Latihan?

"Wahh.. Rupanya kau yang datang Ayon, kau sama sekali tidak bertambah tua ya" Ucap Orang itu dengan kekehan lembut

"Sudahlah "

"Haha.. Baiklah, jadi.. Apa tujuan mu kemari? "

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

"Ada keperluan apa kau datang kemari? " Tanya master perguruan itu, dengan ciri khas sifat nya yang tenang, topeng rubah yang menyatu dengan jiwanya, Bernama Nevin..

Netra Biru itu menatap bingung sahabat nya

Ayon yang mendengarnya hanya terkekeh, menunjukan senyuman manisnya "Haruskah aku punya alasan untuk bertemu kawan kama ku sendiri? " Ujar Ayon balik menatap lekat sang sahabat karib

"Kau mau aku percaya? Seorang Ayon mau datang mengunjungi teman lamanya karna dia sangat merindukan temannya.." Ujar Nevin dengan tawanya

"Yaa... Aku tidak percaya" Lanjut Nevin mengubah raut wajahnya menjadi serius

Ayon pun ikut terkekeh saat melihat kawannya itu begitu mengenali dirinya "Hahha.. Kau tidak salah, sudah lama kita tidak bertemu ya Nevin? "

"Yahh haha.. Iya, sudah lama tidak bertemu, tampaknya.. Tanduk mu semakin lama semakin tidak terkontrol besarnya, mau ku bantu pangkas sedikit? " Gurau Nevin kembali terkekeh melihat ekspresi datar dari Ayon

"Heh.. Tanduk ini kebanggan ku, sembarangan kau" Celetuk Ayon yang sebal

Nevin yang sedari tadi tertawa karna perbincangan singkat dia dan Ayon, tiba tina menangkap tiga remaja yang di ajak oleh Ayon
"Hah!.. Kau sudah punya anak sekarang?" Ujar Nevin menyerngit.. Ya walaupun hal itu sekedar candaan

"Mereka bukan putra putri ku atau semacamnya, mereka kesini hanya untuk belajar bela diri dari mu" Ujar Ayon dengan tatapan malas

"Bela diri? Ohhh.. Jadi itu tujuan mu kemari? " karna menyadari tujuan Ayon, nevin pun hanya mengagguk mengerti

"Ya tolong lah.. Perang besar akan datang, dan jujur saja aku tidak tahu, ketiga bocah ini siap menghadapi nya atau tidak, mungkin saja bimbingan mu bisa membantu mereka" mohon Ayon, karna merasa sudah tidak bisa menangani mereka, terlebih lagi dengan [Name], malah kena roasting kalau salah sedikit saja

"Enak aja lu kek, ngeremehin guahh!!" celetuk [Name] merasa terendahkan, padahal ia juga merasa kalau dia itu OP

Ayon memutar malas kedua bola matanya "Aku tidak yakin, terutama oleh mu.. Kau benar benar tidak meyakinkan" Ujar Ayon melipat kedua tangannya di dada

"wehh aki sialan.. Mau adu mekanik kah!! "Pekik [Name]

"Eh kalian.. Kenapa kalian malah bertengkar, tujuan kalian kemari bukan untuk hal ini kan?" Ujar Alvin menatap aneh mereka berdua

"Huhh.. Bagaimana lagi, dia lah yang selalu menggagu ku" ujar Ayon yang malah curhat

"Sudahlah lupakan dia, jadi.. Bagaimana Nevin, kau mau membantu ku kan? " lanjut Ayon mengalihkan pembicaraan karna merasa tidak berguna berdebat dengan gadis itu, hanya membuang waktu, juga membuang kesabaran

Menatap Ayon yang penuh harapan, Nevin hanya dapat menghela nafas "Huhh.. Baiklah, lagi pula aku masih berhutang nyawa padamu"Ujar Nevin mengagguk singkat

"Haha.. Terimakasih Nevin"

Mereka pun, mengakhiri sesi mengobrol mereka di luar ruangan, mereka pun berjalan memasuki tempat peeguruan milik Nevin dan temannya Alvin

Nevin pun memutar arah tubuhnya, memperhatikan dengan seksama ketiga remaja yang akan jadi calon muridnya

"Jadi.. Siapa nama kalian? " Tanya Nevin menyerngit

"Namaku Marvel"

"aku Samsul"

Entah mengapa [Name] hanya diam, ia melamun, entah apa yang ia pikirkan saat ini, namun

Samsul yang melihat [Name] yang berada di sebelahnya hanya melamun pun menyenggol lengan [Name] keras, membuat [Name] sadar dari lamunannya

"Hah? Apa? " Tanya [Name] yanv linglung merasa kebingungan

"Kenalin nama lu!! " Ujar Samsul tanpa adanya kesabaran

Mendengar ucapan Samsul, [Name] pun menatap Nevin sekilas, lalu hanya ber oh ria "Ohh.. Ee. [Name] " Ujar [Name] yang agak gerogi, karna baru menghadap pada Nevin

Nevin pun hanya mengagguk singkat dengan senyuman yang melengkapi "Oo.. Marvel Samsul juga [Name] yahh.. Nama kalian terdengar tangguh"

'Ragu aku kalau di bilang tangguh' batin [Name] menatap heran

"Jadi.. Kalian mau belajar bela diri? " Tanya Nevin, menaikan salah satu alisnya

"Ahh.. Iya iya iya, Aku mauu!!!! " Pekik [Name] dengan girang juga berbinar mendengar

Samsul yang melihat [Name] seketika bertambah gila pun makin ragu dengan tempat ini "Raja ikan.. Apa iya dia yang bakalan latih kita, ku kira kau sendiri yang bakalan latih kita" Komen Samsul ragu dengan keputusan Ayon

"Banyak bekicod nya lu sul! " Celetuk [Name] memukul punggung Samsul itu, membuat sang empu meringis kesakitan

"Ya kan gw gak yakin"

Raja Ayon hanya menggelengkan kepalanya menatap kedua bocah itu "Pria ini lah yang akan melatih kalian, asal kalian tau, dia lebih kuat dari pada aku.. Kau yakin tidak mau berlatih dengan nya? " Jelas Ayon memuji Nevin

"Ee.. Tapi, Vel.. Gimana ni, [Name] gk ragu ragu langsung iyain" Ujar Samsul, menatap ragu Nevin

"Ya.. Kita ikutin ajalah si Raja Ikan" Ucap Marvel seraya menepun pelan pundak Samsul untuk meyakinkan

"Tau nih Samsul, ngeremehin orang aja lu" celetuk [Name] seraya menjitak Samsul

"Jadi kalian masih belum yakin ya? Oke kalau begitu" Ujar Ayon, lalu memutar balik tubuhnya, menatap remeh Nevin
"Nevin ayo sparing dengan ku, kita lihat siapa yang lebih kuat"

"Ohh.. Kau lupa terakhir kali saat kau mengajak ku duel sparing" Ujar Nevin dengan menatap malas Ayon

"Ck berisik, aku sedang mencoba membuktikan sesuatu disini! "

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Mereka sampai di tempat, dimana Raja kerajaan Elheims akan mencoba duel sparing dengan sosok sahabat karibnya, bernama Nevin..  Pria yang bahkan di akui lebih kuat oleh ayon

Mereka mempersiapkan diri, dengan menyeimbangkan tubuh mereka saat berdiri di beberapa batang kayu

"Anjaiii.. Keren ini mahh, epick battle cokk!!! " Sorak [Name] girang menatap binar adu mekanik di depannya

"Ck berisik lu! " Ketus Samsul memukul keras lengan [Name] sebal

"Lu napa si? PMS ya bang? "

"Palak lu!! "

Terdengar cipratan Air yang cukup keras dari tempat Raja Ayon

Ayon mulai mengumpulkan air air di sekitarnya, dengan gravitasi yang kuat.. Membuat air air itu terasa memberat, membuat seseorang yang terkena, bisa saja kesakitan

Dengan cepat, Ayon mengarahkan Air air itu kepada Nevin, Air itu meluncur begitu cepat.. Namun, dengan mudahnya Nevin menghindar

Bagitu lincah gerakan Nevin, bahkan saat di perhatikan dengan mata telanjang pun, hampir tak terlihat gerakannya.. Hanya sekelebat bayangan berwarna biru yang terlihat

Tak disangka.. Nevin sudah mencapai tempat Ayon, dengan segera Nevin pun menyerang Ayon dengan sekali serangan, membuat Ayon terjatuh sehingga tercebur kedalam Air

"Hah? " Tersadar bahwa ia sudah terjatuh, Ayon pun menggunakan kekuatan nya untuk membuat air di Sekitarny dapat mengangkatnya

"Dann.. Itu adalah kemenangan ku yang ke 77 kalinya!! "Ujar Nevin tertawa ria menatap remeh Ayon yang basah kuyup

Namun dalam hitungan detik, tubuh Ayon tiba tiba kering, menunjukan cahaya kebiruan

"Masih kau hitung juga hah? " Pekik Ayon tak habis pikir dengan temannya itu

"Ohh tentu"

"Gg anjeng!! 77 gak tuhh" Ujar [Name] tersentak mendengar ucapan Nevin

"tujuh puluh tujuh, Raja ikan memangnya kau pernah menang berapa kali melawan pria ini" Tanya Marvel menyerngit tak percaya mendengar perkataan Nevin

"hanya pernah sekali" Ujar Ayon memutar malas bola matanya

"Itupun duel siapa yang bisa bernafas lebih lama dalam air" Sahut Nevin mengambil alih kalimat yang akan di lontarkan Ayon

"Pfttt.. Ahahaha, ya pasti menang lah.. Kan dia Kakek ikan" Seru [Name] dengan tawa membahana, membuat Ayon seketika terendahkan

"Hah.. Haha, kau di panggil kakek? " Heran Nevin, kemudian ikut terkekeh mendengar julukan aneh dari bocah bernama [Name] itu

"Ck.. Entahlah, dia memberiku julukan aneh, hiraukan dia" malas Ayon, yang tidak ingin di nistahkan seperti waktu itu

"Yee.. Gk mau ngaku kalau dah tua" cibir [Name] yang membuat Ayom terkena -1000% Damage

Merasa panas mendengar cibiran [Name] Ayon pun mencoba mengalihkan topik kembali "Ck INTINYA.. Kalian sudah lihat kan kemampuan Nevin, jadi-" Ujar Ayon namun terpotong

"KAMI MAU BELAJAR SAMA MASTER NEVIN! KITA BAKALAN BELAJAR DENGAN TEKUN! YA NGGAK MARVEL.. [NAME]!!" Ujar Samsul berteriak sangat lantang

"Hmm.. Tadi aja ogah ogahan" Ejek [Name] menatap malas Samsul

"I iya.. Kita juga mau selincah pak Nevin" Saut Marvel menyetujui ucapan Samsul

"Woee.. Jelek bat anj julukan lu, pake embel embel pak pula" Ujar [Name] menatap datar Marvel yang hanya terkikik

"Serah gua dong"

"Wee.. Parah"

Marvel Samsul dan [Name] akhirnya berbincang sendiri, dan larut dalam topik pembahasan mereka

Ayon hanya tertawa kecil melihat keputusan mereka yang seketika berubah "Haha Vin"

Nevin mengagguk mengerti, lalu ikut terkekeh karna melihat sifat mereka "Oke kalau gitu, siap siap kalian.. Karna aku nggak bikin ini mudah hanya karna kalian masih bocah" Ancam Nevin dengan candaan, membuat trio itu kembali terfokus pada Nevin

"Tenang aja!! Kita bertiga pasti bisa! "

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

"Gila sul, ini mah kita nggak bisa" Keluh Marvel dengan keringat bercucuran membasahi wajahnya, ia tampak kelelahan

"Bisa Vel!! Ayo pasti bisa" Ujar Samsul memberi dukungan dan Semangat, namun menatap wajah lelah Marvel membuat Samsul menahan tawa

"harus berapa lama lagi kita disini" Tanya Marvel lemas

"Elahh baru juga 15 menit Vel" Ujar Samsul. Sweetdrop menatap Marvel datar

[Name] yang mendengar perbincangan mereka pun lama lama ikut malas dengan Marvel yang kali ini sering ngeluh, padahal biasanya itu Samsul

"Tau nih, terong ungu banyak ngeluh nya.. Tadi aja ngomongnya bisa" Cibir [Name] dengan hembusan nafas gusar

Melihat para muridnya itu malah tidak fokus dengan latihan mereka, yang tadinya Nevin berbincang dengan Ayon, kini pun mulai mendatangi mereka

"Dari pada kalian ngobrol, mending kalian Fokus, karna makin lama bebannya akan makin berat" Celetuk Nevin yang tiba tiba muncul

Kedatangan Nevin secara tiba tiba membuat [Name] yang tadinya tidak fokus, sekarang terlonjat

"EH ANJ" Kaget [Name] membuatnya terjungkal kedepan.. Dan akhirnya tercebur

Byurrr

Terkejut saat [Name] terjatuh, membuat Marvel yang berada di samping [Name] kehilangan keseimbangan

"Eh eh ehhh... "

Byur

Memunculkan kepalanya dari Dalam air, [Name] dibuat sweetdrop karna Marvel ikut terjatuh "Napa lu ikutan jatoh anyink" Pekik [Name] menangkap tangan Marvel saat tubuhnya hampir tenggelam

"Marvel [Name].. Kalian gak napa napa?? " Ujar Samsul khawatir, ia juga terkejut.. Namun masih dapat menyeimbangkan tubuhnya

"Gak apa, palingan ini balik balik masuk angin" jawab [Name] datar memukul mukul kepalanya saat merasa air memasuki telinga nya

"Haduhh.. Gw gk apa apa, cuma basah kuyup aja" Ujar Marvel dengan senyum simpul

Menatap kebodohan Marvel dan  [Name], membuat Nevin hanya dapat menghela nafasnya "Huhh.. Kalian bisa bisanya kehilangan fokus di 15 menit awal? " heran Nevin

"gimana gak hilang fokus, orang hatiku fokusnya ama master.. Jiakhhh huahahah... Aduhh, becanda master. Jan dimasukan jantung yaa.. " Gombal [Name].. Mencoba mencairkan susana, sekalian mencairkan hati Nevin.g

".. Jangan bercanda, sudahlah.. , ulangi dan kembali berdiri" Titah Nevin penuh kesabaran

"Iya iya Master.. " Pasrah [Name] yang malah ditatap heran oleh Nevin

'Natapnya gitu amat, gw cantik yak? ' Batin [Name] tersenyum banggaa dengan tatapan cerah

{Pd amat lu}

'Biarin suki suki gw lahh'

[Name] dan Marvel mulai menaiki bebatuan untuk keluar dari air, dan mereka mulai melompati beberapa kayu untuk kembali ke posisi nya

Ya.. Knp [Name] tidak menggunakan teleportasi?

Untuk hal keseimbangan ini, Nevin melarang mereka bertiga menggunakan sihirnya, walaupun sedikit apapun itu

Mereka mulai kembali fokus, mata mereka terpejam.. Mencoba menyatukan diri dengan alam, memahami setiap arah angin yang lewat

Tapi.. Tampaknya, untuk si bocah rambut ungu ini, itu begitu susah dilakukan, berkali kali ia mencoba fokus namun gagal

Dan berkali kali pula, Ia terjatuh

"Eh ehhh"

" Adduhh ehh"

"Hah.. Eeii "

"Ahhh aduhh aa"

Marvel selalu terjatuh, sedikit saja angin yang berhembus dan menyentuhnya, membuat keseimbangannya terganggu

Melihat Marvel yang selalu terjatuh dan tak dapat Fokus, membuat atensi [Name] teralihkan padanya "Lu napa si Vel? Letoy amat lu" Cibir [Name] yang masih seimbang, dengan satu kaki yang menjadi penumpu nya

'Anjaiii.. Gw keren, bisa bediri kek gini ahsbjshsksjznbzhsnzzb' Batin [Name] yang gila

Marvel pun berjalan ke tepian tepat di bebatuan untuk mengangkatnya dari air, mendengar cibiran [Name] membuatnya menatap datar sang empu " huhh.. Diam lu" Ujarnya tak terima

Memperhatikan Marvel yang sedari tadi terjatuh, membuat Nevin menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas panjang "Kenapa Marvel? Apa cuma segini tekadmu? "

"Gimana bisa gw tetep jaga keseimbangan! Sedangkan bebannya lama lama tambah berat! Ini latihan apaan si" keluh Marvel mengucapkam dengan nada yang cukup keras

"Ini tuhh latihan melupakan nya karna dia tak nyata" Saut [Name] dengan tambahan drama nya

"Hushhtt.. Ini lagi serius! " celetuk
Samsul menatap tajam [Name], membuat [Name] seketika kicep

"Kalian jan banyak omong napa!" Pekik Marvel mendengar desas desus kedua manusia yang masih setia berdiri dan menyeimbangkan tubuh mereka

"Kunci dari bela diri adalah keseimbangan Marvel, dan untuk mencapai keseimbangan yang sempurna itu amatlah sulit, itulah tujuan latihan kita saat ini" Tutur Nevin lembut, mencoba tidak menggunakan amarah dalam pelatihannya

Mendengar suara gaduh dari pelatihan, Ayon pun tiba tiba datang dan berdiri si samping Nevin saat melihat Marvel yang tengah emosi

"ARGHHH.. Tapi latihannya ini gak masuk akal!"

Nevin menunjukan senyum khasnya, ia pun maju beberapa langkah mendekati Marvel "Satu satunya tempat yang masuk akal adalah dongeng. Dunia tidak pernah masuk akal, tapi kita harus tetap berusaha bukan? " Ujar Nevin mendatangi Marvel dan menepuk perlahan pundak si rambut ungu

Mendengar tutur kata Nevin, membuat [Name] semakin membatin 'Iyakah? Masuk akal? Masak iya kayak pilm si salju di cipok bisa idup lagi? Why.. Masuk akal?' Batin [Name] ter herman herman

Marvel masih menatap dengan penuh emosi "Aku kesini untuk belajar! Bukan untuk mendengar ceramah" Pekik Marvel lalu melepas kasar tangan Nevin yang berada di pundaknya

"Uhh.. Sungguh durhaka si terong satu ini" gumam [Name] datar

Marvel pun pergi dengan sebal dari tempat pelatihan itu, ia menghentakkan kakinya karna emosi seperti anak kecil

Melihat punggung Marvel yang mulai menjauh, membuat Ayon semakin khawatir "Hei kau mau kemana! "

"Vel lu mau kemana? " Jerit Samsul menatap penuh ke khawatiran

"Njir.. Marvel baperan " Gumam [Name] menatap heran Marvel yang coba coba pergi sendiri

"aku mau cari angin dulu! " Ujar Marvel yang tak menggubris setiap kata yang di lontarkan mereka

"Wehh.. Nyari angin dimana lu kocak! Ini udah di luar ruangan" Heran [Name] mendengar ucapan Marvel yang tak masuk akal di logikanya..

Karna seperti biasa, Logika kadang bisa membuat loe gila

"Sumpah lu gak peka apa apa [Name]" Ucap Datar samsul

"Hah? "

"tau lahh"

Raja Ayon semakin Meragukan Marvel, apalagi sekarang Marvel sudah tak terlihat
"hei kita tidak punya waktu untuk-" Ucap Ayon yang terjeda, karna merasakan tangan seseorang di pundaknya, mendapati Nevin yang menatap tenang dengsn gelengan kepala

"Yon.. Biarkan dia, bela diri hanyalah untuk mereka yang siap tekadnya, kita tidak bisa memaksa dia untuk melakukan latihan ini" Ujar Nevin lembut.. Lalu menatap dimana arah Marvel berjalan

Raja Ayon mengehla nafas lelah "Kenapa.. Bocah jaman sekarang sulit sekali di atur" gerutu Ayon mengusap wajahnya gusar

Mendengar gerutuan dari Ayon [Name] malah merasa aneh "Kok gw merasa ya" Bisik [Name] tak habis pikir

"Gw mah anak baik, gak ngerasa" Bisik balik Samsul

"Halahh.. Tai, anak baek dari mana lu"

"Udah ahh.. Ayo kita harus Fokus, ini kita bakalan kek gini ampek besok"  Ujar Samsul mengingatkan [Name] jadwal Pelatihan mereka

"Parah si"

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Matahari telah terbit memunculakn cahaya benderang yang menyinari seluruh dunia.. , rasa hangat itu menerpa kulit

Tak terasa.. Semalaman kedua remaja yang tengah berlatih ini, bisa bertahan dengan keadaan yang masih sehat walafiat

"Bagus [Name], Samsul.. Sepertinya kalian tidak ada masalah dengan latihan keseimbangan ini" Ujar Nevin dengan menatap bangga kedua muridnya sekarang ini

[Name] hanya diam menuduk, menutup wajah ayu itu di balik rambut panjangnya, menutupi matanya yang terpejam dan lelap dalam posisi berdiri dengan membawa beban

"kayaknya.. Otot ku agak keram master" Keluh Samsul, merasakan ototnya mati rasa

"Ahaha.. Itu sudah wajar nanti kau Pasti akan terbiasa, oiya.. Mengapa [Name] hanya diam, tidak seperti biasanya? " Heran Nevin, menatap  [Name] dengan seksama

"Ha?..  Eh [Name], WOYY.. [Name ]" Pekik Samsul begitu keras

Hal itu membuat [Name] terkejut bukan main, seketika ia pun terlonjat dan berakhir ia kembali jatuh dalam kolam di bawahnya itu

"Huhhh huhh.. Goblok sull, kaget jancokk" Keluh [Name] seraya memukul mukul dadanya karna merasa ia menelan air

Nevin yang melihat [Name] terjatuh pun terkekeh menggelengkan kepala nya.. Lalu berjalan mendekati sisi kolam

Nevin pun hanya menghela nafas lelahnya menghadapi bocah satu ini, dengan senyuman tulus nya, ia pun menjulurkan tangannya kepada [Name] "Huhh kalian ini "Gumam Nevin

[Name] yang melihat tangan Nevin yang terulur pun menggenggam tangan itu untuk menariknya dari dalam air

"Adohhh.. Air pagi adem banget ya? Kayak muka master adem dilihat.. Eakkk wanjazzzzzz" kembali lagi dengan aksi tolol [Name], ia mulai ngegombal

Jujur.. Nevin merasa aneh karna gombalan itu, entah karna tidak ada yang berani melakukan hal itu padanya atau bisa saja ia.. Ee entah lah

"huhh sudahlah.. Ayo, kalian ikut aku" Ujar Nevin lalu mulai berjalam meninggalkan tempat itu

"Ok"

Merasa ada yang aneh.. Dan mengganjal pada diri Samsul "e.. Lahh.. Ini gimana cara gw turun!?" Pekik Samsul menatap ke arah mana saja karna panik

[Name] yang melihat wajah panik Samsul pun, seketika tertawa terbahak bahak "AAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHA.... NJRITT KESIANN HAHAHAHA" Tawa membahana [Name] membuat Samsul hanya speechles

"Woi.. Ketawa lu, bantu gw turun! " Ujar Samsul dengan datar

"Hahahah haduhhh cokk.. Capek anj gw ketawa" Ujar [Name] dengan nafasnya tersengal sengal karna tawanya tadi

"Puas lu ketawa puas!! "

"Haha.. Huhh iye iyee.. Gimana caranya bantu lu turun? " Heran [Name] dengan menggaruk tengkuknya

"Pake sihir lu kek, telekinesis atau apa gitu" Saran Samsul yang sudah tidak sabaran ingin turun

Mendengar saran itu, seketika [Name] tersenyum jahil.. Jiwa tolol nya itu memikirkan hal hal di luar nayla

"ooo.. Iyaaa"

seketika Samsul tercebur dalam kolam air itu, merasakan dorongan aneh tak terlihat.. Yang sudah pasti dari sihir telekinesis [Name], yang membantu Samsul turun dengan cara mendorong nya jatuh

Samsul mendongak menatap wajah [Name] yang bengek, membuat Samsul semakin sebal tentang kejahilan [Name]

"Woi gk lucu!" Pekik Samsul dengan menatap sinis [Name]

"Lucu lahh.. Lu aja gk terima"

"Apa! Lo gk terima kalau jatuh ke air sendirian!! "

"Kalo iya knp hahh!!!! "

Perdebatan mereka terus berlanjut, dari Samsul yang sedang sensian lahh.. Dan [Name] yang tidak terima, membuat pertengkaran kecil itu semakin menjadi jadi

Mendengar suara riuh dari tempat pelatihan, Alvin.. Selaku teman baik Nevin dan Ayon itu pun segera mendatangi asal suara

Mendapati kedua bocah yang saling dorong mendorong seperti anak kecil itu membuat Alvin sweetdrop

"Hei kalian.. Kenapa kalian malah bertengkar disini, Nevin sekarang menunggu kalian " Ujar Alvin disertai tepukan di dahinya

"Lahh.. Iya cok, lu sih sull, gw jadi lupa ama perintah Master! " Ujar [Name] menginjak kaki Samsul

"Aduhh.. Woi, gk usah nginjek napa, ini salah lu juga kali, pake nyeburin gw segala ke kolam! " Balas Samsul dengan menginjak balik kaki [Name]

Alvin hanya menatap datar mereka.. Ia menghela nafas lelahnya 'Gini ya nasib Nevin waktu ngajarin mereka ' Batin Alvin ikut lelah

"Duhh.. Cukup kalian! Sekarang ikuti langkahku, jangan tertinggal!! " Ujarnya terakhir lalu berjalan cepat

"Udah dehh.. Kita gelud nya nanti di lapangan yok gercep" Ujar [Name] lalu mengikuti langkah Alvin dengan lari kecil

Melihat kalau ia ditinggal, sontak Samsul juga ikut berlari menyusul kedua orang di depannya

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

20 menit bukan waktu yang sebentar bukan?

Itulah yang tengah di rasakan sosok pria tampan ini, netra biru langitnya menatap kebingungan

Ia menunggu kedua murid nya yang ia pikir tadi mengikutinya, ia menarik nafas dalam dalam dengan menghembuskan perlahan nafasnya

"EAKK EM COMBEK"

Suara itu membuat Nevin tersentak, ia sedang mencoba mengumpulkan kesabarannya, namun sepertinya hal itu sia sia?

"Hehh.. Permisi dulu kek, gk sopan bat lu" Tegur Samsul sengan memukul punggung [Name]

"Iya iyaaa. Iyaaa.. Yaaaaaa.. P E R M I S I" Ujar [Name] dengan mengucapkan 'Permisi' Namun membuat Samsul hanya dapat usap dada

"Huhh.. Iya, kenapa kalian lama sekali? " Tanya Nevin menyerngit dengan menatap satu persatu muridnya itu

Pertanyaan itu membuat Samsul dan [Name] tersenyum kikuk, dalam kecanggungan [Name] menyenggol lengan Samsul, dengan isyarat Samsul lah yang menjelaskan

"ee.. Itu master tadi [Name].. Ee, tadi aku sama [Name] kecebur" Jawab samsul terbata bata dengan.. Yaa, Samsul tidak pandai dalam urusan berbohong

[Name] menepuk dahinya kasar "Lebih elite kek jawabnya" Bisik [Name]

"Bacot lu"

Melihat aksi pertengkaran yang tampaknya akan kembali dimulai, Nevin yang malas pun hanya mengiyakan "baiklah tidak perlu di bahas lagi, aku sudah mengerti "

"Sekarang, ayo ikuti aku" Lanjut Nevin berjalan mendahului

"Siap master " Jawab Samsul dan [Name] serempak

"Kunci dari bela diri adalah keseimbangan, mulai dari kuda kuda hingga seberapa kuat kau harus memukul lawan.. Nah sekarang, kalian coba pukul boneka ini" Ujar Nevin menatap kedua muridnya itu

"Mukul ini boneka, rontok gk ini kira kira tulang" Ujar [Name] menatap ngeri boneka itu

"ngomong aja lu gak berani, kalo gw pasti hancur ini boneka" Ujar Samsul sombong

"Idih.. Sombong kali lu nyet"

Master Nevin menggelengkan kepalanya melihat muridnya "Sudahlah.. Sekarang, buktikan lah Samsul "

"Oke.. Ku pukul sekuatnya ya? " Ujar Samsul, menarik nafas dalam lalu meninju boneka itu dengan keras

"ADDUHH ADUH INI BONEKA ISINYA BATU!? " Pekik Samsul saat merasa tangannya begitu nyeri dan memerah, saat mencoba menghancurkan boneka itu

Melihat Samsul yang kesakitan [Name] pun tertawa terbahak bahak "Huahahha mampus anjeng, mangkanya sombong mulu.. Ingat bahwa azab itu ada.. Kita tidak boleh meremeh-"

Samsul menginjak kaki [Name] dengan keras membuat [Name] meng aduh kesakitan sehingga membuat ucapannya terjeda

"Ga usah ceramah! " Pekik Samsul menyilangkan kedua tangannya di dada

"Samsul.. Kunci bela diri adalah keseimbangan dan presisi" Ujar Nevin menepuk pundak Samsul, lalu ia berjalan mendekati boneka itu

BUGH

Seketika boneka itu hancur tak tersisa, saat terkena pukulan dari Nevin

[Name] melongo tak percaya melihat hal itu, dan tak beda jauh juga dari Samsul

"Uwahhh keren.. Keajaiban alamm mennn" Ujar [Name] yang masih terpelongo

"Eh.. Itu gimana bisa kyk gitu?" Ujar Samsul yang juga tak percaya

"Kalian pasti bisa melakukan ini, yang perlu di perhatikan adalah teknik dan keseimbangan kalian" Ujar Nevin lembut dengan senyuman khasnya

"Wahhh.. Sangat mejing, aku mau cobaa!!! " Ujar [Name] mendekati salah satu boneka yang berada di depannya

"Gak yakin gw kalo lu bisa [Name]" Ujar Samsul yang meragukan tekad [Name]

"Ilihh bacot bacot, kacamata irenk diem! "

"Dih"

[Name] mulai fokus, ia memperhatikan dalam boneka yang menjadi targetnya itu.. Mengatur nafasnya dalam, [Name] mengepalkan jemarinya

Menghilangkan segala keraguan, [Name] dengan cepat meninju boneka pasir itu dengan kuat

BUGH

..

Boneka itu masih tetap kokoh di tempatnya, [Name] membuka matanya.. Melihat boneka pasir itu tak hancur, membuatnya mende-cih

"Huahah.. Nah kann, lu gak bakal bisa ngencuri ini bone--" Samsul terdiam, tak melanjutkan perkataannya

Tiba tiba.. Boneka itu terbelah, menjadi berkeping keping,  melihatnya Samsul dan [Name] tersentak tak percaya

"Erk.. Gak ada jin yang bantu kan? " ujar [Name] yang tak percaya melihat hasil karyanya

"Ee.. "

Nevin bertepuk tangan dengan senyuman tipis "Bagus.. Kau berhasil menghancurkan boneka itu [Name]" Ujar Nevin menepuk perlahan kepala [Name]

[Name] menatap tak percaya Nevin, lalu menatap kembali boneka pasir yang terbelah itu "Hah!! Beneran aku yang lakuin, RILL KAHH.. WAHHH GW KOK KEREN YA?"

Samsul yang melihat [Name] berhasil menghancurkan boneka itu pun menatap sinis gadis itu "halah.. Hancurinnya lemot" Cibir Samsul, lalu berjalan mendekati boneka lain yang ada di sebelahnya

"Yee.. Iri ya lu.. Awokwowk, iri bilang boss slebeww"

Samsul tak menggubris ucapan gadis itu, ia fokus melatih dirinya dengan menhancurkan boneka itu

Nevin hanya menatap lelah mereka berdua, lalu pandangannya teralihkan kepada [Name] yang masih membatin girang "[Name].. Kau juga harus kembali berlatih, yang di katakan Samsul ada benarnya, kecepatan mu harus lebih dilatih lagi" Ujar Nevin menarik tangannya yang berada di pucuk kepala [Name]

[Name] mengagguk semangat, lalu berjalan mendekati boneka yang masih utuh

Nevin mengawasi mereka dengan seksama, membenarkan gerakan mereka agar tidak terjadi cedera

Namun

Sedari tadi, Ada yang memperhatikan mereka bertiga dari kejauhan, yakni Raja Elheims.. Ayon juga Alvin

"Jadi bagaimana menurutmu tentang kedua bocah itu" Tanya Ayon yang memperhatikan [Name] juga Samsul yang masih berlatih

"Yaa.. Ada beberapa pendapat dari ku" Jawab Alvin menatap Ayon

"Pendapat? "

"Ya.. Bocah kacamata itu cukup mengkhawatirkan, kau pasti tau kan.. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk mencapai suatu tujuan, yang membedakan hanyalah seberapa besar tekad mereka untuk mencapai tujuan itu.. Itu yang di sebut potensi, lihatlah mereka berdua" Ujar Alvin yang membuat Ayon menatap heran dirinya

"Ya? Memang mereka kenapa? " Tanya Ayon yang mengalihkan atensi nya pada Samsul dan [Name] yang berlatih

"Bocah lelaki itu berada di jalan yang salah, Nevin pasti juga menyadarinya" Ujar Alvin, yang memfokuskan pandangannya pada Samsul yang selalu gagal saat menghancurkan boneka itu

"bagaimana bisa? "

"Alasan nya bisa banyak entah rasa kekecewaan, takut.. Duka, ataupun rasa di khianati, dan sekarang itulah tugas nevin untuk menutup jalan yang salah itu" Ujar Alvin

"Dan untuk gadis itu, potensi nya sudah bagus.. Tapi, dia mempunyai keraguan, seakan apa yang ia lakukan membahaykan orang lain, keraguan itu membuat ia berpikir kalau dialah yang membuat banyak orang terluka, ragu kalau dirinya bisa menjadi lebih baik dan disitulah.. Bakat nya tertutup membuatnya seperti tidak memiliki tujuan hidup nya " Ujar Alvin panjang lebar, membuat Ayon sekali lagi tersentak

"Maksudmu? Bagaimana bisa kau menyimpulkan hal itu? " Tanya Ayon menatap Alvin dengan seksama

"Ya.. Seperti kataku tadi, itu juga dapat di lihat dari gelagatnya, ini tugas Nevin yang lumayan rumit, menghilangkan rasa kesedihan itu, aku juga tidak tau, apa yang di pikirkan gadis itu"

Ayon menghela nafasnya, ia mengusap gusar wajahnya.. Memperhatikan [Name] "Aku tidak tau tentang asal usulnya, ya.. Ku harap kita punya cukup waktu untuk mereka berdua"

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Samsul terduduk karna kelelahan, ia menatap jemarinya yang memerah karna memaksakan diri menghancurkan boneka itu

"Arghhh.. Kenapa gak bisa terus sih" Ujar Samsul menatap sengit boneka yang menjadi targetnya

"Tau dahh.. Gw juga, tadi sekali bisa, sekarang kek.. Tambah tambah lemah gw 🗿" Ujar [Name ] yang merebahkan tubuhnya di lantai

Nevin menatap mereka berdua yang kesal, ia menghela nafasnya "[Name], Samsul sebetulnya apa alasan kalian mau berlatih dengan ku? " Tanya Nevin lembut

"ee.. Aku hanya ingin menjadi kuat, untuk melawan si bedebah Herobrine itu" Ujar Samsul

"Kalau aku ya.. Aku gak tau, rasanya aja pengen maksa diri sendiri kalau harus bisa" Ujar [Name] lalu duduk menghadap Nevin

Sepotong memori terlintas di pikirannya, memori yang sangat ia hindari..

"BEBAN! "

"GAK BERGUNA"

..

[Name] menghela nafasnya, lalu berdiri mengukir senyuman kecut itu "gak tau deh master, aku ngikutin alur idup"

"Aku paham sekarang.. Baiklah, ku tanya pada kalian, perasaan gelap apa yang menutup jalan kalian? " Ujar Nevin menatap mereka berdua yang menunduk

"Aku tidak tau master.. Perasaan gelap apa itu, jika kau tau hilangkan hal itu" Ujar Samsul semakin menunduk, ia teringat Flashback dimana ia bersenang senang bersama saudaranya, dimana kebahagiaan sebelum konflik yang ada

Dan mengingat dimana Peppey yang berhianat hanya demi Ren dengan alasan cinta

"Manusia manusia sialan itu, tidak ada yang dapat ku percayai sama sekali! " Ujar Samsul penuh amarah, ia menggenggam erat kedua telapak tangannya

"Jadi jawabannya adalah penghianatan ya? "Gumam Nevin yang sudah faham dengan hal apa yang menggangu Samsul

Nevin pun mengalihkan atensi nya pada [Name] yang masih tertunduk, ia menghela nafas sejenak, lalu berjalan mendekati [Name]

Nevin mengusap perlahan punggung gadis itu, membuat [Name] menatap Nevin " Katakan saja hal yang mengganggu mu " Ujar Nevin halus

"Enggak master, sama aja kok kayak Samsul " Ujar [Name] dengan mengukir seulas senyuman tipis

"Kau tidak pandai berbohong yahh.. Katakan hal yang mengganjal dalam pikiran mu, jika kau pendam hal itu akan memperburuk masalah [Name]" Ujar Nevin yang berganti mengusap pucuk kepala [Name]

[Name] keadaan salbrut disana, dimana tadinya dia terbawa susana sedih, sekarang karna Nevin [Name] ingin berteriak

'Master.. Pliss, gw deg degan.. Aaaa, cobaan apa lagi ini, apakah jantungku kuat melihat cogan ini?? ' Batin [Name] yang meronta ingin berteriak, namun sebisanya ia menetralkan wajahnya

"Enggak master, kalau udah siap, aku bakalan cerita kok! " Ujar [Name] menguatkan jiwa raganya, menampilkan senyuman lebar pada Nevin

Nevin tau, terkadang waktu lah yang akan memperbaiki segalanya, Waktu yang dapat menguatkan segala halnya, bahkan waktu juga dapat memperburuk semuanya

"Baiklah.. Aku tidak memaksamu untuk menceritakan hal itu, tapi berjanjilah padaku, keluarkan semua hal yang mengganggu pikira mu" Ujar Nevin dengan senyuman tipis lalu berjalan mundur

"Biar ku ceritakan pada kalian sesuatu, dahulu saat perang besar antara atlantian dan ras manusia, aku dan Ayon adalah saudara satu perjuangan, walaupun kami datang dari ras yang berbeda, tapi aku tetap memilih untuk berdiri di sisinya. " Ujar Nevin, mengingat perang besar beberapa tahun yang lalu

'Uhh.. Persahabatan yang sangat haqiqi, knp kalau gw punya sahabat, datengnya pas butuh doang kontol! ' Batin [Name] yang terhura karna eratnya persahabatan beda ras itu, namun berbeda dengan kisah persahabatan nya

"jadi master lebih memilih atlantian dari pada keluarga master sendiri? " Tanya Samsul, menaikan salah satu alisnya, pertanda ia bingung

"Aku tidak pernah mengaggap manusia sebagai keluarga ku, mereka bengis, serakah.. Saat itu mereka berniat untuk menguasai Elheims, aku tidak terima itu, perang antara atlantian dan manusia pun terjadi, perang yang panjang tanpa henti. " Ujar Nevin memperjelas cerita itu, dimana ia mengingat darah berceceran di mana mana, banyak tubuh yang terkulai lemas tanpa nyawa

"Aku membantai dan membunuh ras ku sendiri, lalu tiba waktunya saat aku meragukan pilihan ku "Apakah menghianati ras ku sendiri adalah pilihan yang benar? " dulu dimana pilihan lah yang akan menjadi jalan keluar setiap masalah, jika Nevin tidak membantu Ras atlantian. Mungkin keserakahan manusia akan semakin menjadi

Namun.. Ia juga manusia biasa, ia juga bisa bimbang dengan pilihannya, ia membunuh banyaknya kaun manusia yang mendeklarasikan perang pada Elheims

Mendengar cerita Nevin membuat [Name] ikut kesal "Manusia emang bodoh, gajelas.. Pengen benci, tapi gw juga manusia :)" Ujar [Name] yang menyadari kesalahn katanya

Nevin terkekeh mendengar ucapan [Name] "Tidak semua manusia itu sama, masih banyak manusia baik namun banyak juga yang sebaliknya"

Mendengar Nevin yang bercerita membuat Samsul semakin kepo
"Lalu.. Apa yang terjadi master?"

"Huhh.. Setelahnya, Ayon mengingatkan ku, dia mengatakan ini tidak ada waktu untuk menyesali pilihan mu dalam berperang, yang penting sekarang adalah, kenapa kau bertarung dalam perang ini? Apa yang ingin kau lindungi? " Ujar Nevin saat ucapan Ayon kembali terngiang ngiang dalam pikiran Nevin

"Aku pun teringat pada seluruh sahabat dan kawan seperjuangan ku di Elheims, mereka adalah tujuanku untuk berperang dalam perang ini" Lanjut Nevin dengan hembusan Nafas panjang

Dan pandangannya tertuju pada Samsul dan [Name] yang bimbang, terutama saat mendengar ucapan Nevin

"nah.. Sekarang, aku tanya kepada kalian, apa tujuan kalian untuk bertarung, apa alasan kalian ingin menjadi kuat, dan apa alasan kalian untuk menjadi bisa dan menyiksa diri kalian sendiri" Ujar Nevin, membuat kedua muridnya itu kembalu memperhatikan dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan

"Aku.. Jujur, aku sendiri gak tau tujuan ku berlatih dengan keras, aku belajar banyak dalam dunia tapi.. Dunia itu pemberi luka terhebat" Ujar [Name] lesu lalu berjalan mendekati boneka yang masih utuh itu

'luka? Ada apa dengan nya? ' Batin Nevin yang heran, namun masih menunjukan wajah santai

Mendengar ucapan [Name] dan Nevin membuat Samsul teringat tujuannya, dimana persaudaraan yabg erat dan keluarga harmonis sama seperi dulu

Samsul juga sama, ia mendekati boneka berisi pasir itu menatap lekat boneka itu, memori indah itu berganti, menjadi potongan dimana adanya penghianatan

Dengan kepalan tangan yang erat, Samsul memfokuskan tujuannya dan langsung meninju Boneka pasir itu

BUGH

Pukulan Samsul menyebabkan ledakan di sekitarnya, Samsul menatap tak percaya hasil latihannya

"haha bagus" Ujar Nevin bangga

"Jadi ini rasanya menjadi kuat?" Gumam Samsul

"Wahah.. Mangat terus sul!!! " Pekik [Name] yang tiba tiba teleport di belakang Samsul dan langsung merangkul Samsul dari samping

"Haaha iya! Makasih, lu semangat juga" Ujar Samsul Balik merangkul [Name] seraya memberikan semangat

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Angin berhembus meniup surai kecoklatan milik seorang gadis yang terduduk di bebatuan

Ia menikmati pemandangan malam hari itu, ia merasakan ketenangan saat sendirian seperti ini, menatap bulan yang benar benar cerah

{Damai? }

Suara itu datang kembali, membuat [Name] tersentak saat mendengar dari batinnya

"Huhh.. Ngagetin lu! " [Name] mengatur kembali posisi duduknya, kembali menikmati pemandangan indah pada malam hari ini

{Yaa.. Maap, gw sedari tadi repot. Kgk bisa nemeni lu }

"Huhh.. Gw heran, suara kayak lu juga ada pekerjaan? " Tanya [Name] yang tidak memalingkan sama sekali pendangannya pada bulan sabit yang memberi secerca cahaya

{Gw punya wujud, cuma aja.. Gw gk bisa nunjukin wujud gw dulu}

[Name] menyerngit, ia baru tau bahwa suara aneh yang selalu menemaninya itu memiliki suatu wujud "Jadi? Wujud lu juga manusia kyk gw?"

{Bisa di bilang iya}

"Bisa gw lihat? "

{Pan kapan aja, belum waktunya} Ujar nya dengan kekehan pada akhir kalimatnya

"Iyain dah.. Susah juga debat ama lu" Ujar [Name] dengan tatapan datar

Cukup lama [Name] berbincang bincang dengan suara itu, ia akhirnya lega mengeluarkan keluh kesahnya.. Merasa bosan, [Name] mulai bernyanyi lirih

{Suka amat nanyi itu lagu? } Tanya suara itu, saat mendengar gadis dengan netra biru sapphire menyenandungkan lagu creepy indo

"Suka suka gw lah, lengser wengi itu adem nadanya kalau di denger " Ujar [Name] dengan pedenya, lalu kembaki menyendandukan lagu itu

{Agak gila tapi gaapa} Ujar suara itu yang tampak malas memperhatikan punggung [Name]

{Oiya.. Lu gk balik ke Elheims? }

"Buat? "

{Gaada yang tau apa yang bakalan terjadi}

Mendengar suara itu, [Name] seketika panik, ia mengira akan ada seranga dadakan di Elheims "Emangnya ada apa? Gak akan ada hal buruk kan? " Ragu [Name] yang tidak tau mengahadap dimana

{Gak sanss aja, asal lu gk ngubah ngubah alur ya gak ada yang perlu di khawatirkan }  Ujar suara itu santai

"Ngubah alur? Gw aja gak tau apa apa pe a" Pekik [Name] yang mengkerutkan dahinya

{Lah iya juga, Sorry gw ngeblank}

"Anjrit bisa gitu wkwkwk"

{Udah.. Balik sana ke Elheims}

"Ck iya iya.. Santai, chill bro gw tu bisa di andalkan menn" Bangga [Name] dengan senyuman cerahnya

{Gila (¬_¬)}

«‘’‘’‘’‘’‘’»
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Eak

Wehhh.. Eyyooo wan kawan

Maap saiya meng php klean, yang katanya mau up 2 hari sekali, sekarang tidack jadi

Yahh.. Saiya hanya manusia bungul yang tidak bisa di andalkan.. Tapi bisa di percaya untuk menjaga hatimu.. azekkk

Yoo.. Maap kalo banyak typo betebaran, banyak kesalahan kata, banyak kata kata kasar yang wajib di tambahkan juga

Kerja bagus 👍

Kalau klean enjoy, jan lupa kalian Vote dam komen yagesyak, biar aku seneng, ingatt.. Membahagiakan orang lain bisa menjadi pahala loo

5473 words

Maapp kalo pendek

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top