九 | KYUU
〈2025年 02月 09日〉
「DAY 9」
Akhiri cerita kalian hari ini dengan kalimat,
"Dengan selembar kertas di tangan, aku berhasil mengakhirinya."
◉◉◉
Akarui Kami ( 明るい紙 ) adalah nama melegenda di dunia supranatural, yang memiliki arti "kertas terang" atau "kertas bercahaya". Kertas itu bisa mewujudkan apa pun yang kita tulis di atasnya. Tidak peduli jika yang ditulis adalah pengiriman kutukan atau permintaan permohonan. Akarui Kami akan mewujudkan semuanya asal bukan perubahan besar yang melibatkan ruang dan waktu.
Jika kau meminta untuk mengubah masa lalu, permintaanmu akan dianggap null. Tapi, jika kau ingin pergi ke masa lalu, maka Akarui Kami akan mengabulkannya. Dengan catatan hanya jiwamu yang terkirim dan bereinkarnasi, tetapi Akarui Kami akan tertinggal di masa ini.
Belakangan ini, komunitas Indigo di Yokohama tengah ramai membicarakan Akarui Kami. Kertas ini untuk pertama kalinya setelah satu abad, muncul kembali. Tidak ada yang tahu persis proses pembuatannya bagaimana, tapi biasanya, saat Akarui Kami turun ke bumi, itu tandanya langit tempat singgah para Dewa tengah terbuka, dan malaikat sibuk berkeliaran di bumi.
Biasanya, di rentang waktu ini, langit akan terlihat lebih berwarna. Warna ungu di pagi buta akan terlihat lebih pekat, juga biru di siang hari, juga oranye di sore hari. Aurora akan membentang di seluruh langit pada malam hari, bintang jatuh terlihat lebih jelas dan ramai.
Di sisi lain, aktivitas supranatural juga akan meningkat drastis dan menyebabkan Wabah Supranatural di seluruh dunia. Wabah ini sebenarnya tidak mematikan, dan biasanya hanya memengaruhi orang yang sensitif seperti Indigo, sedangkan manusia biasa tanpa aura indigo tidak akan terpengaruh.
Namun, tahun ini berbeda, karena Wabah Supranatural berevolusi dengan virus sains. Membuatnya menjadi sangat mematikan, karena manusia belum pernah menemukan penawarnya, ini adalah virus baru yang asing dan ganas.
Menyerang manusia biasa maupun Indigo, membuat tubuh mereka demam tinggi hingga kejang-kejang, dan mencemari jiwa mereka. Persentase kematian saat terkena virus ini nyaris 100%.
Aku menatap ibuku yang terbaring lemah dari balik kaca, bahkan aku tidak boleh mendekat dan hanya boleh menatapnya dari jauh. Selang infus dan oksigen dipasang di mulut dan tangannya, indikator jantung mendeteksi detak jantung yang amat lemah.
Aku mengepal kedua tanganku, aku harus mendapatkan Akarui Kami itu! Aku yakin banyak Indigo di seluruh dunia menginginkan hal yang sama denganku, tetapi niat dan prioritas kami berbeda. Aku tidak ingin memercayakan Akarui Kami pada orang asing, jadi harus aku yang mendapatkan benda itu.
Aku pergi mendaki bukit tertinggi di daerahku. Akarui Kami bisa turun di manapun di bumi ini, tapi kita hanya bisa mengambilnya di dunia supranatural. Karena dunia supranatural tidak terikat ruang dan waktu. Di daerahku, gerbang supranatural yang terbuka lebar dan bisa dimasuki dengan mudah adalah portal di bukit ini.
Aku mendeteksi keberadaan manusia lain di sekitarku, sepertinya pencarian ini akan ditaburi pertarungan. Aku mengeluarkan ofuda dari kantung celana, mengalirkan energi supranaturalku pada kertas itu. Dan menghilangkan hawa keberadaanku sampai serangga di sekitarku pun tidak bisa mendeteksinya.
Sebisa dan seefektif mungkin, aku harus mendapatkan Akarui Kami secepatnya. Kalau tidak ibuku akan ....
Aku menggertakkan gigi, berlari saat ada bola api yang mengincarku. Serangan otomatis yang bisa mendeteksi target transparan sekalipun. Dampak serangannya tidak besar, namun posisiku bisa terdeteksi dengan mudah.
Aku mengarahkan tanganku pada bola api itu, dan menyapunya ke samping. Bola api itu ikut berbelok mengincar orang lain. Aku kembali melanjutkan perjalan dengan terbang, dua sayap hitam ilusif tumbuh di punggungku, aku melayang sepuluh senti di atas tanah, bergerak secepat jaguar berlari.
Di depan, aku melihat ada portal seperti pusaran air berwarna emas gelap. Banyak makhluk astral keluar masuk lewat sana. Aku tidak peduli dan menerobos semuanya.
Wush!
Tubuhku melesat melewati portal. Di dalam, keadaannya jauh lebih kacau daripada di luar. Makhluk astral berbagai macam bentuk mondar-mandir seperti di pasar, di kejauhan kabut, banyak mata memantau ke arah portal, penasaran dengan siapa yang akan datang. Para Indigo dari seluruh dunia bertarung satu sama lain sengit.
Berhubung keberadaanku sangat samar, aku menyelinap melewati pertarungan itu. Ugh ... jiwaku mulai lelah, aku tipe Indigo yang energinya mudah terkuras, meskipun berbakat, kalau energi mudah terserap akan jadi percuma. Berkali-kali ibuku memperingati soal ini. Tapi, peduli setan, aku tidak mau diam saja dan membiarkan ibu mati disaat aku seharusnya mencoba untuk bertindak.
Penyesalan seumur hidup lebih kejam daripada kematian itu sendiri.
Setelah menyusuri dunia astral tak berujung yang dipenuhi kabut ilusif, aku akhirnya tiba di pohon tua yang bersinar berwarna emas, itu dia! Akarui Kami ada di pohon itu! Dalam hati aku berseru.
Tanda bahwa sesuatu tengah dirasuki Akarui Kami adalah terlihat sinar emas yang melapisinya. Pohon itu dilapisi sinar emas seakan dia adalah pohon keramat yang bisa mengabulkan permintaan.
Tanpa ragu aku mendekat, tetapi akar pohon itu bergerak memecutku hingga terpental dan berguling berkali-kali di tanah. Luka menganga lebar di dadaku, darah merembes mengotori pakaianku.
Alisku mengkerut sambil meringis, aku kembali bangkit dengan tekad yang lebih kuat. Kembali mengeluarkan ofudo baru, mengalirkan lebih banyak energi dan memperkuat tubuh supranaturalku.
Seluruh tubuhku bertransformasi menjadi seperti monster, tanganku memanjang, tumbuh buntut panjang seperti buntut iblis di pantatku. Juga dua tanduk di kepalaku. Seluruh mataku berubah menjadi hitam pekat.
Aku memasang kuda-kuda untuk berlari, dan menancap gas, melesat secepat kilat. Pohon itu bereaksi, tapi gerakannya lebih lambat dariku, sehingga dia tidak bisa melukaiku lagi. Aku memutari pohon itu sambil menghindar, mencari keberadaan Akarui Kami.
Ketemu!
Di salah satu batangnya, Akarui Kami yang berbentuk seperti selembar kertas bercahaya menyangkut di sana. Tanganku terulur segera meraih kertas itu.
Dapat!
Aku segera menjauh sejauh mungkin dari lokasi, pergi ke tempat di mana tidak ada manusia satu pun.
Aku langsung menulis keinginanku di kertas itu, hanya ada tiga kesempatan, tidak boleh ada kesalahan atau bencana yang lebih besar akan terjadi.
Permintaan pertama : Hilangkan segala jenis wabah saat ini dan yang berpotensi mewabah hingga 100 tahun ke depan.
Permintaan kedua : Selamatkan ibuku.
Permintaan ketiga : Buat semua orang lupa akan kejadian hari ini, Akarui Kami, dan wabah ini.
Tepat setelah tiga permintaan ditulis, sinar kertas itu semakin terang dan terang, hingga aku menutup kedua mataku rapat-rapat. Seakan, sinar itu akan terus bertambah hingga menyelimuti seluruh dunia.
Beberapa detik kemudian, sinar kembali meredup. Aku membuka mataku menatap Akarui Kami, kertas itu kini tidak lagi bersinar. Saat Akarui Kami berhenti bersinar, berarti permintaanku telah dikabulkan tanpa terkecuali.
Aku berhasil ...?
Haha, aku berhasil ....
Aku mengambil Akarui Kami yang tergeletak di tanah, dengan perasaan campur aduk yang didominasi rasa lega, aku tersenyum tipis dan tumbang ke tanah. Sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya, aku berkata, "Dengan selembar kertas di tangan, aku berhasil mengakhirinya."
◉◉◉
DAY 9 END
Wah, nyampe 1000 kata ternyata wkwkw
Kuat juga diriku--
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top