurufnya memang persis seperti tulisan tanganku, dan aku menyadari kondisi mental orang yang menulis ini sepertinya tidak baik-baik saja. Tulisannya penuh penekanan sampai kertasnya nyaris robek, seakan dia ingin perasaannya tersampaikan pada orang yang membacanya.
"Pertanyaan utama dalam hal ini adalah kenapa dia memilih identitasku untuk menyampaikan pesannya? Kenapa dia menggunakan bukumu? Dan kapan dia melakukannya?"
"Di malam hari saat kita semua tidur," jawab Isabelle ikut merenung, "saat aku terbangun, buku diaryku sudah terbuka di halaman ini. Tapi, aku tidak melihat adanya jejak penyusup yang menerobos rumah. Kunci pintu aman, jendela tidak ada yang rusak, cerobong asap rapi."
"Bagaimana kalau dia menggunakan identitas kita karena tahu kita bukan berasal dari desa ini? Hanya itu satu-satunya keunikan yang kita punya," lanjutku.
"Maksudmu, orang ini tahu identitas asli kita?"
Aku memejamkan mata mengangguk. Kami terlahir dengan kekuatan supranatural, aku bisa berteleportasi menggunakan dunia astral, Isabelle bisa menjadikan dirinya transparan dan membuat salinan dirinya sendiri. Masalahnya, di desa ini tidak ada yang tahu soal kemampuan kami.
Desa tempat kami tinggal sekarang diselimuti oleh kabut tebal yang mengisolasi dari dunia luar. Kabut itu bukanlah kabut biasa, melainkan kabut supranatural. Tapi, orang di desa ini rata-rata hanyalah orang biasa, kecuali pemilik bar dan pendeta yang kami curigai diam-diam membuat sekte sesat.
Terutama, banyak orang hilang belakangan ini.
Aku dan Isabelle memutuskan untuk bergantian menginvestasi orang-orang desa. Kami tidak menemukan banyak kejanggalan pada orang-orang desa. Olivia, nenek berumur 70 tahun yang suka berkebun dan berbagi homemade cookies dengan anak-anak, setiap harinya melakukan aktivitas dengan normal.
Ben dan Jane, sepasang suami istri muda yang tengah mengandung anak pertama mereka juga terlihat normal. Gery, Sam, dan Lisa, anak remaja yang lebih mudah dua tiga tahun dariku setiap harinya bermain di sekitaran desa. Bahkan Fred si penjaga bar, dan Hermes kepala pendeta tidak memberikan gerak-gerik mencurigakan.
Aku baru pulang saat matahari mulai tenggelam, tidak mendapatkan hasil, berdiskusi dengan Isabelle sambil makan malam, lalu tidur.
Besoknya, Isabelle pergi, aku yang menjaga rumah. Setengah hari berjalan, ada orang asing yang bertamu ke rumahku. Seorang pria berambut cokelat bernama Dave, mengaku adalah detektif yang menyelidiki kejadian supranatural. Ia datang ke sini karena mendapatkan surat permintaan tolong dariku.
Lagi-lagi hal ini ....
Aku menatapnya tidak ramah, merasa terancam karena orang sepertinya biasanya menangkap orang-orang berkemampuan seperti kami. Itu juga alasanku dan Isabelle tinggal di desa ini, karena tempat ini sulit ditemukan bagi dunia luar.
"Tenanglah, Nak. Aku datang hanya untuk membantu. Aku tidak peduli asal-usulmu dan kakakmu."
Sebelah mataku berkedut, Dave jelas tahu identitas kami, tapi dia tidak terlihat ingin menangkap kami. Masih dengan kewaspadaan yang tinggi, akhirnya aku mempersilakan pria itu masuk dan mengobrol di dalam.
"Coba lihat surat ini. Aku menerima surat ini tiga hari lalu."
Dave menyodorkanku surat yang dia terima. Tanggal surat dikirim adalah tanggal hari ini, tapi Dave menerimanya tiga hari lalu ....
Aku menatap Dave skeptis, meskipun aku sudah bergelut dengan dunia supranatural sejak kecil, tetapi hal ini sangat tidak masuk akal. Omong-omong, isi suratnya sama seperti pesan SOS yang tertulis di diary Isabelle.
"Aku mau berdiskusi dengan Isabelle terlebih dahulu."
"Kalau begitu, sambil menunggu, ceritakan padaku kejadian aneh pertama yang kau alami hingga sekarang."
Aku menceritakan awal mulai penemuan pesan SOS pada diary Isabelle. Lalu mulai menyelidiki orang-orang desa yang tidak membuahkan hasil. Tapi, kami menemukan beberapa kejanggalan yang terjadi di desa.
Orang-orang yang hilang setiap sebulan sekali, juga pendeta dan penjaga bar yang mencurigakan. Seusai bercerita, Isabelle akhirnya pulang dan memberikan berita baru yang mengejutkan.
"Wanita yang terasa ... familiar menyelipkan ini di kantung celanaku."
Isabelle memberikan kertas kusut yang sudah ia buka. Isinya membuatku dan Dave tercengang.
HANYA LOUISE YANG BISA MENGINGAT SEGALANYA
Hanya aku yang bisa mengingat segalanya ....
Dave dan Isabelle memberikan tatapan menusuk padaku.
"A-aku benar-benar tidak tahu!"
"Sepertinya apa yang terjadi di desa ini berhubungan erat denganmu." Dave menyatakan pendapatnya.
Aku menengok Isabelle, yang terlihat mengangguk-angguk setuju. "Dan semua tulisan ini ditulis olehmu."
"Lalu bagaimana caranya aku mendapatkan kembali ingatanku?"
"Wanita itu bilang kita harus melihat bulan malam hari ini."
Malamnya, kami bertiga memanjat ke atap rumah untuk melihat bulan.
"Tanggal berapa sekarang?" tanyaku.
"Tujuh belas Maret."
"Huh? Bukankah seharusnya sekarang bulan sabit?" Dave berkomentar dengan heran.
Aku dan Isabelle menyadari hal yang sama. Seharusnya pada bulan Maret tanggal 17 tahun ini, bulannya berbentuk sabit. Tapi, bulan yang kami lihat saat ini berbentuk purnama.
Tiba-tiba, kepalaku terasa sangat amat sakit. Seakan ada gong yang dibunyikan di samping kepalaku.
"Argh!"
"Lui!"
Isabelle dan Dave refleks menahan tubuhku yang hendak tumbang. Dalam tiga detik, berbagai macam ingatan yang hilang mulai kembali satu per satu membuat kesadaranku menipis.
Aku ingat apa yang terjadi ... Aku menggertakkan gigi menahan sakit. Kami mengalami timeloop--tidak, lebih tepatnya kami lupa ingatan setiap bangun pagi. Sudah berapa lama kami mengulang hari yang sama?
Tiga bulan? Enam bulan?
Pelakunya adalah Hermes. Dia menyegel ingatan semua orang di desa. Menggunakanku dan Isabelle sebagai bahan bakar energinya. Kemudian Ben si penjaga bar, menculik banyak orang desa dan membunuhnya, menyebabkan kasus orang hilang.
Lalu Isabelle ... Isabelle sudah mati dua bulan lalu.
Tubuh yang berdiri di sampingku saat ini hanyalah salinannya yang tidak akan hilang selama tubuh Isabelle tidak hancur. Hermes menyembunyikan tubuhnya di gereja.
Hermes melakukan semua ini hanya untuk mendapatkan kekuatan dari Iblis Waktu.
Aku, dibantu oleh Gwen, wanita asing yang memberikan Isabelle surat. Membuat rencana untuk mengembalikan ingatanku dengan memberi banyak petunjuk dan kejanggalan. Aku mengirim surat pada detektif yang menggeluti dunia supranatural. Aku juga menulis pesan dalam diary, yang sayangnya tidak utuh.
Keutuhan pesan dalam diary memudar karena nampaknya rumah kami sempat bocor saat hujan, menyebabkan sebagian kata hilang. Isi suratnya utuhnya seperti ini :
TOLONG
KAMI TERJEBAK DALAM PENGULANGAN WAKTU
SETIAP HARI INGATAN KAMI AKAN DIHAPUS
- LOUISE -
Makannya Gwen turun tangan dan memberikan arahan terkahir pada salinan Isabelle. Saat aku menerima banyak kejanggalan, ingatanku akan bangun dengan sendirinya.
"Haha ...."
Aku mendorong Dave dan Isabelle kasar, agak sempoyongan berusaha berdiri sendiri. Pantas saja buku diary Isabelle kusam. Sudah berbulan-bulan Isabelle tidak menyentuhnya. Pantas saja aku menulis pesan SOS dengan penuh emosi, saat itu aku masih berduka atas kepergian Isabelle. Satu-satunya kakak dan keluarga yang kupunya ....
Dan semua orang desa yang mati juga salahku ....
Aku merunduk mencengkeram wajahku.
"Louise, ada apa--"
Aku segera berbalik badan, tanpa aba-aba mengambil pistol yang tergantung di celana Dave. Kemudian berteleportasi ke dunia astral.
Mungkin ini bukanlah cara paling baik. Tapi setidaknya ini cara paling cepat untuk mengakhiri semua ini.
Di tengah-tengah dunia astral hampa yang dipenuhi kabut putih. Aku berdiri, menggenggam pistol dengan kedua tangan, mengarahkannya pada bawah daguku.
Semua ini berawal dariku. Maka aku juga yang harus mengakhirinya. Aku memejamkan mataku, tanpa sadar air mata sudah mengalir di pipiku. Isabelle ... maafkan aku ... Dengan menggertakkan gigi, aku menarik pelatuk pistol itu tanpa ragu.
Bang!
END OF DAY 2
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top