Hello Shadow
Dasar anak setan
Kata-kata itu menghantuinya setiap hari. Hanya karena dia tak bisa merasakan sakit. Hanya karena dia tak bisa menunjukkan perasaannya dengan benar sehingga dikira siluman. Ditambah matanya yang berbeda warna...
Rei hanya bisa memaklumi semuanya dalam diam.
Hal itu membuatnya memutuskan untuk menjadi seorang pengembara alih-alih menjadi bitsu seperti perintah orang tuanya yang lebih terdengar seperti kata terakhir orang tua yang ingin membuang anaknya. Dengan menjadi pengembara dia bisa lebih bebas menjadi dirinya sendiri.
Diri sendiri...itu seperti apa?
'Krak'
Kakinya salah melangkah membuatnya terpeleset dan berakhir jatuh ke jurang. Untungnya jurangnya tak terlalu dalam sehingga masih hidup. Hanya saja kedalamannya cukup membuat beberapa tulangnya sepertinya patah. Ia tak bisa bangun sekarang.
Ah...apa dia akan mati?
Rei hanya menatap rembulan diatas tanpa berkata sepatah kata pun. Tidak pula meraung kesakitan sama sekali. Sesungguhnya semua yang ia rasakan ini terasa sangat menyedihkan.
Tapi air matanya tak bisa keluar. Ia tak mengerti kenapa.
"Kau baik-baik saja?"
Pandangannya akan rembulan tertutupi. Terlihat seorang pria manis dengan topi jerami dan berpakaian serba hitam menatapnya.
"A..." Ia kesulitan mengeluarkan suaranya. Apa lehernya juga patah? Apa sebentar lagi dirinya akan mati?
Ia tahu, ia bisa merasakan pria kecil di depannya ini bukan manusia. Apa...apa dirinya akan dimakan?
"Kondisimu buruk sekali bung" kata pria itu kemudian jongkok. Lalu tubuhnya perlahan memanjang. Membentuk bayangan. Perlahan membungkusnya.
Ah...sepertinya ia akan dimakan...
Rei sudah pasrah dengan nasibnya sampai akhirnya ia menyadari darah tak lagi memenuhi mukanya, ia pun bisa merasakan tangan dan kakinya. Ia tak kesulitan menggerakkan tubuhnya ketika perlahan bayangan itu kembali memadat, kembali ke wujudnya sebagai pria bertopi jerami.
Rei mengenjapkan matanya berkali-kali. Ia tak dimakan melainkan diselamatkan? Kenapa.
"Bagaimana perasaanmu?"
"...lebih baik?" Kata Rei canggung.
Sebuah senyum lebar terukir di wajah pria manis itu. Senyum hangat yang entah kenapa tampak seperti bintang malam di mata Rei sekarang. Senyum paling tulus yang ia terima untuk pertama kalinya.
"Kenapa?"
"Kenapa kau menolongku?" Tanyanya penuh tanda tanya.
Sinar rembulan menyinari mereka berdua. Tampak pria manis itu sekali lagi hanya tersenyum.
"Kau tampak sepertiku"
"Sendirian dalam kehampaan hidup" katanya memeluk lutut.
"Ah...Apa karena aku hanya ingin ada yang menemaniku bicara hari ini? Makanya aku menolongmu? Entahlah" kekehnya tertawa kikuk.
"Yang jelas aku ingin menolongmu. Sesederhana itu" kayanya angkat bahu enteng.
"Kuil yang ku jaga tak jauh dari sini. Kau bisa beristirahat disana untuk malam ini, Manusia" katanya ramah tiba-tiba saja berdiri. Tanpa diminta tahu-tahu menggendong Rei yang masih bengong dengan kejadian yang ia alami hari ini. Membawanya pergi ke kuil yang ia ceritakan.
Hari itu adalah hari yang paling Rei ingin simpan di hatinya. Hari dimana ia punya seseorang yang benar-benar menerimanya apa adanya.
====
Day 19 : MV song
Aku ambil Oz punyanya Yama karena aku sayang mantuku Rei kayak aku sayang Bojji/gitu
Yep ini lagu ED 1 Ousama Ranking makanya mvnya Bojji ma Kage
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top