Nightmare? Vision?
Pria itu masih menatap beberapa barang yang ia terima. Dari mainan bebek, patung kitsune mini, aneka makanan, gantungan kunci berbentuk omamori dengan motif laut, dan...sake? Ah yang satu ini ia yakin pasti bukan untukknya.
"Aku tak tahu apa yang kau suka. Jadi aku beli saja semua" kata wanita bersurai emas itu canggung.
Pria itu tertawa kecil. Baginya bahkan tak perlu hadiah, keberadaan wanita itu pulang dengan selamat saja dari perjalanan itu sudah cukup.
"Eh...terima kasih" katanya. Tampak raut wajah senang di wajahnya.
Namun walau begitu, entah kenapa wanita itu menangkap ekspresi lain dari pria itu. Ekspresi...kesakitan?
"Kau baik-baik saja?" Tanya wanita itu khawatir. Menempelkan tangannya ke wajah pucat di depannya. Ah...lagi-lagi wajah itu dingin. Apa sepeninggalannya pria bersurai putih ini terus menahan sakit sendirian?
Seharusnya ia tak meninggalkannya. Tapi pria itu memintanya karena katanya ia sesekali perlu sosialisasi dengan dunia luar.
"Aku baik...aku baik Yanagi-san." Katanya memasang senyum terbaiknya. Senyum yang memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja.
"Hanya saja aku barusan mimpi buruk" katanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Mimpi buruk?" Tanyanya khawatir. Karena ia tau akhir-akhir ini pria itu sering mimpi buruk.
"Hum...mimpi yang aneh" katanya membuka cemilannya.
"Ku ada di tepi laut. Aku bisa melihat Toori besar di tengah laut. Sepertinya ada pulau disana. Aku tengah berlari dikejar makhluk hitam" dia menggigit taiyakinya.
"Kata-kata mereka terngiang jelas di benakku. 'Bunuh bunuh dia demi jadi yang terkuat. Kita harus memakannya'" lanjutnya menatap langit.
"Setelah itu semuanya merah. Aku bisa melihat genangan darah di kakiku. Orang-orang hitam itu mati dibawah kakiku. Perlahan semuanya dipenuhi asap hitam"
"Mimpi yang aneh..." Gumamnya menghela nafas panjang. Lalu menatap wanita bersurai emas yang omong-omong sekarang tampak terdiam.
"...Yanagi-san?" Tanya heran.
"Ah...Ada apa? Maaf aku melamun" kata wanita menggeleng pelan.
"Ada masalah kah?" Tanyanya heran.
"Tidak tidak. Aku mau memberi sake ke Tanuki-sama dulu" katanya beranjak pergi tampak terburu-buru.
Yanagi hanya menghela nafas panjang saat meninggalkannya. Mimpi buruk? Cerita itu terdengar familiar. Terlalu familiar baginya.
Apa itu lebih tepatnya sebuah penglihatan dari masa silam?
=====
Day 8 :Gantungan kunci, mimpi buruk, pulau
Duh bolong satu gegara wasted
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top