KEJADIAN ANEHH

"Memang apa yang terjadi? " Tanya Raja Gm bersandar di pundak istrinya

"Ini urusan ibu dan anak"

"Huhh iya deh"

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

"Hoaammmmmmmmmmm"

Suara seseorang terdengar sedang menguap

Seorang gadis dengan surai coklatnya perlahan mulai mengerjabkan pandangannya, netra biru itu perlahan lahan menangkap pemandangan kamar yang begitu luas

"Hah! Gw dimana?? " Pekiknya memandang dengan seksama tempat itu, ia memperhatikan setiap sudut ruangan

Ia terbangun, mendatangi sebuah jendela yang di baluti tirai putih, gadis itu menyingkirkan setengah tirai putih itu untuk melihat pemandangan luar

"Ini salah satu kamar di istana ya?, tapi kann... " Ujarnya seraya mengingat ingat kejadian saat ia tertidur "Eh.. Aduhh gw ketiduran pas nangis pula, ada Bu GM juga.. Ck, aelah malu banget bruhh" gumamnya, mengingatnya ia merasa tidak enak

"Dahlah, entar aja ngomong ama bu GM nya, btw ini jamnya jam berapa Anyink" Pekik [Name] yang melihat langit yang masih gelap

{Banyak bacod loe, sekarang pukul 3} Suara itu kembali terdengar di pikiran [Name]

"Eh.. Gw kira lu juga bisa istirahat anyink.. Hahaha" Ujar [Name] yang berpikir suara gaje itu juga bisa melakukan aktivitas seperti manusia

{Ya emang, gw tadi tidur.. Lu aja yang banyak bacod jadi gw bangun} Ujar suara itu, terdengar sepertinya orang itu kesal

"Lah iyakah, eh sory sory" [Name] merasa tidak enaknya bertambah sekarang, mendengar ia terlalu menggangu suara gaje

{Anjir mukak lu ngajak gelud, ya enggak lah mana ada gw bisa tidur }

[Name] seketika ber-sweetdrop mendengar suara itu, kalau saja suara itu sosok manusia akan ia hajar habis habisan

"Udahh tauk lah, hidup ku selalu di gentayangi setan aneh" Gumam [Name] yang memandang pemandangan dari jendela

{Timbang lu gabut gk ngotak, mending asah skil lu, sihir lu nanti hilang}

"Hah!! Emang bisa hilang sihir gw" panik [Name] saat mendengar kalau bisa saja hilang skil nya

Terdengar suara tawa yang menggema di pikiran [Name], membuat [Name] menutup matanya rapat "Woii.. Ketawa jan kenceng kenceng" Ujar [Name] yang sekarang lelah

{Gw becanda, udah sana latih sihirlu}

"iyain dah iyain"

Malas meladeni suara aneh itu, [Name] segera keluar dari kamarnya menuju tempat latihan, ia memandang banyaknya tangga yang berada

[Name] menghela nafas lelah, ia melihat tangga tangga itu saja sudah lelah apalagi jika ia menuruni tangga itu

"Mengapa nasip diriku kayak begini.. Hiks" Merasa lelah.. [Name] mulai mendrama dengan nada nada orang sinting

{Ck banyak drama, lu bisa teleport anjeng! }

Mendengar perkataan suara Gaje itu, [Name] seketika menepul dahinya "Lah iya cok, bisa lupa kek gin anyink awokwok " Tawanya lalu langsung terteleport ke bawah tangga

Tanpa ia sadari saat teleport ia tak sengaja menginjak kakinya sendiri, sehingga membuat ia terjatuh, dan menabrak seseorang yang baru saja mau lewat

BRUK

[Name ] tersungkur sangat elite, ia lagi lagi terjatuh, luka di dahinya kemarin sekarang bertambah kembali "Aduh duh.. Repot bat dah punya ni sihir elahh" gumamnya seraya mengusap dahinya itu

Ia lantas melihat seseorang yang terduduk karna tadi ikut terjatuh karna menabrak [Name]

"Eh.. Erk, ka Mabros? Kocaklah sorry, aku gk sengaja" Ujar [Name] yang gelagapan karna ilmu kesandung nya selalu membuat orang lain ikut kena karma

Mabros hanya dapat menggelengkan kepalanya menatap [Name] yang baru saja bergabung menjadi keluarga Olvia kemarin "Huh.. Tidak masalah, kau terburu buru? "

"Aku? Ya kagak lahh.. Aku cuma mau turun kebawah aja? Kak Mabros kali yang buru buru " Ujar [Name] menatap polos Mabros yang menggaruk tengkuknya

"Oiya.. Tadi aku ada titipan tugas dari raja Gm buat kamu"

"Lahh.. Aku gini gini di kasih tugas? Aelah gk enak bat" Grutu [Name], mengingat ini masih pukul 3 pagi.. Masih saatnya orang malas malasan

Mabros hanya menggedikan pundaknya sembari tersenyum tipis, lalu menepuk nepuk pundak [Name] "Yaa.. Gimana lagi, aku juga ada tugas, kita semua disini akan di beri tugas" Ujar Mabros membuat [Name] menghela nafas

"Ck iya deh.. Tugas ku apa? "

"em.. Ya aku belum di kasih tau, Raja Gm memerintahka ku untuk memanggil mu di tempat pelatihan" Ujar Mabros menunjuk jalan menuju Tempat pelatihan itu

"Hadehh.. Iya deh, mumpung tadi aku juga mau kesana" Ujar [Name] dengan senyuman yang tak ikhlas, Mabroa hanya bisa terkekeh lalu menepuk kepala [Name]

"Ok aku duluan" Ujar Mabros dan di tanggapi anggukan dari [Name]

"Yaa.. Inilahh " Ujar [Name], lalu mulai berjalan santai menuju ke arah tempat pelatihan

Di jalan, ia melihat banyak prajutit yang masih siap berjaga, seperti tidak ada rasa ngantuknya sama sekali mereka.. Acuh, [Name] pun langsung berlari kecil menuju tempat pelatihan

Saat beberapa menit ia berjalan, ia dapat melihat Marvel yang di lagih oleh Raja Gm, dan tengah di kepung oleh banyaknya Lava

Menyadari kehadiran seseorang, Raja Gm pun tersenyum ramah lalu mengalihkan pandangannya pada [Name] "Ternyata kau sudah bangun ya? Baiklah kau datang tepat waktu [Name]" Ujar Raja Gm lalu melirik Marvel sekilas

"Ee.. Iya, jadi kenapa aku di panggil kesini pak Gm" Tanya [Name] dengan dahi mengkerut

Raja Gm pun terkekeh lalu menyuruh [Name] mendekat dan berdiri di samping Marvel

"woi terong" sapa [Name] menyenggol lengan Marvel

Marvel pun balik menyenggol [Name] lebih keras karna tak terima di katai terong "Terong terong enak aja ya lu kalo ngomong" Ujar Marvel bersedekap dada

"Ahaha.. Ngambekan njir"

Raja Gm pun hanya menggeleng geleng kan kepala nya melihat kedua insan di depannya malah bertengkar "Aduhh sudah cukup! Kalian disini untuk ku latih, bukan bertengkar" Lerai Raja Gm menggelengkan kepala nya.. Lelah

"Ohh di latih toh, kirain ya cuma Marvel" Ucap [Name] santai

"enak aja lu"

"Haduhh udah udah, [Name] kemarilah" Ujar Raja Gm, menyuruh [Name] mendekat.. Tanpa pikir panjang [Name] pun mengikuti arahan Raja Gm

[Name] hanya menatap kebingungan Raja Gm, dan Raja Gm maju dan berhadapan dengan Marvel membicarakan sesuatu

"Hah.. Kau gila! " Pekik Marvel tiba tiba, menatap tak percaya Raja Gm, [Name] pun ikut bingung.. Hal apa yang mereka bicarakan sampai Marvel seperti ini

Raja Gm pun terkekeh, menepuk nepuk pundak Marvel "Kau bilang mau menjadi murid ku kan? " Tanya kembali Raja Gm

"ee.. Apaan dah ini" Bingung [Name] yang melihat aneh interaksi mereka

"Baiklah.. Sebelum kau mencoba membunuhku Marvel, cobalah untuk menghindar dari serangan [Name]" Ujar Raja Gm santai lalu perlahan mundur menjauh dari arena latihan

[Name] yang mendengar ucapan Raja Gm pun tersentak, tak paham juga maksud nya "Hah? Membunuh.. Oi ini maksudnya paan si! "

"Yaa.. Aku ingin melatih kalian berdua, Marvel harus melawan [Name] dan tau teknik untuk membunuh ku, dan [Name] untuk menyerang Marvel juga harus mengasah teknik bertarung nya" Ujar Raja Gm, berujar dengan santai.. Namun membuat dua bocah ini terkejut

"bentar.. Maksudnya membunuh itu apaan si" Tanya [Name] masih tidak paham

Marvel hanya menghela nafas lalu berjalan mendekati [Name] "Huhh gini ya, Si pak tua ini ngasih tantangan buat gw, kalo semisal gw mau jadi murid dia gw harus buktiin kekuatan gw dengan cara bunuh dia" Ujar Marvel membuat [Name] semakin merasa aneh

"Lahh.. Kok, kalau mati kan. Gimana caranya ngelatih lu?" Tanya [Name] dengan otak yang masih di bebani oleh pertanyaan

"Ya itu, emang gila kayaknya"

Raja Gm hanya menatap datar Marvel dan [Name] yang berbincang, membuat raja Gm menepul dahinya "Sudah selesai acara ngobrolnya? sekarang peragakan apa yang tadi ku perintahkan! " Tegas Raja Gm membuat kedua insan yang ditatap hanya tersenyum lelah

"ck yaudah deh.. Buat lu [Name], siap siap lu" Ujar Marvel menatap sengit [Name]

"Dih.. Dikira situ bisa ngalahin gw, liat aja nanti" Jawab [Name] yang sama menatap sengit terong ungu di depannya

Marvel yang memegang pedang dengan cepat berlari menuju [Name] dan melompat, berusaha melukai [Name].. Namun dengan cepat [Name] mulai berteleportasi ke belakang Marvel

Marvel yang melihat hal itu pun tak terima, lantas menghentikan latihan "Stop stop.. Heh pak tua, katanya gak boleh pakai sihir" Ujar Marvel marah

"Lah.. Iyakah, gw kagak dikasih tau" Ujar [Name] polos menatap keduanya

Raja Gm awalnya hanya diam, lalu berjalan selangkah lebih maju "Ya.. Memang, [Name] belum ku beritahu, jadi sekarang.. Tidak boleh menggunakan sihir dalam latian ini" Ujar Raja Gm

"Hah.. Wtf, terus gw pake apa? " Heran [Name] menatap aneh Raja Gm

"Karna itu, asah teknik mu, bukan hanya teknik dalam sihir.. Melainkan gunakan otak dalam pertarungan " Ujar raja Gm lalu kembali mundur menjauh dari arena kembali

"Otak? Ahsnjsnsbshw ahh udahlah ngikutin aja" Kesal [Name] yang tidak paham maksud dari.. Kerja otak

Marvel mulai menunjukan tatapan aneh dengan senyuman miring "kan.. Liat aja lu "Ujarnya remeh

'aaa.. Suara Gaje, gimana ni?? ' Batin [Name] kembali dengan perasaan gugup

{Lu cuma tinggal ngehindar, terus jatuhin dia, kayak silat aja gitu} Jawab suara aneh itu, membuat [Name] berpikir

"Haha.. Ok Vel, kita liat aja" Ujar [Name] santai lalu mulai memasang kuda kuda

Hal ini di awasi oleh Raja Gm, tanpa di sadari ia mengembangkan senyum tipis melihat aksi kedua remaja itu 'Tidak salah aku memilih mereka' Batin Raja Gm

Marvel kembali berlari dan menyerang, namun [Name] mencoba menghindar.. Walau awalnya agak susah, namun [Name] perlahan dapat memahami pergerakan lawannya saat ini, sehingga memudahkannya menghindar

Dengan gerakan salto, [Name] mundur ke belakang Marvel.. Langsung [Name] memukul pundak Marvel dengan teknik bela diri yang ia ingat, membuat Marvel tersungkur

Dengan senyuman lebar, [Name] bersorak girang, melihat Marvel yang meringis kesakitan "Yohoo.. Haha, lu kalah Vel" riang [Name] membuat Marvel mendecih

"Ck.. Gw belum siap tadi"

"Halahh tai, ngomong aja kan kalo gw lebih kuat" Ujar [Name] dengan menaik turun kan alisnya

Raja Gm memberikan tepuk tangan, ia menatap bangga [Name] "Bagus juga seni bela diri mu, bagaimana dengan mu Marvel? Apa kau mulai paham tentang gerakan musuh? " Tanya Raja Gm yang memperhatikan Marvel yang masam

"Hmphh gimana mau paham, orang [Name] cuma menghindar" Kesal Marvel menatap Raja Gm dan [Name] bergantian

"Lah.. Gw juga dah nyerang cok" ujar [Name] membela dirinya

"Apaan lu nyerang di akhir akhir "

"Kan itu strategi! "

Melihat kedua bocah itu kembali bertengkar Raja Gm menghembuskan nafas lelah, menatap datar kedua insan di depannya itu 'Repot ngurusin mereka dari pada musuh' Batin Raja Gm lelah

"Cukup!.. Sudah, Marvel kau membuktikan kalau kau belum lebih cepat, jadi ku berikan kemudahan dalam latihan mu ini, kau bisa membunuhku dalam keadaan apa saja Mau saat malam hari, mau saat aku tidur, ku beri kau waktu dua minggu, kalau sampai tidak bisa maka kau tidak akan ku terima sebagai muridku" Jelas Raja Gm menatap Marvel dengan lekat lalu pergi meninggalkan tempat latihan

Marvel yang tadi terjatuh karna pukulan [Name] semakin menunduk, ia meratapi nasibnya yang menurutnya sendiri, tidak bisa di andalkan "Huhh.. Gw gak yakin bisa jalani tantangan ini"

"Hoi kawan, lu jangan pesimis lahh.. Gw yakin, lu pasti bisa ngalahin pak Gm" Ujar [Name] yang berjongkok seraya mengusap punggung Marvel dengan memberikan sedikit semangat

"Huhh gw harap gw bisa"

"kalo punya semangat mah pasti bisa, sekarang, apa rencana lu" Jawab [Name] dengan kekehan

"Gw bakalan coba bunuh orang tua itu malam ini! "

"Yakin? Secepat itu? "

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

"Woi..  Terong! Gimana rencana lu? "

Marvel sempat terkejut karna kedatangan seseorang yang tak terduga, namun perlahan ia menetralkan wajahnya yang tadi terkejut.. Menatap malas gadis yang menyapanya

"Huhh.. Gw gagal tadi malam" Ujar Marvel mengalihkan pandangannya, mengingat kemarin malam yang ia tusuk hanya sekumpulan busa ranjang dan kepala palsu

[Name] menahan tawanya melihat ekspresi lesu Marvel, ia hanya bisa geleng kepala "Ck lu nya.. Bunuh harus punya strategi" Ujar [Name] duduk di tanah

Marvel hanya diam, mencoba mencari strategi cepat "Lu bener juga, menurut lu skil apa yang harus gw asah buat bunuh pak tua itu?" Tanya Marvel ikut duduk di samping [Name]

"Hmm.. Kalau semisal lu kurang cepet, asah skil tangan lu aja biar lebih cepet" Saran [Name] menatap girang Marvel, terutama saat memberi saran

"Skil tangan? Apa hubungannya?"

"Ck tolol lu.. Gini ya, kalau gerakan tubuh lu masih kurang cepat, lu latih kecepatan tangan lu, jadi tinggal cari kesempatan dan waktu yang pas, waktu lu nyerang pak Gm" Saran [Name] dengan senyuman bangga mengingat idenya.

Marvel sejenak berfikir, lalu menatap [Name] dengan senyum mengembang "Lu bener juga, gw bisa pakai ide lu" Ujar Marvel menjulurkan tangganya untuk memberi jabat tangan pada) [Name ]

"Gw mau lu bantu gw latihan, sebagai gantinya, lu sering sering gw traktir dehh" Ujar Marvel memberi penawaran yang menurut [Name] Lumayan menarik

"Hmm.. Boleh juga, gw terima penawaran lu" Balas [Name ] Dnegan menjabat tangan Marvel membuat keduanya tertawa

Setelah acara tawar menawar tersebut, Marvel dan [Name] Segera mencari ide untuk mengasah teknil Marvel

"enmm Vel, gimana kalau lu coba latihan buat stabilin gerakan lu pake pedang lu dulu, terus kalau udah berasa santai megang pedang, kita coba pake sihir gw" Ujar [Name] Yang masih memperhatikan sekeliling

Marvel hanya mengangguk setuju, menurut pendapatnya.. Saran [Name] Terdengar cukup bagus

Marvel pun mulai berlatih menyeimbangkan gerak tubuhnya saat memegang pedang itu, sementara [Name] Yang mencoba mengatur rencana untuk Marvel dan juga melatih sihirnya.. Sekalian menemani Marvel latihan

Hal itu terus mereka lakukan sampai seminggu, hal yang mereka lakukan tidak sia sia, Marvel yang sudah mahir untuk menstabilkan tubuhnya saat menggunakan pedang pun mulai terbiasa

Dan [Name] Yang dapat mengendalikan benda benda di sekitarnya menggunakan telekinesis nya

"Oke Marvel.. Di Pagi hari Ini, kita akannn mulai latihan baru, kekuatan lu vs sihir gw" Ujar [Name] Yang menaiki bebatuan besar sementara Marvel hanya menatap malas

"Udah gak usah banyak bacot, ayo kita mulai latihannya " Ujar Marvel yang mengalihkan pandangan nya dan berjalan ke tengah tengah arena pelatihan

"Ck iya iya" Jawab [Name] Singkat lalu ter teleport ke depan Marvel

"Jadi.. Latihannya kayak gimana? " Tanya Marvel yang tidak melihat alat apapun yang akan [Name] Gunakan

[Name] Tersenyum licik lalu mengangkat beberapa Potongan kayu menggunakan Telekinesis nya yang sudah ia siapkan sejak awal "Gampang, coba aja lu tebas ini kayu dikit dikit"

Marvel meneguk ludahnya, ia melihat adanya potongan kayu yang lumayan besar menurut Marvel "Menurut lu.. Lu gila ya, maksud lu gimana pakai kayu kayu gede itu"

"ya.. Lu coba tebas kayu kayu ini aja biar gak sampek ngelukai elu" Ujar [Name] Santai lalu mempersiapkan beberapa kayu lagi.

Marvel hanya mengagguk lalu menggunakan kuda kudanya untuk menyiapkan tekniknya

[Name] mulai melemparkan satu potongan kayu itu dengan cepat.. Marvel berusaha menebas kayu itu, namun tangannya kurang cepat membuat kayu itu hampir mengenai dirinya, namun [Name] segera menggunakan telekinesis nya kembali untuk menarik kayu itu

"Nah ini Vel.. Lu harus coba lebih cepat" Ujar [Name] dengan menatap Marvel yang wajahnya panik

"iya iya.. Ini bakalan gw coba lagi"

Hampir seharian mereka berlatih, sampai Matahari terik itu perlahan tergantikan oleh cahaya bulan

Namun seharian berlatih membuahkan hasil bagi Marvel, setiap [Name] Melemparkan potongan potongan kayu, dengan mudah Marvel menghancurkan itu dengan pedang besinya

"Akhirnyaa... " pekik Marvel sembari merengangkan tubunya yang terasa pegal pegal

"Nice Vel, gw juga pegel nih, tenaga gw dah mulai ilang capekk.. " Ujar [Name] menyetujui perkataan Marvel

"Yaudah.. Yok, gw traktir lu martabak olvia " Ujar Marvel berdiri dari duduk nya lalu menatap [Name]

"Martabak?"

"Iyaa.. Martabak disini enak tau, berasa banget. Ayoo" Ujar Marvel lalu menarik pergelangan tangan [Name]

"Ah iya iya, sabar napa.. Gk usah lari larian" Ujar [Name] yang kewalahan mengikuti langkah Marvel

Mereka akhirnya berjalan berdampingan, mereka berdua akhirnya sampai di tempat makan itu.. Tidak lupa mencari tempat duduk yang nyaman

Marvel segera memesan makanan bernama martabak itu, dan duduk kembali di samping [Name] "Nanti ku coba deh rasanya, enak banget tau" Ujar Marvel yang menurut [Name] aneh

"lu.. Gak usah segitunya napa bro, gw juga pernah makan martabak tau! "

"Martabak dimana? "

'Hayoloh mampus gw keceplosan' Batin [Name] yang tidak sengaja mengucapkannya, gk salah juga ya.. [Name] juga pernah beli martabak di dunia nya dulu

"Bikin sendiri bahh" Ujar [Name] mencoba santai, dan Marvel yang hanya ber oh ria

Makanan pun akhirnya datang, dapat dilihat kotak dengan beberaoa isi martabak manis itu mengeluarkan aroma harum yang menyengat

"Harum bat anjir" Ujar [Name] yang klepek klepek dengan aroma khas martabak Olvia

"nahh.. Cobain dah"

Mendengarnya [Name] pun mengagguk dan mencoba mengambil perlahan salah satu Martabak itu "Ah.. Panas!! " Gumam [Name] yang tangannya merasa terbakan saat memegang martabak itu.

Marvel hanya menatap [Name] sekilas, lalu melanjutkan sesi makan nya itu.

"hmmmm.. Enwaq cwok" Ujar [Name] setelah merasakan sensasi manis martabak itu

"Kan udah gw bilang! " Ujar Marvel menatap wajah [Name ] yang hikmat memakan martabak itu, [Name] hanya mengagguk cepat lalu memakan kembali martabaknya

Mereka memakan makanan itu dengan canda tawa melengkapi suasana ramai di tempat makan itu

Sampai tak sadar martabak itu perlahan sudah mulai habis, dan merasakan perut mereka yang sudah mulai kenyang

"Uhh kenyang gw Vel, eh udah jam berapa ini.. Hampir tengah malam cuy" Ujar [Name] saat merasakan keadaan sunyi di sekitarnya

Marvel pun ikut memperhatikan sekeliling nya, dan melihat tempat makan itu yang sudah kosong, dan hawa di luar sudah mulai dingin "Eh iya ya.. Gak sadar, Yaudah yok kita balik ke kamar masing masing" Ujar Marvel mengingat jarak yang bisa di bilang lumayan jauh antara tempat nongki mereka sekarang dan kamar kamar mereka

[Name] mengagguk setuju dan mulai berdiri dari duduknya "Kuy lah gas kita balik"

Akhirnga mereka berjalan bersama menuju kedalam istana, dan melewati lorong lorong sebelum menuju tangga, hal itu juga dihabiskan dengan canda tawa mereka dan beberapa perbincangan singkat mereka

" Vel.. Lu harus siapin diri buat besok kalahin pak Gm, ayo harus membanggakan guaaa" Ujar [Name] dengan semangat 45

"Iya iya.. "

Perbincangan mereka berakhir saat tampak pintu kamar Marvel

"ok tata Vel, semangat buat besok! " Ujar [Name] kembali memberi semangat lebih kepada Marvel.. Marvel pun mengagguk tegas dengan senyuman

Setelah nya, Marvel menutup pintu kamarnya, sementara kamar [Name] harus melewati satu tangga lagi untuk menuju ke kamar

Karna malas.. Ya, [Name] men- teleportasi kan dirinya langsung menuju dalam kamarnya

CTIK

Melihat kasur empuk di depannya, [Name] melompat di atas kasurnya setelah melepaskan alas kaki yang ia bawa

"Huhh.. Hari hari melelahkan"

{Gimana? Serasa jadi guru? } ujar suara itu, mengganggu ketenangan [Name] saat akan berlayar ke alam mimpi

"ck.. Gak salah si, berasa jadi guru beneran" Ujar [Name] sesekali menguap karna mengantuk

{Yaudah tidur aja lagi}

Mendengarnya, [Name] kembali menutup matanya karna merasa sudah berat, perlahan lahan ia kehilangan kesadaran nya dan mulai lelap dalam tidurnya

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

"Eunghh.." terdengar lenguhan kecil dari gadis ini, tampak tidurnya terganggu akan suatu hal

Keringat dingin menghiasi wajahnya, ia tampak bermimpi aneh.. wajahnya tampak panik

CLINKKK

"Uhuk! Uhuk!.. "

Suara bebatukan terdengar begitu kencang, kamar tempatnya beristirahat tampak sedikit cipratan darah, dimana itu berasal dari batuknya

Kriet

Tampak panik, seseorang yang baru saja memasuki kamar itu langsung berlari menuju anak kecil yang tengah terbatuk batuk itu, menjatuhkan beberapa ramuan yang ia bawa

Dengan cepat ia mendekap tubuh kecil yang sudah mulai pucat

"Hei.. Ke kenapa? " Tanya lelaki itu panik, melihat gadis kecil itu yang sudah tak bertenaga

Gadis itu patah patah memperhatikan wajah panik di atasnya, dengan senyuman yang terukir telapak gadis itu memegang tangan hangat sosok yang khawatir

"A aku.. Gaapa, a papa jangan nagis" ujar Gadis itu, kembali terbatuk batuk

Lelaki yang disebut papa itu meneteskan air matanya, ia mengusap pipi yang sekarang memucat dan mulai dingin

Isakan lelaki itu terdengar keras karna tak kuasa menahan kesedihannya melihat sang putri nya ini

"Uhh.. Uhuk! Paa, ngantuk" Ujar anak itu dengan suara yang serak dan lemas

"Gak gak.. Kamu pasti kuat! Gak akan terjadi apa apa!! " Isak lelaki itu semakin kencang saat mendengar kata kata putrinya

Karna mendengar suara Lelaki itu yang terisak, masuklah ketiga anak lelaki seumuran gadis kecil yang terbaring lemas di ranjang itu

Dan tak lama, seseorang dengan netra biru nya kembali memasuki kamar dengan tatapan sendu melihat betapa kesakitannga anak gadis itu

Semuanya tampak panik, melihat batuk anak itu yang semakin menjadi jadi, dan tubuhnya semakin dingin dan melemah

"Paa.. Adek kenapa? " Panik salah satu kakak lelaki, netra hijau mudanya meneteskan cairan bening

Lelaki itu hanya diam seraya memeluk putri kecilnya, ia berkali kali mencium kening gadis kecil itu dan kembali mendekapnya

"Paa.. Adek pucet paa.. Adek kenapa!!" pekik kakak lelaki lainnya yang meneteskan lebih Banyak air mata dari manik biru nya

"Paa!! Adek pa adek" Ujar lagi salah satunya, memegang erat tangan mungil yang dingin itu, netra emerald nya melihat senyuman kecut gadis kecil yang telapak kanan nya yang ia pegang

Yang di panggil papa juga sama bingungnya, ia hanya bisa menangis.. Ia tidak bisa melakukan apapun, melihat wajah kecil itu yang masih menunjukan ukiran senyum

"A.. Aku gapapa kakak, cuma cakit cedikit, a adek mau tidul.. Bial gak cakit" Ujar gadis itu mengagguk kecil mengusap air mata ayah nya dengan tangan kiri nya yang lemas

"Jangan.. Hiks, ka kamu masih bangun kan, jangan tidur!!" Pekik sang ayah menguatkan dekapannya dengan isakan yang menjadi jadi

Ketiga anak laki laki itu menaiki ranjang dan memeluk adik kecilnya di setiap sisi, mereka menangis tersedu sedu melihat hal ini

"ja.. Ngan, na nangis dong.. Huhh, A aku cuma mau tidul kok, ja ngan kangen yaaa" Ujarnya dengan tarikan nafas panjang

Setelah mengucapkan kalimat itu, tubuh gadis itu benar benar tidak bisa dirasakan tenaganya, detak jantungnya sudah tidak bisa di dengar dan urat nadi nya juga tidak berdenyut

Hembusan nafas itu adalah yang terakhir, tubuh nya semakin mendingin, wajah tenang itu tersapu oleh angin di malam hari melewati tirai jendela

Tangis itu pecah, saat sadar mereka kehilangan keluarga yang paling mereka sayangi, dimana kehilangan salah satu warna dalam kehidupan

Air mata berlinang, membasahi wajah mereka, ukiran senyum anak itu memudar dan wajah yang pucat itu untuk terakhir kalinya mereka lihat

Mereka memanggil manggil nama gadis itu dengan penuh harapan dalam isakan mereka, berharap suara kecil itu kembali terdengar

'Gw akan sebisa mungkin hidupin lu lagi ' Batin seseorang yang menggenggam erat telapak tangannya

....

NGINGGGGGGG.....

.
.
.

"HUHHHH HUH.. HUH HUHH..... UHUK!! " Nafasnya tercekat saat terbangun dari tidurnya

"Huhh.. Huhh.. Mi mimpi apaan huhh.. Dah begituan! " Gumamnya dengan nafas yang tersengal sengal, mengingat mimpi anehnya tadi

Matanya ikut meneteskan cairan bening, ia dapat merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat karna terbangun dari mimpi buruk nya

Mengingatnya kembali membuat hatinya menjadi pilu, ia tak dapat melihat satu persatu wajah dalam mimpi nya barusan..

Yang ia ingat, isakan tangis yang menjadi jadi saat gadis kecil dengan umur 5 tahun itu telah tiada

Berusaha menetralkan nafasnya, [Name] menggumamkan kata tidak jelas, dengan komat kamit karna air matanya menetes dengan sendiri nya

"Ke kenapa dahh.. Mimpi aneh paan begituan si" Gumamnya dengan memegang dadanya, ia merasakan jantungnya berdetak kencang

{Mimpi buruk? }

"Gak tau, entah mimpi buruk aoa mimpi sedih.. Intinya gw jadi ikut nangis" Ujar [Name] menjawab suara aneh itu dengan menarik nafas panjang

{Bukan sembarang mimpi.. Tapi itu memori} Ujar Suara aneh itu kembali, yang berhasil membuat [Name] semakin kebingungan

"Hah! Memori? Gimana?"

{Bacot.. Entar tau sendiri, udah.. Sana keluar kamar, udah jam 8 btw}

[Name] kembali dikejutkan oleh perkataan suara aneh itu, biasanya ia akan tidur hanya selama tiga jam saja, selebihnya [Name] hanya berkegiatan tidak jelas

"Jadi.. Gimana latihan Marvel sekarang? " Tanya [Name] yang agak lupa

{Lu bukannya udah pernah liat eps ini? } Tanya suara Aneh itu.. Membuat [Name] semakin berpikir keras

"Ohh.. Iya iya anj, gw sempet lupa, Marvel bisa bunuh Pak Gm, terus ngulang waktu dah pak Gm, kalo udah gini gw kudu ngapain? " Tanya [Name] setelah mengingat eps eps yang masih terlintas di pikiran [Name]

{Ya.. Gak tau, lu main kek, nongki kek ngapain.. Serah}

"Ok.. Kalau gitu gw bakalan nongki bareng Samsul PepPey " Ujar [Name] merencanakan kegiatannya

Sebelum acara nongki bersama Samsul dan Peppey, [Name] merapikan penampilannya yang acak acakan saat baru bangun tidur, dan mulai berteleportasi menuju tempat makan semalam

Baru saja memasuki tempat makan itu, suara seseorang yang berdebat terdengar benar benar nyaring

"Apaan sih lu pey"

Suara suara itu terdengar familiar, tanpa banyak ba bi bu [Name] langsung berjalan mendekati asal suara

"Oalah.. Kalian toh, rame amat kalian bahas apa?? " Ujar [Name ] berdiri di tepi meja menatap kedua manusia si depannya

"Eh.. [Name]" Ujar mereka bersamaan karna awalnya terkejut dan tidak menyadari kedatangan [Name]

"Iya.. Kalian ngapain dah teriak teriak? " Tanya [Name] menyerngit, menatap mereka satu persatu

"ini nihh si Samsul, dari tadi gak terima kalau gw lebih kuat" Ujar Peppey dengan nada sindiran menatap Samsul

"Enggak! Gw yang lebih kuat"

"Shtt shtt.. Betengkar teross kalian, coba aja gitu, akrab bentaran biar di lihat lihat itu ayem gitu" Ujar [Name] yang ikut lelah melihat pertengkaran mereka

"Ahh.. Udahlah, gw mo ke kamar mandi dulu, kebelet" Ujar Peppey dengan izin, lalu berjalan santai keluar ruangan

[Name] hanya menggelengkan kepala nya lalu duduk di samping Samsul "Huhh.. Ada ada aja kalian, eiya tumben nih pagi pagi dah pada bangun? Kesambet apaan dah"

"Kalo bangun telat katanya kebo, kalo bangun cepet aja tumben.. Mau nya apa si? " Ujar Samsul menatap datar [Name]

"Ee.. Gak, kan heran aja"

"GW KEMBALI! " Pekik Peppey dari luar yang berlari mendekat ke Samsul dan [Name]

"ada ada aja lu"

Tampak Samsul hanya menatap malas, namun pandangannya sekarang teralihkan pada satu kukis di meja "Itu sisa satu buat gw ya? " Ujar Samsul yang siap mengambil sisa kukis itu

"Enak aja, itu buat gw lah, lu kan udah makan tiga! " Tidak terima Peppey juga menggunakan nada tinggi

"lah.. Lu kan juga udah makan tiga bodoh! " pekik samsul, mengingat mereka berdua juga sudah memakan tiga

"Halahhh lu juga udah gemukan sul, mending itu buat gw aja"

Mendengar ucapan PepPey seketika wajah Samsul memerah karna marah,  matanya ber api api "lu bilang apa? Ngajak ribut lu? " samsul berdiri dengan tongkat sihirnya

"ayo sini" balas PepPey

Melihat kedua belah pihak sudah siap dengan tongkat sihir mereka masing masing membuat [Name] kebingungan

"Woy.. Udah lah kalian berdua, mending itu kukis buat gw"

"Gak! " Jawab mereka serempak, membuat [Name] Sweetdrop

Belum sempat mengeluarkan sihir mereka masing masing, terdengar suara ledakan yang begitu keras

DUAR!! 

suara itu mengejutkan setiap orang yang mendengarnya, bahkan [Name] hampir jantungan, padahal sudah tau ada apa yang akan terjadi

"Suara apaan itu? " Tanya mereka bertiga serempak, membuat mereka saling memandang satu sama lain

"Ahh.. Udah ayo kita lihat" Ujar [Name] berlari terlebih dahulu, dan diikuti Samsul juga Peppey di belakangnya

Saat akan mendatangi arah suara, mereka bertemu dengan Raja Gm dan Marvel yang berlari tergesa gesa

"Vel lu denger itu nggak? " Tanya Samsul menatap Marvel kebingungan

"Iya gw denger, arahnya dari kamar Raja Gm" Ujar Marvel lalu kembali berlari

"Ayo jan buang waktu, kita ikuti Si terong ungu" Pekik [Name] lalu ikut berlari menyusul Marvel yang berada di depan.. Dan yang lainnya tertinggal di belakang

Setelah sampai, [Name] melihat Marvel yang memanjat pohon dan melompat menuju kamar Raja Gm yang sudah berlubang

"Ini kenapa kak Jorge" Tanya [Name] yang baru sampai, melihat sisa sisa air dari sihir Firman

"Tadi terjadi ledakan disini, dan timbul kebakaran.. Tapi sekarang sudah di padamkan" Ujar Jorge selaku panglima yang membantu Evakuasi

"Apa ada yang masuk kamar nya pak Gm? " Tanya [Name] berlagak tidak tahu, dan untungnya ekting gadis itu selalu berhasil

"setahu ku tidak, seharian ini aku dan mabros lah yang berjaga.. Gak ada yang masuk ke kamar yang mulia raja sedari tadi" Ujar Panglima Firman, lalu kembali menatap lubang dari dinding kamar

"Bisa aja orang dalam istana kalau gitu" Celetuk [Name]

"Hmhh mungkin"

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

Ketiga panglima berkumpul menghadap sosok Raja Gm, Raja Gm tadi memberi pengumuman untuk para panglima kepercayaan menemui dirinya

Bahkan gadis baru yang bergabung dalam anggota kerajaan saja ikut bergabung disini

"Kenapa aku juga kena dah" Bisik [Name] kepada Firman yang berada di sebelahnya, Namun hanya di balas gedikan pundak

"Kalian tau bukan kejadian hari ini?" tanya Raja Gm yang penuh penekanan

"Iya Baginda raja" Jawab serempak ketiga panglima itu, [Name] hanua diam seraya menunduk karna tak tau apapun

"Huhh.. Ku perintahkan kalian untuk menjaga gerbang istana.. Pastikan tidak ada warga yang masuk maupun keluar istana! " Titah Raja Gm tegas memperhatikan satu persatu mereka berempat

"Tapi jangan harap, aku mempercayakan semuanya kepada kalian" Lanjut Raja Gm

Perkataan yang baru saja di lontarkan Raja Gm membuat semua panglima yang hadir menatap heran raja mereka

"Mohon maaf yang mulia, tapi.. Bukankah kami sudah mengabdi puluhan tahun bersama menjaga kerajaan Olvia ini Yang mulia " Ujar Firman yang tak percaya ucapan rajanya

"Jujur.. Walaupun aku anak baru, gak akan setega itu aku, dan.. Sumpah, bukan aku! " Ujar [Name] dengan penekanan, kali ini dia sedang tidak bercanda

Raja menunduk lesu setelah mendengar komplain mereka mengenai keputusan Raja Gm

"Bukannya aku tidak percaya dengan kalian, tapi.. Aku tidak mau hal yang sama terulang kembali" Ujar Raja Gm kembali dengan tatapan sayu

"Baiklah yang mulia, perintah anda akan segera kami laksanakan " Ujar Jorge menunduk dan meninggalkan tempat itu

Disusul oleh kedua panglima lain, yang mengikuti jorge

"[Name] " Ucap Raja Gm yang membuat [Name] menghentikan langkahnya saat ingin menyusul panglima lain

"Iya? "

"Maafkan aku jika kesan kata ku tadi membuat mu merasa si ragukan, aku hanya sedang lelah dengan keadaan kerajaan sekarang" Ujar Raja Gm sendu menatap [Name]

"Ohh.. Tidak masalah, aku faham kok pak, aku akan jalankan perintah mu" Ujar [Name] lalu ikut menunduk dan berjalan menyusul yang lain

...
.....

== |
== |
== |
== |

.....
...

[Name] dan Mabros tengah mengelilingi beberapa sudut kota Olvia, saat berjaga.. Semua tim di bagi menjadi dua bagian

Firman dan jorge

[Name] dan mabros

Mereka berpencar untuk berjaga, berpatroli si setiap jalan Olvia

"[Name] menurut mu, orang itu masih di dalam istana atau sudah pergi?" Tanya Mabros yang masih memperhatikan sekeliling dengan cermat

"Kali aja udah"

"Hah?? Memang pergi kemana? " Heran panglima Mabros

"Iya, pergi ke hatimu, eakk azek" Canda [Name] yanv mencoba mengubah suasana malam yang mencekam menjadi lebih hangat

"Huhh.. Ini bukan waktunya bercanda! "

"Ck iya iya.. Gitu aja kok ngamuk" Ujar [Name] yang kembali mengawasi sekitar mereka dengan seksama, walau gk niat

"[Name] gimana kalau kita berbagi tugas, Kau menjaga daerah sebelah selatan, biar aku menuju arah utara" Saran Mabros saat paham kalau jika begini saja mereka tidak akan menemukan si pelaku

[Name] pun hanya mengagguk setuju mendengar saran Mabros, lantas [Name] dan Mabros berlaribke tempat dimana mereka berpencar tadi

'Duhh.. Sia sia kalian' Batin [Name] menatap malas sekitarnya

Tak tunggu lama, [Name] dapat melihat dua orang di depan gerbang, dan salah satunya berubah menjadi kuda

"eh.. Itu bocah sialan gk si, udah selesai emang" Gumam [Name] yang memperhatikan mereka secara diam diam

Sampai PepPey yang menunggangi kuda itu, dan pergi dengan laju meninggalkan kawasan kota Olvia

"Jadi gini ya.. Ck ck" gumam [Name] kembali dengan senyuman remeh

«‘’‘’‘’‘’‘’»
.
.
.
.

Wee EYYOOO

Hehe.. Gimana cerita barusan, yaa agak panjang, jadi bacanya harus sabar, karna kalo orang sabar itu pantatnya lebar

Ok

Sekian cerita hari ini, kalau kalian enjoy, kalau kalian suka jangan luoa kalian Vote dan komen prend

Maaf kalau banyak salah kata dalam penulisan, maklum Kyboardnya kgk bisa di ajak kompromi

4999 Words

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top