Bab 7

Ridho sangat senang ketika semuanya memutuskan untuk pergi ke tempat mantan ketua OSIS itu. Kenapa? Tentu saja karena dia tidak akan melihat hantu menyeramkan tanpa bola mata itu lagi.

Sepanjang perjalanan juga tidak ada yang aneh. Ridho beranggapan kalau dia hanya bisa melihat hantu itu saja. Namun, ekspektasi barusan tiba-tiba lenyap ketika dia tiba di rumah yang dituju.

Tepat ketika dia melihat ke arah anak tangga teras, Ridho melihat sesosok perempuan gamis putih polos dengan rambut panjang yang menutupi matanya. Bibirnya ada bekas memar dan tubuhnya terlihat kurus.

Dah lah...

Ridho benar-benar kecewa dengan yang dia lihat barusan. Dia kembali menutupi matanya dengan tangan. Sepertinya ini adalah hari terburuk yang pernah Ridho jalani. Dia lebih baik dikencingi hewan ketimbang melihat makhluk gaib mengerikan seperti ini.

"Kenapa, Rid? Nggak sengaja liat mbak-mbak yang di dekat tangga itu?" goda Reyna saat melihat Ridho kembali ketakutan.

"Diem lo! Gue gini kan gara-gara lo."

"Udah-udah ah. Kalian tuh nggak bisa akur ya?" Nurul menengahi. Ribut-ribut di depan rumah orang bukanlah hal yang sopan.

Reyna menghentikan godaannya dan menekan tombol bel di dekat pagar besi yang mengelilingi rumah tersebut.

Tak lama berselang, ada bapak-bapak yang berseragam satpam menghampiri mereka.

"Iya, ada apa ya?" tanyanya setelah membuka sedikit pagar.

"Andrenya ada, Pak?" tanya Reyna lembut.

"Waduh, Mas Andrenya lagi kuliah. Kalau boleh tau, ada perlu apa ya?"

Reyna tersenyum dan maju selangkah. "Perkenalkan, kami adalah anggota OSIS SMA Negeri 1. Andre kan alumni sana. Jadi, kami dari OSIS ingin bersilaturahmi dengannya."

Buset, bisa-bisanya tuh anak ngaku jadi OSIS. Mana ngelibatin semuanya lagi. Hadeh.... Ridho hanya bisa bersuara dalam hati.

"Oalah begitu, toh. Jadi, adik-adik sekalian maunya gimana? Nunggu Mas Andrenya pulang atau datang besok pagi?"

"Andre biasanya pulang jam berapa, Pak?" Sekarang giliran Roy yang bertanya. Dia maju selangkah menyamai Reyna.

Pak Satpam tak berpikir. "Hm, biasanya pulang sekitar magrib. Tapi akhir-akhir ini pulangnya selalu jam 7 atau 8 malam."

Reyna melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 17.30. Kemudian dia memutuskan....

"Ya sudah, kami tunggu aja gimana Pak? Soalnya besok ada kegiatan OSIS. Jadi, nggak bisa nunggu sampai besok."

Udah bener-bener gila nih orang. Tuh Andre gue yakin pasti cape abis kegiatan Kuliah, eh pulangnya malah ngurus ginian pula. Siap-siap kena usir nih ntar ckckck....

"Iya, bisa. Silahkan masuk, saya panggilkan nyonya terlebih dahulu." Satpam itu mempersilahkan masuk ke dalam dan menuntun mereka ke ruang tamu.

Ridho berjalan cepat demi menghindari hantu yang mirip kunti itu. Merasakan hawa keberadaannya saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri tegang.

Begitu sampai, dia langsung pergi menghampiri salah satu pembantu di sana dan berbisik-bisik. Si pembantu pun mengiyakan dan segera pergi ke lantai atas.

"Ayo, adik-adik sekalin duduk dahulu."

Reyna dan kawan-kawannya pun duduk di sofa yang sangat lembut, bisa dipastikan jika benda ini terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi.

Tak lama setelah itu, seorang wanita berumur turun tangga diikuti dengan beberapa pelayan. Gelagatnya persis seperti ratu kerajaan.

Dia duduk dengan gaya elegannya. Tak lupa, dia menumpu satu kaki dengan kaki lainnya.

"Ehm, maaf ya sudah membuat kalian menunggu."

"Iya, Ib—Nyonya. Tidak begitu lama bagi kami." Reyna merespon.

"Kalian ke sini untuk menemui Andre ya? Mohon pemaklumannya, Andre sangat sibuk di kampus saat ini. Sebentar lagi ia akan menjalani KKN."

"Oh, begitu. Mas Andre ini benar-benar anak yang aktif ya Nyonya. Ah, perkenalkan kami anggota OSIS di SMA Negeri 1. Tempat Andre menjabat sebagai ketua OSIS dahulu. Kami bermaksud untuk bersilaturahmi serta meminta saran darinya untuk ke depannya."

"Hem, iya begitulah. Andre biasanya pulang agak malaman. Kalian tidak keberatan kan untuk menunggu?"

"Mama aku pulang!"

Semua orang menoleh dan terlihat Andre yang sedikit kaget dengan kehadiran Reyna dan teman-temannya.

"Ma, mereka berenam siapa?" tanya Andre.

"Mereka anggota OSIS di SMA Negeri 1. Katanya pengen silaturahmi sama kamu. Kamu nggak keberatan kan, Andre?"

Ada sedikit keanehan dari nada bicara Ibu Andre barusan. Begitu juga dengan Andre yang mengiyakan. Tampak canggung dan tidak bersemangat.

"Ajak mereka ke ruang tamu milikmu saja ya? Kamu tau kan sebentar lagi tamu Papa akan datang."

"Eh, iya Ma. Adik-adik sekalian, mari ikuti aku ke lantai atas."

Reyna dan yang lain saling menatap. Situasinya mendadak jadi canggung begini. Karena seorang tamu, jadi mereka cuma bisa menuruti apa yang tuan rumah inginkan.

Mereka meninggalkan si Nyonya yang tetap duduk di sofa itu sambil menyeduh kopi hitamnya. Andre pun selama perjalanan menuju ruang tamu miliknya hanya diam tak bersuara sedikit pun.

Aneh!

Setelah tiba di sana, Andre langsung menyuruh semuanya masuk dan mengunci pintu rapat-rapat.

"Kenapa?" tanya Reyna yang menatap punggung Andre.

"Kalian tidak merasakannya?" respon Andre tiba-tiba dengan nada yang ketakutan.

"Apanya?" Ridho tak mengerti maksudnya barusan.

Dia berbalik dan wajahnya seketika menjadi pucat basi. Matanya melotot dan pupilnya membesar. "Suasana tadi benar-benar...."

"Gue sudah menyadarinya. Nyonya barusan itu hantu, bukan?" respon Reyna yang terlihat santai.

"Kalian sudah tau? Tapi kenapa masih nekad untuk ke sini? Bukankah rumor keluargaku di sekolah sudah menjadi legenda?"

Hah? Gue dah tiga tahun sekolah di sana, tapi nggak ada tuh rumor keluarga. Rumor berhubungan badan mah yang banyak. Ridho berkata dalam hati.

"Karena kami ingin mencari informasi darimu. Bukan tentang rumor ini, tetapi tentang para alumni. Kami dengar, semasa dirimu menjabat, lo pernah bikin minat dan bakat. Nah, data itulah yang kami perlukan." Reyna menjelaskan tujuan mereka. Ya, hanya mereka, bukan Reyna. Saat ini dia tengah menyusun rencana lain. Tentu hal yang berhubungan dengan pulus (uang).

"Hm, begitu. Kalian rela ke tempat angker seperti ini hanya demi data minat dan bakat? Aku tidak habis pikir."

"Bahasamu terlalu formal. Gue nggak suka."

Lah! Formal salah, diejek salah. Maunya apa sih nih anak indigo? Ridho hanya berani mengatakan ini di dalam hati. Untung saja Indigo itu tidak seperti cenayang yang bisa membaca isi pikiran seseorang.

"Oh ya udah, gue bakal kasih data tersebut tapi bantu gue."

"Bisa saja tapi—"

"Tentu akan ada hadiah lainnya yang tak akan mungkin kalian tolak."

Jackpot!

Tanpa Reyna bersusah payah, Andre sudah memberikan penawaran itu untuknya. Jika begini, tentu saja Reyna akan sangat senang bekerja sama dengannya. Tak sia-sia dia menolong hantu itu. Reyna tersenyum tipis dan licik.

***
REKOMENDASI CERITA.

Hari ini ada CHANCE punyanya Kak momo_morinaa dengan
Genre : Romance — Fantasy

Blurb:

Dimas Aryo tidak pernah mengira takdir akan membawanya melintasi waktu melebihi kesempatan hidup rata-rata manusia normal. Sialnya lagi, takdir itu membuatnya merasakan jatuh hati untuk kemudian benar-benar kecewa. Lalu saat takdir kembali mempertemukannya dengan gadis bernama Keysha, bisakah ia tak kembali jatuh cinta pada paras yang sama?

"Jika ada kesempatan untuk mengubah takdir, apa yang akan kamu lakukan?"

***

Yang kedua ada Scintilla punyanya kak LoVelly09 dengan
Genre : Romance — Fantasy

Blurb :

Keinginan Juan (Dark Fey) untuk melepaskan sang ibu dari kurungan Margot (Penyihir), membawanya melakukan perjalanan bersama Alana (putri Aphrodite).

Mereka tidak hanya melewati perjalanan yang menantang maut, karena segala rintangan yang dikirimkan oleh Margot. Juan juga harus menahan gejolak rasa yang timbul perlahan untuk Alana.

Apakah mereka mampu mencapai tujuan masing-masing? Lalu bisakah seorang Dark Fey menjalin hubungan asmara bersama putri dari Dewi penguasa Olympia?

***

Yang terakhir ada Where Are You? Milik kak Siskapuspus dengan
Genre: Teenfic — Misteri

Blurb:

Hilang selama dua minggu membuat satu sekolah gempar mencari keberadaan Alya. Apalagi nama Maira harus menjadi tersangka atas hilangnya sang sahabat, karena sehari sebelumnya mereka bertengkar hebat. Tidak terima dijadikan tersangka, Maira mencoba mencari tahu kemana perginya Alya, dibantu dengan Andi, anak kepala sekolah. Namun, pak Hendra menghalangi niat Maira dengan alasan harus fokus belajar. Hal itu tentu saja semakin mengganggu pikiran Maira dengan berbagai pertanyaan yang muncul, dimanakah Alya?

***

Hallo, Horrores, gimana nih kabarnya? Udah pernah kena senggol hantu? Haha, bercanda ya. Oh iya, kalian suka mix genre apa? Horror + Romance, Horror + Comedy, atau Horror + Teenfic?

Jawab ya. I love you, All❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top