Rencana?

Karna gw sadar diri gw Up nya lama, jadi el bonusin buat kalian chapter terpuanjang, karna 2 eps jadi satu ygy

Mohon maafkan manusia satu ini oq

13494 Words

••_____________________________________••

"Jadi Liko, dialah yang akan menjadi lawanmu! " Ujar Raja Malik, kemudian Liko hanya mengagguk tegas seraya menyamakan posisinya dengan sang ayah

"behh lawannya gk kaleng kalenggg" Gumam [Name] yang menepuk kasar dahinya

"Anak kecil doang, kenapa? Lu takut [Name]?" Remeh Marvel yang meragukan kemampuan berpedang Liko

[Name] menatap datar manusiah di sebelahnya "Kalo lu kalah awas aja, gw ketawa paling depan! " Pekik [Name] yang tersulut emosi, dan hanya dibalas kekehan dari Marvel

"Lawan mu adalah putraku, Jika kau berhasil mengalahkannya, akan ku angkat kau sebagai muridku. Kau siap? " Celetuk Raja Malik, yang dapat merasakan bahwa Marvel meremehkan putra kebanggaannya itu

Marvel tersenyum remeh, lalu mengagguk singkat "Itu sih gampang!"

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Setelah pertikaian Marvel di gerbang, membuat beberapa prajurit terluka, hanya karna masalah sepele nya dengan Malik

Dengan beberapa persyaratan, dan adu Bacot akhirnya selesai juga dengan tantangan yang di pilih oleh Marvel, juga taruhan nya adalah batu Emerald milik Marvel

'Gw gak habis fikri ama otak terong' Batin [Name] yang menatap datar Marvel

Rafel yang menyadari tatapan dari gadis di sampingnya pun menoleh, karna aura mencekam [Name]

Sementara yang di tatap oleh gadis itu menatap sengit putra raja Vermillion, atau putra mahkota dari kerajaan ini

Banyak yang menonton baku hantam antara Marvel dan Liko, terutama para panglima juga Malik yang menjadi wasit

"Ingat! Ini hanyalah sparing, senjata yang kalian gunakan hanyalah kayu, orang yang mencapai 2 poin, dia yang menang " Tegas Malik, yang menatap kedua belah pihak "Dan ingat Marvel, kau tidak boleh menggunakan sihir" Ujar Malik sekali lagi

Marvel pun mengagguk tegas "Baiklah" setelahnya, Marvel melepas kalung Emeraldnya dan ia letakkan di dalam sakunya

Malik menatap [Name], dan yang di tatap pun menyadarinya "Jangan ada yang ikut campur" Ujar Malik, yang memberikan kode agar [Name] tidak ikut ikutan, mengingat bocah yang satu ini radak jail dan suka dengan pertikaian

"Humph.. Gak! Gw mager" Ujar [Name] mengalihkan padangannya, malas menatap Malik

Malik memutar malas kedua bola matanya melihat kelakuan gadis itu, lantas ia kembali menatap Liko juga Marvel yang mulai bersiap "Kalian berdua sudah siap? " Tanya Malik

Marvel menatap tajam lawannya yang tampak biasa 'huh!  Lawan gw cuma anak kecil, tenaga dan fisik gw pasti lebih besar di banding dia, jadi.. Gw tinggal tebas sekuat tenaga aja pedang dia sampai pedang nya lepas dari tangannya' Batin Marvel yang menatap remeh Liko

"Mulai! "

Setelah Malik memberi aba aba untuk memulai, Marvel melakukan gerakan Roll depan dan langsung melompat mencoba menjatuhkan pedan milik Liko

Namun dengan santai nya, Liko menghindar dan menangkis setiap ayunan pedang Marvel

Saat Marvel tidak memperhatikan, Liko segeran menyerang Marvel, yang membuat Marvel terpental dan terjatuh

"Stop! Satu poin untuk Liko" Ujar Malik, Marvel yang terjatuh pun melongo menatap Liko yang dapat menjatuhkannya

"Pfftbbtt - "

Mendengar seseorang menahan tawa, seketika atensi semua orang menatap [Name] yang mati matian menahan tawanya

Terutama Marvel yang menatap sinis gadis itu

[Name] yang menyadari semua tatapan tertuju padanya pun berdehem dan menetralkan wajahnya, walaupun dalam hati ia masih tertawa terbahak bahak
"Apa liat liat, sirik lo! " Ujar [Name] pada Marvel

Marvel mende-cih dan berhenti menatap gadis itu, ia kembali fokus menatap lawan di depannya

'Itulah dosa karna durhaka pada saiya' batin [Name] dengan senyun cerahnya, mengingat Marvel yang meremehkan putra mahkota Vermillion itu dan tidak memepercayai ucapan dari [Name]

"Kau tidak apa apa kak Marvel" Ujar liko lembut melihat Marvel yang terus menatapnya tajam

'Apa yang di lakuin ini bocah? Gw dah yakin ngayunin pedang gw sekuat tenaga, tapi.. Tiba tiba gw jatuh gitu aja?! ' Batin Marvel yang terus menatap lekat netra Liko, membuat Liko melirik sang ayah

"Dia ga apa! Nyantuy aja" Jawab [Name] yang langsung mendahului ucapan Malik, Marvel yang malas pun berdecak sebal

Rafel yang berada di samping [Name] pun menyenggol lengan gadis itu, memberi arahan untuk tidak melakukan apapun yang menyebabkan kesalahan

Malik kembali menatap malas pada gadis itu, namun sekarang pandangannya kembali tertuju pada Liko dan marvel "Marvel! Apa kau hanya akan duduk di situ? " Tanya Malik namun nada nya lebih tegas

Marvel tersadar dari lamunan nya "M-Maaf! Aku tidak apa apa, mari kita lanjutkan sparringnya" Ujar Marvel gugup, ia mengusap keringat yang menetes dari pelipisnya

'Oke, jadi tenaga bukanlah jawabannya, mungkin aku bisa mengalahkannya dengan kecepatanku.. SAATNYA AKU TES HASIL LATIHAN KU DENGAN RAJA GM SELAMA INI!! ' Batin Marvel yang masih mencoba menemukan kelemahan Liko

Marvel berlari dan melompat ke arah belakang Liko, mencoba menebas Liko dari belakang, Namun dengan mudahnya Liko menghindar dan berganti menjadi dia yang berada di belakang Marvel

Tanpa mengalihkan pandangannya Liko menyerang perut Marvel dengan gagang pedang tersebut

"2 Poin untuk Liko!" Ujar kembali Malik

Marvel menunduk, ia tidak percaya dirinya dikalahkan oleh sorang anak kecil, ia menatap kesal anak kecil yang barusan ia lawan "S-sial.. Gimana caranya lu bisa ngehindar serangan gw barusan!?" Kesal Marvel

Liko pun tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk nya perlahan "Ya.. Karna gerakan kakak terlalu simple dan gampang di baca" Ujar Liko yang masih mempertahankan senyuman nya

[Name] mengagguk membenarkan ucapan Liko, ia sendiri melihat gerakan Marvel yang mudah di tebak "Hemm.. Anak nya Raja Malik bener, saha namanya? Lio? " Ujar [Name] yang berakhir bertanya pada Rafel

"Liko"

"Nah iya"

Raja Malik menatap bangga putranya, lalu berganti menatap Marvel yang menunduk "Dan pemenangnya, adalah Liko.. Sesuai dengan kesepakatan kita, kau akan meninggalkan kerajaan ku dan menyerahkan kalungmu itu, Lebih baik aku yang melindungi nya" Ujar Malik yang mulai mendekat ke arah Marvel dengan tangannya yang terulur

Marvel mundur, ia menggeleng keras.. Bagaimana pun kalung itu miliknya, dan yang memiliki tugas menjaga kalung itu adalah dirinya "Ti- tidak! Berikan aku kesempatan lagi! Pasti aku akan mengalahkan anakmu " Ujar Marvel yakin

"Apa? "

"Berikan aku kesempatan lagi! Aku tidak akan menyerah begitu saja! Tolonglahh.. " Pekik Marvel, ia menatap Malik dengan penuh harapan, dia benar benar bertekad untuk menjadi kuat! Demi mengalahkan si bedebah Herobrine itu

Malik menatap datar wajah yang penuh harapan di depannya "Aku tidak punya waktu untuk ini, kau ini sungguh keras kepala sekali! " Ujar Malik kesal

Sekali lagi Marvel menggeleng "Tolonglah! Aku tidak minta banyak dari mu! Aku hanya meminta mu memberikan ku kesempatan lagi! " Ujar Marvel penuh keyakinan

Malik mende-cih melihat pemuda berkepala batu di depannya itu " Tch- terserah kau kalau mau di pukuli anak kecil" Ujar Malik yang sudah malas menghadapi bocah dengan surai ungu di depannya

Liko hanya memperhatikan pertengkaran kecil di depannya "Jadi kita akan tanding ulang?" Tanya Liko kepada sang ayah

Malik mengagguk tegas menanggapi pertanyaan putranya "Iya, tidak usah beri dia ampun" Ujar Malik yang mulai berjalan menjauh dari arena

Liko mengagguk kecil "Baik ayahanda"

Marvel tanpa rencana mulai menyerang Liko, dengan harapan bisa mengalahkannya, namun lagi lagi Liko menghindar dan menyerangnya membuat Marvel Terjatuh kembali

Hal itu berlanjut sampai akhirnya Liko yang berganti menyerang Marvel terlebih dahulu, membuat Marvel kembali tersungkur

Nafas Marvel memburu, ia tidak percaya bahwa dia dikalahakn seorang anak kecil, bahkan tenaga Marvel yang sudah mulai habis, namun ia melihat Liko yang menatapnya tanpa nafas yang terengah engah

Liko mulai khawatir dengab keadaan Marvel yang sepertinya sudah kelelahan "Ayahanda.. Tidakkah ini cukup? Aku kasihan melihatnya"

Malik berganti menatap Marvel, Marvel kembali menunduk 'Ahkkk sial!! Kenapa tidak bisa juga! Dia hanya anak kecil!! ' Jerit Marvel dari batinnya

"Sudah cukup Marvel" Ujar Raja Malik yang semakin kesal, karna keras kepalanya bocah itu

"Aku masih bisa... " lirih Marvel yang dapat di dengar oleh Malik

Malik mengeratkan genggaman tangan karna semakin kesal "Aku bilang cukup! " Bentak Malik

"AKU TIDAK AKAN MENYERAH! KAU DENGAR AKU!! " Nafasnya semakin meburu, kepalanya berdenyut membuat nya memegang erat kepalanya itu "S- seperti kataku.. Aku masih.. -"

BRUK

"Lahh.. Tumbang? " Ujar [Name] menatap datar Marvel

Sementara Liko yang panik langsung mendatangi Marvel dan menepuk nepuk pipi Marvel "Kak Marvel? Kak? Ayahanda bagaimana ini?! " Ujar Liko yang masih panik, ia takut kalau hal itu merupakan kesalahannya

Raja Malik memanggil beberapa prajurit untuk mengangkat Marvel dan di letakkan di kamar Liko, sesuai dengan permintaan putranya sendiri

Setelahnya.. Raja Malik menoleh pada [Name] yang hanya diam, biasanya jika terjadi hal seperti ini, gadis ini akan sangat heboh "Hei! " Ujar Malik, yang membuat [Name] menatapnya

"Ha? "

"Temanmu itu pingsan"

[Name] menyerngit "Terus? Gw harus bilang wow gitu?" Tanya [Name] yang memiringkan kepalanya

Malik menghela nafas gusar melihat respon dari [Name] "Kau tidak melakukan sesuatu? Biasanya kau tidak seperti ini" Ujar Malik yang menahan emosinya

"Gak, biarin.. Salahnya sendiri"

"Dan tujuan mu kemari apa? Hanya ingin melihat pertarungan bodoh teman mu itu?" Ujar Malik yang semakin naik darah

"Hooh.. Diriku disini tidak ada tujuan 🙏" Ujar [Name] yang membuatnya di tatap datar oleh banyak orang

"ARGH! Sudahlah! Terserah mu mau melakukan apa saja, aku lelah menghadapi mu" Ujar Malik yang tiba tiba pergi begitu saja dari tempat itu

Banyak orang yang terdiam melihat Raja Malik yang pergi begitu saja, biasanya jika orang biasa melakukan kesalahan atau membuatnya kesal, sudah pasti orang itu terkena bentakan bahkan hukuman karna perbuatannya

Namun raja Malik tidak melakukan apapun pada kedua bocah itu

[Name] mengerjab saat memperhatikan punggung Malik yang semakin menjauh "Lah.. Kok, kok gw juga ikut kena omel? " Heran [Name]

Tanpa sadar seseorang tertawa kecil, dan langkah kaki yang mulai mendekat, semua orang yang melihatnya pun menunduk, memberi horma padanya, bahkan Rafel juga sama

[Name] yang tidak tau apa apa hanya plonga plongo memperhatikan mereka

Sampai akhirnya seorang wanita berada di hadapan [Name], [Name] akui dia cukup cantik, juga pakaian kerajaan yang menawan melekat di tubuhnya membuatnya terlihat begitu anggun

Setelah sekian detik, akhirnya dia sadar berhadapan dengan siapa, ia pun lantas ikut menunduk karna sadar bahwa dia adalah istri dari Raja Malik, atau ratu dari kerajaan Vermillion ini

'Bangsat!! Gw gak sadar anjeng dia siapa.. Semoga kepala gw masih aman' Batin [Name] yang merutuki kebodohannya sendiri

Sang Ratu kembali tertawa kecil melihat perilaku gadis itu ".. Sudahlahh, tidak perlu seperti itu" Ujarnya dengan kedua tangannya yang memegang kedua pundak [Name] dan membangunkannya

[Name] menatap ragu sosok ratu di depannya itu, Takut dia tidak suka dengan [Name] karna ketidak sopanannya pada raja Malik

"Siapa nama mu gadis manis? " Ujarnya dengan senyuman ramah

"ee.. Oh, [Name]" Jawab [Name] walau sempat nge lag

Sang Ratu kembali tersenyum, ia mengagguk sekilas "Baiklah.. Perkenalkan, aku Nafa Ibu dari Liko dan istri Raja Malik" Ujar Nafa ramah

[Name] tersenyum kikuk sembari mengagguk 'Gw dah tau ogeb' Batin [Name] yang sudah mengerti, bisa ia lihat dari mulai penampilan dan sikap para prajurit juga panglima yang langsung menunduk saat kedatangannya

"ee.. S salam kenal Ratu"

Ratu kerajaan Vermillion itu terkikik ia membelai surai kecoklatan itu "Tidak perlu gugup begitu, umurmu sepertinya tak berbeda jauh dari pemuda yang tadi bersih keras ingin menjadi murid suamiku" Ujar Nafa

[Name] mengangguk membenarkan ucapan Nafa "yup, umurku masih 14 tahun eh-" [Name] menjeda perkataannya lalu mulai menghitung 'Lahh.. Umur gw berapa Nyink, gw kok lupa' Batin [Name] yang rill lupa umurnya

"Ee.. Kalo gk 14 ya 15 lah ratu.." Jawab [Name] namun masih berfikir berapakah umurnya

Sang ratu yang mendengar nya hanya dapat menggeleng pelan dengan tingkah gadis di depannya "yasudah.. Jika ku perhatikan.. Sepertinya kau dekat dengan anggota kerajaan lain, juga beberapa panglima, bahkan suamiku" Ujar Nafa yang masih mengingat bahwa, suaminya adalah Raja yang begitu tegas, namun dengan [Name] dan Marvel, sikap Malik sedikit berbeda

tidak ada yang berani membuatnya marah, namun kedua bocah yang baru menginjakan kaki di Vermillion ini dengan santainya membuat raja itu naik darah

[Name] menggeleng pelan, jujur ia rasa.. ia dengan Raja bernama Malik itu hanya bertemu beberapa kali saja, dekat mungkin hanya dengan Panglimanya, si Rafel

"Humm.. Ga juga, Raja Malik emosian.. Ga bisa bercanda, ketemu aja mungkin baru beberapa kali" Ujar [Name] mengingat ingat, dia lebih mending mencari gara gara dengan ikar bakar (Ayon) dari pada raja tempramental itu

Nafa mengagguk singkat, ternyata suaminya juga sama saja, hanya.. Mungkin karna mereka berdua adalah anak anak jadi tidak terlalu ambil pusing "Oh baiklahh.. Aku pergi dulu, kau bisa berkeliling istana jika mau, dan bebas melakukan apapun.. Jika perlu kau bisa mengajak salah satu panglima" Ujar Nafa dengan senyuman lembut

[Name] pun mengagguk dan membalas senyuman itu "trimakasih ratu" Ujar [Name] dengan senyum yang masih merekah

Setelahnya, Nafa melambai kecil.. Lalu pergi menjauhi Arena pelatihan, dengan di susul 2 prajurit penjaga

Rafel yang masih berada di samping [Name] pun menyenggol lengan [Name], membuat sang empu menoleh, "kalau berbicara dengan ratu setidaknya lebih sopan lagi, nada bicara mu tadi kurang sopan" Ujar Rafel menatap [Name] datar

[Name] mengerjab, lalu mengingat kembali perkatannya, "Lahh.. Tadi itu udah sopan banget anjy" Ujar [Name] yang balik menatap datar panglima di sampingnya

Rafel masih menatap datar [Name] yang masih berada di sampingnya, kemudian ia menghela nafas "Huhh.. Sudahlah, jadi.. Kau mau berkeliling atau bagaimana? Sepertinya hari ini aku memiliki waktu luang" Ujar Rafel mengingat jadwal nya hari ini

[Name] menatap Rafel berbinar, ia pun mengagguk antusias mendengar perkataan Rafel "Beneran nih? Kalo iya mah gas aja" Ujar [Name] dengan senyum cerahnya

"Baiklah.. Ayo ikuti aku" Ujar Rafel lalu berjalan mendahului untuk memimpin jalan

"Yok! "

[Name] memperhatikan bagian dalam istana Vermillion yang begitu luas, dengan furniture yang begitu menawan, Setelah di buat kagum oleh kerajaan Olvia dan juga Elheims.. Sekarang ia di buat kagum oleh kerajaan Vermillion yang mempunyai nuansa indah tersendiri

Tanpa [Name] sadari, Rafel memperhatikan [Name] yang kagum dengan kerajaan Vermillion itu "Gimana? Kau suka berkeliling Disini" Ujar Rafel dengan senyuman tipis

[Name] berganti menatap Rafel dengan anggukan "Woiya dungs, jalan jalan adalah salah satu healing yang masuk ke daftar list saiya, apalagi tempat baru kayak kerajaan ini" Ujar [Name] dengan semangat 45 nya

Rafel hanya menggeleng karna mulai terbiasa dengan sifat random [Name], mereka masih berjalan santai dan Rafel yang sedikit menjelaskan tentang beberapa bagian kerajaan

"Oiya.. Disini ada taman gitu kagak? " Tanya [Name], membuat Rafel menatapnya.. Setelahnya Rafel mengagguk

"Ada, kau mau kesana? " Tawar Rafel yang kembali di balas anggukan semangat dari [Name]

"Ya mau lah!, pake nanya"

"Iya iya.. Ayo" Ujar Rafel sembari menghela nafas karna lelahh

Mereka berdua berjalan beriringan seraya mengobrol kecil untuk memecah keheningan, sempat terjadi perdebatan saat mereka berada di jalan

Hanya karna [Name] yang terlalu sengklek, atau terlalu goblok entahlah intinya begitu, Gadis bernetra sapphire mengajak bersalaman sebuah patung yang berbentuk prajurit penjaga

Entahlah sepertinya saya sendiri tidak akan menyalahkan mbak nem, siapa juga yang menyuruh membuat patung se realistis itu :v

Dan berakhir [Name] yang di seret oleh Rafel

"Huhh akhirnya" ujar Rafel seraya menghela nafas panjang, akhirnya ia sampai di taman Vermillion, ia sedari tadi di perhatikan prajurit dan panglima lain karna menyeret [Name] dan bertengkar dengan gadis itu

[Name] memutar malas kedua bola matanya, ia kemudian berjalan mendekati beberapa bunga di dekatnya, ia merasakan aroma bunga itu yang begitu harum, membuatnya tersenyum senang

Gadis itu menunduk melihat salah satu bunga yang memiliki aroma wangi yang luar binasa

Rafel yang melihat pun juga penasaran dengan aroma bunga itu, ia begitu sibuk dengan urusannya sehingga tidak pernah memperhatikan keindahan sekitarnya

Rafel ikut berjongkok di samping [Name], ia memperhatikan bunga yang [Name] petik "warnanya cerah bett, ya kan Fel? " Ujar [Name] mendekatkan bunga itu ke wajah Rafel

Rafel menatap lekat bunga itu, ia mengagguk singkat menyetujui perkataan [Name], aroma harum dari bunga itu tercium dari indra penciumannya "Iya, entah bunga ini baru mekar atau aku yang tidak memperhatikan, sampai tidak pernah melihat bunga ini " Ujar Rafel yang berganti menatap [Name]

[Name] menggedikan pundaknya, ia masih menunjukan senyuman lebar itu "Hmm.. Entahlahh, mungkin kau terlalu sibuk, sampai bunga secakep ini di kacangin" Ujar [Name] terkekeh

"Terserah kau lah" ujar Rafel malas

"Eh- Panglima Rafel? "

"Eh"

Kedua insan itu seketika mengalihkan atensi nya pada suara seseorang yang terdengar dari arah belakang

Mereka berdua mendapati seorang  dengan netra merah ruby yang sedang memperhatikan mereka bingung, tak lain anak laki laki itu adalah putra mahkota di kerajaan Vermillion ini.. Dengan di temani oleh beberapa panglima

Rafel langsung membungkuk hormat pada putra mahkota itu "Hormat saya pangeran" Ujar Rafel kemudian berdiri

[Name] yang melihat Rafel berdiri pun mengikutinya

"Kalian sedang apa? " Tanya Liko yang kebingungan

"Saya hanya mengikuti perintah yang mulia Ratu untuk menemaninya berkeliling" Ujar Rafel dengan begitu sopan

Liko mengagguk, memahami penjelasan Rafel.. Tak lama ia tersenyum kecil "Bolehkah aku ikut menemani? Aku lama lama bosan" Ujar Liko dengan tatapan penuh harapan

'Uwaaa.. Likoh sangat tamfuan cugg' Batin [Name] menggila melihat senyuman cerah Liko

Rafel jelas mengangguk setuju, mana berani ia dengan anak raja itu "Tentu saja pangeran, anda bisa ikut dengan kami" Ujar Rafel membalas senyuman Liko

Liko tersenyum lebar mendengar jawaban Rafel, ia menoleh ke arah belakang dimana ada 2 panglima yang menjaganya "Panglima indra, panglima Okims.. Kalian bisa kembali, aku akan ikut bersama panglima Rafel dan Dia " Ujar Liko semangat

Krek

'Sakit my heart.. Liko gk tau nama watashi ' Batin [Name] yang hatinya terasa remukk

Indra dan Okims menatap Rafel.. Seakan berkata kalau mereka menyerahkan Liko pada Rafel

Karna paham arti tatapan itu, Rafel lantas tersenyum seraya mengagguk kecil, setelah itu kedua panglima yang tadi menjaga Liko pun kembali ke dalam istana

Liko mengalihkan pandangannya, dan berganti menatap [Name].. Sepertinya Liko agak canggung mengajak berkenalan, karna mengingat kalau dulu tidak ada yang berani berteman dengannya hanya karna sang ayahanda nya yang sedikit (dibaca: SANGAT) Tegas

"Ee.. Boleh aku tau namamu? Aku ingin kita berteman" Ujar Liko Ragu, namun tetap memberanikan diri

[Name] terdiam sesaat dengan memperhatikan tangan Liko yang ter ulur, tak lama.. Gadis itu Tersenyum girang "Boleh!! Namaku [Name] " Ujar [Name] menjabat tangan Liko

Liko tak percaya, ia mendapatkan teman dengan mudah juga begitu, tulus? Biasanya anak anak seumurannya tidak berani menyapa, atau bahkan sekedar tersenyum padanya, mungkin.. Karna Liko putra mahkota?

"Aku Liko"

"Salam kenal Liko! " Ujar [Name] dengan tatapan berbunga bunga,  kemudia melepas jabat tangannya

Liko pun semakin tersenyum lebar mendapati [Name] juga senang berteman dengannya "Salam kenal! Aku harap kita akan terus berteman" Ujar liko semangat

Melihat wajah bahagia Liko, Rafel pun tersenyum tipis

"Jadi.. Kalian tadi sedang apa? " Tanya Liko

"Ohh tidak banyak, hanya berkeliling dan berhenti di taman" Ujar [Name] masih dengan senyumannya

Liko mengagguk paham, kemudian ikut tersenyum "Kalau begitu bagaimana kalau kita bermain.. Di sebelah sana ada banyak bunga, Ada ayunan juga" Ujar Liko Antusias

Mata [Name] berbinar, kemudian mengagguk setuju dengan saran Liko "Uwahh boleh tu! " Ujar [Name] semakin bersemangat

Rafel yang memperhatikan interaksi kedua Human di depannya pun antara senang dan lelah.. Ya! Senang karna bisa melihat Liko sebahagia itu

Dan lelah karna melihat [Name] semakin kekanak kanakan

Selang beberapa menit memperhatikan mereka, ia baru ingat ada beberapa tugas dari Malik untuk memeriksa beberapa batu Vulkanite, yang belum dia selesaikan, "[Name]" Rafel memanggil sang empu, kemudian berjalan mendekatinya, "Aku sempat lupa kalau Raja Malik memberiku tugas, ku harap kau bisa menjaga pangeran Liko sebentar sampai aku kembali" Bisik Rafel

[Name] mengedipkan matanya bingung, kemudian dia langsung paham maksud Rafel, "Woke👌.. Itu mah Ez" Ujar [Name] dengan senyuman angkuh

Rafel menatap datar gadis di depannya, kemudian mengagguk pasrah "Huhh.. Ingat ucapan ku, jangan membuatku terkena masalah, aku tidak akan lama" Ujar Rafel dengan tangan yang di lipat didepan dada

"Iya iya.."

Rafel menghela nafas kasar, kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka berdua

Liko yang sedari tadi memperhatikan [Name] dan Rafel yang saling berbisik pun menyerngit heran, sampai Rafel pergi, "[Name].. Kalian tadi bahas apa? " Tanya Liko, mendongak menatap [Name] penuh tanda tanya

[Name] sedikit menunduk, di karenakan tinggi Liko yang baru sampai dagu [Name] "Katanya dia ada tugas bentar" Ujar [Name] santai, dan di balas anggukan paham dari Liko

"Oiya.. Ayo! Katanya kita akan bermain" Ujar [Name] kembali ke topik bermain

Liko memegang dagunya seraya berpikir "Hmmm.. Kamu mau sparing? Aku lihat sepertinya kamu tau banyak tentang teknik berpedang"

"Sparing? boleh.."

"Kalau begitu Ayo kesana! "

"Yok lah!!"

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Sring

Sring

Sring

"Lumayan Juga"

"Kau juga Lumayan"

Suara gesekan antar pedang yang begitu nyaring memenuhi tempat latihan di Vermilion, mendapati dua insan yang berbeda gender saling beradu dengan pedang kayu

Dengan gerakan cepat, Liko. Mengayunkan pedang nya itu untuk menyerang sang kawan

Namun tak berbeda jauh dari Liko, gadis dengan Netra Sapphire dapat memprediksi gerakan lawannya, sehingga memudahkan nya untuk menangkis dan menghindar

Liko kembali menyerang, ia menggunakan teknik kuda kuda lingkaran angin, teknik yang di ciptakan dan di wariskan secara turun menurun

Dengan mengikuti suara angin, Liko kembali beradaptasi dengan sekitarnya, ia mencoba beradaptasi dengan mengikuti setiap angin dari ayunan pedang [Name]

Liko kembali menyerang, namun.. Lagi lagi, Gadis di depannya hanya menghindar, dan tidak membalas serangannya sama sekali

"Kenapa kau tidak menyerang? " Ujar Liko heran.. Dengan pedangnya yang masih terus memberikan serangan kepada [Name]

[Name] hanya tersenyum, kemudian menangkis pedang Liko "Setiap orang punya cara masing masing untuk menyerang targetnya" Ujar [Name], yang membuat Liko semakin kebingungan

Setelah lama pedang kayu mereka beradu, tanpa sadar seringai muncul dari bibir [Name], ia menemukan kelemahan lawannya, dan setelah itu. [Name] mudah mengalahkannya

[Name] berputar dengan pedangnya yang masih menahan pedang Liko, membuat [Name] membelakangi Liko. Kemudian Kaki [Name] menarik kaki Liko, membuat Liko kehilangan keseimbangannya

Melihat Liko yang tak seimbang, [Name] mulai menyerang Liko dengan ujung gagang pedangnya, membuat Liko terjatuh beserta pedang kayunya yang terlepas dari genggamannya

Liko meringis merasakan punggungnya yang nyeri "aduhh.. Sekarang aku paham kenapa kau selalu menghindar dari serangan ku" Ujar Liko, yang menatap [Name] kagum

[Name] tersenyum bangga atas kemampuannya, ia mengulurkan tangannya untuk membantu Liko berdiri, "Ya begitu.. saat melawan musuh tanpa sihir, aku sering menggunakan teknik ini, dan terbukti teknik ini sangat berfaedah"

Liko meraih tangan [Name] kemudian berdiri dan mengibaskan pakaian nya "wahh.. Teknik berpedang mu itu bagus, dan sulit untuk di tebak"

"Teknik berpedang mu juga, Liko.  Seakan akan pedang mu itu bebas mengalir kemana saja" Ujar [Name] yang juga kagum dengan Teknik yang digunakan Liko, menurut gadis itu.. Teknik yang di gunakan Liko tak pernah ia lihat

Liko tersenyum kecil, kemudian mengagguk "Ya.. Itu adalah teknik yang di ciptakan Kakek, dan di wariskan turun temurun, kuda kuda lingkaran angin. Itulah teknik yang ku gunakan tadi" Jelas Liko, yang masih menampilkan senyuman nya

[Name] mengagguk paham "Ohh.. Pantas saja, aku tidak pernah melihat teknik seperti itu"

Mereka berdua terus mengobrol mengenai beberapa teknik berpedang, tak jarang Liko memberi pujian saat mengetahui beberapa teknik yang [Name] gunakan dalam berpedang

Begitu Pula sebaliknya

Setelah lelah bercanda tawa, mereka berdua pun memutuskan untuk duduk dan bersantai, menikmati hembusan angin

Terbawa suasana, gadis pemilik surai kecoklatan itu tiba tiba bersenandung.. Suasana sepi dan angin sepoi sepoi seakan akan mendukung senandungan itu untuk mengisi kesunyian

Liko yang mendengarkan suara senandungan itu sontak mengalihkan atensi nya kepada pemilik suara

Liko akui suara senandungan itu merdu, senandungan itu juga menenangkan.. Namun kesan Liko kepada lagu yang [Name] senandungkan membuat Liko.. Ee merinding?

"Ee.. [Name] lagu apa yang kau senandungkan?" Ujar Liko, saat merasakan suasana semakin sunyi dan mencekam, walaupun hari belum menjelang sore

[Name] yang tadi memejamkan matanya sembari menikmati alunan senandungan nya pun, membuka netra Sapphire nya, kemudian menatap Liko "Ohh.. Lagu tadi? Itu judulnya lengser wengii" Jawab nya antusias

Liko menyerngit setelah mendengar nama lagu yang di senandungkan [Name] "Lengser wengi? Aku baru tahu kalau ada lagu seperti itu" Gumam Liko, yang di balas kekehan oleh [Name]

"saat aku mendengarnya.. Lagu yang kau senandungkan itu menenangkan, tapi entah kenapa aku rasa lagunya agak aneh" Ujar Liko kemudian mengusap tubuhnya sendiri

"Aneh? Apanya yang aneh? Bagiku lagunya bagus lhoo, mau tau lirik aslinya??? " Ujar [Name]

Liko berfikir sejenak saat mendengar tawaran dari Gadis itu, karna penasaran ia ingin menjawab 'Iya' tapi setelah berpikir kembali rasanya ia ingin menjawab 'Tidak'

Bayangkan saja, bagi Liko senandungannya saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri, apalagi liriknya?

Liko menggeleng kecil, "Tidak perlu kok [Name]" Ujar Liko dengan selembut mungkin, Liko khawatir kalau jawabannya akan menyakiti hati gadis bernetra sapphire itu

[Name] yang mendengar jawaban Liko pun mangut mangut, ia tidak menyalahkan Liko kalau merinding mendengar alunan senandungan tersebut, karna banyak orang juga yang mengaggap Alunan musik itu horor

(pasti Reader ada yang takut ngee)

Tak terasa begitu panjang obrolan mereka hingga tanpa disadari matahari mulai perlahan tenggelam, langit orange dengan gradasi hitam pudar itu membuat kedua insan mulai tersadar, bahwa mereka sudah menghabiskan cukup banyak waktu

Dengan suara langkah kaki yang kian mendekat, menampakkan sosok panglima yang berjalan mendekati mereka berdua, Dengan senyuman lembut panglima itu mulai menyapa, "Bagaimana hari kalian? Maaf kalau aku lumayan lama" Ujarnya dengan senyum kikuk

Mendengar suara yang familiar tersebut, Sontak Liko mengalihkan pandangannya kepada pemilik suara, "Panglima Rafel!? " Pekik Liko girang, dia melambaikan tangannya Kepada Rafel, dan di balas senyuman hangat oleh Rafel

"Gpp lama, lu juga gk terlalu penting kok" Ujar [Name] dengan candaannya

Rafel menatap datar gadis bernetra biru sapphire itu, kemudian menghela nafasnya "Sudah cukup bermain mainnya, hari sudah mulai malam.. Pangeran Liko juga harus segera kembali" Ujar Rafel, dengan nada suaranya yang begitu lembut, juga tatapannya.. Sayangnya itu untuk Liko

"Lah gw? "

"Tempat beristirahat mu sudah di siapkan, jadi tenang saja.. Mari kembali kedalam" Ujar Rafel

Liko mengagguk kecil menuruti perkataan Rafel, juga anggukan antusias dari [Name]..

Mereka bertiga kembali masuk kedalam istana, Liko memiliki pengawal pribadi yang mengantarnya menuju Kamarnya, dan sebelum Liko kembali kedalam kamarnya, dia melambalikan tangan kepada [Name]

Melihat hal tersebut, [Name] membalas lambaian tangan Liko, kemudian Liko kembali berjalan menuju kamar ibundanya.

(Kenapa ke kamar emaknya?.. Karna kamar Liko di pake si Marvel ygy)

Meninggalkan [Name] dan Rafel berdua

[Name] kemudian menatap Rafel, menyadari seseorang menatapnya membuat Rafel menunduk  memperhatikan [Name] "Apa? " Ujar Rafel mengangkat satu alisnya

"Gw mau ketempat Marvel dulu" Ujar [Name] santai, dan di balas anggukan singkat dari Rafel

Kemudian mereka pergi ke arah yang berbeda, [Name] mengingat satu persatu ruangan di kerajaan Vermilion tersebut, setelah di jelaskan secara detail oleh Rafel

Ia ingat kalau Marvel beristirahat di kamar Liko, dengan segera gadis itu berlari kecil untuk mencari kamar Liko itu, dengan modal kapasitas otak yang sudah full dan kebanyakan lupa dengan hal yang baru saja di jelaskan

Ia melihat salah satu pintu kamar, kemudian dengan Ragu ia mengetuknya, berharap orang yang ingin dia temui belum turu

[Name] pov

Ini beneran kamar Liko kan? Penghuninya sekarang terong kan cuk? Gw takut su kalau salah kamar

Tapi Rafel bilang ini kamar Liko, jadi udah pasti kan kalo di dalem itu Marvel

Tok

Tok

"P! "

Gak ada suara men, takut gw kalo Marvel dah turu duluan, daku ini kesepian bro

"Vel! Lu masih hidup kan? "

Gak ada jawaban.. Suer dah ini bocah budeg apa gimana nyet? Mau gw treakin pake toa mesjid dulu apa gimana?

Ceklek

Ok fiks. Gw suudzon ama Terong

Matanya sembab, suara serak, badannya keliatan Letoy

Marvel abis nangis apa kebangun?

"Vel? Lu gapapa? Lu nangis cuk? " Gini gini gw perhatian sama Marvel su! Gak tega daku ngelihat Marvel yang kayak begini

Ya walaupun gw ngaku kalo tadi kesel ama ini orang

"Gak kok, gw tadi mimpi doang" Di lihat lihat Marvel kelihatannya gak bohong, ok percaya dah

"Mimpi apaan sampe kayak gini? " Jujurly bro, gw kepo sama mimpi Marvel, mimpi cem apa dia itu bah. Iri sih gw karna selama ini gw turu gak pernah mimpi

Ato gw nya yang lupa?

Marvel menggeleng "Gak tau, gak jelas juga.. Gw kayak ketemu sama seseorang, tapi suaranya itu putus putus, jadi gw gak sampe denger dengan jelas. Tapi entahlah.. Bangun bangun rasanya kek Aneh gitu gw aja bangun bangun keluar air mata" Jelas Marvel dengan menggaruk tengkuknya

Ok ok sekarang gw paham

"Ooalah.. Iya iya gw paham, gak usah di bawa sampe batin, itu cuma mimpi" Ya walaupun gw bilang begitu ke terong, tapi rill lep gw kepo ama itu mimpi

Tapi buat apa gw peduli ama mimpi wir? Mimpi doang gw kepoin. Gabut bener

"Oh iya [Name]" Marvel yang tadi melamun kemudian teringat sesuatu, ia memegang kedua pundak [Name] dengan senyuman lebar

Gw yang ngeliat ekspresi Marvel yang tiba tiba berubah ya pasti bingung  men, tadi suara serak serak cem ekhem (。’▽’。)

Sekarang jadi semangat lagi, Gileee

"Apa? "

Marvel diam, namun masih tetap dengan senyuman lebar + bunga bunga menyilaukan di sekitarnya "Raja Malik berubah pikiran, dia mau jadiin gw muridnya tanpa syarat sekarang" Ucapnya bangga

Bentar..

Malik? Mau jadi gurunya Marvel tanpa syarat? Oh

Udah sembuh n waras berati

"Bjir, lu bujuk dia kayak gimana sampai dia mau?"

Marvel masih tersenyum lebar, ia menarik tangan [Name] untuk masuk kedalam kamar, kemudian menutup pintu kamarnya "Mending kita ngomong di dalem dah, di luar gak enak" Ucapnya santai, kemudian duduk di atas kasur

Sabar.. Gw ngelag ama omongannya Marvel disini

'Di luar gak enak? ' kebalik bro, tapi no nani nani sih, enakan juga duduk sambil ngobrol di dalem dari pada berdiri diluar

Ide yang sangat good terong

"Yaudahlah serah lu, btw lanjutin ceritanya tadi" Gw duduk di kursi deket samping ranjang Marvel, entahlah kok bisa ada kursi disana, positip aja ada yang jenguk Marvel tadi

"gini gini.. Tadi Raja Malik nanya lagi ke gw, kenapa sampek sekeras itu mau di latih sama dia, dan yang pasti.. Alasan gw mau latihan ama Raja Malik udah pasti lu tau, yakan? " Marvel menyerngit menatap [Name]

Ya, gw pastinya tau lah bro.. Marvel ini orangnya optimis sangad, plus Marvel itu orangnya OVT bat, jadi dia pastinya gak mau kalo dia paling lemah, apalagi dia nganggep dirinya sendiri tuh beban

Jadinya, bisa gw simpulkan kalo si terong op di depan gw ini pengen di ajarin pedang biar tambah kuat dan ngelindungi orang lain

Bener kan?

Woiya jelas

Gw ngagguk, kenapa gak ngomong? Malas bro.. Udah malem gw udah habisin 20.000 kata gw tadi pagi, jadi udah malas ngomong 👍

Tampak Marvel semakin antusias saat akan bercerita, membuat nya tiba tiba senyum senyum sendiri "Dan lu tau? Raja Malik maklumi dong, dia juga setuju ngajarin gw teknik berpedang dan gak ngambil batu Emerald dari gw"

Dengernya gw juga ikut seneng, siapa juga gak seneng kalo temen— kakak tiri yang baru gw akui 2 hari yang lalu itu sebahagia itu karna harapannya dah terkabul

Perjalanan jauh jauh juga gak sia sia prend, apalagi cosplay jadi kukang yang harus ngawasin penuh kesabaran waktu ngikutin itu Raja

"Bagus dong, akhirnya si Raja itu gak kasih persyaratan ribet ribet, kalau udah gini.. Yang Rajin lu Vel biar tambah Op"

Marvel ngagguk setuju, tatapan nya masih berbinar binar, lucu liat Marvel kek gini.. Dari pada Marvel yang ngeselin apalagi keras head banget itu orang

Ngajak gelud mulu, padahal gw mah anak Alim :v

Lama lama mata gw berat, fiks.. Gw ngantuk, gw nguap lebar bet, suer saking ngantuknya

Nguap bukan jadi gas loh

"Huhh yodah deh Vel kalo gitu, gw juga dah ngantuk mau tidur" Marvel yang denger pun mangut mangut, terus senyum lagi, Tapi ini senyuman manis bet bro, gila ini beneran abang gw?

Jelas enggak

Abang tiri?

Iyain aja

"Yaudah deh, ini udah larut malem juga, gw juga dah ngantuk lagi"

"Ok! Kalau gitu gw mau pergi kekamar gw dulu, Dada Vel.. Met malem" Ucap gw sambil lambai tangan, yang pastinya di balas lambaian tangan balik

Gw keluar dari kamar itu pelan pelan, sebelum gw bener bener mau balik ke kamar entahlah, gw inget Marvel cerita tentang tadi gw pengen ketawa, sampai bikin gw geleng kepala

[Name] pov Off

Melihat Gadis itu telah keluar dari kamarnya, pemuda bersurai ungu itu terpikirkan sesuatu, ia menatap lekat kalung Emerald miliknya sejenak. Kemudian kembali berpikir

"Gw gk bisa diam aja, gw harus berlatih" Gumamnya, setelah beberapa detik ia mengagguk mantap

Keluar dari kamar, Gadis yang kita kenali dengan nama [Name] itu terdiam sejenak memandang pintu yang knop nya ia pegang sekarang

[Name] berjalan santai menuju kamar yang di sediakan oleh kerajaan untuk tempatnya beristirahat, yang sudah pasti mendapat izin resmi dari anggota dewan tinggi

Ia melewati beberapa ruangan saat hendak menuju kamarnya, mengandalkan otak kecilnya untuk mengingat arah yang di tunjukan oleh Rafel sebagai tempat beristirahatnya

Dan yang paling memudahkan untuk [Name] menemukan ruangan itu adalah, papan nama yang terbuat dari kayu yang sudah halus, dengan ukiran nama nya yang terpajang didepan pintu ruangan

[Name] tersenyum lebar melihat kamar yang ia cari cari, ia membuka pintu itu dengan semangat 45, tidak lupa kembali menutup pintu juga menutupnya kemudian langsung melompat

Membaringkan tubuhnya itu kasur itu membuat matanya semakin memberat, ia pastinya tau.. Semenjak datang ke dunia ini tidurnya selalu tidak nyenyak, entah karna hal apa

Itu sering kali terjadi, membuat dirinya hanya mendapat waktu 3 jam untuk memejamkan matanya

(iya, 3 jam malam.. 3 jam siang, terus 3 jam sore :v mantap!) G.canda

Karna berpikir terlalu keras, membuat otaknya lag, nge- bug, burem.. Terus gelap

Ya!

Zzzzzzzz

Zz

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

{Bangun}

"Zzzz"

{Bangun [Name]}

"Zzz"

{WOI ANAK HAREM! BANGUN GAK LU!}

Panggilan alam dari teman ghaib nya itu membuatnya terjungkal dari atas kasur, Jidat nya yang mulus itu terbentur oleh lantai kamar, yang sudah pasti meninggalkan bekas merah + benjolan

Gadis itu meringis kesakitan, ia mengusap perlahan dahi nya yang terbentur lantai kamar kerajaan itu

"Shhh.. Sakit cok! Lu kira gw gabudeg apa setelah lu teriakin! Mana kenceng bat lagi" Ujar nya, kemudian ia mengusap telinganya yang kini mendenging akibat pekikkan dari Suara halus itu :v

Pemilik suara sebagai pelaku pemancing keributan itu mende-cih sebelum kembali angkat suara {Denger ya nyet, Gw udah berkali kali bangunin lu selembut suara nya bu Gm men, Dan lu masih ngorok kek kodoq kejepit, Gimana gw gak kesel!?}

Sentaknya membela diri, kalau di dengar penjelasan dari si Ghaib ini A.k.a Suara Gaje, memang tidak salah. Siapa juga Human yang tidak kesal karna hal itu

[Name] menyerngit, sembari mencoba mengingat sesuatu "Emang lu ada bangunin gw selembut itu?" Ucapnya yang semakin memancing emosi

Terdengar suara tepuk jidat dari Suara Gaje, ia tampak ber- Pahitdrop mendengar perkataan [Name] {Terserahlah, untung gw ganteng jadi sabar}

[Name] mengerjab, kemudian menatap malas ke sembarang arah "Hubungannya apa Dog? "

{Ya begitu}

"Dahlah.. Terus lu bangunin gw Faedah nya apa ya Babiyh? "

Mendengar ucapan sesehuman itu membuat Suara ghaib yang tadi bertengkar dengan [Name] memutar malas kedua bola matanya

{Lu disini cuman mau jadi tokoh figuran? Minimal sadarlah ya. Sekarang si Marvel lagi latihan, ikutin arahan gw, jaga Marvel jan sampai dia lepas kendali dari sihirnya, Malik pun bakalan ngasih Marvel pedang nanti dan lu awasin mereka berdua.. Kalo bisa ya ikut latihan juga} Ujarnya panjang lebar + Cibiran yang membuat [Name], Cukup kesal

"Kalo nyuruh ngawasin bilang aja Monkey, gak usah ngomongin tentang Kesadaran diri juga Kali! " Ucapnya dengan menekan kata Sadar diri, dengan kedua tangan yang mengepal seakan sudah siap baku hantam

{Yaudah.. Kalo lu dah paham, sonolah} Ucap suara itu seakan mengusir

Tapi anehnya.. Tubuh [Name] seakan terangkat, membuat [Name] berdiri kemudian berjalan mendekati pintu tanpa kendali dari [Name], ia seakan di dorong oleh sesuatu

"Eh? Woi! Gw bisa sendiri Njink" Pekik nya meronta

Suara tersebut menghela nafas nya, kemudian melepas alih kendali tubuh [Name], {Yaudin Kalo gitu Gercep.} Ujarnya kembali, membuat [Name] lagi lagi menghela nafas panjang

"Iya Cok! Gak sabaran bet lu, oh iya.. Sekarang jam berapa? "

{sekarang? }

[Name] menatap datar, ia menepuk dahi nya lelah, kemudian berkomat kamit seraya meratapi nasibnya "Gak.. Tahun kemerdekaan. YA SEKARANG LAHH KONTIL" Dengan emosi nya ia memukul lemari di sampingnya, dan Alhasil menimbulkan retakan pada lemari tersebut

[Name] melongo melihat lemari yang baru saja ia tonjok, kemudian beralih menatap tangannya, "... Bukan gw" Ucapnya seraya mengangkat kedua tangannya

Melihat kelakuan gadis tersebut sang pemandu semakin menatap nya datar, {Mangkanya jan banyak tingkah, sekarang jam 02.04}

"Baru jam segitu? " Ujar [Name] kemudian mengepalkan tangannya, namun mengingat bahwa suara yang ia ajak bicara itu lelembut, jadi ia pun menghela nafasnya lelah "Yaelah baru jam segini"

{Gw kan tadi dah bilang, sekarang Marvel lagi latihan.. Jadi sekarang lu harus bantu Marvel.. Itung itung sekalian latihan juga elu} ujar sang pemilik suara yang mulai serius

[Name] yang mendengar keseriusan si Suara Gaje pun kembali menghela nafas seraya mengagguk paham "iya iya.. Gw turutin deh" pasrah [Name]

{Yaudah}

"Yaudah Eh-"

{Apa? }

"Ya apa? "

{Lah iya.. Apa? }

"Ya emang kenapa? "

{Apa su!}

"apa? "

{YA LU MAU NGOMONG APA ANJ!!}

"Iya juga, gw mo ngomong apa"

{OO DASAR BETINA! }

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Setelah perdebatan kecil dengan sosok pemandunya, [Name] berjalan dengan perasaan kesal menuju tempat pelatihan, yang diduga Marvel masih berada disana

Ia mengisi perjalanannya dengan gerutuan, gadis itu menutup mulutnya karna menguap di akibatkan rasa kantuknya yang tak tertahan

Tak berselang lama ia mendengar suara pijakan kaki dengan suara pedang yang cukup keras, setelah mendengar suara tersebut, bisa di simpulkan bahwa Terong (Marvel) masih berlatih

Tanpa menunggu lama. [Name] mempercepat langkahnya menuju asal suara, setelah ia sampai.. Dirinya melihat punggung sosok familiar yang sedang mengayunkan pedangnya dengan begitu serius

[Name] berjalan mendekat pada sosok tersebut, karna saking fokusnya dalam latihannya berpedang, ia tak menyadari bahwa ada seseorang di belakangnya, hingga akhirnya dirinya terlonjat karna sebuah tangan yang menepuk pundak nya

"WOOA"

Melihat reaksi nya membuat [Name] seketika terbahak bahak, ia memegangi perutnya yang keram akibat lelah tertawa

Hal tersebut membuat sang korban kejahilan [Name] menatap sengit pada Gadis itu, "GAK USAH NGAGETIN! UNTUNG JANTUNG GW AMAN" pekiknya, kemudian menjitak si pelaku penuh dengan dendam

Menerima jitakan kasih sayang tersebut membuat [Name] meringis kesakitan, ia mengusap Dahi nya kasar. "YA SELOW DONG" Bentak [Name] dengan tidak swalow nya:v

"Salah siapa bikin gw kaget!? "

"Salah lu sendiri, ngapain juga kaget" Jawabnya enteng, membuat perempatan muncul di dahi lawan berbicaranya

Marvel menghela nafas kasar, kemudian berdoa sejenak semoga ia di beri kesabaran yang melimpah, "Dahlah.. Terus lu ngapain disini, matahari aja belum muncul" Tanya Marvel dengan memiringkan kepalanya

[Name] tiba tiba terdiam, dia lupa untuk apa mendatangi Marvel "Lah iya juga, gw ngapain? " Gumamnya, yang membuat lawan bicaranya ber sweetdrop ria, Bisa di simpulkan kalau jitakan hulk Marvel menimbulkan efek samping hilang ingatan.g canda

"Oh iya.. Ga tau, gw kebangun malem malem, iseng iseng kesini tau tau ada elu" Ujar gadis itu santai seraya memasukan jari telunjuknya dalam hidung (Ngupil lah:v)

Marvel yang mendengarnya semakin menatapnya datar, ia menghela nafas untuk menenangkan dirinya sendiri "Gitu doang? Gw kira ada apa gitu" Ucapnya kemudian kembali mempererat genggaman nya kepada gagang pedangnya

"Hooh.. Lu sendiri ngapain latihan malem malem"

Marvel terdiam, ia menunduk setelah mendengar pertanyaan itu, entah apa yang dipikirkan Marvel saat itu "Gw.. Gw mau jadi kuat, Gw gak mau jadi beban. Jadi.. Gw harus berlatih lebih giat lagi" Ujar Marvel kemudian mengangkat kepalanya dengan ekspresi wajahnya yang berubah menjadi semangat

Impresive

[Name] mengagguk kecil, ya.. Dia juga dah tau, hanya dia cuma basa basi agar suasana tidak terlalu canggung, "Gila.. Keren, semangat lu itulohh wajib di pertahankan" Ujar [Name] seraya bertepuk tangan

"Yaudah deh, dari pada lu latian sendiri.. Yok bareng gw, kasian lu Jomblo gak ada lawannya" Ujar [Name] kemudian tertawa kecil saat melihat ekspresi Marvel yang.. Kek, entahlah membagongkan

"Maksud lu apa ya? " Ujar Marvel dengan tatapan sengit menatap Netra biru sapphire di depannya "Dasar Pendek."

JLEB

Rasanya bagai tertusuk pedang beribu ribu ribu kali mendengar ucapan pemuda bersurai ungu itu, [Name] menatap nyalang Netra Emerald di depannya dangan tangan yang mengepal "WOE MAKSUD NYA APA SU! GW INI DAH TERMASUK TINGGI BEGO! " Ujar nya dengan emosi yang meledaq ledaq

"Halah.. Tinggian gw"

"Bebacot mulu anj, gw ini dah termasuk tinggi dari sekian banyak nya cewek di Galaksi woe" Pekik [Name] tak terima, ia pun menginjak kaki kiri Marvel dengan tenaga Gorila nya itu

Marvel seketika meng-aduh kesakitan seraya memegangi kaki nya yang di injak "Baperan banget dah" ujar si pemuda yang masih sibuk dengan mengusap kakinya itu

[Name] yang ingin melayangkan pukulan syaiton nya pun terhenti saat otak ikan nya itu paham. Bahwa perdebatan ini tidak akan selesai sampai Qiamat datang

Akhirnya ia pun mengatur nafasnya agar qequatan nya semakin gg kalau sabar "Dahlah ga guna, Mumpung [Name]-Sama ini baik hati rajin beribadah dan rajin menabung dosa, Jadi saiya maafkan" Ujar [Name] dengan efek cahaya Ilahi disekitarnya.g

Marvel menatap gadis de depannya dengan wajah aneh, Ia pun mendekat kepada [Name] dengan punggung tangannya yang menempel pada dahi [Name] "Njir! BADAN LU PANAS! Pantes makin gila" Ujar Marvel dengan tatapan datar

[Name] pun berganti memegang dahi nya sendiri, "Lah.. Iya njir"

"kan. Lu makin gila"

"BUKAN ITU ANJER, PANASNYA NGENTIT!"

....

Btw awtor capek nih, gak bisa nulis adegan adu bacot :v

Waduhh terpaksa skip 😶

....

Setelah berjam jam seekor siput berjalan menuju rumput, Akhirnya dua ekor manusia yang tadinya gelud pun sudah damai

Dan pertengkaran mereka di ganti dengan pelatihan yang mengandalkan kerja sama

Afa itu?

Dengan perjanjian kalau [Name] mau melatih Marvel dengan kemampuan bela dirinya dan itu Ampuh, Maka Marvel bakal traktir [Name] makanan afafun itu

Dan tentu saja mbak nem tidak kuat iman dan tergoda oleh hawa nafsu yang membuanya setuju dengan penawaran Marvel

Dan Sekarang, Kondisi Marvel yang sangat kritis :v Selama 1 jam ia harus melakukan kuda kuda tengah dengan sikap sempurna.

[Name] menaruh krikil di paha Marvel dan batu bata di pundak Marvel yang masih dalam posisi kuda kuda, Jika batu krikil dan kedua batu bata itu sampai terjatuh maka Marvel harus mengulanginya kembali + dapat diskon tambahan waktu

Karna mbak nem manusia yang katanya baik hati, Ia pun juga melakukan posisi yang sama seperti yabg dilakukan Marvel

Dan itu yang membuat anak Saryu kebingungan

Marvel saja yang notabe nya cowok gagah and berani Tapi bermulut cewek itu pun terkejut dengan posisi kuda kuda [Name] yang amat sangat sempurna, bahkan sudah 2 jam [Name] melakukan posisi kuda kuda, namun dia tidak bergerak sama sekali + [Name] juga naruh dua batu bata di pundaknya.

Karna memang udah kelelahan +Fisik Marvel yang gak kuat dengan pelatihan dari [Name] pun, Akhirnya Dia terjatuh dengan nafas yang tidak beraturan juga keringat sebesar biji jagung

[Name] yang sudah fokus pun akhirnya terganggu karna suara berisik dari arah depannya

Ia membuka kedua netra sapphire nya, mengerjab beberapa kali karna matanya yang blur, Tak lama kemudian ia mendapati Marvel yang terjatuh dengan kedua tangan yang ia rentangkan pada lantai lantai pelatihan itu

[Name] pun menghela nafas, kemudian melempar Batu bata yang berada di pundaknya itu secara asal, kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Marvel berdiri "Duh.. Keknya lu gak kuat ama ini latihan, yaudah deh" Ujar pemilik netra Sapphire itu dengan santainya

Marvel meraih uluran tangan dari [Name], kemudian memegang kedua lutunya yang terasa panas juga nyeri, nafas Marvel tidak beraturan setelah menjalankan pelatihan bagai neraka itu, "Hosh.. K-kok kok lu bisa ngelakuin hal gila kayak tadi" Ujar Marvel dengan nafas yang tak beraturan

[Name] menggedikan pundaknya, kemudian kembali menatap Marvel, "Entahlah, dah kebiasaan kali" Ujarnya, yang membuat Marvel sedikit heran dengan jawaban itu.

"Lu dulu juga sering latihan kayak gini? " Tanya Marvel dengan tatapan heran kepada sang empu lawan bicaranya.

[Name] mengagguk kecil merespon ucapan Marvel, "Yup! Dulu gw belajar bela diri kayak gini, ya.. Gw dulu juga sama kayak elu, gak kuat kalau mertahanin kuda kuda berjam jam kayak tadi. Tapi.. Kalau lu mau berusaha, Lu pasti bisa. Semakin kuat kuda kuda yang lu pertahanin, semakin kuat juga pertahanan kaki lu" Ujar [Name] yang menjelaskan beberapa hal melalui pengalamannya

"Percaya gak percaya, setelah lu ngelakuin kuda kuda tadi, kaki lu bakal kerasa ringan. Dan jarak langkah lu dan lompatan serta tendangan lu bakal lebih efektif buat serangan jarak jauh maupun dekat" Ujar [Name] yang semakin mendalami peran sebagai guru bela diri Marvel.

Demi apa?

Demi makanan.

Mendengar ucapa gadis itu, membuat Marvel berpikir sejenak. Marvel pun membuktikan benar atau tidak nya perkataan [Name], Marvel mulai  bersiap untuk melakukan loncatan jarak jauh.

Dengan langkah sempurna, Marvel pun mulai melompat denagn jarak jauh yang mengandalkan kekuatan kakinya untuk bersiap menapak.

Alangkah terkejutnya Marvel saat merasakan langkahnya begitu ringan, hal itu membuktikan perkataan [Name] itu benar adanya.

"Eh? " Beo Marvel yang masih terkejut dengan trik yang di ajarkan oleh gadis bersurai Kecoklatan itu.

Melihat Marvel yang masih terkejut membuat [Name] tersenyum lebar,  kemudian kembali berjalan mendekat kepada Marvel, "Benerkan? Percaya deh.. Setiap usaha pasti membuahkan hasil! Lu tinggal percaya dan ngikuti semua nya" Ucap [Name] yang menepuk pundak Marvel.

Marvel kembali memperhatikan [Name] kemudian mengagguk antusias dengan senyuman yang mengembang, "Lu bener.. Makasih dah ngasih tau gw caranya" Ujar Marvel yang di balas anggukan oleh [Name].

"Oh iya, lu punya trik lain gak, semacam tendangan gitu? Atau pukulan yang bisa bikin luka parah? " Ujar Marvel dengan tatapan yang sedikit berharap pada gadis didepannya

[Name] kembali berpikir, kemudian tersenyum dengan anggukan, "punya lah.. Gw punya beberapa teknik tendangan Plus pukulan mematikan yang bisa gw ajarin ke elu!" Ujar [Name] dengan senyuman sombongnya, yang membuat Marvel menatapnya datar.

"Yaudah.. ajarin lah"

"Eitss.. Bayaran nya lebih mahal dung"

"Dihh.. Yaudahlah, terserah lu mau minta apa nanti"

"Woke! Saiya siap mengajarimu"

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Setelah empat jam lebih berlatih bersama [Name], Marvel perlahan mulai mengerti setiap teknik gerakan serta fungsi fungsi nya yang dapat di kelola oleh otak Marvel

Pelatihan [Name] dengan Nevin itu berbanding 11 12.

Bedanya pelatihan Nevin membutuhkan waktu berjam jam dan bertumpu pada kekuatan fisik, namun Berbeda dengan ajaran [Name]. Tak perlu waktu lama untuk pelatihan fisik yang diberikan [Name]

Yang di perlukan adalah konsentrasi dan kepahaman, fisik bisa di latih lagi.. Namun jika kepahaman terhadap jurus jurus lah yang harus Marvel dalami saat ini. Jika berlatih dengan [Name].

Tidak hanya itu, berkat latihan Simple namun sangat berguna dari [Name] membuat Marvel lebih Cerdas dengan latihan konsentrasi dan fisik hanya dengan jangka waktu 4 jam.

Setidaknya kehadiran gadis ini dalam cerita yang di lalui para karakter ini dapat membantu, keahlian bela diri yang ia bawa dari dunia lain itu begitu berguna untuk di dalami lagi.

[Name] tersenyum puas saat memperhatikan latihan Marvel yang sudah cukup sempurna, walau keringat yang sudah mengucur deras dari tubuhnya, juga beberapa otot nya yang mulai keram dengan latihan ini, namun latihan ini memberi bayaran yang setimpal.

Dan sekarang, untuk menguji kemampuan Marvel yang baru saja berguru padanya, [Name]. Memutuskan untuk Sparing dengan pemuda bersurai Ungu itu.

Demi menjadi kuat, tentunya Marvel akan menjalankan setiap latihan kali ini, Sedikit penyesalan di benak pemuda itu saat ia membentak Nevin dan pergi dari pelatihan itu, namun. Kali ini ia mendapat pelatihan yang sama kerasnya namun dengan waktu yang begitu singkat.

Karna waktu yang terlalu singkat itu, Marvel harus menyimpan banyak teori dari pelatihan [Name] ini, dari setiap kuda kuda, setiap tangkisan dan serangan. Juga teknik teknik lain.

Intinya. Pemuda ini harus mengosongkan otak nya demi menampung banyaknya pelatihan dari gadis itu.

Yang Marvel lihat sekarang, Gadis di sebrang menatap nya dengan senyuman, juga kuda kuda yang sudah ia persiapkan

Melihat kesiapan lawannya, Pemuda bernetra Emerald itu juga mulai bersiap, Marvel kembali menganalisa sekitar nya dan serangan jarak yang akan dia lakukan

Melihat hal tersebut, [Name] semakin tersenyum dengan lebar, Tak sia sia gadis itu membagi ilmu kepada kawannya, Marvel. Memahami setiap teknik yang ia ajarkan, hal itu lebih dari cukup.

"Yosh! Marvel. Buktiin lu udah paham ama latian tadi" Ujar [Name] dengan senyumnya yang masih tersungging.

Marvel menatap lamat kedalam Netra Sapphire gadis itu, kemudian tersenyum. "Ya. Gw bakal buktiin"

Selesai dengan ucapannya, Marvel melesat dengan kecepatan tinggi, Netra Emerald nya menelusuri setiap langkah yang akan ia tempuh untuk menyerang gadis ini.

Tak berbeda jauh, [Name] pun juga melesat. Mengandalkan daya tahan nya yang memang cukup kuat.

Kali ini mereka berdua tidak menggunakan senjata apapun, maupun sihir. Kali ini berfokus pada gerakan bela diri yang hanya mengandalkan anggota tubuh masing masing.

Tinjuan mulai Marvel layangkan, namun serangan itu dapat di blokir oleh [Name] dengan kedua tangannya yang menghalau serangan Marvel.

Setelah berhasil menghempaskan Marvel, [Name] yang berganti menyerang. Bukan tanpa alasan mereka melakukan latihan ini, [Name] hanya menguji insting Marvel.

[Name] tau betul, Marvel berbeda dari Samsul, jika samsul yang [Name] latih sekarang. Semua akan berbeda, Samsul akan dengan mudah mempelajari dan mem-praktekan pukulan serta tendangan seperti ini.

Tapi pelatihan ini cukup untuk menambah pertahan Marvel.

[Name] membalas serangan Marvel dengan tinjuan bawah yang bisa saja menargetkan bagian uluh hati pemuda tersebut, namun berkat latihan yang baru saja ia lakukan, Marvel. Berhasil menepis serangan tersebut.

Namun pukulan itu tak hanya sekali, Berkali kali. Tinjuan di lancarkan oleh gadis bernetra sapphire tersebut, seraya pandangannya yang terus mencari Titik lemah lawannya.

Dan ya!

Karna sibuk menghindari pukulan yang dilayangkan oleh [Name]. Marvel kehilangan fokus, dan membiarkan titik lemahnya terbuka jelas. Sehingga [Name] memiliki kesempatan besar untuk melumpuhkan pemuda bernetra Emerald tersebut.

[Name] melakukan gerakan circle bawah, saat Marvel datang dan menyiapkan pukulan, [Name] berganti posisi. Dengan dirinya yang seakan berbaring di tanah dan kedua kakinya yang menghampit kaki Marvel kemudian menarik nya dengan keras.

(Gerakan silat! Jadi kalo belum paham bisa search di google / Youtube)

Gerakan tersebut sudah pasti membuat Marvel kehilangan keseimbangannya, dan Berakhir terjatuh karna kedua kakinya yang terseret kaki [Name].

[Name] dengan cepat menumpu tubuhnya dengan satu kaki dan segera bangun, kemudian melayangkan sebuah tendangan yang siap mengenai kepala sang pemuda yang sudah terbaring karna kehilangan keseimbangannya.

Namun pada detik Terakhir, gadis bernetra sapphire itu menghentikan serangannya, dan menarik kakinya kembali. Membuat sang pemuda yang memejamkan matanya untuk siap mendapat serangan menatapnya bingung.

[Name] tersenyum simpul, kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Marvel berdiri, "Yah.. Udah lumayan, cuman. Tingkatin lagi Reflek lu" Ujar [Name] yang membuat Marvel melongo.

Marvel pun menerima uluran tangan tersebut dan segera berdiri, mengibaskan pakaiannya sejenak. Kemudian atensinya kembali teralihkan pada gadis didepannya. "Huhh.. Lu bener, ngomong ngomong gerakan lu tadi bagus, gw gk nyangka lu bakal ngelakuin serangan itu"

"Hahaha.. Yahh makasih, tadi juga lu udah makin naik level di perkembangan lu kali ini, jadi.. Latih terus teknik - teknik yang gw kasih, harus terus di praktekin" Ujar [Name] menepuk pundak Marvel dengan senyuman khasnya.

Marvel mengagguk kemudian membalas senyuman lebar [Name].

Namun setelah acara puji memuji antara mereka, Terdengar suara tepuk tangan yang begitu keras, dengan tawa yang menyatu dengan suara tepukan itu.

Bersamaan dengan suara itu, langkah kaki yang cukup berat terdengar jelas. " Tak ku sangka, bocah tengik seperti mu bisa sangat handal dalam hal bela diri. " Ujarnya, yang sontak membuat atensi kedua remaja itu beralih padanya.

"Raja Malik? " Seru mereka berdua, dengan alis yang berkerut.

Merasa ada yang mengganjal, Gadis bersurai kecoklatan itu mencerna kembali ucapan sang Raja, "Bentar.. Itu tadi pujian atau hinaan?" Ujar [Name] yang merasa di remehkan.

Raja yang mereka sebut dengan nama Malik itu menggeleng kecil, kemudian kembali mendekat kepada kedua Remaja di depannya, "Tidak. Hanya saja, aku sedikit terkejut melihatnya. Tapi karna hal ini, Marvel akan dengan mudah menguasai teknik berpedang yang akan aku ajarkan" Ucapnya, yang seketika membuat kedua remaja itu saling pandang

"Mangsud? "

Pertanyaan dari [Name] mengundang helaan nafas dari raja Malik, "Dengar ya bocah, dari kuda kuda dan metode penyerangan yang kau ajarkan kepada Marvel, Bisa ku lihat ada beberapa teknik berpedangku yang menyatu dalam ilmu bela diri mu, hanya saja teknik mu itu tak menggunakan senjata" Ujar Raja Malik yang membuat [Name] menatapnya tak percaya.

"Affah iya? " Jawaban mengesalkan itu sontak mengundang perempat yang seolah muncul di dahi sang Raja.

"Terserah mu, tapi karna ini. Kau memudahkan pekerjaan ku" Ujar Raja Malik yang menepuk kepala [Name] sebagai apresiasi kecil pada Gadis tersebut, walaupun ia melakukan hal tersebut dengan wajahnya yang datar.

[Name] yang merasakan tangan kekar itu berada di surai kecoklatan nya pun tertegun. Ia menatap Netra Ruby di depannya heran, "Eh? Ini Raja Malik?" Ujar [Name] yang sontak membuat sang raja memunculkan kerutan emosi.

"Hei! Aku sudah bersikap baik padamu, Seharusnya kau sadar, Bodoh!" Ujar Raja Malik yang langsung menarik tangannya kembali dengan wajahnya yang kesal.

Melihatnya, [Name] pun terkekeh kemudian menggaruk tengkuknya, "Ehehe.. Ya maap, soalnya jarang bet seorang Raja Vermillion bersikap lembut kek gini" Ucapnya tanpa beban.

Raja Malik hanya menatap datar, kemudian atensinya beralih kepada Marvel, "Baiklah Marvel. Kali ini, adalah latihan mu yang sebenarnya"

..

...
.....

== |
S
K
I
P
== |

.....
...

Matahari mulai menunjukan sinarnya, Cahayanya menyinari seluruh Dunia, melambangkan keceriaan dan kebahagiaan saat sang surya itu menyapa dunia

Termasuk rasa panas yang menyengat

Entah kenapa hari ini panas sang surya ini begitu menyengat, bukan main panasnya, bahkan jika kalian masak Trex panggang pun akan matang dengan sekejab

Asal yang kalian masak upilnya :v

Setelah membantu Marvel menguasai teknik bela diri, [Name] memilih untuk melatih sihirnya.

Untuk ketangkasan, kelincahan, bahkan konsentrasi milik [Name] sudah begitu sempurna, pancaindera [Name] cukup tajam untuk menganalisa setiap gerakan musuh nantinya.

Jadi, kali ini ia akan melatih kembali sihirnya, Sihirnya ini mengikuti aliran gerakan bela diri [Name], mengikuti perguruan bela diri di kehidupan nya yang dulu. Membuat gadis ini cukup lihai mengendalikan hal hal baru. Contohnya seperti tadi, sihir sihirnya sekarang.

Raja Malik menguji konsentrasi Marvel, juga kepekaan terhadap sekitarnya yang juga melatih setiap indera milik Marvel.

Dan [Name] melatih sendiri sihirnya, dengan memfokuskan tenaga nya dan ketajaman senjata yang akan ia buat dari sihirnya.

Sihir Angin nya adalah salah satu sarana yang lebih berguna saat pertempuran nantinya, ia tidak terlalu mengharapkan beberapa sihir nya yang lain.

Seperti melihat masa depan, juga memutar balik waktu!

Sihir itu tidak bisa ia kendalikan sendiri, melainkan ia hanya mendapat bantuan dari sosok lelembut yang berkedok sebagai pemandunya.

Saat melihat masa depan. Itu hanyalah sebuah spoiler untuk [Name] agar berjaga jaga. [Name] baru menonton beberapa epesode saat film ini baru saja rilis beberapa bulan. Dan selebihnya ia akan menjalaninya sendiri, dan mengerti tanpa tau alur apapun.

Dan sekali lagi, sihir ini tidak berguna karna ini mengandalkan spoiler dari pihak lain.

Dan Sihir pemutar balik waktu. Sihir ini pernah di jelaskan oleh sang pemandu padanya. Ia hanya bisa menggunakan sihir ini. Sekali! Setelah digunakan sihir ini akan menghilang.

Waktu pertama kali mendengarnya [Name] cukup kesal karna menurutnya percuma jika ia hanya bisa menggunakan sihir itu sekali.

Tapi jika di pikir lagi, walau hanya berguna sekali. Itu adalah salah satu kunci kesuksesan dalam perang ini. Dan.. Satu lagi, gadis itu bukan pemeran utama dalam cerita asli di Viva fantasy ini.

Kenyataan itu lah yang menjadi dinding penghambat, kemenangan yang kunci nya adalah gadis tersebut.

Helaan nafas kasar terdengar. Oke, kuatkan tekat di hatinya. Ia mengingat di Setiap film anime yang ia tonton, di S1 Mc pasti pemegang kemenangan. Dan gadis itu percaya akan pemikirannya.

Itulah pemikiran yang menjadi Motivator untuk gadis itu, tapi walaupun ia percaya kalau Mc cerita ini akan menang. Namun bagaimanapun juga ia harus jauh lebih berkembang.

Dia datang kemari, membuat cerita seketika berubah. Bisa saja di waktu yang akan datang nantinya, akan ada hal lain yang berubah juga.

Gadis itu kembali menghela nafasnya, [Name] membuka matanya. Netra Sapphire nya menatap tumpukan batu yang telah tumpuk menggunakan sihir telekinesis miliknya.

Tanpa berbekicot lagi, [Name] langsung melesat dengan Senjata anginnya yang ia genggam erat.

Ia mengayunkan pedangnya dengan tenaga yang berpacu kepada kedua tangannya, jangan pikir gadis konyol ini adalah sosok lemah. Jemari lentik ini bisa menghancurkan tulang seseorang sekali terkena pukulan mematikannya.

Punggung tangannya yang tampak lecet dan mengeluarkan setetes darah itu terasa kebas, seakan tangan nya yang sudah tebal dan juga keras itu sudah terbiasa dengan rasa sakit.

Ayunan pedangnya begitu cepat, batu yang tadi berdiri kokoh di depannya seketika hancur berkeping keping, setelah Gadis bernetra Sapphire yang selalu memancarkan semangat membara itu melancarkan serangan bertubi tubi pada batu yang menjadi sasarannya.

[Name] mundur beberapa langkah dengan nafas yang mulai terengah engah, senyum tipis terlukis di bibir gadis itu, puas melihat hasil latihannya selama ini.

"Haha.. The rill gweh itu sebenarnya sepuh" Ucapnya dengan senyum angkuh dan kedua tangan yang berada di pinggangnya. "Ngahaha sekali kali memuji diri sendiri G masalah kan? " gumamnya, kemudian kembali menyunggingkan senyuman menyebalkan itu

(A/N) : Entahalah, kesel juga bayanginnya)

Setelah puas membanggakan diri nya sendiri, gadis itu duduk si tepian seraya memperhatikan latihan Marvel bersama Raja Vermillion di sebrang.

[Name] memperhatikan, Marvel dengan mata yang tertutup, dan Raja Malik yang melemparinya dengan gumpalan tanah basah. Dan berkali kali wajah Marvel tampak kesal karna gumpalan tanah itu mengenai wajah pemilik surai ungu itu.

Melihat hal itu [Name] menahan tawanya sebisa mungkin, namun pendengaran sang Raja yang begitu tajam membuat nya mengalihkan pandangannya pada gadis yang mati matian menahan tawa. Karna merasa terganggu, Malik memberi tatapan tajam. Yang sontak membuat [Name] kicep di buatnya.

Latihan pun kembali berjalan.

Waktu sudah berjalan cukup cepat, Matahari semakin naik ke permukaan membawa sinar teriknya yang memancar. Sudah panas, malah makin panas.

Sejak tadi, setelah selesai melatih fisik dan sihirnya. Gadis bernetra Sapphire ini mengipas dirinya dengan beberapa helai daun yang ia lihat, Surai kecoklatannya itu ia kuncir kuda agar tidak gerah.

Sudah 2 jam ia memperhatikan kedua human di depannya, latihan Raja Malik terus saja di ulang ulang, setiap kali Marvel salah langkah dan terkena gumpalan tanah basah itu, Skor Marvel akan kembali 0 dan harus mengulang dari awal.

Gadis itu menatap dengan raut wajah kebingungan, melihat benda yang di tutup oleh kain yang di bawa oleh seseorang panglima di sampingnya tampak bercahaya walau terhalang oleh sebuah kain merah.

[Name] pun memutuskan untuk lebih mendekat dan memberanikan diri untuk bertanya,  "Benda apa itu panglima indra?" Tanya [Name] dengan alis yang berkerut memperhatikan benda tersebut.

Panglima yang di sebut dengan nama Indra itu mengalihkan atensi nya pada pemilik suara, kemudian menatap benda yang ia pegang, "Ah.. Ini, ini adalah Pedang yang terbuat dari batu Vulkanite. Yang mulia menyuruhku membuat pedang ini dengan segera waktu itu, dan sepertinya, aku tahu kenapa yang mulia ingin membuat pedang yang berbahan dasar sama dengan senjata miliknya di waktu sesingkat ini."

Indra kembali memperhatikan Raja Malik yang masih melatih Marvel, setelah mendengar ucapan Panglima Indra itu, [Name] langsung mengagguk paham setelah di jelaskan.

"Ya.. Kayaknya Raja Malik bakal kasih ini pedang buat Marvel, di liat liat potensi Marvel dalam berpedang mulai kelihatan" Ujar [Name] dengan anggukan setuju mendengar perkataan Indra.

"AHH SIAL! "

"54.. Tidak buruk, tapi seperti biasa kita akan mulai lagi dari awal" Suara Raja Malik kembali membuat Atensi [Name] juga Indra terfokus olehnya, terlebih wajah Marvel yang terlihat sangat kesal.

[Name] kembali menahan tawa saat melihat pakaian dan wajah Marvel yang kotor akibat lumpur yang di lemparkan Raja Malik.  "Jyahaha.. Latihannya Raja Malik lebih keren dari pada gw rupanya" Ucap [Name] yang senyum senyum gajelas.

Panglima Indra menggeleng, kemudian hendak mendatangi Raja Malik, dan memberikan Laporan tentang pembuatan pedang yang Raja itu tugaskan, "Baiklah, aku pamit dulu" Ujar Panglima Indra yang di balas anggukan oleh [Name].

[Name] masih memperhatikan perbincangan mereka, tapi karna lama lama ia kepo dengan bentuk pedang dan warnanya, [Name] memutuskan untuk mendekat.

[Name] memperhatikan pedang yang sudah berada di tangan Raja Malik dengan begitu kagum, sama Halnya dengan [Name]. marvel pun menatap penuh kekaguman setelah penutup matanya ia lepas.

Warna pedang Vulkanite itu patut di puji karna tampak indah, dari bentuknya juga sudah begitu sempurna.

Ya.. Demo Raja Malik agar gaji Panglima Indra di tambah 👍

[Name] menatap kagum pedang itu, Raja Malik memperhatikan gadis di sampingnya, senyum tipis mengembang dari bibir Raja Malik.

Entahlah, [Name] kadang keliatan lugu, polos, imut. Tapi jatuhnya ke Bego :V

G. Canda yank.

Melihat tatapan binar itu, membuat Raja Malik mendapat kesempatan untuk semakin menyombongkan hasil bumi yang Katanya Hanya ada di Vermilion.

"Ini adalah pedang yang di tempa dari vulkanite murni, Logam yang hanya dapat di temukan di Vermillion. Dan tentunya sangat langka" Ujar Raja Malik dengan senyuman yang menjengkelkan itu.

Saat mendengarnya [Name] berganti menatapnya datar, kemudian beralih untuk berada di samping Panglima Indra saja, Dari pada semakin kesal, entahlah. [Name] sering esmochi kalau deket² itu raja.

"Dan pedang ini akan menjadi milikmu, setelah kau menyelesaikan latihan ini" Ujar Raja Malik, Kali ini senyumannya seakan bangga kepada Marvel.

[Name] pun ikut senang dengan pencapaian Marvel, gk sih. Lebih tepatnya bangga karna latihan yang di berikannya bisa begitu berguna,  dan sangat membantu.

Raja Malik berjalan mendekat pada Marvel, menyerahkan pedang Vulkanite pada remaja bernetra Emerald itu. Dengan senang hati Marvel mengambil pedang yang di berikan Raja Malik.

Tak berselang lama, senyuman Marvel memudar. Tanah tiba tiba bergetar. Mata Marvel terpejam dengan sendirinya, aura sihir hitam mengepung tubuh Marvel yang tak sadarkan diri.

Semua pun panik, mereka tidak menduga akan ada hal semacam ini. [Name] yang melihat kejadian ini pun teringat oleh suara si Makhluk halus yang membangunkannya tadi.

"jaga Marvel jan sampai dia lepas kendali dari sihirnya"

DEG

Raut wajah gadis itu tampak sangat gelisah, ia gugup bukan main. Sihir hitam itu menguasai tubuh pemuda bernetra Emerald itu.

Otaknya lag, bug, dan sebagainya. Karna saking paniknya, ia tak dapat berpikir lagi.

' BRENGSHAKE '

"NJINK! RAJA MALIK!! JAUHKAN PEDANG ITU DARI MARVEL! ".

Suara lantang itu segera membuat Malik Tersadar. Raja Itu mengagguk,  kemudian dengan segera mengambil alih gagang pedang yang awalnya berada pada tangan Marvel.

Tubuh Marvel melemas, pandangannya memburam membuatnya sempoyongan. [Name] pun dengan sigap menangkap tubuh Marvel, dan mendudukan nya perlahan.

"Vel? Vel lu gapapa? " Ucap [Name] yang khawatir dengan keadaan Marvel. Gadis itu menepuk nepuk pipi sang empu.

Raja Malik menatap pedang yang ada di genggamannya, "Aneh.. Sebenarnya apa yang terjadi? Kau apakan pedang ini Indra?" Ujar Raja Malik menatap Indra dengan penuh tanda tanya.

Panglima Indra dengan cepat menggeleng " Tidak saya apa apakan yang mulia, pedang itu asli terbuat dari Vulkanite murni" Ujar Indra yang sama herannya dengan Raja Malik.

'Woe! Marvel kenapa bisa begini!.

{Bahan Vulkanite nya bikin sihir Marvel gak setabil, dan alhasil kek gini} - Sebuah jawaban dari pemilik suara itu di cerna perlahan oleh otak yang Load nya lama itu.

Namun setelahnya gadis itu menghela nafasnya dengan lega, begitu menyadari bahwa pemuda yang tak sadarkan diri itu baik baik saja.

'Beli nasi kotak sendiri.. Dahlah'.

[Name] mengalihkan tatapannya pada Raja Malik, "Raja Malik! Jangan jangan.. Memang batu Vulkanite yang membuat sihir Marvel tidak stabil?" Ujar [Name], yang membuat Alis Raja Malik berkerut.

"Tidak stabil? Tapi.. Pedang ku juga terbuat dari Vulkanite murni, tapi tidak ada apapun yang terjadi" Ujarnya yang masih tampak heran.

"Aku gak tau, lebih baik tanya ke Pak Gm agar lebih jelas" Mendengarnya.. Raja Malik mengagguk, ia menerima saran dari gadis itu.

Tak berselang lama, suara lenguhan terdengar.. Perlahan netra Emerald itu mengerjab, menangkap seluruh pemandangan di sekitarnya. Salah satu tangannya memegang kepala nya yang pusing.

[Name] yang menyadari Marvel perlahan sadar pun menghela nafas lega. "Vel? Dah sadar? Untunglah lu gak kenapa napa" Ujar [Name] yang mengusap keringat dinginya akibat begitu panik karna Marvel yang tidak sadarkan diri.

Marvel mengagguk menjawab pertanyaan [Name], dari anggukan itu membuat Raja Malik juga Panglima Indra ikut menghela nafas lega.

"Maafkan aku Marvel, aku tidak tahu kalau Vulkanite bisa menyebabkan hal seperti itu"

Mendengarnya Marvel pun menggeleng, pemuda bersurai ungu itu menunduk "Tidak masalah, seharusnya aku yang minta maaf.. Justru ini semua salahku, karena tidak bisa mengendalikan sihirku" Ujarnya yang semakin menundukkan kepalanya.

"Jangan gitu dong, seharusnya lu makin optimis. Karna lu harus bisa ngendaliin sihir lu! JADI SEMANGAT!" Ucapan gadis itu membuat Marvel mengalihkan atensi padanya, perlahan. Senyumannya mengembang. Ia mengangguk membenarkan ucapan [Name].

"Ya.. Makasih semangatnya" Mereka berdua tertawa berama, melihatnya Raja Malik pun tersenyum tipis melihat interaksi mereka.

Tawa mereka terhenti saat suara langkah kaki yang kian mendekat mengintrupsi pendengaran mereka.

"Ku harap, aku tidak mengaggu latihan kalian. "

"GENAH!? " Ucap kedua remaja itu bersamaan saat melihat wajah seseorang yang begitu mereka kenali.

Kedua remaja itu saling bertatapan dengan raut wajah panik, amukan Dady Genah itu menciutkan mental kedua remaja yang saling pandang itu sejenak.

'Anjur! Salam dari binjai ✊! '

'Kok bisa Genah sampai sini?

Setidaknya itulah kata kata dari ginjal mereka setelah melihat wajah pria di depannya.

"Lah.. K-kok" ,[Name] menatap Genah dengan tatapan penuh tanda tanya.

Sementara Marvel menelan ludahnya kasar. Jika waktu itu dia bilang bahwa Genah bukan ayahnya lagi, Tapi didikan dan tingkah serta prilakunya, tertanam jelas di ingatan mereka berdua.

"T-tunggu dulu, aku tau kau mau ngomong apa. A-aku tau perbuatan ku ini salah! Aku.. " Marvel menjeda perkataannya sejenak, pemuda itu menunduk tak berani menatap pria di depannya. 

"..Aku pergi tanpa pamit, tapi.. Aku melakukan hal ini karena ini penting untuk ku" Lanjut Marvel, tatapannya menjadi sendu. Suaranya bergetar, entah kenapa Marvel benar benar tidak memiliki mental sekarang di depan Genah.

[Name] melirik Marvel di sebelahnya denagn raut wajah aneh, melihat Marvel yang keterbalikan dengan biasanya, "MARVEL TOBAT CUK? " -Batin [Name] terheran heran.

"Kalau kau mau marah silahkan!.. Tapi aku tidak akan kembali sampai aku menyelesaikan latihan ku disini!!" Marvel

Genah menatap pemuda itu dengan senyuman simpul, kemudian mendekat dan mengusap lembut surai sang pemuda, "Bagaimana dengan latihan mu? " tanya Genah dengan tempo suara nya yang begitu rendah dan lembut.

Marvel terbelakak, ia mendongak menatap sang pemilik suara, ia terdiam sejenak sebelum kembali bersuara,  " ermm.. Baik" jawab Marvel dengan tatapan tak percaya.

"Bagus, memang kelihatannya kau lebih kuat sekarang" Ujar Genah, dengan senyuman lembut yang masih terukir di bibirnya, perlahan Genah menarik tangannya dari kepala Marvel, kemudian beralih menatap gadis di samping Marvel yang melongo.

".. Dan, [Name]? Bagaimana dengan mu? " Ujar Genah, yang seketika membuat lamunan gadis itu terbuyar.

"Hah? Gimana?" Ucapnya yang linglung, kelamaan bengong ternyata bisa membuat otak ikannya semakin lemot.

Genah menghela nafasnya, ingin sekali Genah membenturkan kepala gadis itu agar otaknya bisa memproses lebih cepat, dan tidak selemot Hp mu sekarang :v " Sudahlah, aku tidak ingin memperpanjang pembicaraan ini "

"Oh"

"Tunggu dulu-" Marvel yang agaknya masih lag dengan kejadian barusan masih agak kebingungan, "Kau tidak marah? " Ujar Marvel, pemuda itu tadinya sudah menyiapkan mental untuk menerima amukan dari sang Bapak tiri itu.

Genah menyerngit, ia menatap Marvel dengan raut kebingungan, "hah? Kau mau aku marah? " Tanya Genah di sertai denagn kekehan.

"T-tidak sih"

Genah menggeleng kecil, tatapan Genah begitu hangat saat netra nya itu menatap si pemuda bersurai keunguan itu, "ya.. Aku sudah mempertimbangkan semuanya, apa yang kau lakukan ini benar, kita juga tidak bisa selalu melindungimu dan memintamu untuk bersembunyi"

Ucapan Genah membuat netra emerald Marvel membulat, Genah mengusap lembut surai pemuda iti sekilas "Kau harus menyiapkan dirimu, dan aku.. Bangga padamu"

"Trimakasih.. Aku, Sangat mengapresiasi itu" Ucap Marvel dengan membalas senyuman lembut Genah.

[Name] yang sedari tadi menyimak pun menatap haru mereka berdua, melihat mereka berdua kembali akur membuat hati [Name] tenang, 'Hiks, aku terhura..' Batin gadis itu dengan mengusap air mata imajer nya.

Melihat tingkah laku gadis di sampingnya, membuat Raja Malik menatapnya datar, terlebih lagi interaksi anak dan ayah itu yang tidak tau tempat yang tepat.

"Ekhem"

"Jadi apa tujuan mu kemari? Hanya untuk memuji anak mu itu?" Tanya Raja Malik dengan tatapan datarnya, kedua tangannya terlipat di depan dada, suaranya membuat kedua manusia di depannya kembali tersadar.

Genah akhirnya teringat tujuannya jauh jauh datang ke negri sebrang ini dengan tujuan lain selain ingin bertemu dengan sang putra, "Oh iya.. Aku hampir lupa, kita harus secepatnya kembali ke Elheims" Ujar Genah, yang seketika membuat semua orang menatapnya dengan kebingungan.

"Ke Elheims secepatnya? "Tanya [Name], dan di respon dengan anggukan dari Genah.

"Sepertinya.. Pak Gm dan Ayon menemukan penyebab terbebasnya Herobrine"

...
.....

== |
S
K
I
P
== |

.....
...

Tepat setelah Genah memberitahukan informasi penting itu kepada Malik, dengan segera mereka kembali menuju Elheims.

Setelah berjam jam menyebrangi lautan luas dari Vermilion menuju Elheims, akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan mereka, dengan kedua Raja dari kerajaan terkuat yang sudah menyiapkan banyak rencana yang begitu matang.

Ruangan rapat terbuka, menampilkan ketiga sosok penting dalam rapat yang sama pentingnya.

"Yoo Bangsul! "

Samsul yang baru saja memasuki ruangan bersama Nevin dan Ayon pun menatap datar wajah si pemilik suara, "Maksudnya apa ya? Mau gelut? " Ujar Samsul yang sudah siap denagn kepalan tangannya.

[Name] yang merasa tertantang pun semakin tersenyum remeh, kemudian semakin mendekat kepada pemuda berkaca mata itu, "Nantang? bolehh.. Kapan? Sekarang? GASS!!! " Ujar Gadis itu dengan semangat 45 nya.

"Gak taun depan"

"Yee gak asik lu"

Ayon yang melihat tingkah kedua remaja itu hanya bisa menatap datar tanpa minat, Raja Elheims itu berjalan mendekati Raja Gm yang sedang memperhatikan gambar bongkahan batu, namun masih sempatnya Raja itu menjitak [Name] saat melangkah.

[Name] mengaduh kesakitan saat jitakan dari Raja Ayon itu terdapat dendam yang tak main main, tangannya mengusap kasar dahinya yang memerah, ia berbalik menatap si pelaku.

"ANJ"

Suara menggelegar itu menarik seluruh atensi para human yang berada di dalam ruangan tersebut, namun si pelaku hanya tersenyum tipis tanpa mengalihkan pandangannya pada gadis itu.

Kedua tangan [Name] mengepal erat, tatapan nya begitu sengit menatap punggung Raja Ayon, namun seketika semuanya berubah saat sebuah tangan kekar mengusap lembut surai kecoklatan gadis itu. 

"Sudahlah.. Jangan terbawa emosi dengan gurauannya. Mana yang sakit?" Ujar si pemilik tangan, sontak [Name] beralih menatap sang pemilik tangan, wajah tampan itu tersenyum lembut. Usapan tangannya begitu hangat

"E-eh"

Samsul terkekeh melihat [Name] yang membeku di tempat, ia pun menggeleng sebelum akhirnya melepas tawanya, "Ahaha.. Udah Master, dia tu punya ilmu kebal. Entah di bacok pake golok anak STM pun ga ngaruh "

[Name] melirik Samsul, seolah olah memunculkan laser permusuhan dari tatapannya, ia mengacungkan jari tengah tepat di wajah Samsul.

"Gw teleport in lu ke segetiga bermuda bagus kayak nya"

"Gw setrum duluan sih"

Perdebatan singkat itu di akhiri dengan kedua belah pihak yang memutuskan menghentikan kontak mata dengan wajah kesal, melihat perdebatan di antara mereka membuat yang lainnya hanya dapat menggelengkan kepala.

Raja Gm beralih menatap kedua remaja itu datar, kemudian berdehem untuk mengalihkan atensi, "Kalian sudah tau kan kenapa aku mengumpulkan kalian? " mendengar suara Raja Gm membuat mereka mengagguk sebagai respon.

"Ya, kami sudah tau. Jadi.. Bagaimana rencana kalian?" Suara lembut Nevin mengintrupsi keheningan setelah Raja Gm menyelesaikan ucapannya.

"Tunggu.. Maaf kalau aku menyela, Bukankah itu batu yang aku temukan dengan Rafel? " Ujar Raja Malik, ia berjalan mendekat pada Raja Gm untuk melihat lebih jelas gambar batu tersebut.

[Name] pun mengagguk, "Itu batu juga yang aku liat, berarti itu beneran batu segel Herobrine? " Tanya [Name] dengan membuat pose berfikir.

Raja Ayon mengagguk singkat, kemudian berjalan menuju sebuah gambar sebuah batu persegi dengan ukiran ukiran yang aneh, "Ya, ini adalah king Fatur's monoloit. Sebuah medium segel yang dulu di gunakan oleh para kesatria untuk menyegel Herobrine, fungsinya adalah untuk memastikan keadaan equilibrium dan singularitas sebuah sihir-"

"Stop stop" Ucapan Raja Ayon terhenti karna Raja Vermillion yang menyela nya,  "Bisa kau gunakan bahasa manusia tidak? " ujar Malik dengan wajah datarnya.

Pastinya tidak semua manusia tau tentang kosa kata yang telah di ucapkan oleh raja Elheims ini, termasuk [Name] yang dari tadi melongo tak tau apapun  "Akuarium? Singa keatas?"  Gumamnya.

Mendengar Malik yang memprotes serta ketololan [Name], membuat Raja Ayon menghela nafas lelah, "Huhh.. Fungsinya adalah sebagai sistem keamanan sebuah segel agar tidak rusak." Ujar Ayon, kemudian memutar tubuhnya menatap semua orang disana.

"Bentar.. Terus yang akuarium akuarium tadi apaan" Tanya [Name] yang masih penasaran .

"Lupakan"

":v"

Setelah penyampaian dari Raja Ayon yang terlalu rumit untuk di pahami itu, Raja Gm pun mengambil alih dan mulai menjelaskan, juga menceritakan asal usul dari batu segel tersebut.

Yang ringkasnya, bahwa batu ilusi itu gagal membuat Herobrine sadar, tidak ada perubahan dari Herobrine walau terkurung penjara ilusi dari segel batu tersebut.

"Hal itu terbukti dari informasi [Name], bahwa Herobrine masih berencana untuk tetap melakukan the reborn"  [Name] mengagguk membetulkan ucapan Raja Ayon tentang pembahasan yang menyangkut informasi darinya.

"Jadi dia pasti mencari cara lain agar bisa terbebas dari segel itu" Sahut Genah, yang di balas anggukan tegas dari Raja Olvia dan si Raja Elheims itu. "Tapi satu satunya mematahkan sihir monoloit ini adalah dengan mengalihkan rantai psikisnya kepada oranglain." Sambung Genah.

Raja Ayon terdiam sejenak sembari berpikir, "Tapi bagaimana cara dia melakukannya dari dalam segel tersebut? " Ujar Ayon yang seketika membuat semua orang berpikir serempak.

"Herobrine bukanlah manusia, kalo di pikir lagi, dia itu adalah kutukan terlarang, segel monoloit itu memberikan ilusi bagi manusia, makhluk hidup. Bukan roh seperti Herobrine" [Name] menanggapi, sebodoh bodohnya gadis itu, tapi pemikirannya terkadang bisa menembus langit ketujuh jika ia sudah mulai berteori.

Seketika ruangan semakin hening, para Raja dan yang lainnya menatap gadis itu tak percaya, pemikirannya kali ini menjalur pada logika, "Maksudmu monoloit ini tidak akan memberi efek apapun pada Herobrine nantinya juga? " Tanya Raja Ayon, yang di beri anggukan Raja Gm.

[Name] mengagguk, "Bisa di bilang gitu, pastinya ada celah yang bikin si mata senter bisa keluar dari sana, terlebih lagi.. Dia di segel sebelum menjadi manusia, tentunya Roh macam Mata senter itu masih bisa memutar otak" Ujarnya. Tatapannya beralih dan mulai serius, entah setan apa yang sampai mau merasuki gadis itu.

Pasti setannya bakal tersiksa.

Raja Gm kembali memperjelas pandangannya pada bongkahan batu raksasa yang berada dalam gambar tersebut, kemudian kembali beralih pada [Name], "Kau benar, dia masih bisa memutar otak, tapi.. Bagaimana kita bisa mengembalikannya menjadi manusia? " Tanya Raja Gm, dengan alis berkerut. Ia memijat pelipisnya.

"Kita masih belum memiliki cara lain, hanya batu monoloit inilah satu satunya harapan kita" Saut Raja Ayon, memang benar kata katanya, bahwa sihir yang dapat mengubah Herobrine menjadi manusia belum diketahui.

[Name] kembali mengagguk, ia mendekati Raja Gm dengan tatapan yang beralih pada batu segel di depannya, "Untuk rencana sementara, kita masih bisa melapisi sihir lagi di batu ini, lumayan. Daya magnet sihir telekinesisku bisa berpengaruh di batu ini" Ucapnya seraya mengalihkan atensinya pada yang lainnnya.

"Kalau begitu, kita harus segera menyiapkan monoloitnya" tanggap Genah, ia berdiri dari kursinya.

Raja Gm beralih menatap Genah, ia berpikir seraya meletakkan tangan menopang dagu, "Sepertinya.. Aku bisa bawa monoloitnya kesini" Ujar Raja Gm, yang mendapat tatapan heran dari Raja Ayon.

"Kau mau menggunakan Gehain?" Tanya Raja Ayon, yang mendapat anggukan tegas dari Raja Gm.

"Ya, itu cara yang paling praktis"

Mendengar percakapan kedua Raja tersebut, membuat Malik kini makin bertanya tanya, Malik hanyalah Raja yang di didik hanya dengan mengandalkan kekuatan dan pedang, bukan teori sihir dan apapun yang berhubungan dengan Ras fantasia.

"Gehain? " Tanya Malik

[Name] berbalik menatap si pemilik suara, kemudian mengagguk kecil "Yup! Teleportasi" Ujarnya dengan senyuman khas nya.

"Ya, sihir teleportasi. Aku akan membawa monoloitnya ke Elheims menggunakan sihir itu, akan ku pindahkan monoloitnya kemari agar lebih mudah mempersiapkan sihir penyegelannya" Ucapan Raja Gm memang ada benarnya, yang tentunya hal itu akan di lakukan dengan sepertujuannya Pemilik kerajaan.

Mendapat anggukan dari Ayon, Raja Gm tersenyum simpul, kemudian kembali beralih pada Malik, "Kau tau tempat monoloit itu kan? " pertanyaan Raja Gm dengan cepat di balas oleh anggukan Raja Malik.

"Bagus.. Kau akan ikut dengan ku, Malik. Juga, kau akan ikut Ayon, aku pun membutuhkan bantuan mu nantinya " Ucapan Raja Gm membuat Raja Ayon terdiam, ia termenung sembari berpikir kembali.

Ayon menatap pada Raja Gm dengan raut wajah Khawatir, ia menggeleng kecil. "Tapi.. Aku tidak bisa meninggalkan kerajaan ku begitu saja". Perkataannya benar, sebagai seorang Raja ia tidak bisa bertindak gegabah dan malah membahayakan kerajaan juga rakyatnya.

"Ayon.. pergilah, aku akan menjaga Elheims selagi kau pergi" Suara menenangkan itu mengalihkan atensi Raja Ayon, wajah tenang Nevin membuat Ayon pun perlahan ikut tenang.

"Kau yakin? "

Nevin mengagguk, senyuman lembut terukir di bibirnya, "Elheims adalah negriku juga, akan ku jaga dengan baik. Kau tenang saja" Ujar Nevin yang seketika membuat Ayon menghela nafasnya dengan aggukan.

Nevin adalah sahabatnya sejak lama, mengingat bahwa sang sahabat rela bertempur sesama manusia demi Elheims, membuat kepercayaan di berikan seutuhnya pada Pria dengan topeng rubah itu,  "Baiklah, Kalau begitu"

Kemudian tatapannya beralih pada [Name] yang sibuk menginjak injak semut, " tapi.. Bagaimana kalau bocah kecil itu ikut dengan kita Gm, sihirnya juga bisa menguntungkan kita saat memindahkan Gehain nantinya" Ujar Ayon, yang membuat Raja Gm kembali berpikir.

Merasa di bicarakan, [Name] pun menoleh menatap Raja Ayon, kemudian menggeleng kecil "Maap ni, bukannya ga mau. Teleportasi ku masih belum mampu buat bawa segel itu, Teleportasi ini juga masih belum bisa menjangkau kawasan yang terlalu jauh" Ujar [Name] langsung pada inti, sihirnya masih belum diasah dengan benar. Dan masih berada di tingkat bawah.

"[Name] benar, dia juga belum terlalu mampu mengatasi sihir teleportasi nya, Tapi setidaknya.. Kau akan menjadi bantuan disana" Sahut Raja Gm, setelah berpikir panjang.

"T- TUNGGU DULU, APA KALIAN YAKIN INGIN PERGI KESANA!? " Pekik Marvel menyela perkataan Raja Gm, Rasa khawatir nya memuncak membuat pikirannya tak tenang, "Bukannya seharusnya sekarang, kita harus selalu bersatu? "

"Memang, tapi gimana lagi? Satu satunya cara untuk sekarang itu harus berpencar, dan membagi tugas" Ucap [Name], ucapan nya di beri anggukan oleh Raja Gm.

Raja Gm pun menghela nafasnya, ia berjalan mendekati Marvel yang tampaknya masih khawatir, "Kita harus menyiapkan batu monoloit itu Marvel, itu adalah kesempatan satu satunya yang kita punya untuk mengalahkan Herobrine" Ujar Raja Gm mencoba menenangkan. Di tatapnya wajah Raja Gm, netra Emerald Marvel masih tampak bergetar, nyatanya Marvel masih takut.

[Name] ikut mendekat, ia menepuk pundak Marvel dengan senyumannya yang mengembang, "Gimana kalau lu ikut mereka, Vel?. Lu lebih aman sama mereka, dan gw yang bakal jaga istana ini bareng Bangsul" Ujar [Name] dengan senyum cerahnya.

Samsul melirik [Name] dengan tatapan sinis, namun sang empu yang ditatap malah nyengir, membuat Samsul menghela nafas kasar, "Huhh.. Iya Vel, mending lu ikut mereka. Percaya deh sama kita"

Ucapan Samsul dibalaa gelengan Marvel, pemuda bersurai ungu itu tetap kokoh pada pendiriannya, "Bukan itu masalahnya! Kalian gak sadar apa? Herobrine selalu nyerang kita kalau lagi sendiri sendiri, atau kalau mencar" Pekik Marvel mengemukakan opininya.

Justru perkataan Marvel barusan membuat Raja Ayon menatap malas, "Makanya lebih baik kau, si pemegang batu Emerald ikut sama kita" ucap Raja Ayon tegas, berniat membungkam mulut cerewet pemuda bersurai ungu itu.

Marvel terdiam, perkataan Ayon barusan cukup membuatnya bungkam.

"Tapi--"

Tangan seseorang menepuk pundak Marvel, netra hijau emerald itu sontak beralih pada pemilik tangan, " Tidak apa Marvel, kau akan baik baik saja bersama mereka, aku, [Name], dan Samsul juga pasti baik baik saja disini" Ucapnya dengan senyuman lembut, dengan suara nya yang begitu tenang, sehingga membuat Marvel tak bisa berkata lagi.

Samsul dan [Name] menaggguk bersamaan, tatapan cerah mereka berdua semakin meyakinkan Marvel, "Udah tenang aja Vel.. Lagian disini ada Master Nevin kok, kalem aja" Ucap Samsul, yang disertai anggukan penuh semangat dari [Name].

"T--Tapi"

"Tapi tapi mulu lo, ah ribet bet!" Celetuk [Name] dengan disertai jitakan di jidat mulus Marvel, membuat bibir cerewet itu diam.

Raja Gm menggeleng kecil melihat tingkah laku kedua remaja itu, "Marvel, percayalah pada kami" Ucap Raja Gm final, yang sudah pasti ucapannya kali ini tidak bisa akan di bantah lagi oleh Marvel.

Tatapan Raja Gm beralih pada Genah, "Sebelum aku pergi, ambilah ini" Tangan Raja Gm terulur dengan sebuah benda aneh si tangannya, Genah tanpa banyak bicara pun langsung mengambil benda tersebut.

Namun setelah melihat ukiran yang cukup aneh pada benda tersebut, membuat tanda tanya pada benak Genah, "Benda apa ini? "

"Kalau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, alat ini akan mengirmkan sinyal padaku" Ujar Raja Gm, Genah pun mengagguk mengerti saat mendengar penjelasan dari Raja gm.

"Baiklah.. Sekarang. Ayon, Marvel, Malik, dan Rafel.. Kita harus bergegas"

...
.....

== |
S
K
I
P
== |

.....
...

Setelah rapat penting yang di adakan beberapa jam yang lalu, bagian tim yang mengurus perpindahan batu monoloit itu di kerajaan Elheims sendang berkumpul di aula.

Menghitung beberapa blok untuk memastikan mata ender juga redstone agar pas dan tidak lebih dan kurang, membuat gadia bernetra sapphire itu tersenyum aneh, mendeskripsi kan keadaannya yang cukup tertekan.

Setelah beberapa menit menghitung jangkahnya, akhirnya semuanya selesai, dengan bantuang IQ sosok Master Nevin yang menjadi penyelamatnya.

Genah pun mulai memasang Mata ender dengan pola melingkar, sementara Samsul hanya memperhatikan dengan bosan kegiatan yang Genah lakukan.

Tak lama, ia merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya dengan asap yang mengepul dari kepalanya, "Lu Kenapa? Pucet banget. Golongan mayat ya? " Canda Samsul dengan cekikikan.

Sang empu pun menatap pemuda di sampingnya datar, "Mayat ndas mu"

"Hahhaha.. Canda elah, terus kenapa lu pucet begitu?"

"Pake nanya"

"Ya gw nanya soalnya gk tau bodoh!"

"Iya juga"

Percakapan mereka berhenti saat mendengar derap langkah kaki yang semakin keras mendekat, menampilkan sosok panglima Elheims, dengan penampilan acak acakan berlarian.

Nevin pun menoleh, menghadap panglima Elheims itu yang kini mengatur deru nafas nya, "Ada apa Kaguma? Tampaknya kau tergesa gesa" tanya Nevin dengan kedua tangannya memegang bahu Kaguma.

"Ada serangan di perbatasan, Alvin menyuruh ku untuk meminta bala bantuan" Ucapnya dengan nafas yang masih belum teratur, ucapannya membuat keadaan hening sejenak, kemudian beralih menjadi panik.

"LAH? SERANGAN!?" [Name] memekik, ia yang tadinya lelah, letih, lesu, letoy, lemas, lopyu, pun seketika terbangun dengan gelagapan.

Nevin terdiam sembari berpikir, ia perlahan menatap Genah yang berdiri tak jauh darinya, "Hnmm.. Tampaknya ia tau kalau kita sedang berpencar" Ujar Nevin di sertai anggukan setuju dari yang lainnya, "Bala bantuan ya? Tapi aku tidak bisa. Aku sudah berjanji untuk menjaga kerajaan, dan harus berjaga jikalau serangan mendadak datang kembali"

Nevin bimbang, di satu sisi jika Alvin yang sampai meminta bantuan, itu berarti masalahnya cukup serius, di sisi lain jika ia meninggalkan kerajaan bisa saja terjadi serangan dadakan.

"AKU AKU! AKU BISA BANTU! " Lamunan Nevin terbuyar, Sontak Nevin menatap pemilik suara yang mengacungkan tangannya penuh semangat.

"Kau yakin, [Name]?"

"Yak yakin! Ga ada waktu buat mikir, biar aku yang datang bantu sekarang!" Ucapan [Name] ada benarnya, Nevin tidak punya banyak waktu untuk berpikir, sejujurnya Nevin sangatlah mengkhawatirkan gadis itu, namun.. Ia juga tidak bisa mengaggap remeh kemampuan [Name].

Dengan berat hati Nevin mengagguk untuk menyutujui, antusias nya [Name] membuat Nevin percaya akan kemampuan gadis itu, perlahan Nevin mendekat pada Gadis itu, "Ku izinkan, berhati hatilah" Ucap Nevin seraya tangannya yang terulur membelai surai kecoklatannya.

"Baiklah! Ga akan ku sia siakan kepercayaan Master! " Ucap [Name] kemudian menghilang bersama Panglima Kaguma, untuk mempersingkat waktu ia menggunakan teleportasi nya agar memperdekat jarak nya dengan bagian perbatasan.

Nevin menatap perginya mereka berdua dengan khawatir, "Master tenang aja, [Name] pasti bisa nyelesain ini, lagian.. Kalau Master khawatir kenapa bukan aku saja yang dikirim" Ujar Samsul, menatap wajah Nevin dengan heran.

"Kau masih di butuhkan disini, Sul. Lagi pula [Name] adalah bala bantuan tercepat. Kemungkinan besar jika salah satu dari kita yang datang, bisa saja terlambat" Sahut Genah dari arah belakang, membuat Samsul seketika mengagguk padanya.

"Bener juga"

Nevin menggeleng kecil dengan senyuman khas miliknya, namun tak ayal. Dalam benaknya ia masih memikirkan gadis itu.

'Semoga kau baik baik saja'







Δ¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Δ

EYYO HELO GED

GW KEMBALI DENGAN BANYAK NYA KATA SAMPAI BIKIN TANGAN KESEMUTAN!

Ekhem..

Benih benih cintah mulai terlihad, MASTER NEVINN KHAWATIR NYA DI LUAR NAYLA

AWOK

Ok, dahlah

Jangan lupa klean kalo bintang di bawah masih putih kayak pikiranlu yang polos

Pencet jadi oren biar ternodai

Oke sekiann.. Komen juga lah

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top